Sunteți pe pagina 1din 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

W G3P3A0
DENGAN POST PARTUM DI RUANG PONED
UPTD PUSKESMAS CIBOGO
UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS
KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun oleh:
Kelompok VI (3A)
1. Hegar Widy Astuti
2. Helmi Rachman N
3. Iding efendiansyah
4. Ike Haryanti
5. Indra Munajat
6. Irnawati
7. Lela karlina
8. Kartika
9. Niesa purnamasari
10. Widy Nur Fachiah

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. W G3P3A0 Dengan Post
Partum Di Ruang Poned Uptd Puskesmas Cibogo kabupaten Subang, Disusun
untuk memenuhi tugas kelompok memenuhi tugas kelompok oleh dosen
pembimbing mata kuliah KMB IV,dan merupakan salah satu tugas kelomok yang
harus dipengaruhi oleh mahasiswa.
Dalam pembuatab makalah ini penulis anyak mendapatkan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu penulis mengucakan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu penuis mengharapkan keritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terimakasi.

Subang, Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Tujuan Penulisan..........................................................................

1
1

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Definisi..........................................................................................
Etiologi..........................................................................................
Tanda dan Gejala .........................................................................
Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................

2
2
5
8

BAB III TINJAUAN TEORI


ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................

18

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran............................................................................................

26
26

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

27

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Permasalahan utama saat ini masih di hadapi berkaitan dengan
kesehatan ibu di Indonesia, adalah masih tinggi nya angka kematian ibu yang
berhubungan dengan persalinan. Menghadapi masalah ini maka Indonesia
merencanakan program yang mempunyai prioritas pada peningkatan
pelayanan kesehatan wanita terutama pada masa kehamilan, persalinan dan
pasca persalinan (post partum).
Peroide post partum adalah masa (6 minggu ) setelah kelahiran bayi,
selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil atau di sebut dengan
Puerperieum (Patricia W, 2006)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan tentang Post
Patum
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian post partum
b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan post partum
c. Dapat merumuskan perencanaan tindakan post partum

d. Dapat melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah


keperawatan post partum
e. Dapat melakukan evaluasi dari keseluruhan keperawatan post partum

BAB II
PEMBAHASAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN POST PERSALINAN NORMAL (PARTUS SPONTAN)
A. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar
melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu
sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti pra-hamil.
Lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu.(Rustam Mochtar,1998).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak,
ketika alat alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal.( Barbara
F. weller 2005 )
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2002)
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi


baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan

dengan

faktor

hormonal,struktur

rahim,sirkulasi

rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).

a. Teori penurunan hormone


1-2

minggu

sebelum

partus

mulai,

terjadi

penurunan

hormone

progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot


otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otototot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam

kanalis

servikalis

dengan

tujuan

merangsang

pleksus

frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu


pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

C. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya
disebut involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mamae.
Otot-otot

uterus

berkontraksi

segera

post

psrtum,

pembuluh-

pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit.
Proses

ini

akan

menghentikan

pendarahan

setelah

plasenta

lahir.

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum


bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang
terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan
nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari
sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala.

D. Tanda dan Gejela


1. Perubahan fisik
a. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan
lahir setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules
yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke 2-3 hari.

b. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan
berguna untuk mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 2
jam post partum, kontraksi menurun stabil berurutan, kontraksi uterus
menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan setelah
plasenta lahir dapat berhenti.
c. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari
ke -3. After pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum
uteri, dan gumpalan darah (stoll cell) dalam cavum uteri
d. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi
pada stratum spunglosum, bagian atas setelah 2 3 hari tampak
bahwa lapisan atas dari stratum sponglosum yang tinggal menjadi
nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi endometrium siap dalam 10
hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan
jaringan parut, tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan
dari pinggir luka.
e. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa
terjadi pematangan sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi,
ibu menyusui mentruasinya terlambat karena pengaruh hormon
prolaktin.
f.

Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas, sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman
penyakit berkembang biak. Jumlah lebih banyak dari pengeluaran
darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
1) Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochia rubra

Pada hari 1 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisasisa chorion, liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel
darah merah.
b. Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 7 warna merah kecoklatan bercampur
lendir, banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman
penyakit yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 10, setelah satu minggu berwarna
agak kuning cair dan tidak berdarah lagi.
d. Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman
penyakit yang telah mati.
2) Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui
oleh 2 jari dan pinggirnya tidak rata (retak-retak).

Pada akhir

minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat
persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal
dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post
partum, rugae mulai nampak kembali.
3) Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar
karena diregang begitu lama. Setelah 2 3 minggu dinding perut
akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis recti
abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu
besar atau bayi kembar.
4) Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama
partus dan eksresi cairan extra vasculer.
Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus

5) Perubahan sistem urinaria


Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan
oedema dan hiperemi karena desakan pada waktu janin
dilahirkan.

Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan

obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin.

Pengaruh

laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.


6) Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 3 hari post
partum.

Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan,

enema,

kekakuan

perineum

karena

episiotomi,

laserasi,

haemorroid dan takut jahitan lepas


7) Perubahan pada mammae
Hari

pertama bila mammae ditekan

sudah

mengeluarkan

colustrum.

Hari ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan

mammae

menjadi

tegang,

membengkak,

lebut,

hangat

dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)


8) Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama
dengan kehamilan.

Buah dada belum mengandung susu

melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat


areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 1,035
reaksi alkalis dan mengandung protein dan garam, juga euglobin
yang mengandung antibodi. Bayi yang terbaik dan harus
dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
g. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal
kembali dalam 24 jam.

Kenaikan suhu ini disebabkan karena

hilangnya cairan melalui vagina ataupun keringat, dan infeksi yang


disebabkan terkontaminasinya vagina.
h. Nadi

Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.


Penurunan ini akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada
sirkulasi seiring lepasnya placenta.

Bertambahnya volume darah

menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi dari


jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama.
i.

Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat
kehamilan ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu
keadaan yang harus diperhatikan secara serius.

j.

Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada
dalam 24 hari, setelah 1 minggu hormon kehamilan juga menurun
sedangkan prolaktin meningkat untuk proses laktasi

E. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Fokus Keperawatan
a. Riwayat ibu
1) Biodata ibu.
2) Penolong.
3) Jenis persalinan.
4) Masalah-masalah persalinan.
5) Nyeri.
6) Menyusui atau tidak.
7) Keluhan-keluhan saat ini,

misalnya

kesedihan/depresi,

pengeluaran per vaginam/perdarahan/lokhia, putting/payudara.


8) Rencana masa datang : kontrasepsi yang akan digunakan.
b. Riwayat sosial ekonomi
1) Respon ibu dan keluarga terhadap bayi.
2) Kehadiran anggota keluarga untuk membantu ibu di rumah.
3) Para pembuat keputusan di rumah.
4) Kebiasaan minum, merokok dan menggunakan obat.
5) Kepercayaan dan adat istiadat.
c. Riwayat bayi
1) Menyusu.
2) Keadan tali pusat.
3) Vaksinasi.
4) Buang air kecil/besar.
5) Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
a) Suhu tubuh.
b) Denyut nadi.

c) Tekanan darah.
d) Tanda-tanda anemia.
e) Tanda-tanda edema/tromboflebitis.
f) Refleks.
g) Varises.
h) CVAT (Contical Vertebral Area Tenderness).
2. Pemeriksaan payudara
a) Putting susu : pecah, pendek, rata.
b) Nyeri tekan.
c) Abses.
d) Pembengkakan/ASI terhenti.
e) Pengeluaran ASI.
6) Pemeriksaan perut / uterus
a) Posisi uterus/tinggi fundus uteri.
b) Kontraksi uterus.
c) Ukuran kandung kemih.
7) Pemeriksaan vulva/perineum
a) Pengeluaran lokhia.
b) Penjahitan laserasi atau luka episiotomi.
c) Pembengkakan.
d) Luka.
e) Henoroid.
8) Aktivitas/istirahat
Insomnia mungkin teramati.
9) Sirkulasi
Episode diaforetik lebih sering terjadi pada malam hari.
10) Integritas ego
Peka rangsang, takut / menangis (post partum blues sering
terlihat kira-kira 3 hari setelah melahirkan).
11) Eliminasi
Diuresis diantara hari kedua dan kelima.
12) Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga.
13) Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari
ketiga sampai kelima pasca partum.
14) Seksualitas

10

Uterus 1 cm di atas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran,


menurun kira-kira 1 lebar jari setiap harinya.
Lokhia rubra berlanjut sampai hari kedua sampai ketiga, berlanjut
menjadi lokhia serosa dengan aliran tergantung pada posisi
(misal: rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (misal :
menyusui).
Payudara : produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada
suhu matur, biasanya pada hari ketiga; mungkin lebih dini,
tergantung kapan menyusui dimulai.

2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peregangan
perineum; luka episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan
payudara
b. Resiko defisit volume cairan berubungan dengan pengeluaran yang
berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
c. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) berhubungan dengan trauma
perineum dan saluran kemih
d. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) berhubungan dengan
kurangnya mobilisasi; diet yang tidak seimbang; trauma persalinan.
e. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan immobilisasi;
kelemahan.
f. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.
g. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara merawat bayi

11

3.Rencana Keperawatan
No
1.

Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Pasien

tidak
1.

Rencana In
Kaji tingkat nyeri pas

b/d peregangan perineum; luka

adanya nyeri.

episiotomi;

Kriteria hasil: vital sign dalam batas


2.

Kaji kontraksi uter

hemoroid;

involusi

uteri;

pembengkakan

payudara.

Tujuan dan Kriteria Hasil


mendemonstrasikan

normal,

pasien

menunjukkan

peningkatan

aktifitas,

keluhan

nyeri
3.

uteri.
Anjurkan

terkontrol, payudara lembek, tidak ada

perineum

bendungan ASI.

berkemih.
4.

pasien

dengan

ai

Anjurkan dan latih p

payudara secara teratu


5.

Jelaskan pada ibu te

luka perineum dan me

teratur setiap 3 kali se


lochea keluar banyak.
6.

Kolaborasi dokter

analgesik bial nyeri ska

2.

Resiko defisit volume cairan

Pasien dapat mendemostrasikan status


1.

b/d

cairan membaik.

Tanda-tanda vi

Kriteria evaluasi: tak ada manifestasi

Warna urine.

dehidrasi, resolusi oedema, haluaran

Berat badan se

Status umum s

pengeluaran

berlebihan;

yang

perdarahan;

diuresis; keringat berlebihan.

urine

di

atas

30

ml/jam,

kenyal/turgor kulit baik.

kulit
2.

Pantau:

Pantau: cairan masu


setiap 8 jam.

3.

Beritahu dokter bila:

ml/jam, haus, takikar

bawah rentang norma


encer gelap.
4.

Konsultasi

dokte

kelebihan cairan terjadi

3.

Perubahan pola eleminasi BAK

Pola eleminasi (BAK) pasien teratur.

(disuria) b/d trauma perineum

Kriteria hasil: eleminasi BAK lancar,

dan saluran kemih.

disuria

tidak

ada,

bladder

keluhan kencing tidak ada.

12

1.

kosong,
2.

Kaji haluaran

ur

keteraturan pola berkem

Anjurkan pasien m
dini.

3.

Anjurkan
perineum

pasien

dengan

ai

berkemih.
4.

Anjurkan pasien unt


teratur.

5.

Anjurkan pasien untu


ml/24 jam.

6.

Kolaborasi untuk me

bila pasien kesulitan be

4.

Perubahan pola eleminasi BAB

Pola eleminasi (BAB) teratur.

(konstipasi)

Kriteria hasil: pola eleminasi teratur,

bau, konsistensi dan ju

feses lunak dan warna khas feses, bau


2.

Anjurkan ambulasi di

mobilisasi;

b/d
diet

kurangnya
yang

tidak

seimbang; trauma persalinan.

1.

Kaji pola BAB, kes

khas feses, tidak ada kesulitan BAB,


tidak ada feses bercampur darah dan
3.
lendir, konstipasi tidak ada.

Anjurkan pasien un
2500-3000 ml/24 jam.

4.

Kaji bising usus setia

5.

Pantau berat badan s

6.

Anjurkan pasien m
seperti buah-buahan
hijau.

5.

Gangguan pemenuhan ADL b/d

ADL dan kebutuhan beraktifitas pasien

immobilisasi; kelemahan.

terpenuhi secara adekuat.

menggunakan para

Kriteria hasil:

20/mnt di atas frek

Menunjukkan

peningkatan

dalam

beraktifitas.
Kebutuhan

ADL

terpenuhi

secara

mandiri atau dengan bantuan.


-

peningaktan TD, d

kelelahan berat, kele

- Kelemahan dan kelelahan berkurang.


-

1. Kaji toleransi pasie

frekuensi jantung/irama dan Td dalam


batas normal.

- kulit hangat, merah muda dan kering

pusing atau pinsan.

2. Tingkatkan istirahat,
dasar

nyeri/resp

berikan aktifitas se
berat.
3. Kaji

kesiapan

aktifitas

13

conto

kelemahan/kelelaha
nadi,

peningaktan

aktifitas dan perawa


4. Dorong

memajuka

perawatan diri.

5. Anjurkan

keluarga

pemenuhan kebutuh

6. Jelaskan pola penin

aktifitas, contoh: po

tidur bila tidak pu


nyeri, bangun dari
6.

Resiko infeksi b/d trauma jalan

Infeksi tidak terjadi.

lahir.

Kriteria hasil: tanda infeksi tidak ada,

berdiri dst.
1. Pantau: vital sign, ta

luka episiotomi kering dan bersih, takut


berkemih dan BAB tidak ada.

2. Kaji pengeluaran loc


jumlah.

3. Kaji luka perineum, k

14

4. Anjurkan pasien me

habis berkemih den

dan mengganti PAD

atau setiap kali p


banyak.
5. Pertahnakan teknik
merawat

pasien

perineum, merawat
7.

Resiko

gangguan

parenting

b/d

pengetahuan
merawat bayi.

proses
kurangnya

tentang

cara

Gangguan proses parenting tidak ada.

1.

bayi).
Beri kesempatan i

Kriteria hasil: ibu dapat merawat bayi

perawatan bayi seca

secara mandiri (memandikan, menyusui,

2. Libatkan suami dala

merawat tali pusat).

3. Latih ibu untuk p

secara mandiri dan t

4. Motivasi ibu untuk

cairan dan diet TKTP


5. Lakukan

rawat

mungkin bila tidak


pada ibu atau bayi.

BAB III

15

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. W G3P3A0
DENGAN POST PARTUM DI RUANG PONED
UPTD PUSKESMAS CIBOGO

I.

PENGKAJIAN
A. Identitas
a. Identitas klien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Suku bangsa
Alamat
Diagnose medis
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian

: Ny.W
: 38 tahun
: Perempuan
: Islam
: SD
: Ibu Rumah Tangga
: Indonesia
: Kp.Dukuh, Rt 11/05 kec.cibogo
: Post Partum Spontan
: 7 September 2016
: 7 September 2016

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
Hubungan dengan klien
B. Keluhan Utama

: Tn.O
: 40
: Islam
: Wiraswasta
: Kp.Dukuh, Rt 11/05 kec.cibogo
: Suami klien

Nyeri
C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat pengkajian pada tanggal 9 september 2016, klien
mengatakan mengeluh nyeri dibagian perineum di luka episiotomy
skala nyeri 3 dari (0-5).
b. Riawayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa dulu klien tidak mempunyai riwayat
penyakit apapun.
c. Riwayat penyakit keturunan

16

Klien dan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan ataupun


penyakit kronis.
D. DATA KESEHATAN UMUM
1. Masalah kesehatan khusus : tidak ada
2. Konsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan : tidak
3. Riwayat alergi :
a. Obat-obatan : tidak ada
b. Makanan
: tidak ada
c. Cuaca
: tidak ada
4. Diet khusus : tidak
5. Penyakit bawaan : tidak ada
6. Menggunakan alat bantu
a. Gigi tiruan
: tidak ada
b. Kacamata
: tidak ada
c. Lensa kontak : tidak ada
d. Alat dengar : tidak ada
E. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
1. Health promotion : klien mengatakan bayi ini merupakan anak
ke 2, anak pertamanya dulu juga lahir normal, jadi ibu merasa
yakin atas kemampuannya.
2. Nutrition : klien makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas perhari,
selama awal kehamilan merasa mual, muntah dan berkurang
saat usia kehamilan bertambah.
3. Elimination : selama hamil klien BAB 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak dan BAK 6-8 kali perhari. Setelah melahirkan
BAB belum sedangkan BAK 2 baru 2 kali.
4. Activity/ Rest : selama hamil istirahat / tidur tidak ada
gangguan, tidur siang selama 2 jam dan tidur malam dari jam
21.00 sampai jam 05.00 wib. Setelah melahirkan ibu istirahat 2
jam.
5. Perception : klien mengatakan nyeri pada daerah perineum. Ibu
juga mengatakan merasa senang dengan kelahiran anak ke
2nya dari suami ke 2 nya.
6. Self perception : klien sangat kooperatif terhadap tindakan yang
diberikan.
7. Role relationship : orang terdekat adalah suami dan kakak yang
selalu

mendampingi klien

juga

mengatakan selama ini

hubungan antara anggota keluarga dan masyarakat baik.


8. Sexuality : perdarahan saat nifas normal. Klien mengatakan
akan menggunakan Kb suntik setelah kelahiran anak ke 2nya.

17

9. Coping / stress tolerance : klien berpenampilan rapi, berbicara


pelan-pelan dan selalu minta pertimbangan suaminya dan
kakaknya jika ada masalah.
10. Klien principles : klien beragama islam, klien juga bersyukur
bayinya lahir selamat dan sehat.
11. Safety / Protection : klien tidak mengguakan alat bantu jalan.
12. Comfort : klien mengatakan merasa nyaman pada proses
persalinan sekarang.
13. Growth / Development : klien mengatakan berat badan sebelum
hamil 48 kg sedangkan berat badan sesudah melahirkan 50 kg.
F. DATA UMUM MATERNITAS
1. Apakah kehamilan ini direncanakan : tidak
2. Nifas hari ke 1
3. Menikahke 1 kali, lama 16 tahun.
4. Status obstertri : Gravida : 3, Partus : 3, Abortus : 0
5. Anak sebelumnya :

No
1.

2.

Kompliksi
& masalah

Umur
anak
sekaran
g

keadaan

BB : 2900
kg
PB : 48 cm

Tidakada

9 tahun

Sehat

BB : 2800
kg
PB : 42 cm

Tidakada

1 hari

Sehat

Jenis
kelamin

Jenis
persalinan

Tempat

BB & PB

Laki laki

Normal

Bidan

Perempu
an

Normal

Poned
UPTD
cibogo

6. Tinggi badan : 155 cm


7. Berat badan : 50 kg
8. Kenaikan berat badan selama hamil : 5 kg
9. Masalah kehamilan sekarang : tidak ada
10. Alat kontrasepsi yang pernah dipakai
a. Masalah yang pernah dialami selama

penggunaan

kontrasepsi : tidak ada


b. Rencana penggunaan alat kontrasepsi setelah kehamilan :
Kb suntik
G. DATA PSIKOSOSIAL UMUM
1. Perasaan ibu dan pasangan setelah proses perslinan sekarang

18

Klien mengatakan merasa bersyukur karena persalinan lancar dan


sehat.
2. Perasaan ibu terhadap rooming in (rawat gabung)
Klien mengatakan ada perasaan senang karena

bayinya

diperbolehkan untuk rawat gabung.


3. Respon sibling (respon anak sebelumnya dengan kelahiran
saudaranya)
Klien mengatakn bahwa anak pertamnya senang atas kelahiran
adiknya karena dia akan seger amempunyai teman dirumahnya.

H. Kebiasaan sehari-hari selama hamil


No
1

2
3

I.

Pola Aktivitas
Pola Makan
Makan
Frekuensi
Porsi
Minum
Frekuensi
Pola Eliminasi BAK/BAB
Frekuensi
Personal Hygiene
Mandi
Keramas
Gosok Gigi
Pola Istirahat Tidur
Tidur siang
Tidur malam

Di Rumah
Nasi, lauk pauk, buah
3x sehari
1 porsi
Air putih
6-8 gelas sehari
1x sehari
2x sehari
3x seminggu
3x sehari
2 jam sehari
8 jam sehari

Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
TD
Nadi
Suhu
Respirasi

: 110/70 mmHg
: 80x/ menit
: 36,5oC
: 20x/ menit

b. Keadaan Umum
1) Kepala: Kepala bersih, dan tidak ada lesi
19

2) Rambut: Rambut hitam, dan sedikit berminyak


3) Mata: Penglihatan normal
4) Hidung: Bentuk simetris, tidak ada sekret
5) Telinga: Pendengaran normal, tidak ada benjolan
6) Mulut dan gigi: Mukosa kering, tidak ada karies gigi
7) Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
8) Dada I: Bentuk simetris, payudara simetris
9) P: Tidak ada nyeri tekan
10) A: Bunyi jantung normal, bunyi paru vesikuler
11) Abdomen: Tidak ada nyeri tekan, kontraksi uterus baik
12) Genetalia: Ada luka jahitan, perdarahan disekitar vagina
13) Ekstermitas: Tangan kanan dan kiri bebas bergerak
14) Anus: Tidak terdpat kelainan apapun

c. Penatalaksanaan Medis
1) Infus RL
2) Oxythocin INJ

I.

Analisa Data
No
1

Data
Ds: Klien mengatakan nyeri
didaerah perineum saat
BAK skala nyeri(2) pada
perineum
Do: Klien tampak hati-hati
dalam
brgerak/beraktivitas,TTV:
TD:110/70mmHg
N :80x/menit
R :20x/menit
S :36,5oc
Ds: Klien mengatakan Asi
20

Etiologi
Luka episiotomi

Masalah
Nyeri

Nyeri pada vagina


Resiko infeksi

Hormon prolaktin belum

Resiko terjadinya

belum keluar
Do:
Klien
tampak
payudaranya bengkak

efektif

gangguan laktasi

Produksi Asi belum


produktif
3

Ds:Do: Hekting pada perineum


masih basah

Luka pada perineum

Resiko infeksi

Media berkembangnya
kuman
Resiko infeksi
II.

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasanyaman nyeri pada perineum berhubungan dengan
luka episiotomi
2. Resiko terjadinya gangguan laktasi berhubungan dengan tidak
efektifnya pengeluaran Asi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi

21

III.

INTERVENSI

No
Diagnosa
Tujuan
1 Gangguan rasa nyaman nyeri Setelah dilakukan
pada perineum b.d luka
tindakan keperawatan
episiotomi
2x24 jam diharapkan
nyeri berkurang, klien
dapat bergerak bebas,
pemeriksaan umum
dalam batas normal
2 Resiko terjadinya gangguan
Setelah dilakukan
laktasi b.d tidak efektifnya
tindakan keperawatan
pengeluaran Asi
2x24 jam diharapkan
nyeri pada payudara (-)
Asi lancar, payudara
produktif/Aktif

Resiko infeksi b.d luka


episiotomi

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
2x24 jam diharapkan luka
episiotomi tidak basah
tidak ada tanda-tanda
infeksi

Intervensi
1. Observasi TTV
2. Mengkaji skala nyeri
(0-10)
3. Menganjurkan
klien
cara/teknik relaksasi
mengurangi nyeri

Rasional
1. Untuk
mengetahui
keadaan umum klien
2. Untuk
mengetahui
klasifikasi nyeri
3. Untuk mengurangi rasa
nyeri

1.Ajarkan
teknik
pemberian Asi yang
benar
2.Menganjurkan
cara
perawatan
payudara
yang benar
3.Berikan
pendidikan
kesehatan tentang Asi
ekslusif
1.Ajarkan
klien
cara
perawatan luka dengan
teknik steril
2.Ganti
pmbalut
jika
penuh/setelah BAB

1.Agar nutrisi bayi terpenuhi


2.Agar payudara ibu terawat
dengan baik dan sehat
3.Agar
ibu
mengetahui
penyingnya Asi bsgi bayi

22

1.Untuk
menghindari
terjadinya infeksi
2.Agar luka cepat kering

IV.

IMPLEMENTASI

V.No
VI. Tanggal
VII. Diagnosa
X.XX.
1
XXI.
Gangguan rasa
XI.
nyaman
nyeri
pada
XII.
perineum
b.d
luka
XIII. 2
episiotomi
XIV.
XXII.
XV.
XXIII.
Resiko terjadinya
XVI.
gangguan laktasi b.d
XVII.
tidak
efektifnya
XVIII.
pengeluaran Asi
XIX. 3
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
Resiko infeksi b.d
luka episiotomy

XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.
XLII.
XLIII.
XLIV.
XLV.
XLVI.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
23

VIII. Implementasi
IX. Paraf
a. Mengobservasi TTV XXXI.
b. Mengkaji skala nyeri
c. Mengajarkan
teknik
relaksasi
a. Mengajarkan
teknik
pemberian
Asi
yang
benar
b. Mengajarkan
cara
perawatan payudara
c. Memberikan
penkes
tentang Asi ekslusif
a. Mengajarkan klien cara
merawatbluka
b. Memberika
penkes
tentang
menggantinpembalut
XXIX.
XXX.

LII.

BAB IV

LIII.

PENUTUP
LIV.

LV.
A. Kesimpulan
LVI. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001). Permasalahan utama saat ini masih
di hadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di Indonesia, adalah masih tinggi nya
angka kematian ibu yang berhubungan dengan persalinan. Menghadapi
masalah ini maka Indonesia merencanakan program yang mempunyai prioritas
pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita terutama pada masa kehamilan,
persalinan dan pasca persalinan (post partum).
LVII.
B. Saran
LVIII. Dalam pembuatan makalah ini penulis mengharapkan dan menerima dengan
tangan terbuka dan masukan dan saran dari pembaca.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.

DAFTAR PUSTAKA

24

LXXVII.
LXXVIII.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi,


Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, Bandung.

LXXIX.

Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

LXXX.

Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

LXXXI.

http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-ddengan-post-partum-normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten
diakses pada tanggal 22 Juni 2014

LXXXII.

http://dwitasari37.blogspot.com/2013/09/post-partum.html

diakses

pada

tanggal 22 Juni 2014


LXXXIII.

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000),


Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
LXXXIV.
LXXXV.

LXXXVI.

Diposkan oleh Nurul Aisyah di 19.58

LXXXVII.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke


FacebookBagikan ke Pinterest
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.

XCIII.
XCIV.

25

S-ar putea să vă placă și