Sunteți pe pagina 1din 4

Kasus

An. Laki-laki 4 tahun BB 13 kg


Kejang sejak 30 menit SMRS
Pasien datang dengan keluhan kejang sejak 30 menit SMRS. Sehari sebelum
masuk rumah sakit ibu pasien mengatakan anaknya demam. Demamnya
mendadak, selalu tinggi, malamnya mengigau, rewel, tidak menggigil dan tidak
berkeringat dingin.
Besok paginya pasien masih demam tinggi dan ibu pasien membawa pasien
berobat ke puskesmas lalu diberi obat puyer penurun panas. Panasnya turun
sebentar namun tinggi lagi setelah beberapa jam. Kurang lebih 30 menit SMRS
pasien mengalami kejang dengan durasi kurang dari 1 menit. Waktu kejang badan
pasien kaku, mata mendelik ke atas tetapi tidak keluar busa dari mulut. Sehabis
kejang pasien langsung menangis lalu ibu pasien membawa pasien ke rumah
sakit.
Latihan soal:
1. Sebutkan diagnosis diferensial anak datang dengan kejang demam.
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisis apa yang perlu ditanyakan/periksa
pada anak dengan kejang demam
3. Jelaskan alur tatalaksana kejang pada pasien ini
a. Bila kejang berulang di RS--> apakah yang diberikan?
b. Tatalaksana kejang pada pasien ini
4. Kapan lumbal punksi diindikasikan untuk anak dengan kejang demam?
5. Apakah pemberian midazolam dapat diberikan pada pasien kejang demam?
kapan dan bagaimana cara pemberiannya? intravena atau buccal?
6. Apakah yang dimaksud dengan Todd paresis pada anak dengan kejang
demam?
7. Apakah perbedaan fenitoin dan fenobarbital dalam penanganan kejang?(dosis,
indikasi, efek samping, sediaan, cara pemberian)
JAWABAN
1. Differential diagnosis
- Kejang Demam Sederhana dd/ Kejang Demam Kompleks
- Meningitis bakterialis
- Gangguan elektrolit
2.
Anamnesis :
RPS
- Demam sejak kapan? Apakah mendadak tinggi atau awalnya panas tidak
terlalu tinggi namun lama kelamaan semakin meningkat? Demam terus
menerus atau naik turun?
- Kapan terjadi kejang? Berapa lama kejang tersebut terjadi? Berapa kali
terjadi kejang? Bagaimana bentukan kejang, apakah kelojotan atau justru
tangan dan kaki anak tampak kaku? Apakah disertai mata mendelik ke
atas atau disertai keluar busa dari mulut? Kejang terjadi di kedua sisi tubuh
atau pada satu sisi tubuh? Kejang pada suhu berapa? Bagaimana kondisi
anak setelah kejang?
- Apakah ada penyakit penyerta? Apakah ada keluar cairan dari telinga?
Batuk pilek? Bab cair? Muntah? Sesak?
- Apakah ada keluhan lain? Sakit kepala? Muntah?
- Apakah anak sudah diberikan obat-obatan?
RPD
- Riwayat kejang sebelumnya? Apakah sebelumnya sudah pernah kejang?
Apakah pernah kejang tanpa demam?
Riwayat keluarga

- Apakah ada riwayat kejang demam dalam keluarga? Riwayat epilepsy?


Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Apakah anak tampak sakit ringan, sedang, berat?
- Glasgow coma scale : Apabila kejang sudah berhenti lakukan penilaian
Tanda peningkatan
GCS anak.
TIK
- Tanda-tanda vital
- Hipertensi
- Bradikardi
o Tekanan darah
- Papiledema
o Laju nadi
o Respirasi (frekuensi dan pola napas)
o Suhu
o SpO2
- Pemeriksaan Umum pada anak
o Kepala :
Mata : pupil (isokor / anisokor?), papilledema?
Telinga : ada cairan keluar dari telinga
Tenggorokan : Faring dan tonsil
o Thoraks
Inspeksi : laju dan pola napas, apakah bentuk dan gerak simetris?
Retraksi
Auskultasi : apakah terdapat ronkhi atau mengi?
o Akral : CRT
- Pemeriksaan Neurologis
o Rangsang meningeal?
Kaku kuduk? Brudzinski? Kernig? Laseque?
o Pemeriksaan saraf kepala (cranial nerves) : apakah terdapat parese
atau paralisis?
o Pemeriksaan motoric? : apakah terdapat parese atau paralisis?
3.

a. Bila pasien kejang saat di rumah sakit (tanyakan apakah sudah diberikan
obat saat kejang atau belum) Jika belum diberikan obat anti kejang, dan
belum ada jalur iv berikan diazepam per rectal dengan dosis 10 mg
(karena pasien berusia > 12 bulan). Bila kejang masih berlanjut dapat
diberikan diazepam iv dengan dosis 30 mg/0.3 cc (dosis : 0.2 0.5
mg/kgbb/kali). Jika kejang masih berlanjut dapat diberikan phenobarbital
loading dose 260 mg (sibital 2,6 cc) berikan selama 10 menit (dosis

loading dose : 20 mg/kgbb). Jika setelah pemberian loading dose ternyata


masih kejang tambahkan phenobarbital 130 mg (dosis tambahan 10
mg/kgbb sehingga mencapai dosis maksimal). Jika setelah pemberian
phenobarbital dengan dosis maksimal masih kejang, maka dapat diberikan
phenytoin 260 mg (dosis loading 20mg/kgbb iv). Jika masih kejang berikan
dosis tambahan 130mg sehingga mencapai dosis maksimal. Jika setelah
pemberian phenytoin kejang berhenti, berikan obat rumatan 12 jam
kemudian : fenitoin 2x35 mg dan fenobarbital 2x30 mg. Namun, jika
setelah pemberian phenytoin tetap tidak berhenti harus diberikan
midazolam dengan perawatan di icu.

b.
- melakukan penanganan ABC
- memutus kejang dengan pemberian diazepam iv
- melakukan evaluasi dan pemeriksaan penunjang untuk membantu
penegakkan diagnosis dan menyingkirkan diferential diagnosis
pemeriksaan laboratorium (DPL : apakah terdapat tanda infeksi?), urinalisis
(untuk cari penyebab infeksi), GDS (apakah terdapat hipogilkemia),
elektrolit serum, lumbal pungsi (jika sesuai indikasi untuk membantu
penegakan diagnosis)
- antipiretik untuk menurunkan demam : asetaminofen 10-15 mg/kgbb/kali
- Pemberian profilaksis intermiten jika diperlukan
4. Lumbal pungsi tidak dilakukan secara rutin pada anak <12 bulan yang
mengalami kejang demam sederhana, well-appearing, dan imunisasi lengkap.
Lumbal pungsi merupakan indikasi jika :
a. terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
b. terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
c. dipertimbangkan pada bayi usia 6-12 bulan yang belum mendapat
imunisasi HiB atau pneumococcus atau yang riwayat imunisasinya tidak
jelas
d. dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang
sebelumnya telah mendpat antibiotic dan pemberian antibiotic tersebut
dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.
5. Ya, dapat diberikan pemberian midazolam melalui buccal dengan dosis 0.2
mg/kgbb. Ambil dengan menggunakan spuit 1 cc sesuai dengan dosis dan
teteskan sesuai dosis pada daerah buccal kanan.
6. Todds paralysis adalah suatu kelainan neurologis sementara berupa kelemahan
anggota tubuh (parese atau paralisis) yang dialami pasien pasca kejang.
7.
Phenytoin
Phenobarbital
Sediaan Dilantin 250 mg/5ml
Sibital 200mg/2ml
Phenytoin 100 mg/2ml
Dosis
Loading dose : 20 mg/kgbb (max Loading dose : 20 mg/kgbb (max
1000 mg)
1000mg)
Maintenance : 5-10mg/kgbb/hari Maintenance : 3-5 mg/kgbb/hari
dalam 2 dosis
dalam 2 dosis
Cara
Drip iv
Bolus iv dengan kecepatan 1
pemberi Lakukan pengenceran dengan mg/kgbb/menit,
selama
>5-10
an
NaCl 0.9% dengan perbandingan menit
10mg/1 ml dengan kecepatan
50 mg/menit
Indikasi - Untuk kejang bukan kejang Untuk semua kejang, terutama
demam
kejang demam
- Jika butuh mempertahankan
kesadaran
pasien
untuk
evaluasi.
Efek
- bradikardia
- hipotensi
samping - arrhytmia
- depresi pernapasan

S-ar putea să vă placă și