Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh
YUDI ABDUL MAJID
NPM 220 120 120 020
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk lansia di Indonesia tumbuh dengan cepat, bahkan
tercepat dibanding kelompok usia lainya. Proses degeneratif yang terjadi pada
lansia menyebabkan terjadinya penurunan kondisi kesehatannya. Keluhan yang
paling sering dialami lansia diantaranya adalah gangguan tidur (insomnia) yang
menyebabkan terjadi penurunan kualitas tidur penderitanya. Menurunnya kualitas
tidur tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia.
Penatalaksanaan insomnia dapat secara farmakologis dan non farmakologis.
Kehawatiran akan efek samping dari penggunaan obat-obatan yang dikeluhkan
penderita insomnia menjadikan terapi komplementer sebagai pilihan terapi. Salah
satu terapi komplementer tersebut adalah akupresur. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh akupresur terhadap kualitas tidur lansia di Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay.
Rancangan penelitian adalah quasi experimen dengan pendekatan pre and
post test control group. Pemilihan sampel dengan teknik concecutive sampling
yang terdiri dari 36 responden, yang terbagi menjadi 18 responden kelompok
perlakuan dan 18 responden kontrol. Kelompok perlakuan mendapat 6 kali
intervensi akupresur (pada titik zhao hai, san yin jiao, shen men, da ling, nei
guan, yintang) dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu selama 2 minggu.
Sebelum dan sesudah intervensi, kualitas tidur responden diukur dengan
Pitsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data menggunakan Uji t
Dependen, Wilcoxon, Uji t Independen dan Uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
kualitas tidur responden sebelum dan sesudah akupresur pada kelompok
perlakuan (p<0,05) dan terdapat perbedaan yang bermakna kualitas tidur setelah
akupresur antara kelompok perlakuan dan kontrol (p<0,05). Perbedaan tersebut
terlihat dari peningkatan respon kualitas tidur secara subyektif (subjective sleep
quality), pengurangan waktu yang diperlukan untuk memulai tidur (sleep latency),
peningkatan lamanya waktu tidur (sleep duration), peningkatan efisiensi tidur
(habitual sleep efficiency), berkurangnya gangguan tidur pada malam hari (sleep
disturbance), serta berkurangnya gangguan tidur pada siang hari (daytime
disfunction). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh akupresur
terhadap kualitas tidur lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay.
Kata Kunci: Akupresur, Insomnia, Kualitas Tidur
ABSTRACT
The growth of elder population in Indonesia has been very fast, even
fastest than other age groups. A degenerative process occurring in elders causes
a decrease in their health condition. A problem faced most frequently by elders is
sleep disturbance (insomnia) that results in a decrease in the insomniacs sleep
quality. The decreasing sleep quality adversely affects the elders health and sleep
quality. Insomnia management could be made by either pharmacological or nonpharmacological ways. Concerns about the side effects of consuming drugs
expressed by insomniacs make complementary therapies an alternative for a
therapy option. One of the complementary therapies is acupressure. The objective
of the research was to determine the effect of acupressure on elders sleep quality
at Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay.
The research design used was quasi-experiment with pre and post-test
control group approach. Sampling was carried out by a concecutive sampling
technique, involving 36 respondents, divided into 18 respondents of treated group
and 18 respondents of control. The intervention group received an acupressure
intervention 6 times (at chao hai, san yin jiao, shen men, da ling, nei guan,
yintang) at a frequency of 3 times a week for two weeks. Before and after the
interventions, the respondents sleep quality had been measured by Pitsburgh
Sleep Quality Index (PSQI). Data analysis used Dependent t test, Wilcoxon,
independent t test, and Mann Whitney test.
The results showed that there was a significant difference in the
respondents sleep qualities before and after an acupressure in the intervention
group (p<0,05) and also a significant difference in sleep qualities after an
acupressure between intervention group and the control (p<0,05). The difference
could be seen in the increase in the respondentssubjective sleep quality, the
decrease in the time needed to get slept (sleep latency), the increase in sleep
duration, the increase in habitual sleep efficiency, the decrease in sleep
disturbance in the night, and the decrease in sleep disturbance in daytime
(daytime disfunction). Thus, it could be concluded that there was an effect of
acupressure on elders sleep quality at Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay.
Keywords: Acupressure, Insomnia, Sleep Quality
PENDAHULUAN
Pembangunan
kesehatan
merupakan bagian dari pembangunan
nasional
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal. Salah satu indikator keberhasilan
pembangunan
kesehatan
adalah
meningkatnya umur harapan hidup.
Meningkatnya umur harapan hidup artinya
persentase penduduk lanjut usia (lansia)
semakin
meningkat
(Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
Menurut Undang-Undang No.13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia,
yang dimaksud dengan lansia adalah
seseorang
baik
laki-laki
maupun
perempuan yang telah berusia 60 tahun
atau lebih (Kementerian Sosial RI, 2008).
Jumlah lansia di dunia tumbuh dengan
sangat cepat bahkan tercepat dibanding
kelompok usia lainya. Saat ini jumlah
lansia di dunia mencapai 500 juta jiwa
dengan usia rata-rata 60 tahun. Badan
kesehatan dunia memprediksi penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2020
mendatang mencapai 11,44 % atau tercatat
28,8 juta lansia, begitu juga proyeksi
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional (BAPPENAS) jumlah lansia pada
tahun 2025 diperkirakan akan meningkat
menjadi 36 juta jiwa, jumlah tersebut
merupakan jumlah penduduk lansia
terbesar di dunia. Jumlah penduduk lansia
di Indonesia pada tahun 2012 mencapai
18,55 juta jiwa atau 7,78 % dari total
penduduk Indonesia (BPS, 2012). Jumlah
tersebut menempatkan Indonesia pada
urutan ketiga dari negara-negara Asia
dengan jumlah lansia terbesar setelah Cina
Mean
Median
SD
Min
Max
95% CI
Nilai
p
Perlakuan
18
72,17
72,00
7,83
60
86
68,27 76,06
0,58
Kontrol
18
71,11
72,00
7,02
60
82
67,62 74,60
Variabel
Usia
*
Pendidikan
Status
Pernikahan
Suku
Lama
tinggal
dipanti
Kategori
Perlakuan
Kontrol
Laki-laki
33,3
Perempuan
12
66,7
12
66,7
10
1
3
2
5,6
16,7
11,1
1
4
3
Tidak
sekolah
SD
SLTP
SMA
Menikah
%
50,0
Nilai
p
0,49*
50,0
55,6
0,91**
5,6
22,2
16,7
11,1
0,21**
Tidak
menikah
Duda/Janda
5,6
18
100
15
83,3
Sunda
Jawa
15
3
83,3
16,7
16
2
88,9
11,1
0,63 ***
22,2
0,32**
< 1 tahun
22,2
1-5 Tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
> 20 tahun
6
5
3
0
0
33,3
27,8
16,7
0
0
9
4
0
0
1
50,0
22,2
0
0
5,6
Pretest
Postest
Kualitas Tidur
Baik
77.8
Kualitas Tidur
Buruk
100
22.2
Pretest
Postest
Kualitas Tidur
Baik
11.1
Kualitas Tidur
Buruk
100
88.9
Skor PSQI
Pretest
Skor PSQI
Postest
Perlakuan
12.39
5.44
Kontrol
10.89
10.39
Kualitas Tidur
Skor PQSI
Pretest
Postest
Mean
SD
Mean
SD
Kualitas Tidur
Global
Komponen
Kualitas Tidur
Kualitas Tidur
Subyektif
Latensi tidur
12,39
2,61
5,44
2,52
0,000**
1,83
0,618
0,83
0,618
0,000**
2,78
0,548
1,17
0.514
0,000 **
Durasi tidur
2,61
0,502
1,22
0,428
0,000 **
Efisiensi tidur
1,89
0,832
0,50
0,786
0,000 **
Gangguan tidur
malam hari
Gangguan tidur
siang hari
1,39
0,502
1,00
0,000
0,008**
1,89
0,676
0,72
0,752
0,000**
Skor PQSI
Pretest
Postest
Mean
SD
Mean
SD
10,89
2,29
10,39
2,554
Kelompok
0,120*
1,50
0,514
1,50
0,618
1,000**
2,56
0.511
2,50
0,618
0,655 **
**
Durasi tidur
Efisiensi tidur
2,33
1,56
0,594
0,856
2,28
1,50
0,669
0,857
0,564
0,564 **
Gangguan tidur
malam hari
Gangguan tidur
siang hari
1,50
0,514
1,22
0,428
0,025**
0,778
**
1,44
0,856
1,39
0,655
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Mean
SD
Mean
SD
Kualitas Tidur
Global
Komponen
Kualitas Tidur
Kualitas Tidur
Subyektif
Latensi tidur
12,39
2,615
10,89
2,298
0,076*
1,83
0,618
1,50
0,514
0,105**
2,78
0,548
2,56
0.511
0,106 **
Durasi tidur
2,61
0,502
2,33
0,594
0,154 **
Efisiensi tidur
1,89
0,832
1,56
0,856
0,250 **
Gangguan tidur
malam hari
Gangguan tidur
siang hari
1,39
0,502
1,50
0,514
0,508**
1,89
0,676
1,44
0,856
0,135**
Kualitas Tidur
Perlakuan
Kontrol
Mean
SD
Mean
SD
5,44
2,526
10,39
2,547
0,000**
Kualitas Tidur
Global
Komponen
Kualitas Tidur
Kualitas tidur
subyektif
Latensi tidur
0,83
0,618
1,50
0,618
0,004**
1,17
0,514
2,50
0,618
0,000 **
Durasi tidur
1,22
0,428
2,28
0,669
0,000 **
Efisiensi tidur
0,50
0,786
1,50
0,857
0,001 **
Gangguan tidur
1.00
0,000
malam hari
Gangguan tidur
0,72
0,752
siang hari
Keterangan: ** Uji Mann Whitney
1,22
0,428
0,036**
1,39
0,778
0,016**
penelitian.
Kelompok
perlakuan
menunjukan peningkatan kualitas tidur
secara bermakna setelah akupresur,
sedangkan kelompok kontrol yang tidak
diintervensi tidak mengalami perubahan
yang bermakna pada kualitas tidurnya. Hal
ini membuktikan bahwa akupresur
memberikan
pengaruh
terhadap
peningkatan kualitas tidur lansia.
Perbandingan
Kualitas
Tidur
Responden Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Hasil uji beda tidak berpasangan
(Uji Mann Whitney) didapatkan nilai
signifikansi 0,000 (< 0,05) yang berarti
terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
setelah akupresur. Akupresur yang
dilakuan pada kelompok perlakuan terbukti
memberikan pengaruh positif terhadap
peningkatan kualitas tidur lansia yang
dibuktikan dengan terjadinya penurunan
skor PSQI setelah dilakuan akupresur.
Sementara kelompok kontrol tidak terjadi
perubahan secara signifikan pada skor
PSQI. Terdapat perubahan rata-rata skor
pada kelompok kontrol jika dilihat dari
skor kualitas tidur pretest dan postest,
tetapi perubahan tersebut sangat tidak
bermakna.
Perubahan kualitas tidur menjadi
baik pada kelompok kontrol hanya terlihat
pada dua responden. Berdasarkan data skor
kualitas tidur pada pretest di awal
penelitian kedua responden tersebut
didapatkan bahwa skornya kualitas
tidurnya tidak terlalu tinggi (buruk) yaitu 7
dan 8. Skor tersebut sangat mendekati skor
dengan kategori kualitas tidur baik yaitu
5. Dengan demikian sangat mungkin
terjadi perubahan skor hingga menjadi
kategori kualitas tidur baik. Penurunan
skor tersebut karena terjadi perbaikan pada
gangguan tidur yang dialami oleh lansia
pada malam hari. Serta gangguan tidur
yang dialami kedua responden tersebut
adalah gangguan tidur ringan.
Perbandingan terjadinya perubahan
kualitas tidur responden kelompok
mandiri
perawat
dalam
upaya
meningkatkan kualitas tidur lansia di
komunitas.
2. Pendidikan
Disarankan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan kajian (evidence based
practice) pada mata kuliah tertentu
ditatanan akademik sebagai upaya
pengembangan teori dan praktik
keperawatan komplementer.
3. Penelitian lanjut
Disarankan hasil penelitian ini dapat
dijadikan data dasar atau bahan
pertimbangan untuk penelitian lebih
lanjut. Contohnya, penelitian serial
atau cohort yang menguji berapa lama
pengaruh
akupresur
terhadap
peningkatan kualitas tidur responden
sampai terjadi penurunan kualitas tidur
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. 2011. Pengaruh Akupresur
Terhadap Kekuatan Otot dan Rentang
Gerak Ekstremitas Atas Pada Pasien
Stroke Pasca Rawat Inap di RSUP
Fatmawati
Jakarta.
Melalui
<http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2
0281860-TMuhamad
Adam.pdf>
[10/01/12]
Amir, N. 2007. Gangguan Tidur Pada
Lanjut
Usia
Diagnosis
dan
Penatalaksanaan.
Cermin
dunia
Kedokteran No 157: 196-206
BPS. 2012. Statistik Penduduk Lanjut Usia
2012 Hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional.melalui<http://www.bps.go.id
/hasil_publikasi/stat_lansia_2012/files/
search/searchtext.xml> [12/03/2014]
BPS. 2012. Data Statistik Indonesia.
Melalui<http://www.datastatistikindonesia.com/portal/index.php?option
=com_supas&task=&Itemid=>[15/03/
14]
Buysse, D, J., Reynolds, C. F., Monk, T.H.,
Berman, S.R., and Kupfer, D.J. 1988.
The Pittsburgh Slepp Quality Index
(PSQI):
A New Instrument For
Psychiatric Research and Practice.
Psychiatry Research 28(2):193-213
di
Indonesia.
Melalui
<http://www.depkes.go.id/downloads/
Buletin%20Lansia.pdf/> [02/01/14]
Kementerian Sosial RI. 2008. Pelayanan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
Artikel
Kementerian
Kesehatan.
Melalui <http://www.kemsos.go.id/>
[02/01/14]
Khasanah dan Hidayati. 2012. Kualitas
Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial
MANDIRI
Semarang.
Jurnal
Nursing Studies 1: 189 196
Kozier et al. 2011. Fundamental of Nursing
: Concepts, Process and Practice.New
Jersey: Pearson Education Inc
Lo C. M. H and Lee P. H. 2012.
Prevalence and impacts of poor sleep
on quality of life and associated
factors of good sleepers in a sample of
older Chinese
adults.
Melalui
<http://www.hqlo.com/content/10/1/72
[17/03/14]
Metha, H. 2007. The Science and Benefits
of Acupressure Therapy. Melalui
<http://voices.yahoo.com/the-sciencebenefits-acupressure-therapy
403107.html>[13/03/2014]
Nasiri E., Raei M., Vatani J., and Kazemi
R.K. 2011. The Effect of Acupressure
on Quality of Sleep in Hemodialysis
Patients. J. Med. Sci., 11 (5): 236-240.
Nesami M.B., Gorji M.A.H., Rezaie S.,
Pouresmail Z, Chorati J.Y. 2014. The
effect of acupressure on the quality of
sleep in patients with acute coronary
syndrome in CCU. Iran J Crit Care
Nurs 2014;7(1):7-14
Oktora., Purnawan, I., Achiriyati, D. 2013.
Pengaruh terapi murottal al quran
terhadap kualitas tidur lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap.
Melalui<http://keperawatan.unsoed.ac.
id/content/pengaruhterapimurottal-al-qur%E2%80%99-terhadapkualitas-tidur-lansia-di-unitrehabilitasi-sosial?language=ar>
[15/03/2014]
Potter, P. A. & Perry, A.G. 2009.
Fundamental Keperawatan. Buku 3
Edisi 7. Terjemahan.
Diah
Keperawatan
Program Magister
Keperawatan Komunitas UNPAD
Sutrisno. 2007. Efektifitas Terapi Musik
Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur
Penderita Insomnia pada Lansia di
Panti
Wredha
Pucang
Gading
Semarang.
Melalui
<http://eprints.undip.ac.id/16397/>[13/
03/2014]
Sykes R. 2003.Current Issues in The Use
of Benzodiazepines for The Treatment
of Insomnia.SA Psych Rev2003(6):4-6
Tsay S.L., Rong J.R., Lin P.F. 2003.
Acupoints Massage In Improving The
Quality of Sleep and Quality of Life in
Patients With End-Stage Renal
Disease. J Adv Nurs 42(2):134-42
Tsay S.L., Chen M.L. 2003. Acupressure
and Quality of Sleep in Patients With
Stage Renal Disease A Randomized
Controlled Trial. International Journal
Of Nursing Studies Vol. 40 (1): 1-7.
Tsay S.L., Cho Y.C., Chen M.L. 2004.
Acupressure
and
Transcutaneous
Electrical Acupoint Stimulation in
Improving Fatigue, Sleep Quality and
Depression in Hemodialysis Patients.
Journal of Chinese Medicine, Vol. 32,
No. 3: 407-416
Vitiello. 2009. National Sleep Foundation:
Aging
and
Sleep.
Melalui
http://www.sleepfoundation.org/article/
sleep-topics/aging-and-sleep
[24/01/2014]
Watson, R. 2003. Perawatan Pada Lansia.
Jakarta: EGC
Widya, G. 2010. Mengatasi Insomnia Cara
mudah Mendapatkan Kembali tidur
Nyenyak Anda. Jogjakarta: Katahati