Sunteți pe pagina 1din 11

I.

KONSEP TEORI
a. Definisi
SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan generalisasi masalah tentang
adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak
penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri,
hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial.
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas
yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak (Lombardo, Mary caster 2005 :
1183).
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang
menempati ruang didalam tengkorak .(Suzanne C.smaltzer 2001:2167)
b. Etiologi
Penyebab tumor masih sedikit yang diketahui. Meningioma sedikit lebih
banyak pada wanita. Radiasi merupakan suatu faktor untuk tumbuhnya tumor
otak, trauma, infeksi dan toksin belum dapat dibuktikan sebagai penyebab tumor
otak. Tetapi bahan industri tertentu seperti nitrosurea adalah karsinogen yang
potensial. Tumor otak dapat terjadi karena adanya hal-hal sebagai berikut seperti
faktor genetik, paparan bahan kimia yang bersifat karsinogenik, misal : methyl
cholantrone/netrosethil urea dan virus.

1)

c. Manifestasi Klinis
Menurut lokasi tumor :
Lobus frontalis
Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkah
laku aneh, sulit memberi argumentasi / menilai salah atau benar, hemiparesis,
2)
3)
4)
5)
6)

ataksia dan gangguan bicara.


Korteks presentalis posterior
Kelemahan / kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari.
Lobus parasentalis
Kelemahan ekstrimitas bawah.
Lobus oksipitalis
Kejang dan gangguan penglihatan.
Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia senorik dan kelumpuhan otot wajah.
Lobus parietalis
Hilang fungsi sensorik karotikalif, gangguan lokalisasi sensorik dan gangguan

penglihatan.
7) Cerebelum
Nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperextrimitas dan sendi.
Tanda dan gejala umum :

a) Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah bila batuk
membungkuk.
b) Kejang.
c) Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur, mual,
muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan TTV dan afasia.
d) Perubahan kepribadian.
e) Gangguan memori
f) Gangguan alam perasaan.
d. Klasifikasi
Stadium tumor berdasarkan sistem TNM ( stadium TNM ). Terdiri dari 3
kategori, yaitu : T ( tumor primer ), N ( nodul regional, metastase ke kelenjar
limfe regional ) dan M ( metastase jauh ).
Kategori T :
Tx = syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi.
Tis = Tumor in situ.
T0 = Tidak ditemukan adanya tumor primer.
T1 = Tumor dengan f maksimal < 2 cm.
T2 = Tumor dengan f maksimal 2 5 cm.
T3 = Tumor dengan f maksimal > 5 cm.
T4 = Tumor invasi keluar organ.
Kategori N :
N0 = Nodul regional negative.
N1 = Nodul regional positif, mobile ( belum ada perletakan ).
N2 = Nodul regional positif, sudah ada perlekatan.
N3 = Nodul jukstregional atau bilateral.
Kategori M :
Mo = Tidak ada metastase organ jauh.
M1 = Ada metastase organ jauh.
M2 = Syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut (Lionel
Ginsberg, Neurologi 2007 :117) yaitu :
1) Benigna umumnya ekstra aksial, yaitu tumbuh dari meningen, nervus
kranialis, atau struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada
substansi otak.
2) Maligna umumnya intra aksial yaitu berasal dari parenkim otak :
3) Primer umumnya berasal dari sel glia/neurobia (glioma) tumor ini
diklasifikasikan maligna karena sifat invasif lokal, metastasis ekstrakranial
sangat jarang, dan dikenali sebagai subtipe histologi dan derajat diferensiasi.
4) Sekunder metastasis dari tumor maligna dari bagian tubuh lainnya.
e. Patofisiologi

Tumor otak menyebabkan gangguan neurolagis. Gejala-gejala terjadi


berurutan hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh tumor dan
tekanan intrakranial. Gangguan vocal terjadi apabila penekanan pada jaringan
otak dan infiltrasi / inovasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan
jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan

kepekaan

neuro

dihubungkan dengan kompersi invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak.
Peningkatan intrakranial dapat diakibatakan oleh beberapa factor : bertambahnya
masa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan
sirkulasi serebrospinal.
Pertumbuhan tumor akan menyebabkan bertambahnya massa karena tumor
akan mengambilkan ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor
ganas menimbulkan odem dalam jaringan otak. Mekanisme belum sepenuhnya
dipahami namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan
pendarahan. Obstruksi vena oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah
otak semuanya menimbulkan kenaikan volume inntrakranial. Observasi sirkulasi
cairan serebrospinal dari vantrikel laseral keruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrosephalus.
Peningkatan intrakranial akan membahayakan jiwa bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicaraknan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memrlukan waktu berhari-hari / berbulan-bulan untuk menjadi efektif
dan oleh karena itu tidak berguna bila apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini bekerja menurunkan volume darah intrakranial,
volume cairan cerborspinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel
parenkim.
Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus/
serebulum.herniasi timbul bila girus medalis lobus temporalis bergeser keinterior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemister otak. Herniasi menekan
ensefalon menyebabkan kehilangan kesadaran dan menekan saraf ke tiga. Pada

herniasi serebulum tonsil sebelum bergeser kebawah melalui foramen magnum


oleh suatu massa poterior, ( Suddart, Brunner. 2001 ).

f. Komplikasi
1). Metastase serebral
Jumlah yang berarti pada pasien yang menderita komplikasi sistem saraf
pusat sebagai hasil kanker sistematik dan penurunan neurologik disebabkan
oleh metastase ke otak. Lesi metatase serebral adalah komplikasi neurologik
yang paling banyak terjadi akibat kangker sistemik. Kenyataannya keadaan
klinik lebih penting bagi banyak pasien daripada semua bentuk kehidupan
kangker yang lama sebagai akibat dari pengobatan.
Gejala neurologik dan tanda yang terdiri dari sakit kepala, gangguan gaya
berjalan, keburukan pengelihatan, perubahan keperibadian, perubahan
kemampuan mengingat (hilangnya memori dan kebingungan), kelemahan
fokal, paralisis, afasia dan kejang. Masalah-masalah ini dapat merusak
kehidupan antara pasien dan keluarga.
(Smeltzer & Bare, 2002, hal 2172).
2). Meningitis
Meningitis adalah radang pada maningen (memberan yang mengelilingi
otak dan medulla sepinalis) dan disebabkan oleh virus,bakteri atau organorgan jamur. Meningitis selanjutnya diklasifikasikan sebagai asepsis, sepsis,
dan tuberkulosa. Meningitis aseptik mengacu pada salah satu meningitis virus
atau

menyebabkan

iritasi,limfoma,leukemia,atau

darah

dari

ruang

subarachnoid. Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan


oleh organisme bakteri seperti meningokokus, stafilokokus atau basilus
influenza. Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus tuberkel. Infeksi

meningeal umumnya di hubungkan dengan satu atau dua jenis: melalui salah
satu aliran darahsebagai konsenkuensi dari infeksi-infeksi bagian lain,seperti
selulitis,atau penekanan langsung seperti didapat setelah cedera traumatic
tulang wajah. Dalam jumlah kecil pada beberapa kasus merupakan
iatrogenikatau hasil sekunder prosedur invasife (seperti pungsi lubang) atau
alat-alat infasi (seperti alat pemantau TIK).
(Smeltzer & Bare, 2002, hal 2175).
3). Meningitis Bakteri
Sampai saat ini bentuk paling signifikan dari meningitis adalah tipe
bakteri. Baktri yang paling sring di jumpai pada meningitis bakteri akut yaitu
Neiserriya meningidis (meningitis meningokokus), Streptococcus pneumoniae
(pada dewasa), dan Haemophilus influensae (pada anak-anak dan dewasa
muda). Dari ketiga organism ini jumlahnya sekitar 75% dar kasus-kasus
meningitis bakteri.
Bentuk penularannya melalui kontak langsung, yang mncangkup
droplet dan sekret dari hidung dan tenggorok yang membawa kuman (paling
sering) atau infeksi dari orang lain. Pada hasilnya, banyak yang tidak
dikembangkan menjadi infeksi tetapi menjadi carrier. Insiden tertinggi pada
meningitis disebabkan oleh bakteri gram negatif, yang terjadi pada lansia,
sama seperti pada seseorang yang menjalani bedah saraf atau seseorang yang
mengalami gangguan respon imun.
Meningitis bakteri merupakan endemik di Amerika serikat dan seluruh
dunia,dan paling sering terjadi pada musim dingin dan musim semi. Secara
keseluran, insiden meningitis bakteri mengalami kemunduran dalam dunia
bagian barat yg diperlihatkan secara primer dengan setandar kebersihan dan
kehidupan soial yang baik. Kejangkitan paling mungkin terjadi di antara orang
yang hidup dalam kondisi padat seperti kota, lingkungan institusi yang
padat,instalasi militer atau penjara, demikian juga terjadi di daerah pedesaan.
Pada sebagian kecil negara, meningitis menjadi masalah kesehatan mayoritas.
(Smeltzer & Bare, 2002, hal 2175).
4). Infeksi Intracranial :Abses Otak
Abses otak merupakan kumpulan dari unsure-unsur infeksius dalam
jaringan otak. Ini dapat terjadi melalui invasi otak langsung dari trauma
intrakranial atau pembedahan; melalui penyebaran infeksi dari daerah lain
seperti sinus, telinga dan gigi (infeksi sinus paranasal, otitis media, sepsis gigi;
atau melalui penyebatran infeksi dari organ lain (abses paru-paru, endokarditis
infeksi);dan dapat menjadikan komplikasi yang berhubungan dengan beberapa

bentuk meningitis. Abses otak merupakan komplikasi yang dikaitkan dengan


beberapa bentuk meningitis. Abses otak adalah komplikasi yang meningkat
pada pasien yang sistem imunnya disupresi baik karena terapi atau penyakit.
Untuk mencegah abses otak maka perlu dilakukan pengobatan yang tepat pada
otetis media, mastoeditis, sinusitis, infeksi gigi dan infeksi sistemik.

g. Pemeriksaan Diagnostik
1) CT Scan ; memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran, kepadatan,
jejas tumor dan meluasnya odema cerebral serta memberi informasi tentang
sistem vaskuler
2) MRI ; membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otakdan daerah
hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT
Scan
3) Biopsi Stereotaktik ; dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis.
4) Angiografi ; memberi gambaran pembuluh darahserebral dan letak tumor
5) Elektro ensefalografi ; mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang
ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal
pada waktu kejang.
h. Penatalaksanaan
Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi :
1) Pembedahan
Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi
patologi dari otak untuk mengurangi TIK dan mengangkat tumor. Pembedahan
ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut dengan Craniotomy.
2) Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorkan.
3) Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dalam berbagai cara, termasuk secara sistemik,
intracranial atau dengan memasukkan polimer yang membawa agen
kemoterapi secara langsung ke jaringan tumor. Masalah utama dengan
komplikasi depresi sum-sum tulang, paru, dan hepar tetap merupakan factor
penyulit utama dalam kemoterapi. Sawar darah otak juga mempersulit
pemberian agen kemoterapi. Penelitian sawar darah otak dengan manitol

hiperosmotik member hasil yang mengecewakan, penelitian mengenai


penggunaan dexametason untuk menutup sawar darah otak dan efek obat
antiepilepsi pada metabolism obat kemoterapi masih terus dilakukan dan mulai
memberikan hasil.
4) Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah
bermetastase.
5) Terapi Steroid
Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,
namun tidak berefek langsung terhada tumor.Pemilihan terapi ditentukan
dengan tipe dan letak dari tumor. Suatu kombinasi metode sering dilakukan.

3) KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1) Anamnesis
a) Identitas klien : usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tgl MRS, askes, dan lain-lain
b) Keluhan utama : nyeri kepala disertai penurunan kesadaran.
c) Riwayat penyakit sekarang : demam, anoreksi dan malaise peninggian
tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal.

d) Riwayat penyakit dahulu : pernah, atau tidak menderita infeksi telinga


(otitis media, mastoiditis) atau infeksi paru paru (bronkiektaksis, abses
paru, empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit).
2) Pemeriksaan fisik
a) Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan /
kehilangan memory,afek tidak sesuai, berdesis.
b) Penglihatan : penurunan lapang pandangan, penglihatan kabur.
c) Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi.
d) Sistem pernafasan: irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi
jalan nafas, disfungsi neuromaskuler.
e) Sistem hormonal: amenrea, rambut rontok, DM.
f) Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
2) Ketidakseimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh.
3) Resiko Cedera

c. Intervensi dan Rasional


DIAGNOSA (NANDA)
1.

NIC

Resiko ketidakefektifan A). Kemampuan kognitif

NOC
a) Promosi Jar. Serebral

perfusi jaringan serebral

- Komunikasi yg jelas & tepat

- Mengurangi hipertensi dg

Faktor resiko :

Orientrasi

perluasan

Tumor Otak

Memroses Informasi

vsasokonsitriksi

utk

Artherosklerosis arteri

Membuat Keputusan yang tepat mengutamankan

parameter

Aneurisma serebral

b). Status Nurologi

Emboli

- fungsi neurologi : tdk bingung serebral

Trauma Kepala

Hipertensi

sensoriksensorik kronik

untuk

Endokoditis

- Komunikasi

parameter hemadinamik

Fungsi

neurologi

hemadinamik

volume

&

atau

jaringan

: - Memberikan obat asoaktik


mengoptimalkan

Disemirasi koogulasi - Ukuran pupil


Inkavas kuler.

- Tidak ada sakit kepala

b). Perawatan Sirkulasi

c). Status menelan

Melakukan

tidankan

- mengutamanan oral nutrisi

komprehensif

- produksi air litr

peripheral

- reflex menelan

- Evaluasi edema dan denyut

- Belajar menelan

nadi perifer

d)/ Perfusi jaringan

- Memeriksa kulit yg rusak

- Fungsi neurologi

karena luka

- Tek.Intrakranial

- Memantau ketidaknyamanan

- Tidak ada sakit kepala

dan nyeri

- Tidak adaa kelemahan

c).PemantauanTek.Intrakranial

- Tidak ada kecemasan

- Menyediakan informasi kpd

- Tidak ada muntah

keluarga

ttg

yg

sirkulasi

- Pantau TTV
- Monitor batuk dann reflex
BAB
- Pantau respon klien
d)/ Pemantauan Neurologi
-

Monitor

bentuk,

ukuran

kesimestrisan

pupil
dan

reaksi
- Pantau tingkat orientasi
2.

Ketidakseimbangan a). Status nutrisi


nutrisi :

- Intake nutrisi

- Pantau tremor
a). Pengaturan Makan
- Kolaborasi dg tim kesehatan

Kurang dari kebutuhan - Intake makanan cairan

lain dlm pergerakan

tubuh.

- Masa tubuh

- Ajarkan konsep nutrisi yg

Batasan Karakteristik :

b). Status Nutrisi : Intake cairan baik pada klien dan keluarga

Nyeri abdomen

- Intake makanan lewat mulut

- Bina hub. Baik klien dan

Tidak Nafasu makan

- Intake makanan leawat slang

keluarga

BB 20 % dibawah ideal

- Pemberian cairan lewat mulut

- Amati psikologis klien

Lemah

- Intake total parenteral nutrisi

- Monitor intake cairan dan

Diarae

c). Status nutrisi : Intake nutrisi

makanan tidp hari

Mual, muntah

- Intake Kalori

- Pantau prilaku klien dan

Mulkus

membrane _ Intake Protein

makan

pucat

- Intake Lemak

- Motivasi klien menghaiskan

Gangguan menelan

- Intake KH

makannya.

- Ganguan pengecap

- Intake Mineral dan elektrolik

b). Pengaturan nutrisi

- Kurang pengetahuan

d). Kontrol BB

- Pantau adanya alergi pd klien

Faktor resiko :

- antau BB

- Monitor intake kalori dan

- Faktor Biologis

- memilih jenis makanan dan gaya hdp klien

- Tidak mampu menelan cairan- Menggunakan suplemen - Monitor pola diet klien
makanan

- mengutamakan cairan

- Berikan plhan makanan

Faktor psikologis

- Ajarkan program diet dan


pelaksanaannya

3.

- Pantau TTV
a). Pengetahuan : Perlindungan a). Pencegahan Jatuh

Resiko Cedera
Faktor Resiko

Kondisi

diri
darah -

- Indentifikasi deficit kognitif


Menjelskan

bgmna dan

fisik

yg

dpt

abmormal

pencegahan jatuh, kecelakaan, mengakibatkan jatuh

Disfungsi biokimia

keamanan

Usia dan psikologis

elktronik, prilaku pribadi,

- Sediakan alat bantu

Disfungsi efektor

b). Status Neurologi

- Atur tempat tdr klien seaman

Disfungsi sensory

- Fungsi neurologi : motorik mungkin, pasang sel

air,

api,

benda - Manage lingkungan yg aman

pusat

- Minta klien untuk segan

- Fungsi neurologi : sensorik memanggil


cranial

jika

butuh

pertolongan

-Komunikasi,Ukuran pupil, tdk - Jauhkan benda tajam dan


ada sakit kepala
c).

Kontrol

berbahaya
Resiko

: - Ajarkan keluarga ttg risiko

kemampuan dengan

cedera dan pencegahannya

- Monitor gejala ggn pandangan

Anjurkan

- Trauma Kepala

sering memantau klien

keluarga

untuk

- tes pendengaran
- Infeksi Telinga

b).

Managemen

kaamanan

d). Deteksi Resiko

lingkungan

- Mengenal tanda dan gejala

- Kolaborasi dg petugas lain

- Riwayat keluarga dan yankes

dan keluarga

e).

Perilaku

keaamanan

mencegah jatuh
-

Koreksi

penggunaan

alat

bantu
- Perlengkapan bantuan pribadi
- Pemasangan penghalang tpt
tdr
- Kompensasi keterbatasan fisik

S-ar putea să vă placă și