Sunteți pe pagina 1din 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita dan keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi
kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama berjam-jam
dilatasi dan melahirkan dan berakhir ketika wanita dan keluarganya memulai proses
ikatan dengan bayi. Perawatan ditujukan untuk mendukung wanita dan keluarganya
dalam melalui proses persalinan supaya dicapai hasil yang optimal bagi semua yang
terlibat.
Perawat harus menguasai faktor-faktor esensial persalinan, proses persalina itu
sendiri dan kemajuan persalinan normal. Apabila perawat menguasai pengetahuan ini
maka ia akan dapat menerapkan proses keperawatan, baik pada wanita maupun pada
keluarganya. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
mengenai asuhan keperawatan intranatal.
1.2 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami konsep teori dan asuhan keperawatan intranatal.
2. Mampu mempraktekkan asuhan keperawatan intranatal.
3. Memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP TEORI
2.1.1 DEFINISI PERSALINAN

Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal
dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup
komplikasi, plasenta lahir normal.
Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.
2.1.2

FAKTOR ESENSIAL PERSALINAN


Ada lima faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran.

Faktor-faktor ini diingat sebagai 5P :


1. Passanger (penumpang yaitu janin dan plasenta)
2. Passageway (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu.
3. Powers (kekuatan)
Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.Kontraksi uterus involunter, yang
disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.Apabila serviks
berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan
sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
4. Posisi ibu
Mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.Mengubah posisi
membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.
5. Psycologyc respons (respons psikologis)
Merupakan persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan, dukungan
orang terdekat dan intregitas emosional.

2.1.3

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN


Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada

hanya merupakan teori teori kompleks antara lain :


1.

Teori penurunan hormone


Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu
sebelum partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesteron turun.

2.

Teori plasenta menjadi tua


Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.

3.

Teori distensi rahim


Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

4.

Teori iritasi mekanik


Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.

5.

Induksi partus (Induction of labour)


Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis
dengan tujuan merangsang fleksus Frankerhauser
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus

2.1.4

ADAPTASI TERHADAP PERSALINAN


Ibu dan janin harus beradaptasi secara anatomis dan fisiologis selama proses

persalinan. Pengkajian ibu dan janin yang akurat membutuhkan pengetahuan tentang
adaptasi yang diharapkan terjadi.
3

Adaptasi janin dibagi :


1. Denyut jantung janin
Pemantauan djj memberi informasi yang dapat dipercaya dan dapat digunakan
umtuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi, djj ratarata pada aterm adalah 140 denyut/ menit, batas normalnya adalah 110 sampai
160 denyut/ menit. Pada kehamilan yang lebih muda djj lebih tinggi dengan
nilai rata-rata 160 denyut/ menit.
2. Sirkulasi darah janin
Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah
posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah dan aliran darah tali pusat,
kebanyakan apabila janin yang sehat mampu mengompensasi stress ini,
biasanya aliran darah tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi
janin.
3. Pernafasan dan gerakan janin
Pada waktu persalinan pervaginam 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar
dari paru-paru, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri
meningkat, gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan
menurun setelah ketuban pecah.
Adaptasi ibu meliputi :
1. Perubahan kardiovaskuler
Perubahan pada system kardiovaskuler wanita selama proses persalinan, pada
setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus dan masuk ke
system vaskuler ibu, hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10%
sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada
tahap kedua persalinan,untuk mengantisipasi perubahan tekanan darah, ada
beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun
pada arteri uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke pembuluh darah perifer,
timbul tahanan perifer, tekanan darah meningkat dan frekuensi denyut nadi
menurun.Pada persalinan tahap pertama, kontraksi uterus meningkatkan
tekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua sekitar 30 mmHg dan
tekanan diastolic sampai 25 mmHg.
2. Perubahan pernafasan
4

Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari


peningkatan frekuensi pernafasan, pada tahap kedua persalinan jika ibu tidak
diberi obat-obatan maka ia akan memakai oksigen hampir dua kali lipat.
3. Perubahan pada ginjal
Selama berkemih wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan
akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi,
perasaan tidak nyaman dan rasa malu.
4. Perubahan integument
Adaptasi system integument jelas terlihat khususnya pada daerah introitus
vagina, meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat terjadi robekanrobekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tidak dilakukan
episiotomy atau tidak terjadi laserasi.
5. Perubahan musculoskeletal
System ini mengalami stress selama persalinan, nyeri punggung dan nyeri sendi
terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi pada masa aterm, proses
persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan
kram tungkai.
6. Perubahan neurology
System neurologi menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman
selama persalinan, perubahan sensoris terjadi saat memasuki tahap persalinan
pertama dan masuk ke tahap berikutnya.
7. Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi system saluran cerna, bibir dan mulut menjadi kering
akibat bernafas lewat mulut, dehidrasi, dan sebagai respons emosi terhadap
persalinan.Selama persalinan motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan
pada waktu pengosongan lambung menjadi lambat, seringkali ada rasa mual
dan memuntahkan makanan yang belum dicerna, mual dan sendawa juga terjadi
sebagai respon reflek terhadap dilatasi serviks lengkap.
8. Perubahan endokrin
System endokrin aktif selama persalinan, awal persalinan dapat diakibatkan
penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin
dan oksitosin. Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun
akibat proses persalinan.
2.1.5

TANDA PERSALINAN
5

2.1.5.1 TANDA PERMULAAN PERSALINAN


Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala
pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
1.

Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.

2.

Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3.

Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan


oleh bagian terbawah janin.

4.

Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi


lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false labor pains.

5.

Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa


bercamput darah (bloody show).

2.1.5.2 Tanda tanda Inpartu


Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tandatanda inpartu adalah:
1.

Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

2.

Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks.

3.

Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4.

Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

2.1.6

TAHAP PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1.

Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga

mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase
yaitu :

a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih). Serviks membuka dari 3 ke 10 cm,
biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2
jam.
Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam.
Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2
jam
Fase fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida.
Pada premi osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada
multigravida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan
eksternum serta penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.
2.

Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)

dan berakhir dengan lahirnya bayi.Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran.
Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a.

Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b.

Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
7

c.

Perineum terlihat menonjol

d.

Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

e.

Peningkatan pengeluaran lender dan darah


Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan

dalam yang menunjukkan :


a.

Pembukaan serviks telah lengkap

b.

Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina

3.

Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba tiba setelah lahinya bayi.Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat
implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding
uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian
atas vagina.
b. Tanda tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
a. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :

Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi.
Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma
yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya.
Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah
akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan
pinggir plasenta.
2. Fase pengeluaran uri
Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali
pusat ditegangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam
atau maju artinya sudah lepas.
Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
Strassman: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2
jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
a.

Tingkat kesadaran ibu

b.

Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan

c.

Kontraksi uterus

d.

Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 500 cc.

2.1.7

WOC
Kehamilan 37-42
minggu

Teori hormon

Teori plasenta
menjadi tua

estrogen dan
progesteron

Iritasi mekanik

Distensi rahim

Rahim menjadi besar dan


meregang

Kekejangan pembuluh
darah

Ganglion servikal
(Fleksus
Frankerhauser)
tertekan dan

Iskemia otot-otot rahim


HIS
Peregangan vagina jaringan lunak
dalam rongga panggul dan
peritonium
Serviks mendatar &
terbuka

Krisis
situsional

Induksi partus

Gagang laminaria,
Amniotomi,
Oksitosis drip

MK :
ANSIETAS
Kontraksi kuat dan
cepat
Iskemia korpus uteri

Pembuluh darah pada kapiler servikalis


pecah

Stimulasi serabut saraf di pleksus


hipogastrikus
Diteruskan ke SSP

Bloody show

Kontraksi kuat dan cepat

MK : NYERI
AKUT

Penurunan kepala
masuk PAP
Pembukaan lengkap
(KALA II)
Bagian tubuh janin turun sampai dasar
panggul
Tekanan meningkat pada otot dasar
panggul
Refleks mengedan
Kontraksi10

Penekanan
kandung kemih
oleh kepala janin

MK : PERUBAHAN
ELIMINASI URIN

Merangsang saraf
nyeri

Pelebaran vulva & perineum


menonjol

MK : NYERI AKUT

Episiotomi pada
primipara
Bayi lahir

Trauma jalan
lahir
MK :
KERUSAKAN
INTEGRITAS

MK :
RESIKO
INFEKSI

Memasuki kala III

Tekanan pada fundus uterus


meningkat akibat his
Terlepasnya plasenta dari
endometrium
Trauma jaringan
Terputusnya kontinuitas
jaringan

Diikuti pengeluaran sisa plasenta


Keluarnya darah
(normal 150-300 cc)

Pelepasan meurotransmitter nyeri di


korteks serebral
MK : NYERI AKUT

MK : RISIKO DEFISIT
VOLUME CAIRAN

11

Plasenta yang tidak lengkap


dan sisa plasenta yang masih
tertahan di uterus
MK : RISIKO
INFEKSI

Memasuki kala IV

Episiotomi

Robekan jalan
lahir

Atonia uteri
Kontraksi
uterus
menurun
Rest plasenta

Terjadi luka
Iritasi mekanik
pada saraf dan
jaringan
Pelepasan
neurotransmitter
nyeri
Substansi P,
serotonin,
prostaglandin
Masuk ke serabut
saraf afferen

Perdarahan
( > 500 cc )
MK :RISIKO
DEFISIT
VOLUME
CAIRAN

Diterima di kornu
dorsalis medulla
spinalis
Korteks serebri

Persepsi nyeri

12

MK : NYERI AKUT

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 PENGKAJIAN
1. Identitas
IDENTITAS KLIEN
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat

:
:
:
:
:
:
:

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama
:
Umur
:
Agama
:
Pekerjaan
:
Pendidikan
:
Alamat
:
Hubungan dengan klien :
2. Riwayat kesehatan
a.
KELUHAN UTAMA
Klien masuk dengan keluhan sakit perut tembus hingga ke belakang,
pengeluaran darah dan lendir dari vagina sehingga membuat klien merasa
b.

cemas dan memutuskan untuk segera ke rumah sakit.


RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Perlu dikaji Perkiraan usia kehamilan, HPHT dan TTP, Antenatal
care/pemeriksaan antenatal, Masalah/komplikasi yang dialami selama
kehamilan seperti perdarahan.
RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG
Kaji mengenai persepsi ibu terhadap persalinan, ada/tidaknya nyeri yang
dirasakan: Jika ya, kapan mulai?, seberapa sering, seberapa lama, seberapa
kuat?Ada/tidaknya darah yang keluar dari vagina: Jika ya, kapan,seberapa
banyak & bagaimana (berupa lendir _ bloody showatau darah yang
mengalir)Ada/tidaknya aliran/semburan cairan dari vagina: Jika ya,kapan,
seberapa banyak, bagaimana warnanya?Apakah ibu masih merasakan
13

gerakan bayi?Makan dan minum yang terakhir: Kapan, seberapa banyak?


BAB/BAK yang terakhir: Kapan dan bagaimana.
c. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Kaji apakah klien pernah menderita penyakit menular atau menurun seperti
hipertensi, hepatitis atau diabetes.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : composmentis
b. Tanda-tanda vital :
TD : biasanya tekanan darah meningkat (tahap I : systole meningkat 10
mmHg, tahap II systole meningkat sekitar 30 mmHg dan diastole meningkat
sampai 25 mmHg)
Nadi : (frekuensi denyut nadi menurun)
Resp : (pada tahap kedua, frekuensi pernapasan meningkat)
Suhu : (meningkat apabila terjadi infeksi)
c. Kepala
Rambut: Hitam, tidak rontok, distribusi rambut merata
Kulit kepala : bersih, luka ( - ), pembengkakan ( - )
Mata : Refleks cahaya baik, konjunctiva tidak pucat
Sclera : Ikterus ( - ), pupil isokhor kanan dan kiri, anemia ( - )
Mulut :Bibir agak kering, sianosis ( - ), refleks menelan baik. Peradangan
pada kelenjar ( - ), pembengkakan ( - )
d. Leher
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid, peradangan ( e. Dinding thoraks
Tidak ada kelainan dan keluhan ( - )
f. Kandung kemih
Kemampuan berkemih : Tampak tidak mampu untuk berkemih sendiri dan
dipasangi kateter sementara (tidak tetap)
Warna urine : Kuning pekat
Distantis spinarum
g. Anggota gerak
Oedema : Tidak ditemukan oedema
Refleks patella : Baik
Varices : Tidak ada

14

4. Pemeriksaan diagnostic
a. Specimen urin.

b.
c.
d.

Tes darah.
Ruptur membran.
Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah

LAPORAN PERSALINAN
PENGKAJIAN KALA I
A. KELUHAN UTAMA
Biasanya pada kala I klien akan mengeluhkan pinggang terasa sakit dan
menjalar ke depan, Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar dan Intensitas kesakitan meningkat bila dibawa berjalan. klien biasanya juga
mengeluhkan adanya keluar lendir. Selain itu pada kaadaan ini ibu biasanya akan
mengeluhkan cemas untuk menghadapi persalinan. Ibu cenderung mengeluhkan takut
mengahapi persalinan dan tindakan yang akan di lakukan pada dirinya dan ibu juga
sering mengeluhkan takut adanya kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada ibu
atau janin yang akan lahir.
B. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
HPHT
: 13- 4 - 2014
Tafsiran persalinan
:20- 1-2015
Usia kehamilan sekarang : 1-12 minggu
C. RIWAYAT OBSTRETRIK
:G:1 P:0
A: 0
D. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA ( KB )

15

AH:

Pada riwayat ini biasanya

ibu mampunyai riwayat dalam

melaksanakan KB , jenis kontrasepsi yang di gunakan ibu biasanya seperti


IUD, PIL, SUNTIK, IMPLANT dan bentuk kontrasepsi lainnya. Selain itu
harus dikaji sejak kapan penggunaan kontrasepsi tersebut , biasanya
pemakaian kontrasepsi dalam waktu lama akan memberi dampak buruk pada
bayi maupun ibu. Selain itu banyak ibu dengan pemakaian kontrasepsi dalam
waktu lama akan menimbulkan banyak kerusakan seperti ibu seperti :
kegemukan, berdebar-debar dan lain-lain. Selanjutnya perlu kita mengkaji
rencana yang akan datang tentang keinginan ibu untuk pemakaian kontrasepsi
tersebut setelah melahirkan.
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu ,
atau keduanya . riwayat kontrasepsi yang lengkap harus di dapatkan pada
dasar kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual janin.
E. RIWAYAT IMUNISASI TT
Pada riwayat ini kita mengkaji apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT ?.
Biasanya pada sudah di tetahui positif hamil dan ibu melakukan kunjungan yang
pertama ibu akan mendapat imunisasi TT tersebut. TT di berikan 2 kali selama
kehamilan degan jarak pemberian 4 minggu setelah pemberian pertama. Imunisasi TT
ini berfungsi untuk mencegah bayi terklahir dengan adanya tetanus
F. RIWAYAT PENYAKIT LALU
Kaji adanya penyakit yang pernah di alami oleh ibu , misalnya
diabetes militus ( DM ), jantung, hipertensi, masalah genekologi, masalah
ginjal atau urinaria, penyakit endokrin atau penyait lainnya. oleh karena itu
adanya

riwayat infeksi , prosedur operasi dan trauma pada persalinan

sbelumnya harus di dokumentasikan .

16

Kaji apakah ibu memliki riwayat pembedahan , apa jenis pembedahan,


kapan pembedahan tersebut di lakukan , oleh siapa dan dimanan tindkan
tersebut berlangsung.
G. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Kaji riwayat kesehatan keluarga melalui genogram.Dari genogram
tersebut dapat teridentifikasi mengenai penyakit keturunan atau menular yang
terdapat dalam keluarga. Seperti ibu mempunyai riwayat penyakit keturunan
diabetes militus, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal , penyakit
Tuberkulosis ataupun penyakit menular seksual lainnya. Hal yang harus di
perhatikan apabila ibu mempunyai riwayat penyakit keturunan atau penyakit
menular lainnya maka harus kita berikan penatalaksaan yang sesuai karena
apabila riwayat tersebut diabaikan maka akan berdampak komplikasi yang
lebih serius.
H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Psikologis secara umum

: pada kala I ibu biasanya akan


mengeluhkan cemas untuk menghadapi
persalinan. Ibu cenderung mengeluhkan
takut mengahapi persalinan dan tindakan
yang akan di lakukan pada dirinya dan
ibu juga sering mengeluhkan takut
adanya kemungkinan terburuk yang
akan terjadi pada ibu atau janin yang
akan lahir.
: biasanya pada kala I ini ibu akan

Kesiapan mental menjadi ibu

cenderung sudah merasa siap untuk


menjadi seorang ibu
: biasanya koping stress yang kontruktif

Cara mengatasi stress

akan mengatasi masalah klien, ditambah


adanya dukungan dari pasanga atau

17

keluarga yang baik akan membantu klien


dalam

mengatasi

masalah

krisis

emosional yang dialaminya.


: klien yang tinggal dalam keluarga

Tinggal dengan

besar atau hanya denga keluarga inti


akan

memengaruhi

psikologi

ibu.

Semakin banyak dukungan yang di


berikan keluarga maka akan berdampak
baik untuk perkembangan emosional
ibu. Apalag dalam proses persalinan
dukungan emosional sangat di butuhkan
ibu baik dari pasangan atau kelaurga
lainnya.
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi
multi

:
gravida

biasanya ibu dengan


akan

mempunyai

pengalaman yang bagus dalam merawat


bayi.
I. Pengkajian fisik
a. Sistem kardiovaskuler/ sirkulasi :
Nadi

: Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit.


Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas hipertiroid
dan infeksi .

Tekanan darah
PEngisian kapiler

: tekana darah cenderung untuk meningkat.


: cenderung kapilary refill lebih dari 3 detik , ini
disebabkan oleh adanya nutrisi yang tidak adekuat dan

Edema
Konungtiva
b. Sistem pernafasan

adanya edema.
: pada kala I biasanya di dapat edema, akan cenderung
di dapatkan edema pada tungkai.
: konjungtiva biasanya di dapatkan anemis

18

Jalan nafas

: biasanya pada keadaan tertentu akan di temukan jalan

Pernafasan
Frekuensi
Suara nafas

nafas tidak efektif karena adanta sekret .


: biasanya pada kala I terdapat peningkatan pernafasan
: lebih dari 24 kali / menit ( normanya : 16-24 X/ menit)
: suara nafas cenderung adanya wheezing karenakalau

Riwayat lain

di temuka sumbatan jalan nafas


: seperti adanya riwayat asma dan peradangan lain pada
paru akan menjadi penyulit dalam persalinan.

c. Sistem pencernaan
Keadaan mulut
Gigi
Stomatis

:
: adanya stomatitis menandakan adanya nutrisi

Lidah

yang tidak adekuat


: bagi ibu dengan higience tidak adekuat akan di

Bau mulut

dapatkan adanya tanda-tanda clamydiasis


: bau mulut yang tidak enak menandakan
adanya mikroorganisme yang berkembang yang

Muntah dan muntah

bersifat patogen
: biasnya di temukan padakala

Nyeri daerah perut

teradinya nyeri yang hebat.


: biasanya memang di rasakan nyeri perut yang

hebat
Rasa penuh di perut
bentuk tubuh

: Biasanya memang di rasakan perut penuh


: bentuk tbuh cenderung lordosis karena

membrane mukosa
hemoroid

gravitasi ke depan
: cenderung merah muda bahkan pucat
: cenderung terjadi karena adanya pelebaran

I karena

pembuluh vena
d. Neurosensori
Status mental

: biasanya di temukan adanya orientasi , pad ibu


dengan eklampsia akan di temukan penurunan

Pingsan/ pusing

kesadaran.
: biasnaya di temukan karena stress dan nyeri

yang hebat
Kesemutan/ kebas/ kelemahan

kelemahan

memang

dirasakan ibu dalam proses persalinan


e. Sistem endokrin

19

cenderung

Gula darah

: gula darah yang tinggi akan menjadi penyulit


dalam proses persalinan

f. Sistem urogenital
BAK
Pola urine
Jumlah
Warna
Rasa sakit waktu BAB
Distensi kandung kemih
g. Sistem integument
Turgor kulit
Warna kulit
Keadaan kulit
Keebersiahn kulit
Keadaan rambut
h. Sistem muskoloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan

: 6-7 kali sehari kadang tidak terkontrol


: lebih dari 500cc sehari
: warna cendrung jernih
: biasanya dirasakan sakit karena penekanan
uterus
:
: sedang
: cenderung pucat
: biasanya di temukan kloasma gravidarum
: biasanya baik
: biasanya bersih
: biasanya ibu mengalami kesulitan dalam
pergerakan karena adanya peningkatan besar
uterus . kemudian kesulitan bergerak juga
terjadi karena nyeri yang hebat dan semakin

Ekstremitas/ tungkai
Edema

nyeri saat berjalan


: biasanya di dapatkan simetris
: pada kala I di temukan adanya edema terutama

Virises

pada ekstremitas bawah


: biasanya di temukan varises karena adanya

Refleks patela

pelebaran pembuluh vena


: abnormal kalau memeliki riwayat komplikasi
sepert jantung

i. Dada dan aksila


Mammae
Areola mammae
Kolostrum keluar

: biasanya di temukan pembesara mammae


: biasanya di temukan hipergmentasi
: biasnya sejak trimester II sudah di temukan
adanya pengeluaran kolostrum

j. Perut/ abdomen
Inspeksi
Membessar
Linea

: membesar kearah muka


: biasanya ditemukan linea nigra sejak trimester

II

20

Striae
Luka bekas oerasi

: biasanya ditemukan
: ada / tidak

Palpasi
Leopold 1
TFU berisi
Leopold II

: Untuk mengetahui TFU


:
: Untuk mengetahui bagian tubuh janin yang

Leopold III

berada padasisi kanan dan kiri abdomen


: Untuk mengetahui kepala janin sudah masuk

PAP atau

belum,biasanya jika kepala janin

yang berada didaerah

symfisis pubis masih bisa

digoyang pada pemeriksaanberarti

kepala

janin

belum masuk PAP dan jika sudah tidak bisa


kepala janin sudah masuk ke PAP
Leopold IV
:pada saat pemeriksaan leopold IV biasanya
posisi tangan

didaerah

konvergen / sejajar/
Taksiran berat
Badan janin
Kontraksi
Auskultrasi
DJJ
Frekuensi
k. Pemeriksaan panggul luar
Lingkar panggul

symfisi

pubis

tangan

divergen
:
:
:punktum maksimun:
:
X/menit, teratur/ tidak
:

cm

PENGKAJIAN KALA II
Pengkajian Persistem
a) Aktifitas
adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.

Letargi.
Lingkaran hitam di bawah mata

b) Sirkulasi

21

tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.

c) Integritas ego
Respon emosional dapat meningkat.
Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien
terlibat mengejan secara aktif
d)

Eliminasi
Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.

e)

Nyeri/ketidaknyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90
dtk.
Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas
kelahiran anak.

f) Sirkulasi
peningkatan frekuensi pernafasan.
g) Keamanan
Diaforesis sering terjadi.
Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
h)

Seksualitas
Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi
vertex

Kala II berlangsung lebih dari dua jam pada kehamilan pertamadan 1,5 jam
pada kehamilan berikutnya dianggap abnormal dan harus melakukan kolaborasi .

22

factor laoin yang harus dipertimbangkan adalah pola DJJ, penurunan presentasi,
kualitas kontraksi uterus.
PENGKAJIAN KALA III
a. Aktivitas / Istirahat
Perilaku klien dapat direntang dari senang sampai keletihan.Klien terlihat
cemas, keluar keringat, pakaian tampak basah.
b. Sirkulasi
Tekanan darah

(TD) meningkat saat curah jantung meningkat,kemudian

kembali ke tingkat normal dengan cepat. Hipotensi dapat terjadi sebagai


respons terhadap analgesic dan anestesi.Frekuensi nadi melambat pada
respons terhadap perubahan curah jantung.
c. Makanan / Cairan
Klien kehilangan darah

kira-kira 150 cc. Klien terlihat minum air putih

sebanyak gelas,klien belum makan karena perut terasa tidak enak,klien


merasa haus , mukosa bibir kering.
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor

kaki atau menggigil. Klien meringis dan

mengatakan sakit di daerah genetalia


Panjang luka 1 cm
Skala nyeri : 4 (rentang 1 10)
e. Keamanan
Infeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya robekan atau
laserasi.Peluasan episogemi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.Terdapat
luka episiotomy 1 cm.
f. Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta terlepas
dari endomatrium,biasanya dalam 1 5 menit setelah melahirkan bayi.
Tali pusat pada muara vagina uterus berubah dari discoid menjadi
bentuk globular meninggikan abdomen.
Keluar darah merah kehitaman dan vagina saat placenta keluar

23

Cara pelepasan placenta dengan schultze (plasenta lepas dari bagian


tengah)
Ukuran plasenta 22 x 20 x 2 cm,berat badan 480 mg,insersi
parasentralis lengkap
Panjang tali pusat 30 cm
TFU 1 jari bawah pusat
PENGKAJIAN KALA IV
a. Aktifitas dan latihan
dampak tampak berenergi atau kelelahan ,keletihan atau mengantuk
b. sirkulasi
nadi biasanya lambat (50-70)karena hipersensitivitas vagal
c. integritas ego
reaksi emosional bervariasi dan berubah ubah
d. eliminasi
hemoroid sering ada danmenonjol ,kandung kemih mgkin tersa atassimfisis
pubis atau kateter urinaris mungkindi pasang
e. makanan/cairan
mengeluh haus lapar atau muntah
f. neurosensori
sensasi gerak ekstremitas bawah menurun pada adanya anestesi spinal atau
analgesi kaudal / epidural
g. Neurosensori
- Sensasi gerak ekstremitas bawah menurun pada adanya anestesi spinal atau
analgesia kaudal/epidural.
- Hiperefleksia mungkin ada
h. Nyeri atau ketidaknyamanan
dapat melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber, mis : nyeri, trauma
jaringan / perbaikan episotomi, kandung kenih penuh, perasaan dingin dan
otot tremor dan menggigil
i. Keamanan
- Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (pengerahan tenaga, dehidrasi)
- Perbaikan episitomi utuh, dengan tepi jaringan merapat.
j. Seksualitas
- Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi unbilikus.
- Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap, dengan hanya

24

beberapa bekuan kecil.


- Payudara lunak dan puting tegang
Pemeriksaan diagnostik
Hb / Ht, jumlah darah lengkap, Urinalis, pemeriksaan lain sesuai indikasi
temuan fisik

25

5. Analisa Data
NO
1.

DATA

ETIOLOGI

DS:

Agen

Ibu mengatakan :

(kontraksi

Sakit pada perut bagian bawah dan tembus ke

persalinan)

belakang.
DO:
Ibu tampak cemas, tegang dan gelisah.
Ekspresi wajah meringis, megusap pinggang dan perut
menahan rasa sakit pada saat his.
Perut tampak tegang saat his.
TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/m, P: 20 x/m, S: 37 C.
Hasil pemeriksaan dalam jam 10.20 WIB :
o Pembukaan 3 cm.
o Ketuban utuh menonjol.
o Portio lunak dan tipis.
o Presentase kepala.
o Penurunan H.I - H.II
o Pelepasan lendir dan darah (+)
o Kesan panggul cukup
Ibu nampak berkeringat banyak.
26

cidera
uterus

MASALAH
KEPERAWATAN
biologi Nyeri akut
selama

2.

DS :

Krisis situsional

Klien mengatakan cemas dengan janinnya.

Klien biasanya mengelukan depresi dengan keadaan

Ansietas

yang dialami

Biasanya

ibu

menegeluhkan

cemas

memikikan

pasangannya karena penurunan keingnanan seksual


yang dialaminya
DO:

4.

Takikardi ( normal nadi : 16-24 X/ menit)

Klien biasanya terlihat Sedih

DS :

DO :

5.

Klien biasanya terlihat Gelisah


Agen cidera biologi (tekanan Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada daerah perut dan rasa

mekanik

ingin BAB (mengedan)

presentasi,

dilatasi/

peregangan

jaringan,

Ekspresi wajah tampak meringis


Klien merintih
Tampak gelisah dan berkeringat
Vulva dan perineum menonjol serta tekanan pada anus
Pembukaan lengkap 10 cm
His semakin dekat

DS : -

kompresi

saraf,

bagian

pola

kontraksi semakin intense)

Trauma
27

pada

jalan

lahir, Kerusakan integritas kulit

episiotomy
DO :

6.

DS : DO :

7.

8.

Adanya episiotomy
Robekan jalan lahir

DS :

DO :

DS:

Prosedur invasive berulang, Risiko infeksi


trauma jaringan,
Pemeriksaan

vagina

yang

berulang-ulang

untuk

mengetahui kemajuan persalinan


Pemasangan infuse
Episiotomi
Agen cidera biologi (trauma Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada daerah perut dan jaringan)
sekitarnya

Ekspresi wajah tampak meringis


Klien merintih
Risiko
Peningkatan kehilangan
Klien mengatakan merasa haus
Klien mengatakan sebelumnya belum makan karena cairan secara tidak disadari
perut tidak enak

DO

Klien tampak lemas


Mukosa bibir kering
Pedarahan sampai skala 3 250 cc
28

cairan

deficit

volume

9.

DS : -

Trauma

jaringan,

sisa Risiko infeksi

plasenta yang tertahan.


DO :

10.

Adanya bagian plasenta yang tertinggal di uterus

DS :

Trauma jaringan

Nyeri akut

Kehilangan cairan aktif

Risiko

Klien mengatakan nyeri pada vagina


Klien mengatakan nyeri saat BAK
Klien mengatakan nyeri saat bergerak

DO:

11.

pat tampak meringis


Pat tampak menghindari nyeri
Skla nyeri 1 -10

DS :
DO :

cairan
Akral dingin
Hb rendah
Pat tampak pucat
Pat tampak pendarahan
( lebih dari 500 cc )

29

deficit

volume

30

2.2.2

DIAGNOSA KEPERAWATAN

KALA I :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi (kontraksi uterus selama
persalinan).
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situsional.
KALA II
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi (tekanan mekanik pada
bagian presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi
semakin intense).
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma jalan lahir, episiotomy.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive berulang, trauma
jaringan,
KALA III
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi (trauma jaringan).
2. Risiko deficit volume cairan berhubungan dengan Peningkatan kehilangan
cairan secara tidak disadari.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, sisa plasenta yang
tertahan.
KALA IV
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan.
2. Risiko deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

31

2.2.3
N
O
1.

INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA

NOC

INTERVENSI NIC

KEPERAWATAN
Nyeri
akut NOC :

PAIN MANAGEMENT

berhubungan dengan

Pain Level,

agen cidera biologi

Pain control,

(kontraksi

Comfort level

uterus

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

selama persalinan).

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan

Mampu mengontrol nyeri.

Melaporkan bahwa nyeri berkurang

teknik

komunikasi

terapeutik

untuk

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu


ruangan, pencahayaan dan kebisingan

dengan menggunakan manajemen nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Mampu

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Tingkatkan istirahat

Tanda vital dalam rentang normal

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

mengenali

mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kriteria Hasil :

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

nyeri

(skala,

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum


pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika


pemberian lebih dari satu

32

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik


pertama kali

2.

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)


PENGELOLAAN ELIMINASI URIN :

Perubahan eliminasi NOC :


urin

berhubungan

Eliminasi urin

kandung kemih oleh Kriteria hasil :


Pola eliminasi dalam rentang yang
kepala.
diharapkan

dengan

penekanan

Kaji ulang frekuensi


urin

Bau urin dalam rentang yang diharapkan

Warna

urin

dalam

rentang

Kaji ulang volume


urin
Kaji ulang bau urin

(menyengat atau tidak)

Kaji

yang

Anjurkan pasien /

Urin bebas dari partikel

Intake dan output 24 jam seimbang

Pengosongan bladder secara sempurna

warna

urin

diharapkan

ulang

keluarga untuk mencatat haluaran urin


Anjurkan

pasien

untuk segera berespon terhadap kebutuhan eliminasi (tidak


menunda-nunda BAK).
Anjurkan

pasien

sering berkemih (setiap 2-3 jam) untuk mengosongkan kandung


3.

Ansietas

kemih.
PENURUNAN KECEMASAN

NOC :

berhubungan dengan

Anxiety control

Gunakan pendekatan yang menenangkan

krisis situasional.

Coping

Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

Impulse control

Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres

Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

Kriteria Hasil :
33

Klien

mampu

mengidentifikasi

dan

Dorong keluarga untuk menemani apasien

mengungkapkan gejala cemas

Identifikasi tingkat kecemasan

Mengidentifikasi, mengungkapkan dan

Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

menunjukkan tehnik untuk mengontol

Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

cemas

Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Vital sign dalam batas normal

Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa


tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan

4.

Nyeri

berkurangnya kecemasan
akut NOC :

berhubungan dengan

Pain Level,

agen cidera biologi

Pain control,

(tekanan

Comfort level

pada
presentasi,

mekanik

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan

dilatasi/ Kriteria Hasil :


kompresi

semakin intense)..

Mampu mengontrol nyeri.

Melaporkan bahwa nyeri berkurang

teknik

komunikasi

terapeutik

untuk

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu


ruangan, pencahayaan dan kebisingan

dengan menggunakan manajemen nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Mampu

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Tingkatkan istirahat

Tanda vital dalam rentang normal

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

mengenali

mengetahui

pengalaman nyeri pasien

saraf, pola kontraksi

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

bagian

peregangan
jaringan,

PAIN MANAGEMENT

nyeri

(skala,

Analgesic Administration

34

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika


pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik


pertama kali

5.

Kerusakan integritas
kulit

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)


PENGAWASAN KULIT

Inspeksi kulit dan membran mukosa untuk kemerahan, panas.

Monitor kulit pada area kemerahan.

Monitor adanya infeksi.

Temperatur jaringan dalam rentang

Monitor warna kulit.

yang diharapkan.

Monitor temperatur kulit.

Catat perubahan kulit dan membran mukosa.

NOC :

berhubungan

Integritas jaringan: kulit dan mukosa

dengan trauma jalan


lahir, episiotomy.

Kriteria Hasil :

Elastisitas

dalam

rentang

yang

diharapkan.

6.

Risiko

Tekstur dalam rentang yang diharapkan.

Kulit utuh

infeksi

berhubungan dengan

7.

prosedur

invasive

berulang,

trauma

jaringan,
Nyeri

akut NOC :

PAIN MANAGEMENT
35

berhubungan dengan

Pain Level,

agen cidera biologi

Pain control,

(trauma jaringan).

Comfort level

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan

Mampu mengontrol nyeri.

Melaporkan bahwa nyeri berkurang

teknik

komunikasi

terapeutik

untuk

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu


ruangan, pencahayaan dan kebisingan

dengan menggunakan manajemen nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Mampu

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Tingkatkan istirahat

Tanda vital dalam rentang normal

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

mengenali

mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kriteria Hasil :

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

nyeri

(skala,

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum


pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika


pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik


pertama kali

8.

Risiko

deficit
36

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

volume

cairan

berhubungan dengan
peningkatan
kehilangan
9.

cairan

secara tidak disadari.


Risiko
infeksi
berhubungan dengan
trauma jaringan, sisa
plasenta

yang

tertahan.
10. Nyeri

akut NOC :

PAIN MANAGEMENT

berhubungan dengan

Pain Level,

trauma jaringan.

Pain control,

Comfort level

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan

Mampu mengontrol nyeri.

Melaporkan bahwa nyeri berkurang

teknik

komunikasi

terapeutik

untuk

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu


ruangan, pencahayaan dan kebisingan

dengan menggunakan manajemen nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Mampu

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Tingkatkan istirahat

Tanda vital dalam rentang normal

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

mengenali

mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kriteria Hasil :

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

nyeri

(skala,

Analgesic Administration

37

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika


pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik


pertama kali

11.

Risiko

deficit Tujuan/KH :

volume

cairan

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)


Aktivitas:

Tujuan

berhubungan dengan

Menunjukan tanda-tanda vital stabil

kehilangan

dalam batas normal, menunjukan

aktif.

cairan

perbaikan
sesaria

episitomi
merapat

atau
dan

Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada pasien


Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan
banyak darah

insisi

Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang berkelanjutan

balutan

9cek sekresi pasien baik yang terlihat maupun yang tidak disadari

bedahkerin dan utuh

perawat)
Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin (Pt), waktu paruh
tromboplastin (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar
platelet dalam darah)
Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD
Atur pasien agar pasien tetap bed rest juka masih ada indikasi
pendarahan
Atur kepatenan/ kualitas produk / alat yang berhubungan dengan
perdarahan
38

Lindungai pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan bias


menimbulkan perdarahan
Jangan lakukan injeksi
Gunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan oral pasien
Gunakan alat ukur elektrik yang memiliki pinggiran tepi saat
pasien mencukur
Hindari tindakan invasive
Cegah memasukkan sesuatu kedalam lubang daerah yang
mengalami perdarahan
Hindari pengukuran suhu secar rectal
Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien
Instruksikan pasien untuk menghindari/ menjauhi aspirasi atau
anti koagulan yang lain
Instruksikan pasien untuk menghindar aspirin/ antikoagulan yang
lain
Instruksikan

pasien

untuk emngkonsumsi

mengandung vit K
Cegah terjadi konstipasi

39

makanan

yang

40

BAB III
PENUTUP
2.3 KESIMPULAN
Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, dimana setiap kala terdapat fase-fase yang
berbeda. Pada kala 1 merupakan tahap dilatasi serviks, kala 2 merupakan tahap
pengeluaran janin, kala 3 merupakan tahap pengeluaran plasenta dank ala 4
merupakan tahap pengawasan.
2.4 SARAN
Semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada masa intranatal.Kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.

41

S-ar putea să vă placă și