Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
TD : 238/102 mmHg
N
: 82 x/menit
: 36,5 0C
RR : 22 x/menit
2. Ukur
BB : 56 kg
TB : 158 cm
MK : Penurunan kardiak output
3. Keluhan Fisik
Pasien mengatakan tidak sakit dan merasa sehat
MK : Tidak apa
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : rambut sudah beruban, dan bersih
b. Dada : bersih, tidak ada luka
c. Ekstremitas :
atas : tidak ada kelainan, tidak ada luka, dapat bergerak bebas
bawah : tidak ada luka,tidak ada odema, tidak ada kelainan, dapat bergerak bebas
5 5
5 5
Keterangan =
0 : tidak ada kekuatan otot
1 : ada kontraksi
2 : ada pergerakan tetapi tidak dapat menahan tekanan
3 : dapat bergerak, menahan tekanan
4 : dapat menahan tekanan
5 : kekuatan penuh
5. Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi pada pasien.
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Laki-laki
: Perempuan meninggal
: Perempuan
: Pasien
: Garis keturunan
: Garis serumah
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Pasien menyukai seluruh anggota tubuhnya.
b. Identitas
Pasien mengatakan namanya adalah Ny.U, dan berusia 80 tahun.
c. Peran
Di dalam keluarga pasien berperan sebagai nenek dengan 9 cucu dan 4 cicit.
d. Ideal diri
Pasien ingin segera pulang agar dapat beraktivitas seperti biasanya.
e. Harga Diri
Pasien menganggap dirinya penting untuk keluarganya. Keluarga mengatakan Ny.U
adalah bagian dari kebahagiaan mereka, dan keluarga sangat menghargai Ny.U.
MK : tidak ada
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya. Karena pasien sangat
mencintai keluarganya.
b. Sebelum sakit pasien kurang bersosialisasi dengan tetangga, hanya dengan orang
yang disukai saja pasien mau berinteraksi. Setelah sakit pasien lebih menarik diri
dari masyarakat.
c. Pasien memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, keluarga
mengatakan pasien adalah seorang yang emosional sehingga banyak orang yang
menjauhinya.
MK : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Pasien mengaku beragama Islam, namun masih mempercayai adanya kekuatan
magis.
b. Keinginan pasien untuk beribadah berkurang setelah pasien sakit karena pasien
merasa dikelilingi orang banyak ketika sholat.
MK : Penurunan motivasi
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien terlihat rapi, menggunakan pakaian dan cara yang sesuai.
MK : Tidak ada
2. Pembicaraan
Cara berbicara pasien cepat, berbicara seperlunya, dengan nada tinggi, dan kurang jelas.
MK : Kerusakan komunikasi
3. Aktivitas Motorik
Pasien terlihat tegang, gelisah, dan mondar-mandir.
MK : Ansietas
4. Alam Perasaan
Pasien terlihat sedih dan putus asa karena ditinggal suaminya meninggal 2 bulan lalu.
MK : Koping individu tidak efektif
5. Afek
Pasien terlihat labil emosinya, terlebih ketika ada orang baru mencoba mendekatinya.
MK : Resiko perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang ketika wawancara, bermusuhan, menolak untuk diajak berbicara, dan
curiga dengan orang baru.
MK : Resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi
Pasien mengalami halusinasi penglihatan, mengatakan setiap akan sholat melihat
kerumunan orang di depannya dan pasien merasa ketakutan dengan hal tersebut.
MK : Halusinasi penglihatan
8. Isi Pikir
Pasien tidak mengalami gangguan isi pikir
MK : Tidak ada
9. Arus Pikir
Tangensial, pembicaraan pasienberbelit-belit tetapi tidak sampai pada tujuan.
MK : Perubahan proses pikir
10. Tingkat kesadaran
Pasien tidak mengakui bahwa dirinya sedang emosi
MK : Resiko perilaku kekerasan
11. Memori
Jangka pendek : pasien tidak ingat dengan orang yang baru saja berkenalan
Jangka panjang : pasien tidak ingat tanggal lahirnya sendiri
MK : Perubahan proses pikir
Heximer
2 x 2 mg
Pasien jarang mengikuti kegiatan diluar rumah karena sadar jika dirinya sudah tua dan
tidak sekuat waktu masa mudanya.
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif
Haloperidol
Captropil
Heximer
2 x 1,5 mg
2 x 2 mg
2 x 2 mg
Data
yang memaksanya.
Pasien merasa terancam ketika melihat
banyak orang, karena mengingatkan kondisi
rumah saat kematian suaminya.
DO:
kurang.
TD : 238/102 mmHg
N
: 82 x/menit
: 36,5 0C
RR : 22 x/menit
Masalah Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
2.
Halusinasi Penglihatan
DO : DS :
Isolasi Sosial
dengan dirinya.
Keluarga mengatakan pasien adalah seorang
yang emosional sehingga banyak orang
yang menjauhinya.
DO :
(akibat)
(core problem)
(sebab)
Tujuan
Setelah
perilaku
dilakukan
mencederai diri
pasien
kekerasan
tindakan
keperawatan
diharapkan
pasien
mampu
mengontrol
Kriteria hasil
1. Pasien tidak
da lingkugan.
2. Pasien mampu
mengontrol
Intervensi
Sp 1 :
akibat
perilaku
marah dengan
kekerasan.
2. Jelaskan cara mengotrol perilaku
relaksasi nafas
spiritual.
marah.
bantal.
3. Pasien mampu
minum obat
secara teratur.
4. Pasien mampu
mengungkapkan
perasaannya.
5. Pasien mampu
mengontrol
marah dengan
kegiatan
spiritual.
keluarga
1. Diskusikan
masalah
yang
PK (gunakan booklet).
3. Jelaskan cara merawat PK
4. Latih cara merawat
PK :
melakukan kegiatan fisik : tarik
nafas dalam dan pukul kasur atau
bantal
5. Anjurkan
membantu
pasien
cara,
kontinuitas
minum obat).
3. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik da minum
obat.
keluarga
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
benar
memberikan obat.
3. Latih
cara
cara
memberikan/
pasien
fisik,
cara
bicara
yang
baik,
dan
pasien
XVIII. IMPLEMENTASI
Hari/tgl
30 April
Jam
10.30
Implementasi
Data :
S:
Evaluasi
2015
WIB
DS :
-Pasien
diganggu
oleh
Ttd
mengatakan
kecuali
-Pasien
mengatakan
merasa
terancam
apabila
melihat
siapapun
karena
mengingatkan
kondisi
rumah
saat
kematian
suaminya
Ketika pengkajian pasien
marah-marah,
dengan
nada
teringat
kondisi
DO :
terlihat
kontak
mata
labil, berteriak-teriak
-Difiksasi
-TTV :
TD : 238/102 mmHg
N : 82 x/ menit
RR : 22 x/menit
S
: 36,50C
A : resiko perilaku
kurang.
TD : 238/102 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 22 x/menit
Lanjutkan
intervensi dibangsal
Diagnosis keperawatan :
resiko perilaku kekerasan
Terapi :
1. BHSP
2. Memonitor TTV
3. Megidentifikasi
penyebab, tanda dan
akibat dari perilaku
kekerasan
4. Melatih pasien megontrol
perilaku kekerasan
dengan tarik nafas dalam
dan pukul bantal
5. Kolaborasi dengan dokter
(oral) :
Haloperidol
2x1,5 mg
Hexymer
2x2 mg
Kaptopril
2x25 mg
(IM) :
Iodomer : Dyphel
1 cc : 1cc
RTL : Melatih pasien nafas
dalam dan
1
2015
Mei 12.30
WIB
minum obat
secara teratur
Data :
S:
DS :
Pasien mengatakan
tidak
melakukan
DO :
dalam
O:
mau
nafas
- Emosi labil
Pasien
tampak
-Verbal seperlunya
bingung
Emosi labil
Verbal seperlunya
Diagnosis keperawatan :
Obat (+)
Terapi :
TTV :
1. BHSP
2. Memonitor TTV
3. Melatih pasien
TD : 180/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
mengontrol perilaku
: 36,20C
A : Resiko Perilaku
Kekerasan
bantal
4. Kolaborasi dengan
masih
ada
dokter
P : Anjurkan untuk
(oral) :
relaksasi
nafas
Haloperidol
2x5 mg
dalam
dan
pukul
Hexymer
2x2 mg
Kaptopril
2x25 mg
marah muncul
nafas
dalam,
mengungkapkan
perasaannya
kepada
orang lain
2
2015
Mei 12.30
Data :
DS : -
mengatakan
DO :
untuk
nafas
-Emosi labil
pukul bantal
-Verbal kacau
O:
Pasien
bingung
Pasien
mau
melakukan
dalam
dan
tampak
Diagnosis keperawatan :
Emosi labil
Verbal kacau
Terapi :
1. BHSP
2. Memonitor TTV
3. Melatih pasien
mengontrol perilaku
kekerasan dengan tarik
nafas dalam dan pukul
bantal
4. Kolaborasi dengan
Obat (+)
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S
: 36,30C
A : Resiko Perilaku
dokter
(oral) :
P :Anjurkan
untuk
Haloperidol 2x5 mg
pada
untuk
Hexymer
2x2 mg
mengungkapkan
Kaptopril
2x25 mg
perasaannya
pasien
Mei 09.00
WIB
Data :
S:
DS : -
Pasien mengatakan
DO :
mau
-Emosi labil
nafas
-Verbal kacau
pukul bantal
Pasien mengatakan
melakukan
dalam
tidak
dan
mau
Diagnosis keperawatan :
melakukan ibadah
O:
Terapi :
Emosi labil
1. BHSP
Verbal kacau
2. Memonitor TTV
3. Melatih pasien
megontrol perilaku
kekerasan dengan tarik
nafas dalam dan pukul
bantal
4. Kolaborasi dengan
dokter
(oral) :
Haloperidol 2x5 mg
Hexymer
2x2 mg
Chlorpromazine 1x100
mg
5. Melatih pasien untuk
mengungkapkan
perasaannya
6. Melatih pasien untuk
: 36,40C
A : Resiko Perilaku
Kekerasan
masih
ada
P : Anjurkan pasien
untuk
mengontrol
marah
dengan
ibadah
mengontrol marah
dengan beribadah
Mei 09.00
WIB
dengan ibadah
Data :
S:
DS : -
Pasien mengatakan
DO :
mau
-Emosi labil
nafas
-Verbal seperlunya
pukul bantal
melakukan
dalam
dan
Pasien mengatakan
Diagnosis keperawatan :
tidak
mau
melakukan ibadah
Terapi :
1. BHSP
2. Memonitor TTV
3. Melatih pasien
megontrol perilaku
O:
Emosi labil
Verbal seperlunya
Obat (+)
TTV :
TD : 130/80 mmHg
bantal
4. Kolaborasi dengan
dokter
(oral) :
Haloperidol 2x5 mg
Hexymer
2x2 mg
Chlorpromazine 1x100
mg
5. Melatih pasien untuk
N : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
S
: 36,50C
A : Resiko Perilaku
Kekerasan
berkurang
P : Anjurkan pasien
mengungkapkan
untuk
mengontrol
perasaannya
6. Melatih pasien untuk
marah
dengan
mengontrol marah
dengan beribadah
RTL : melatih pasien
untuk mengontrol marah
dengan ibadah
ibadah
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik