Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
2. Apakah surat keterangan medis dan visum dapat diberikan kedua duanya oleh dokter ?
a. Surat keterangan medis adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter untuk tujuan
tertentu tentang kesehatan atau penyakit pasien atas permintaan pasien atau atas
permintaan pihak ketiga dengan persetujuan pasien atau atas perintah undang-undang.
Pembuatan surat keterangan medis harus berdasarkan hasil pemeriksaan, dan dokter
pembuatnya harus mampu membuktikan kebenaran keterangannya apabila diminta.
Dalam kode etik kedokteran Indonesia Kode etik kedokteran Indonesia (pasal 7)
mengatur sebagai berikut : seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya
b. Hak pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk perawatan tercantum pada
UU Kesehatan no 23 tahun 1992 yaitu : Pasal 53 menyebutkan bahwa setiap pasien
berhak atas informasi, rahasia kedokteran, dan hak opini kedua.
c. Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981
Pasal 179 Ayat (1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi
keadilan.
Dalam KUHAP pasal 186 dan 187. (adopsi: Ordonansi tahun 1937 nomor 350 pasal 1)
Pasal 186: Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan
Pasal 187(c): Surat keterangan dari seorang ahli yang dimuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi
daripadanya.
Berdasarkan keterangan diatas, dokter dapat memberikan visum dan keterangan medis,
sesuai dengan
Surat di bawah tangan = tidak disangkal = kekuatan sama seperti akte otentik. Isi surat
keterangan
dokter
(medis)
dituduh
tidak
mengandung
WAJIB
kebenaran,
dipersoalkan
SIMPAN
RAHASIA
KEDOKTERAN".
Pasal 1. Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh
orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam
lapangan kedokteran.
Pasal 2. Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut
dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada
Peraturan Pemerintah ini menentukan lain.
Pasal 3. Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah: a. tenaga
kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
tahun 1963 No. 79). b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Pasal 4. Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib simpan rahasia kedokteran yang
tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana, Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan
pasal 11 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan.