Sunteți pe pagina 1din 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertiroidisme merupakan penyakit endokrin yang dalam hal prevalensi
menempati urutan kedua sesudah Diabetes Mellitus, adalah satu kesatuan penyakit
dengan batasan masalah yang jelas dan penyakit Graves menjadi penyebab utamanya.
Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering dibandingkan laki-laki dan
insidensnya akan memuncak dalam dekade usia ketiga serta keempat, keadaan ini
dapat timbul setelah terjadi syok emosional, stress atau infeksi tetapi makna hubungan
ini yang tepat belum dipahami.
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi
tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Lebih dari
95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau tiroidal yang
mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid
stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid
untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana
saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi subtotal).
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa Definisi Dari Hipertiroidisme?


Bagaimana Etiologi Dari Hipertiroidisme?
Bagaiman Manifestasi Klinis Dari Hipertiroidisme?
Bagaimana Patofisiologi Dari Hipertiroidisme?
Bagaiman Pemeriksaan Penunjang Dari Hipertiroidisme?
Bagaimana Penatalaksaan Dari Hipertiroidisme?
Bagaimana Konsep Keperawatan Dari Hipertiroidisme?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Untuk Mengetahui Definisi Dari Hipertiroidisme


Untuk Mengetahui Etiologi Dari Hipertiroidisme
Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Dari Hipertiroidisme
Untuk Mengetahui Patofisiologi Dari Hipertiroidisme
Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Dari Hipertiroidisme
Untuk Mengetahui Penatalaksaan Dari Hipertiroidisme
Untuk Mengetahui Konsep Keperawatan Dari Hipertiroidisme

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
1. Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah.
2. Penyebab
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT
dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan
TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang
finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
a. Penyebab Utama
Penyakit Grave
Toxic multinodular goitre
Solitary toxic adenoma
b. Penyebab Lain
Tiroiditis
Penyakit troboblastis
Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
Pemakaian yodium yang berlebihan
Kanker pituitary
Obat-obatan seperti Amiodarone
3. Manifestasi Klinis
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
d. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
e. Peningkatan frekuensi buang air besar
f. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
g. Gangguan reproduksi
h. Tidak tahan panas
i. Cepat letih
j. Tanda bruit
k. Haid sedikit dan tidak tetap
l. Pembesaran kelenjar tiroid
m. Mata melotot (exoptalmus)
4. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan
sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat
beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali
lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan
reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan
tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah

hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun,


sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan
yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan
oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur.
Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang
abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

5. Pemerisaan Diagnostik/Pemeriksaan Penunjang


Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan
saraf pusat atau kelenjar tiroid.
TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
Bebas T4 (tiroksin)
Bebas T3 (triiodotironin)
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultra bunyi untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan


hiperglikemia
6. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi
pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT
dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor,
o
hipertermia (sampai 106 F), dan, apabila tidak diobati, kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid:
mortalitas
7. Penatalaksanaan
a. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
1. Obat Anti-Tiroid
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih,
pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut
:
Thioamide
Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis
maksimal 2.000 mg/hari
Potassium Iodide
Sodium Ipodate
Anion Inhibitor
2. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala- gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis
Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
Persiapan tiroidektomi
Pasien hamil, usia lanjut
Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu
pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis
pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah
eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala
dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai
eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis
terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24
bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi
remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di
hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian
hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
b. Surgical
1. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
2. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas pasien

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,


agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,= alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
Riwayat Sakit dan Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit saat ini
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menanmpakkan suasana hati yang tidak
stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering

juga didapatkan gangguan tidur.


Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan bola mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami kegagalan
untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjol
karena edema pada otot ektraokuler dan peningkatan jaringan di bawah
mata. Penekanan pada saraf mata dapat mengakibatkan kerusakan
pandangan seperti penglihatan ganda, tajam penglihatan. Adanya iritasi
mata karena kesulitan menutup mata secara sempurna perlu dilakukan
pengkajian.
e. Pemeriksaan jantung
komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardiodititis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takhikardia, disritmia, bunyi jantung,
pembesaran jantung.
f. Musculoskeletal
biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hiperkatif pada reflex

tendon dan tremor, iritabilitas.


2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
b. Keletihan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi.

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


peningkatan metabolisme (masuknya nutrisi kurang)
d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
3. Intervensi keperawatan
NO
1

DIAGNOSA

TUJUAN DAN

INTERVENSI

KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
Penurunan curah Setelah
dilakukan NIC
Cardiac Care
jantung
b.d tindkan
keperawatan
Evaluasi adanya nyeri dada
hipertiroid
tidak klien diharapkan :
Catat adanya disritmia jantung
Cardiac Pump
terkontrol,hiperme
Catat adanya tanda dan gejala
Effectiveness
tabolisme,
Circulation Status
penurunan cardiac output
Vital Sign Status
Monitor status kardiovaskuler
peningkatan beban
Kriteria Hasil :
Monitor status pernafasan yang

kerja jantung

Tanda

rentang normal
Dapat
mentoleransi
aktivitas,

vital

menandakan gagal jantung


Monitor
abdomen
sebagai

dalam

tidak

indikator penurunan perfusi


Monitor adanya perubahan TD
ada
Monitor respon pasien terhadap

kelelahan
Tidak ada edema paru,

efek pengobatan antiaritmia


Atur periode latihan dan istirahat

perifer, dan tidak ada

untuk menghindari kelelahan


asites
Monitor adanya dispnea, fatigue,
Tidak ada penurunan
takipnea dan ortopnue.
kesadaran
Anjurkan untuk menurunkan
stres.
Vital Sign Monitoring
Monitor TTV
Catatt adanya fluktuasi TD
Monitor
VS
saat
pasien
berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TTV setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor
adanya
pulsus
paradoksus
Monito jumlah dan irama jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor
pola
abnormal
Monitor suhu,

pernafasan
warna,

kelembanan kulit
Monitor sianosis perifer
Identifikasi
penyebab
2

dan

dari

perubahan vital sign


Keletihan
b.d Setelah
dilakukan NIC
Energy management
hipermetabolik
tindakan
keperawatan
Observasi adanya pembaatsan
dengan
klien diharapkan :
Endurance
klien dalam melakukan aktivitas
peningkatan
Concentrasion
Dorong
anak
untuk
kebutuhan energi. Energy conservation
mengungkapkan
perasaan
Nutritional status :energy
terhadap keterbatasan
Kriteria Hasil :
Kaji
adanya
faktor
yang
Memverbalisasikan
menyebabkan kelelahan
peningkatan
energy Monitor nutrisi dan sumber
dan merasa lebih baik
energy yang adekuat
Menjelaskan
Monitor pasien akan adanya
penggunaan
untuk

energy
mengatasi

kelelahan
Kecemasan menurun
Glukosa darah adekuat

kelelahan

fsisik

dan

emosi

secara berlebihan
Monitor respon kardiovaskuler
terhadap aktivitas

Kualitas

meningkat
Istirahat cukup
Mempertahankan
kemampuan

hidup Moniotr pola tidur dan lamanya


tidur/istirahat pasien
Dukung pasien dan
untuk
untuk

berkonsentrasi

keluarga

mengungkapkan

perasaan, berhubungan dengan


perubahan

hidup

yang

disebabkan keletihan
Bantu aktivitas sehari-hari sesuai
kebutuhan
Tingkatkan tirah

baring

dan

pembatasan aktivitas
Konsultasi dengan ahli gizi untuk
meningkatkan asupan makanan
yang berenergi tinggi
Bahavorior Management
Activity terapy
Energy management
3

Nutrition management
Ketidakseimbanga Setelah
dilakukan NIC
Nutrition management
n nutrisi kurang tindakan
keperawatan
Kaji adanya alergi makanan
dari
kebutuhan klien diharapkan:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Nutritional status
tubuh
b.d
Nutritional status : food
menentukan jumlah kalori dan
peningkatan
and fluid intake
nutrisi yang dibutuhkan pasien
metabolisme
Nutritional
status
: Anjurkan
pasien
untuk
(masuknya nutrisi nutrient intake
meningkatkan intake Fe
Weight control
Anjurkan
pasien
untuk
kurang)
Kriteria Hasil :
meningkatkan protein dan vit C
Adanya peningkatan
Berikan substansi gula
berat badan sesuai Yakinkan diet yang dimakan

denga tujuan
BB
ideal

dengan TB
Mampu

sesuai

mengidentifikasi

mengandun g tinggi serat untuk


mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat

kebutuhan nutrisi
harian
Tidak ada tanda-tanda Monitor

malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan
pengecapan

menelan
Tidak

catatat
jumlah

makanan

nutrisi

kandungan kalori
Berikan
informasi

dan

tentang

fungsi

kebutuhan nutrisi
dari Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan
nutrisi
yang
terjadi
dibutuhkan

penuranan BB yang
berarti

Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan BB
Monitor
tipe
dan
jumlah
aktivitasyang biasa dilakukan

Monitor interaksi anak atau ortu


selama makan
Monitor
lingkungan
makan.
Jadwalkan
tindakan

selama

pengobatan
tidak

dan

selama

makan
Monitor turgor kulit
Monitor
kulit
kering
perubahan pigmentasi
Monitor kekeringan,

jam

dan
rambut

kusam, dan mudah patah


Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik
cavitas oral
Catat jika
4.

Hipertermis

Setelah dilakukan

berhubungan

tindakan keperawatan

dengan
peningkatan
metabolisme

klien diharapkan :
Thermoregulation
laju
Kriteri hasil :

suhu tubuh dalam

rentang normal
nadi dan RR dalam

rentang normal
tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing

papila

lidah

lidah

dan

berwarna

magenta, scarlet.
Fever treatment
monitor suhu sesering mungkin
monitor warna dan suhu kulit
monitor tekanan darah,nadi dan
RR
monitor penurunan tingkat

kesadaran
monitor wbc, hb, dan hct
monitor intake dan output
berikan antipiretik
berikan pengobatan untuk

mengatasi penyebab demam


selimuti pasien
kolaborasi pemberian cairan IV
kompres pasien pada lipat paha
dan aksila
tingkatkan sirkulasi udara
temperature regulation
monitor suhu minimal tiap 2 jam
rencanakan monitoring suhu
secara continue
monitor tanda-tanda hipertermi
tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
beritahukan tentang indikasi

terjadinya keletihan dan


penanganan emergency yang
diperlukan
vital sign monitoring
monitor TD, nadi, RR dan suhu
catat adanya fluktuasi adanya
tekanan darah
monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
monitoring frekuensi dan irama
pernapasan
monitor sianosis perifer
identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign in

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar
dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau
hipotalamus. Kelenjar tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,
disebut kelenjar hipofisis.Pada gilirannya,kelenjar hipofisis diatur sebagian oleh hormon
tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar
hipofisis) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian
dari otak. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang
disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic
kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada
banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat
badan yang drastic,nafsu makan meningkat,emosional,dsb.
B. Saran
1. Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara
berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat
menyebabkan infeksi karena ada virus.
2. Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca, namun penulis menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi perbaikan makalah askep selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8), Jakarta: EGC
Ismail. 2013. Asuhan Keperawatan Hipertirodisme.pdf. (html). Di akses pada tanggal 16
desember 2016
Nurarif Amin Huda. 2015. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC.Yogyakarta: Mediaction Jogja
Saputra Lyndon. 2014. Visual Nursing Endokrin. Jakarta: Binarupa Aksara.

S-ar putea să vă placă și