Sunteți pe pagina 1din 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN (PARU)

PADA PASIEN Nn. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC)


DI RSUD WANGAYA TANGGAL 1- 4 NOVEMBER 2015
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 november 2015 pukul 13.00 Wita di ruang
Angsa RSUD Wangaya. Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, dan catatan medis
pasien.metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
1. Identitas

Pasien

Penanggung Jawab:

Nama

: Nn. S

: Tn. L

Umur

: 20 Tahun

: 47 Tahun

Jenis Kelamain

:Perempuan

:Laki-laki

Pendidikan

: Kuliah

: SMA

Pekerjaan

: Mahasiswa

: Swasta

Status

: Menikah

: Menikah

Alamat

: Jln.Angsoka No 5 Denpasar

: Jln.Angsoka No 5 Denpasar

Agama

: Hindu

: Hindu

Kebangsaan

: Indonesia

: Indonesia

Diagnosa Medis

: TB Paru

Sumber Biaya

: JKBM

No Rm

: 467327

Hubungan Dengan pasien

: Orang tua pasien

2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan masuk rumah sakit
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, batuk berdarah, badannya
panas, dadanya terasa sakit, dan badannya terasa lemas sejak seminggu yang lalu.
2) Keluhan Utama
Batuk berdarah
3) Kronologi Keluhan
2 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh batuk berdarah dan sesak
nafas dengan frekuensi sering,badan pasien panas. Sputum yang dikeluarkan
bercampur darah. Saat sesak klien mengeluh nyeri dibagian dada, kesulitan untuk
tidur dan badannya terasa lemas. Karena sesak dan batuk pasien semakin parah lalu

pasien diajak k UGD RSUD Wangaya pada tanggal 25 oktober 2015 pukul 08.25
Wita. Setelah dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan tindakan tindakan di UGD
pasien di diagnosa TB Paru. Pasien mendapatkan therapy:
IVFD Dextrose 5% 20 tts/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
O2 Intermitennn
Pasien dianjurkan untuk rawat inap di ruang Angsa RSUD Wangaya dengan
mendapatkan therapy:
IVFD Dextrose 5% 20 tts/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
O2 Intermitennn
b) Riwayat Kesehatan Masalalu
1) Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan tidak tahu sudah imunisasi lengkap atau tidak.
2) Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat.
3) Riwayat kecelakaan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
4) Riwayat dirawat di rumah sakit
Pasien mengatakan 7 bulan yag lalu pernah dirawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan kakeknya pernah menderita penyakit yang sama dengannya.
3. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a) Bernapas
Sebelum MRS: Pasien mengatakan memang mempunya gangguan pernapasan
semenjak umur 16 th. Sesaknya sering kambuh sampai sekarang dan semakin parah.

Saat MRS: Saat pengkajian pasien mengatakan sesak napas RR: 28

/menit. Dada

pasien terasa nyeri saat sesaknya kambuh.


b) Pola Nutrisi (Makan dan Minum)
Makan
Biasanya pasien makan 3x sehari 1 porsi. Semenjak MRS pasien makan 3x
sehari 1/2 porsi , diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi,

ikan, sayur.
Minum
Biasanya pasien minum 1600ml per hari. Saat MRS pasien hanya minum

800ml per hari


c) Eliminasi
BAK
Pasien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine warna

kuning pekat dan bau khas BAK.


BAB
Pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak ada

kesulitan BAB
d) Gerak dan Aktivitas
Biasanya pasien melakukan gerak dan aktivitas sendiri. Semenjak MRS pasien
melakukan gerak dan aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat.
e) Istirahat dan Tidur
Sebelum MRS: pasien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-17.00 wita,

tidur malam 21.00-05.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur


Sejak MRS: pasien tidur siang pukul 15.30-16.00 wita, tidur malam 22.00-

05.00 wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk dan sesak.
f) Kebersihan Diri
Biasanya pasien mandi 2x sehari dan selalu mengganti pakain, menggosok gigi 2x
sehari yaitu pagi dan sore.
Saat MRS pasien mandi 1x sehari, mengganti pakaian 1x sehari dan menggosok gigi
1x sehari yaitu sore hari.
g) Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh pasien 38oC
h) Rasa Nyaman
Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena sesak napas dan dadanya terasa sakit
saat sesaknya kambuh. Selain itu batuk yang terus menerus dan berdarah membuat
pasien tidak nyaman
i) Rasa Aman
Pasien mengatakan aman dirawat di rumah sakit karena pelayanannya sangat baik
perawat sangat memperhatikan kebutuhan dan keselamatan pasien selain itu keluarga
pasien juga selalu menjaga pasien dan menemani pasien di rumah sakit.
j) Sosialisasi dan Komunikasi

Saat pengkajian pasien pasien susah untuk berkomunikasi karena kondisi pasien
lemah, sesak dan batuknya menghambat pasien untuk bekomunikasi dengan jelas.
k) Prestasi dan Produktifitas
Saat pengkajian pasien belum memiliki prestasi sehubungan dengan kesehatannya
saat ini.
l) Ibadah
Biasanya paien rajin sembahyang dan mebanten di rumahnya setiap hari. Saat
pengkajian pasien mengatakan semenjak sakit, pasien jarang mebanten dan
sembahyang ke merajan, pasien hanya bisa berdoa di tempat tidurnya saja. Tetapi
pasien percaya dengan Ida SANG Hyang Widhi Wasa untuk kesembuhannya.

m) Rekreasi
Biasanya pasien setiap hari libur suaminya, pasien selalu berkunjung ke rumah-rumah
saudaranya dan ke rumah orang tuanya. Tetapi semenjak MRS pasien sudah tidak
pernah kemana-mana, pasien hanya bisa berbaring di tempat tidur saja.
n) Pengetahuan/ Belajar
Pasien mengatakan sudah paham dengan penyakitnya dan resiko dari penyaitnya
tersebut pasien juga sudah paham.
4. Data Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran Umum
Kesadaran
: Compos Mentis (E=4, V=5, M=6)
Postur tubuh
: Tinggi, kurus
Kebersihan diri
: Cukup
Turgor kulit
: Elastis
Warna kulit
: Sawo matang
TB/B
: 168 cm/ 48 kg
b) Gejala Kardial
TD
: 130/80 mmHg
N
: 80 x/ mnt
R
: 28 x/ mnt
S
: 38o C
c) Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Inspeksi
: warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala
simetris, lesi (-)
: nyeri tekan (-), benjolan (-)

Palpasi
2) Mata

Palpasi
3) Telinga

Inspeksi

: sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat,

bentuk
simetris, kantung mata(-), lesi (-)
: nyeri tekan (-)

Inspeksi
Palpasi
4) Hidung
Inspeksi
Palpasi
5) Mulut
Inspeksi
Palpasi
6) Wajah
Inspeksi
Palpasi
7) Leher
Inspeksi
Palpasi
8) Thorax/ Dada
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
9) Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
10) Ekstremitas
Atas
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Bawah
Inspeksi
Palpasi
Perkusi

: bentuk simetris, lesi(-), penggunaan alat bantu

pendengaran (-), kebersihan cukup


: Nyeri tekan (-)
: bentuk simetris, sekret(-), pasien terpasang oksigen kanul nasal
: nyeri tekan (-)
: bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab
: nyeri tekan (-)
: bentuk simetris
: nyeri tekan (-), edema (-)
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bentuk simetris, lesi (-)
: nyeri tekan (-)
:
:
:
:
:
:
:
:

simetris kiri dan kanan, lesi (-)


nyeri tekan (-)
sonor kiri dan kanan
ronchi (+), wheezing (+)
bentuk simetris, lesi (-), benjolan (-)
nyeri tekan (-), tidak ada massa
kembung (-)
bising usus 12X/menit

: bentuk normal, terpasang infus pada tangan kanan, edema(-)


: akral hangat, nyeri tekan (-)
: refleks bisep dan trisep (+)
: bentuk simetris, edema (-)
: akral hangat, nyeri tekan (-)
: refleks patella (+)

5. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium tanggal 25 oktober 2015
No

Data

Hasil Lab

Nilai Normal

Sputum

BTA +

BTA -

Thrombosit

282.000

150.000 400.000

Leuksit

12.300

5.000 10.000

Hematokrit

32

40 50

Ureum

27

15 40

Kalium

3,7

3,5 5,0

b) Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 oktober 2015


Jenis

Hasil

Normal

HB

5,7 g/ dL

13-17 g/ dL

Eritrosit

2,03 uL

4,20-5,40 uL

Leukosit

7400 uL

5.000-10.000 uL

Trombosit

230.000 uL

150.000-450.000 uL

GDS

67 mg/ dL

110-160 mg/ dL

Ureum

31 mg/ dL

10-50 mg/ dL

Creatinin

1,1 mg/ dL

0,6-1,1 mg/ dL

Asam urat

8,5 mg/ dL

2,4-7,0 mg/ dL

Protein total

7,6 mg/ dL

6,6-8,3 mg/ dL

Albumin

2,2 mg/ dL

3,7-5,3 mg/ dL

c) Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
d) Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
B. ANALISIS DATA DAN RUMUSAN MASALAH
a) Analisis Data
NO

DATA FOKUS

1 DS : pasien
sesak

nafas,

mengeluh
batuk

STANDAR NORMAL

MASALAH

KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
bersihan
Pasien tidak sesak nafas,
RR:16-24X/menit

jalan napas berhubungan

NO

DATA FOKUS

STANDAR NORMAL

berdahak dan bercampur

darah
DO : pasien
tampak
sesak
TD
N
R
S
Bunyi

: 130/80 mmHg
: 80 x/ mnt
: 28 x/ mnt
: 38o C
nafas ronchi (+),

MASALAH
KEPERAWATAN
dengan obstruksi jalan

Batuk berkurang
Dahak tidak bercampur nafas
yang
ditandai
darah
dengan pasien, sesak
Pasien tidak lemass
nafas, batuk berdahak dan
Tidak ada bunyi nafas
bercampur
carah,
abnormal
RR:28X/menit dan bunyi
nafas ronchi.

sputum kental bercamour


darah

2 DS : Pasien mengatakan
badannya terasa lemas
dan pasien juga merasa
gerah karena badannya
sangat panas
DO : Pasien tampak
gelisah
TD
N
R
S

Pasien tidak lemas


Suhu
tubuh
pasien

Hipertermi

kembali normal,
S: 36-37,5oC
Pasien tidak gelisah

penyakit

berhubungan

dengan
ditandai

dengan pasien lemas,


gelisah dan suhu tubuh
pasien 38oC

: 130/80 mmHg
: 80 x/ mnt
: 28 x/ mnt
: 38o C

b) Rumusan Masalah
1) P
E
S
Proses Terjadi

: Ketidakefektifan bersihan jalan napas


: Obstruksi jalan nafas
: Pasien, sesak nafas, batuk berdahak dan bercampur
carah, RR:28X/menit dan bunyi nafas ronchi.
: adanya obstruksi jalan nafas oleh seret yang banyak
sehingga pasien mengalami kesulitan dalam bernafas
yang menyebabkan O2 berkurang yang menyebabkan

bila tidak ditangani

ketidakefektifan bersih jalan nafas.


: apabila ketidakefektifan bersih jalan nafas pada pasien
tidak ditanggulangi maka sesak pasien akan semakin
parah dan suplai O2 kedalam tubuh berkurang sehingga

2) P

akan memperburuk keadaan pasien.


: Hipertermi

E
S
Proses Terjadi

: Penyakit
: Pasien lemas, gelisah dan suhu tubuh pasien 38oC
: Micobacterium tuberkulosa yang masuk lewat jalan
nafas dan menempel pada paru lalu menetap di jaringan
paru sehingga terjadi proses peradangan di dalam tubuh
yang

mempengaruhi

hipotalamus

sehingga

menyebabkan hipertermi.
: apabila demam pasien dtidak ditanggulangi maka

Bila tidak ditangani

pasien akan mengalami demam yang semakin tinggi


yang menyebabkan kejang karena suhu tubuh terlalu
tinggi.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
yang ditandai dengan pasien, sesak nafas, batuk berdahak dan bercampur carah,
RR:28X/menit dan bunyi nafas ronchi.
b) Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan pasien lemas, gelisah
dan suhu tubuh pasien 38oC
D. PRIORITAS DIAGNOSA
a) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
yang ditandai dengan pasien, sesak nafas, batuk berdahak dan bercampur carah,
RR:28X/menit dan bunyi nafas ronchi.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
N

Hari/tanggal

o
1.

Minggu,

Diagnosa
Keperawatan
a) Ketidakefektifa

Tujuan
Setelah

Rencana
Tindakan
NIC label:

Rasional
1.Untuk

1 November

n bersihan jalan dilakukan

Airway

mengetahui

2015

napas

asuhan

pola

berhubungan

keperawatan

Management:
1.Monitor

dengan

selama 3x24

obstruksi

jalan jam

nafas

yang diharapkan

respirasi dan
status O2
2.Monitor TTV

pasien
ditandai dengan bersihan jalan 3.Posisikan pasien
pasien,

sesak nafas menjadi

untuk

nafas,

batuk efektif, dengan

memaksimalk

nafas

pasien
sebelum
memberika
n tindakan
keperawata
n
2.Untuk
mengetahui

berdahak

dan kriteria hasil:

bercampur
carah,

NOC label:
Respiratory

RR:28X/menit
dan bunyi nafas
ronchi.

status :
Ventilation
Frekuensi
pernafasan
dalam

an ventilasi
(semi fowler)
4.Lakukan
fisioterapi
dada
5.Ajarkan pasien
nafas dalam
dan batuk
efektif
6.Kolaborasi

rentang
normal 16-24

pemberin obat

pengencer

/menit
Tidak
suara

ada
nafas

dahak

perkemban
gan

KU

psien
3.Peninggian
kepala
dapat
memperluas

ekspansi

paru-paru
4.Memberikan
kelembaban
pada
membrane

abnormal
Pasien mampu

mukosa dan

melakukan

pengencera

batuk efektif

dan

untuk

mengeluarka

memudahk

an

sputum

dengan
mudah
Pasien
tidak
sesak

membantu
secret

pembersiha
n

jalan

nafas
5.Meningkatka
n

gerakan

secret
kejalan
nafas
sehingga
mudah
untuk
dikeluarkan
6.Membantu
mengencer
kan

secret

sehingga
mudah
untuk
2.

Minggu,

b) Hipertermi

Setelah

1 November

berhubungan

2015

dengan penyakit asuhan

NIC label:

dilakukan

ditandai dengan keperawatan


pasien
gelisah
suhu

tubuh diharapkan
suhu

mendeteksi

Treatment:
1.Monitor warna

secara dini

pasien
2.Monitoring TTV

dan jam

pasien 38oC

Fever

dan suhu kulit

lemas, selama 3x24

pasien
tubuh 3.Berikan

pasien kembali

dikeluarkan
1.Untuk

kompres

adanya
perubahan
warna kulit
dan

suhu

pasien
2.Untuk

mendeteksi
hangat
KU pasien
kreteria hasil: 4.Anjurkan pasien
3.Dengan
minum
air
NOC label:
kompres air
putih
setiap
2
Thermoregula
hangat
jam
tion:
dapat
5.Ajarkan
Suhu
tubuh
memperleb
keluarga
dalam
ar
pasien tentang
rentang
pembuluh
memberikan
normal 36darah
kompres yang
37,5oC
sehingga
benar
Nadi
dan
6.Kolaborasi
menekan
respirasi
pemberian
sistem saraf
dalam
antipiretik
pengatiran
rentang
normal dengan

suhu tubuh

normal
Tidak

ad

perubahan
warna

kulit

dan tidak ada


pusing

melalui
hipotalamu
s
4.Untuk
menggantik
an

cairan

yang hilang

melalui
mekanisme
panas
(keringat)
5.Agar
keluarga
pasien bisa
mandiri
dalam
pemberian
kompres
untuk
pasien
6.Menurunkan
suhu tubuh
melalui
mekanisme
obat secara
kimiawi

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N
o
1.

Hari/
tanggal/jam
Minggu,1
november
2015
14.00 wita

No
D

Tindakan Keperawatan

Evaluasi Formatif

Paraf

X
1& 1. Memonitor respirasi dan 1. Pasien
mengatakan
status O2
2
masih sesak dan nyeri
2. Memberikan posisi semi
dada, pasien tampak
fowler
3. Mengukur TTV pasien
kesulitan dalam bernafas
2. Pasien kooperatif, pasien
mengatakan

lebih

nyaman dengan posisi


setengah duduk
3. TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 28 x/ mnt

14.30

wita

1. Menganjurkan

S
: 38o C
pasien 1. Pasien kooperatif dan

minum air putih setiap 2


jam
2. Memberikan

mau minum 1/2 gelas air

putih
kompres 2. Pasien kooperatif, pasien

hangat
15.0 wita

mengatakan gerah dan

panas
1. Memberikan posisi semi 1. Pasien
fowler
2. Memberikan fisioterapi
dada pada pasien
3. Mengajarkan pasien

mengatakan

nyaman dengan posisi


setengah duduk, pasien
tampak rileks
2. Pasien
mengatakan

nafas dalam dan batuk

merasa lebih baik setelah

efektif

dilakukan
dada,

fisioterapi

pasien

lebih baik
3. Pasien

tampak

mengatakan

sudah tidak ada dahak


yang mengganggu dalam
bernafas, pasien tampak
senang dan lebih baik
22.00 wita

1&

Delegatif dalam pemberian Pasien

kooperatif,

obat:
injeksi (+), oral(+)
Cefixime 2 x 100 mg

obat

tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab
2.

Senin,

2 1& 1. Mengukur TTV pasien 1.


2. Delegatif dalam
November
2
pemberian obat:
2015
Cefixime 2 x 100 mg
06.00wita
2.
tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x
3 tab

TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 26 x/ mnt
S
: 37,8o C
Pasien kooperatif, obat
injeksi (+), oral(+)

INH 750 mg 1 x 3 tab


PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x
3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab
1-0-0
10.00 wita

1& 1. Memonitor respirasi dan 1. Pasien


mengatakan
status O2
2
sesaknya
sudah
2. Memberikan posisi semi
mendingan,
pasien
fowler
tampak lebih nyaman
3. Mengukur TTV pasien
2. Pasien
mengatakan
posisinya nyaman dan
dapat mengurangi sesak
nafas dan nyeri dadanya
3. TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
S
: 37,6o C

14.0 wita

15.00 wita

Delegatif dalam pemberian

Pasien kooperatif dalam

obat:

pemberian

Codein 3 x 20 gr tab

otral (+)

1. Mengajarkan
pasien
memberikan
yang benar
2. Menganjurkan

tentang
kompres

memberikan

kompres

hangat sendiri dengan

benar, S: 37,5oC
pasien 2. Pasien mau mengikuti

setiap 2 jam
3. Mengukur TTV pasien

obat

keluarga 1. Suami pasien sudah bisa

untuk minum air putih

17.00 wita

obat,

saran

perawat,

minum 1 gelas air putih


4. TD : 120/80 mmHg
N : 88 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
S
: 37o C

1. Memberikan posisi semi 1. Pasien


fowler
2. Memberikan fisioterapi

pasien

mengatakan

nyaman dan sesaknya


berkurang

dada pada pasien


3. Mengajarkan pasien
nafas dalam dan batuk
efektif

2. Pasien mengatakan lebih


nyaman dan tidak ada
nyeri

dada

lagi

sesaknya

dan
sudah

berkurang,

kondisi

pasien tampak lebih baik


3. Pasien sudah bisa batuk
efektif dan nafas dalam
sendiri,
22.0 0 wita

22.00 wita

sesak

pasien

tampak berkurang
1& 1. Mengukur TTV pasien 1. TD : 120/80 mmHg
2. Delegatif dalam
N : 80 x/ mnt
2
R : 28 x/ mnt
pemberian obat:
S
: 38,5o C
Cefixime 2 x 100 mg
2. Obat injeksi (+), obat
tab
oral (+)
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab
1& 1. Menganjurkan
2

pasien 1. Pasien kooperatif dan

minum air putih setiap 2


jam
2. Memberikan

putih
kompres 2. Pasien kooperatif, pasien

hangat
3. Memberikan posisi semi
fowler
4. Memberikan fisioterapi
dada pada pasien
5. Mengajarkan pasien
nafas dalam dan batuk
efektif

mau minum 2 gelas air

mengatakan

sangat

dingin karena suhu tubuh


pasien meningkat, pasien
tampak menggigil
3. Pasien
mengikuti
intruksi

perawat

mengatakan

dan
lebih

nyaman dengan posisi


setengah

duduk

dari

pada posisi tidur


4. Pasien mengatakan lebih
baik,

sesak

pasien

tampak berkurang
5. Pasien sudah bisa batuk
efektif

sendiri,

dahak

(+),
22.30 wita

3.

darah

di

dalam

dahak sudah berkurang


Delegatif dalam pemberian Obat oral (+), pasien

obat antipiretik
tampak lebih tenang
Parasetamol 3x1 tab
Selasa,
3 1& 1. Memonitor respirasi dan 1. Pasien
mengatakan
status O2
november
2
sesaknya sudah berkrang
2. Memberikan posisi semi
2015
dibandingkan
tadi
fowler
06.00 wita
malam, pasien tampak
3. Mengukur TTV pasien
4. Delegatif dalam
lebih baik
pemberian obat:
2. Pasien mengatakan lebih
Cefixime 2 x 100 mg
leluasa bernafas saat
tab
posisi setengah duduk,
Ranitidine 2 x 1 amp
pasien tampak senang
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3. TD : 130/70 mmHg
N : 86x/ mnt
3 tab
R : 24 x/ mnt
INH 750 mg 1 x 3 tab
S
: 37,7o C
PZA 400 mg 1 x 3 tab 4. Obat oral (+), obat
Etambutol 275 mg 1 x
injrksi
(+),
kondisi
3 tab
pasien tampak lebih baik
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab
1-0-0
10.30

1. Menganjurkan

pasien 1. Pasien minum 2 gelas air

minum air putih setiap 2


jam
2. Memberikan

putih,

pasien

lebih nyaman
kompres 2. Keluarga

hangat

kooperatif

tampak
pasien
dalam

memberikan

kompres

hangat, keluarga pasien


sudah bisa memberikan
kompres hangat sendiri
11.0 ita

1. Memberikan posisi semi 1. Pasien


fowler
2. Memberikan fisioterapi
dada pada pasien

mengatakan

sudah tidak sesak lagi,


pasien

tampak

sudah

3. Mengajarkan

pasien

nafas dalam dan batuk


efektif

bisa

bernafas

normal
2. Pasien

mengatakan

sangat

nyaman

diberikan
dada
3. Pasien

dengan

saat

fisioterapi
sudah

bisa

melakukan batuk efektif


14.00 wita

15.30 wita

1&

sendiri
Delegatif dalam pemberian Pasien mengatakan sudah

obat:

tidak sesak, pasien sudah

Codein 3 x 20 gr tab

tampak tidak menggigil,

obat oral (+)


1& 1. Memonitor respirasi dan 1. Pasien
mengatakan
status O2
2
sudah tidak sesak lagi,
2. Memberikan posisi semi
tidak ada bunyi nafas
fowler
abnormal
3. Mengukur TTV pasien
2. Pasien
mengatakan
nyeman, pasien tampak
sudah tidak sesak
3. TD : 130/70 mmHg
N : 86x/ mnt
R : 20 x/ menit
S
: 37,7o C

22.00 wita

1&
2

Delegatif dalam

Obat

oral(+),

obat

pemberian obat:
injeksi(+)
Cefixime 2 x 100 mg
tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab

4.

Rabu,

4 1&1. Mengukur TTV pasien


1.
2. Delegatif dalam
november
2
pemberian obat:
2015
Cefixime 2 x 100 mg
2.
tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Codein 3 x 20 gr tab

TD : 130/80 mmHg
N : 80x/ mnt
R : 24 x/ menit
S
: 37,5o C
Obat oral(+), obat injeksi
(+)

Rifampisin 150 mg 1 x
3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x
3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab
1-0-0
11.00 wita

1& 1. Memonitor respirasi dan 1. Pasien


mengatakan
status O2
2
sudah tidak ada nyeri
2. Memberikan posisi semi
dada dan sesak nafas
fowler
lagi,
bunyi
nafas
3. Mengukur TTV pasien
abnormal(-)
2. Pasien
mengatakan
posisi setengah duduk
sangat nyaman, pasien
tampak

lebih

nyaman

dan tidak sesak nafas


3. TD : 120/80 mmHg
N : 86x/ mnt
R : 20 x/ menit
S
: 37o C
12.30 ita

1. Memberikan posisi semi 1. Pasien


fowler
2. Memberikan fisioterapi
dada pada pasien
3. Mengajarkan pasien
nafas dalam dan batuk
efektif

mengatakan

sesaknya sudah hilang


dan

pasien

nyaman

dengan posisi setttengah


duduk
2. Pasien

mengatakan

sangat

nyaman

diberikan
dada,

saat

fisioterapy

pasien

tampak

sudah tidak sesak


3. Pasien
mengatakan
sudah

jarang

batuk,

dahak yang keluar sudah

tidak ada darah, pasien


14.00 wita

tampak lebih sehat


1& 1. Memonitor respirasi dan 1. Pasien
mengatakan
status O2
2
sudah tidak sesak nafas
2. Mengukur TTV pasien
lagi, dadanya sudah tidak
nyeri,

pasien

sudah

jarang batuk, dahak yang


keluar sudah tidak ada
darahnya, pasien tampak
sudah lebih sehat, suara
nafas abnormal(-)
2. TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ mnt
R : 20 x/ menit
S
: 36o C

G. EVALUASI KEPERAWATAN
No
1.

Hari/tanggal/jam

No

Evaluasi Sumatif

Paraf

Rabu, 4 November

DX
1

S: Pasien mengatakan sudah tidak sesak

2015

nafas lagi, nyeri dada sudah hilang,

14.20 wita

batuk sudah jarang, dhak sudah tidak


bercampur darah lagi
O: Pasien tampak sudah tidak sesak nafas,
pasien tampak lebih ceria dan segar.
A: Tujuan Tercapai

2.

Rabu, 4 November

P: Pertahankan Intervensi
S: Pasien mengatakan sudah tidak lemas,

2015

pasien

mengggatakan

14.30 wita

panas dan gelisah lagi.


O: Pasien tampak lebih sehat
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ mnt
R : 20 x/ menit
S : 36o C

sudah

tidak

A: Tujuan tercapai
P: Pertahankan Intervensi

DAFTAR PUSTAKA
Alba, Putra. 2012.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan sistem Pernafasan.
http://putra-alba.blogspot.co.id/2012/04/asuhan-keperawatan-pada-gangguansistem.html diakses tanggal 1 November 2015 pukul: 13.00 wita
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC.
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 2. Jakarta : EGC.

S-ar putea să vă placă și