Sunteți pe pagina 1din 28

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
o Pneumonia adalah proses nifeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya
pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa
disebut bronchopneumonia).
o Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Selain
gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis
lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium) (Wilson, 2006)
o Pnemonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
o Pneumonia adalah suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang
mengisi alveoli dan bronchioles.
o Pnemonia adalah radang parenkim paru
2.2 Etiologi
Sebagian besar penyebab Pneumonia adalah mikroorganisme (virus, bakteri). Dan
sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin, atau sejenisnya)
dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung ke dalam saluran pernapasan (aspirasi).
Berbagai penyebab Pneumonia tersebut dikelompokkan berdasarkan golongan umur,
berat ringannya penyakit dan penyulit yang menyertainya (komplikasi). Mikroorganisme
tersering sebagai penyebab Pneumonia adalah virus, terutama Respiratory Syncial Virus
(RSV) yang mencapai 40%. Sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan terutama
Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae type b (Hib).
Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian terjadi
penyebaran mikroorganisme dari saluran napas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru dan
sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah (Setiowulan, 2000).
Umumnya disebabkan oleh bakteri yaitu bakteri streptococcus pneumoniae dan
haemophillus influenza. Pada bayi dan anak kecil ditemukan straphylococcus aureus sebagai
penyebab pneumonia yang berat, serius dan sangat progresif engan mortalitas tinggi.
Klasifikasi pneumonia pada anak menurut etiologi
Jenis
Bakteri

Mikroorganisme
Pneumokokus,
streptokokus,

stafilokokus, haemophilus, influenzae,


pseudomonas, aeruginus
Virus atau kemungkinan virus

Respiratory syncitial virus, adenovirus,


sitomegalovirus, virus influenza

Pneumonitis interstisialis dan bronkrolitis

Pneumocystis carinil pneumonia Q fever,

Infeksi lain

mycoplasma

pneumoniae

pneumonia,

koksidioi

domikosis,

klomidia
Jamur

Aspergilus,

Aspirasi

histoplasma cairan amnion, makanan,


cairan lambung benda asing

Sindrom leoffer
Pneumonia hepustatik
Pneumonia oleh obat/radiasi
Pneumonia hipersensitivitas
Etiologi pneumonia pada balita sulit untuk ditegakkan karena dahak biasanya sukar
diperoleh, sedangkan prusedur pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang
memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab pneumonia. Hanya gerakan
spesimen fungsi atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan
untuk membantu menegakkan diagnosis etiologi pneumonia.
Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk mendapatkan dan menentukan jenis bakteri
penyebab pneumonia pada balita, namun disisi lain dianggap prosedur yang berbahaya dan
bertentangan dengan etika terutama jika semata untuk tujuan penelitian.
Dengan pertimbangan tersebut, diagnosa bakteri, penyebab pneumonia bagi balita di
Indonesia berdasarkan pada hasil penelitian asing (melalui publikasi WHO), bahwa
streptococcus, pneumonia dan hemophylus influenza merupakan bakteri yang selalu
ditemukan pada penelitian etiologi di negara berkembang.
Sedangkan dari sudut pandang sosial penyebab pneumonia menurut Depkes RI (2004)
antara lain:
a.

Status gizi bayi


Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient.

Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia dan riwayat diit (Beck. 2000 : 1).
Klasifikasi status gizi pada bayi berdasarkan Kartu Menuju Sehat adalah :
1. Gizi Lebih
2. Gizi Baik
3. Gizi kurang
4. Gizi buruk
b.

Riwayat persalinan
Riwayat persalinan yang mempengaruhi terjadinya pneumonia adalah ketuban pecah dini dan
persalinan preterm (Setiowulan. 2000).

c.

Kondisi sosial ekonomi orang tua


Kemampuan orang tua dalam menyediakan lingkungan tumbuh yang sehat pada bayi juga
sangat mempengaruhi terhadap terjadinya pneumonia. Klasifikasi kesejahteraan keluarga
adalah :
1. Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras. dan seimbang antar anggota, serta antara
keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya
2. Keluarga sejahtera I yaitu keluarga yang kondisi ekonominya baru bisa memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.
3.

Keluarga pra sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,
belum mampu melaksanakan ibadah berdasarkan agamanya masing-masing, memenuhi
kebutuhan makan minimal dua kali sehari, pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja,
sekolah, dan bepergian, memiliki rumah yang bagian lantainya bukan dari tanah, dan belum
mampu untuk berobat di sarana kesehatan modern (BKKBN, 2002).

d.

Lingkungan tumbuh bayi


Lingkunngan tumbuh bayi yang mempengaruhi terhadap terjadinya pneumonia adalah
kondisi sirkulasi udara dirumah, adanya pencemaran udara di sekitar rumah dan lingkungan
perumahan yang padat (www.infokes.com, 2006).

e.

Konsumsi ASI
Jumlah konsumsi ASI bayi akan sangat mempengaruhi imunitas bayi, bayi yang diberi ASI
secara eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberi ASI secara eksklusif.
2.3 Patogenesis

Bakteri penyebab terisap keparu perifer melalui saluran nafas menyebabkan reaksi
jaringan berupa edema yang mempermudah proliferasi dan menyebabkan kuman. Bagian
paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadi sebukan sel PMN Polimortonuklear
fibrin, eritrosit, cairan edema dan kuman de alveoli proses ni termasuk dalam stadium
hepatitis merah. Sedangkan stadium kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi
fibrin ke permukaan pleura, ditemukan pula fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan proses
fagositosis yang cepat. Dilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkatan jumlah sel
makrofag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibrin, serta menghilangnya kuman dan
febris.
Proses kerusakan yang terjadi dapat dibatasi dengan pemberian antibiotik sedini
mungkin agar sistem bronkopulmonal yang tidak terkena dapat diselamatkan.
2.4 Manifestasi Klinis
Secara umum dapat dibagi menjadi :
a) Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritable, gelisah,
malaise, nafsu makan berkurang, keluhan gasroinlestinal.
b) Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu ekspektorasi, sputum, napas
cuping hidung, sesak napas, air hunger merintih dan sianosis, anak yang lebih besar dengan
pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada.
c)

Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah kedalam saat
bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas). Perkusi pekak, fremitus melemah,
suara napas melemah dan ronchi.

d) Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi,
perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat diatas
batas cairan, frietion rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi
bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul). Kaku kuduk /meningismus (iritasi meningen
tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang terjadi bila
iritasi mengenai diafragma pada pnemonia lobus kanan bawah). Pada neonetus dan bayi kecil
tanda pnemonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.
e) Tanda infeksi ekstrapulmonal
Pada bronkopnemonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas
selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak 39-40 0C dan mungkin disertai
kejang karena demam tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan cepat dan dangkal

disertai pennafasan hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk
biasanya ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari.
Mula-mula kering kemudan menjadi produktif.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis pemeriksaan fisis dengan adanya
nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung
harus dipikirkan lagi pnemonia. Pada bronkopnemonia hasil pemeriksaan fisis tergantung
daripada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering ditemukan kelainan. Pada
auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halis atau sedang. Bila srang
bronkopnemonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkui terdengar keredupan dan
suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi, ronki terdengar
lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2-3 minggu.
2.5 Komplikasi
Abses kulit, abses jaringan lunak, otitis media, sinusitis, meningitis purulenta,
perikarditis dan epiglotis kadang ditemukan pada infeksi H.influenza tipe B
2.6 Klasifikasi dan Diagnosis
1. Klasifikasi Pneumonia
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi pneumonia sebagai berikut:
a.

Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).

b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat


c.

Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia (Rasmailah, 2004).

2.

Klasifikasi pnemonia dan bukan pnemonia dalam penentuan klasifikasi penyakit


dibedakan atas 2 yaitu :

a. Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun klasifikasi dibagi atas:

1. Pnemonia berat : didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai nafas
sesak atau penarikan dinding dada sebelah kanan bawah kedalam.
2. Pnemonia
3. Bukan pnemonia
b. Kelompok umur < 2 bulan. Klasifikasi dibagi atas :
1. Pnemonia berat
Ditandai dengan adanya nafas cepat (frek pernafasan 60 kali/menit atau lebih) atau adanya
penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah kedalam.
2. Bukan pnemonia
3. Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada batuk dan atau kesukaran bernafas
disertai peningkatan frekwensi nafas (nafas cepat) sesuai umur.
Penentuan nafas cepat dilakukan dengan cara menghitung frekwensi pernafasan dengan
menggunakan sound timer. Batas nafas cepat adalah:
a.

Pada anak usia 2 bulan - < 1 tahun frek sebanyak 50 x/menit

b. Pada anak usia 1 tahun - <5 tahun frek pernafasan sebanyak 40 x/menit atau lebih
c.

Pada anak usia < 2 bln frek pernafasan sebanyak 60 x/menit atau lebih
Rujukan penderita pnemonia berat dilakukan dengan gejala batuk atau kesukaran
bernafas yang disertai adanya gejala tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada klasifikasi
bukan pnemonia maka diagnosisnya adalah : batuk pilek biasa (common cola), pharyngitis,
tonsiktis, otitis atau penyakit non-pnemonia lainnya.

o Tanda dan Gejala


Tanda-tanda

Pneumonia

sangat

bervariasi,

tergantung

golongan

umur,

mikroorganisme penyebab, kekebalan tubuh (imunologis) dan berat ringannya penyakit.


Pada umumnya, diawali dengan panas, batuk, pilek, suara serak, nyeri tenggorokan.
Selanjutnya panas makin tinggi, batuk makin hebat, pernapasan cepat (takipnea), tarikan otot
rusuk (retraksi), sesak napas dan penderita menjadi kebiruan (sianosis). Adakalanya disertai
tanda lain seperti nyeri kepala, nyeri perut dan muntah (pada anak di atas 5 tahun).
Pada bayi (usia di bawah 1 tahun) tanda-tanda pnemonia tidak spesifik, tidak selalu
ditemukan demam dan batuk.

Selain tanda-tanda di atas, WHO telah menggunakan penghitungan frekuensi napas


per menit berdasarkan golongan umur sebagai salah satu pedoman untuk memudahkan
diagnosa Pneumonia, terutama di institusi pelayanan kesehatan dasar (Setiowulan, 2000).
Tabel 2.1. Pedoman Perhitungan Frekuensi Napas (WHO)
Umur Anak

Napas Normal

Takipnea (Napas cepat)

0 2 Bulan

30-50 per menit

sama atau > 60 x per menit

2-12 Bulan

25-40 per menit

sama atau > 50 x per menit

2.7 Pemeriksaan penunjang


-

Pemeriksaan darah menunjukkan leuksitosis (15.000-40.000/mm) dengan predominan PMN


atau dapat ditemukan leukopenia yang menandakan prognosis buruk. Dapat ditemukan
anemia ringan atau sedang.

Pemeriksaan radiologis memberi gambaran bervariasi.

o Bercak konsolidasi merata pada bronkopnemonia


o Bercak konsolidasi satu lobus pada pnemonia lobaris
o Gambaran bronkopnemonia difus/infiltrat interstisialis pada pnemonia stafilokole
-

Pemeriksaan cairan plura.


Pemeriksaan mikrobiologik, speksimen tisap tenggorok, sekresi nasufaring, bilasan
bronkus/sputum, darah, aspirasi trakea, pungsi pleura dan aspirasi paru.

2.8 Penatalaksanaan
Oksigen 1-2 liter/menit
IVFD dextrose 10 % : NACL 0,9 % = 3 : 1, + KCL 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan
sesuai BB, kenaikan suhu dan status hidrasi
Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan feeding drip.
Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta
agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Untuk kasus pnemonia community base :
-

Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pnemonia hospital base :


-

Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2x pemberian

Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2x pemberian


Pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi
N
o
1.

Mikroorganisme

Antibiotika

Steptokokus dan

- penicilin G 50.000 unit/hari IV atau

stafilokokus

penicilin prokain 600.000 u/kali/hari atau


ampisilin

100

mg/kgBB/hari

atau

seftriakson 72-200 mg/kgBB/hari


2.

M.pneumoniac

- eritromisin 15 mg/kgBb/hari atau


derivatnya

3.

H.influenzae

klebsiella - Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari atau

P.aeruginosa

sefalosforin

Catatan :
-

Pengobatan diberikan selama 7-10 hari pada kasus tanpa komplikasi

Pnemonia ringan tidak memerlukan perawatan dan diberikan antibiotika oral golongan
derivatnya atau kontromoksazol.

Perawatan di rumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak yang menderita pneumonia
antara lain :
a.

Mengatasi demam
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol
atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi
sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

b.

Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis
sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

c.

Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari
biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
d.

Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya.
Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit
yang diderita.

e.

Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebihlebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk
mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan
lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.
Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk
membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik,
selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar
selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar
setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang
(Rasmailah, 2004).

2.9 Prognosis
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat mortalitas dapat diberikan
sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
2.10 Pencegahan
Mengingat Pneumonia adalah penyakit beresiko tinggi yang tanda awalnya sangat mirip
dengan Flu, alangkah baiknya para orang tua tetap waspada dengan memperhatikan tips
berikut :
a. Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara dan tempat keramaian
yang berpotensi penularan.
b. Menghindarkan bayi (anak) dari kontak dengan penderita ISPA.
c. Membiasakan pemberian ASI.
d. Segera berobat jika mendapati anak kita mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih jika
disertai suara serak, sesak napas dan adanya tarikan pada otot diantara rusuk (retraksi).

e. Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan. Dan segera ke RS
jika kondisi anak memburuk.
f. Imunisasi Hib (untuk memberikan kekebalan terhadap Haemophilus influenzae, vaksin
Pneumokokal Heptavalen (mencegah IPD= invasive pneumococcal diseases) dan vaksinasi
influenzae pada anak resiko tinggi, terutama usia 6-23 bulan. Sayang vaksin ini belum dapat
dinikmati oleh semua anak karena harganya yang cukup mahal.
g. Menyediakan rumah sehat bagi bayi yang memenuhi persyaratan :
1) Memiliki luas ventilasi sebesar 12 20% dari luas lantai.
2) Tempat masuknya cahaya yang berupa jendela, pintu atau kaca sebesar 20%.
3) Terletak jauh dari sumber-sumber pencemaran, misalnya pabrik, tempat pembakaran dan
tempat penampungan sampah sementara maupun akhir (Menkes, 1999).

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PAD A B AYI N y I U S I A 6 H A R I
DENGAN PNEMONIA
D I RU AN G NE O N ATU S
No. Register

: 06-31-61

Tanggal MRS

: 02-12-2011

Jam

I.

: 12.35 WIB

Tanggal pengkajian

: 07-12-2011

Jam pengkajian

: 05.30 WIB

PENGKAJIAN
A. Identitas / Biodata
1.

Nama Bayi
Umur
Tanggal/jam lahir

: By Ny I
: 6 hari
: 02 Desember 2011/12.35 WIB

Jenis kelamin

: Laki-laki

Berat badan lahir

: 2630 gram

Panjang badan

: 47 cm

2.

3.

Lingkar Kepala

: 32 cm

Nama Ibu

: Ny I

Umur

: 20 th

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SLTP

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Sembung, Sukorame-Lamongan

Nama ayah

: Tn J

Umur

: 27 th

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SLTA

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Sembung, Sukorame-Lamongan

B. Anamnesa
1.

Keluhan Utama
-

2.

Riwayat Kesehatan

a.

Riwayat Kesehatan yang Lalu


Bayi lahir tidak langsung menangis, sianosis (+), merintih, hypersalivasi, terdapat pernapasan
cuping hidung. Kemudian bayi masuk RGT, diberikan tindakan O2 nasal, merintih hilang, O2
aff.
Kemudian bayi merintih lagi, oleh bidan di RGT dikirim ke ruang neonates level 2B.

b.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Saat ini bayi masih mengalami sesak napas, merintih (+), tidak ada sianosis, hypersalivasi (-)

c.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun
seperti kencing manis, darah tinggi, penyakit menular seperti penyakit kuning, HIV/AIDS,
dan penyakit menahun seperti jantung dan asma.

3.

Riwayat Kehamilan
- Hamil ke

: 1 (pertama)

- Usia Kehamilan

: 38 minggu

- Antenatal Care

: Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya di

Bidan.
- Keluhan selama hamil

Trimester 1

: 2x di Bidan, keluhan mual-mual dipagi hari

Trimester 2

: 2x di Bidan, tidak keluhan

Trimester 3

: 4x di Bidan, keluhan sering pipis dan mudah capek.

- Riwayat Penyakit kehamilan


Perdarahan

: tidak ada

Pre eklampsia

: tidak ada

Eklamsi

: tidak ada

Penyakit kelamin

: tidak ada

- Kebiasaan waktu hamil


Makanan

Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, menu nasi, lauk pauk,

sayur mayur, buah dan susu. Ibu tidak ada pantangan makanan selama hamil.
Minun

: 8-10 gelas/ hari, susu 2x/ hari.

Obat-obatan/jamu

: Ibu mengatakan tidak pernah konsumsi obat-obatan dan jamu.

Merokok

: tidak pernah merokok

4.

Riwayat persalinan
Pada tanggal 02 Desember 2011, pukul 12.35 WIB, bayi lahir spontan dan tidak langsung
menangis.

Persalinan

: Persalinan normal dengan partus spontan belakang kepala.

at Persalinan : Ruang VK RSIA Muslimat

ong oleh

: Bidan S

Kelamin

: Laki-laki

PB

: 2630 gram/ 47 cm

ar Kepala
: Kala I
Kala II

: 32 cm
: jam 18.30-11.35 tanggal 01-12-2011 sampai 02-12-2011 (17 jam)
: jam 11.35-12.35 tanggal 02-11-2011

Kala III : jam 12.35-12.45 tanggal 02-12-2011 (10 menit)


Bayi lahir jam 12.35 tanggal 02-12-2011
: warna jernih

linan
-

Ibu

: tidak ada

Bayi

: sesak napas

Keadaan Umum Bayi saat lahir


Bayi lahir hari jumat tanggal 02-12-2011 jam 12.35 WIB
Keadaan bayi lemah, merintih (+), sianosis (+), pernapasan cuping hidung (+), hypersalivasi
(+), tidak terdapat kecacatan fisik dan tidak ada kecacatan mental.
Anus

5.

: ada

Keadaan BBL
Lahir

: Spontan belakang kepala

BB/PB

: 2630 gram/ 47 cm

Lk

: 32 cm

ASI/PASI

:-/-

Tangisan

: lemah

Tonus Otot

: (+)

Gerakan

: lemah

Down Score

Laju pernapasan

: 56x/ menit (-)

Merintih

: (1)

Retraksi

: (1)

Sianosis

: (1)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:3

Apgar Score

Nilai apgar

: menit ke-1 = 4 menit ke-2 = 6


Tanda

Jumlah
Nilai

Menit 1

Menit 5

Frekuensi
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna

tidak ada
tidak ada
lumpuh
tidak bereaksi
biru / pucat

< 100
lambat tidak teratur
eksflexy tidak aktif
gerakan tidak aktif
tubuh kemerahan

> 100
menangis kuat
gerakan aktif
menangis
kemerahan

Frekuensi
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna

tidak ada
tidak ada
lumpuh
tidak bereaksi
biru / pucat

< 100
lambat tak teratur
ekstremitas flexy sedikit
gerakan sedikit
tubuh kemerahan

> 100
menangis kuat
gerakan aktif
menangis
kemerahan

Resusitasi

Penghisapan Lendir

: (+)

Ambubag

:-

Masase Jantung

:-

Intubasi Endotraceal : Oksigen


Terapi

: (+), O2 nasal
:-

Riwayat Imunisasi

Hb Unijek

:-

BCG

:-

Polio

:-

DPT/Hb

:-

Campak

:-

C. Data Obyektif

Keadaan Umum

Pemeriksaan Umum
: cukup

TTV
Suhu

: 36,1 oC

Pernapasan

: 56 x/menit

HR

: 154x/ menit

Saturasi O2 100 %
CRT < 2 detik
Down Score
-

Laju pernapasan

: 56x/ menit (-)

Merintih

: (1)

Retraksi

: (1)

Sianosis

: (-)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:2

Sesak berkurang
Pernapasan Cuping Hidung

: (+), terpasang O2 nasal 1 Lpm

Berat badan sekarang

: 3590 gram

Panjang badan

: 47 cm

Lingkar Kepala

: 32 cm

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Kepala

: simetris, kulit rambut agak kotor, rambut hitam, tidak ada benjolan

Ubun-bun

: normal, datar

Muka

Mata

simetris,

tidak

ada

odema,

tidak

pucat,

tidak

icterus

: simetris, tidak ada icterus, sclera ada bercak-bercak merah,

konjungtiva tidak anemis (merah muda)


Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
Hidung

: simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung,

terpasang O2 nasal 1 Lpm


Mulut

: simetris, bibir normal, tidak sumbing

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe

Dada/thorax

: simetris, putting susu datar, warna coklat, terdapat tarikan dinding dada

Ketiak

: bersih, tidak ada lesi

Abdomen

: simetris, tidak ada massa dan tidak ada pembesaran perut.

Tali pusat

: belum lepas, kering, terbungkus kasa steril.

Punggung

: simetris, tidak ada spina bifida, tulang punggung lurus

Genetalia

: testis sudah turun ke skrotum, preputium bersih, tidak ada pembengkakan

pada batang penis


Anus

: bersih, terdapat lubang anus

Ekstriminitas atas

: simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan gerak, tidak oedema,

gerakan aktif, tidak ada kelainan seperti polidaktili, sindaktili, Amelia, mikroamelia, pada
tangan kanan terpasang infuse
Ekstremitas Bawah

: simetris, tidak ada lesi, tidak ada kelainan gerak, tidak oedema,

gerakan aktif, tidak ada kelainan seperti polidaktili, sindaktili, Amelia, mikroamelia
-

Palpasi
Kepala

: tidak teraba benjolan, UUB datar, UUK belum menutup, teraba denyut ubun-

ubun.
Leher

: tidak teraba pembengkakan kelenjar tyroid dan limfe

Abdomen : tidak teraba benjolan, tidak teraba masa dan pembesaran hepar
-

Auskultasi
Dada

: Jantung

: normal

Paru-paru

: tidak ada wheezing dan ronchi

Abdomen : bising usus normal


-

Perkusi
Abdomen : tidak kembung

Reflek

x moro

: (+) , bayi terkejut saat petugas menepuk tempat tidur bayi secara mendadak

x rooting

: (+) bayi mencari kearah sumber rangsangan halus pada daerah disekitar pipi

x sucking

: (+) lemah , bayi menghisap kuat pada saat disusukan ke kedua payudara ibunya

owing Reflex : (+) bayi menelan saat di kasih cairan pada bagian dalam lidah bayi.

k babinsky

: (-) kaki bayi menendang tangan petugas kesehatan ketika disentuh telapak kakinya.

k Graphs

: (-) tangan menggenggam

neck reflek

: (-) kepala bayi kembali ke keadaansemula saat bayi ditidurkan terlengang lalu kepala bayi
dimiringkan
Eliminasi

BAK

: 2x/ hari, warna jernih, bau khas

BAB

: 4-5x/ hari,konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

Pemeriksaan Penunjang
- Hematologi
DL

Hemoglobin

: 17,9 gr/dl

Leukosit

: 17.100/ cmm

Hematokrit

: 54,8 %

Trombosit

: 208.000/ cmm

- Golongan Darah
Golongan Darah Ibu

:O

Golongan Darah Anak : O


Golongan Darah Ayah : A
- Foto Thorax
Tanggal 06 Desember 2011
Hasil

: Menyokong adanya proses pneumonia kanan bawah, besar dan bentuk masih

dalam batas normal, kedua sinus PC masih tajam.

- Terapi Dokter
Pemberian O2 1 Lpm
Pemberian Cairan Infus D10%, 1/5 NS 0,18 (300cc/ Jam)
Injeksi Meixam 3x150 mg
Injeksi Viccilin SX 2x375 mg
Pemberian Sonde 5ccx12
II.

INTERPRETASI DATA DASAR

Dx : Bayi Ny I usia 6 hari dengan Pnemonia


Ds : Do : -

Keadaan umum baik


Tanda-tanda vital
Suhu

: 36,1 oC

Pernapasan

: 56 x/menit

HR

: 154x/ menit

Saturasi O2 100 %
CRT < 2 detik
Down Score
-

Laju pernapasan

: 56x/ menit (-)

Merintih

: (1)

Retraksi

: (1)

Sianosis

: (-)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:2

Sesak berkurang
Pernapasan Cuping Hidung

: (+), terpasang O2 nasal 1 Lpm

Laboratorium

Hemoglobin

: 17,9 gr/dl

Leukosit

: 17.100/ cmm

Hematokrit

: 54,8 %

Trombosit

: 208.000/ cmm

Hasil Foto Thorax : menyokong adanya proses pneumonia kanan bawah

Berat badan sekarang

: 2370 gram

Panjang badan

: 47 cm

Lingkar Kepala

: 32 cm

Tonos Otot (+)


Gerak kurang aktif
Tangisan lemah
ASI/PASI : +/+, muntah (-), kembung (-)
BAB/BAK : +/+

Masalah

: gangguan nafas dan gangguan nutrisi (malas minum)

Kebutuhan :
-

Atur posisi ekstensi

Bersihkan jalan napas

Pemberian O2

Pemberian Cairan dan Elektrolit

Jaga suhu tubuh

Observasi TTV

Asi Eksklusif

PASI

Perawatan Bayi dan Tali Pusat

Kolaborasi dengan dokter

III.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL dan MASALAH POTENSIAL


- Pnemonia Berat
- Gagal Nafas

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


1.

Posisi Ekstensi

2.

Bersihkan jalan napas

3.

Pemberian O2

4.

Observasi TTV

5.

Jaga kehangatan

6.

Pemberian nutrisi

7.

Kolaborasi dengan dokter

Pemberian cairan dan elektrolit

: infuse D10%, 1/5 NS 0,18 (300 cc/jam)

Pemberian antibiotic

Inj. Viccilin SX (IV) 2x 375 mg


Inj. Meixam (drip)
V.

3x 150 mg

MERENCANAKAN TINDAKAN YANG MENYELURUH (INTERVENSI)

Dx

: Bayi Ny I umur 6 hari dengan Pnemonia

Tujuan

: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2x24 jam diharapkan pernapasan normal dan

riteria

keadaan menjadi lebih baik.


:

- Keadaan Umum Baik


- Sesak napas tidak ada
- Sianosis tidak ada
- Retraksi dinding dada tidak ada
- CRT dalam batas normal (< 2 detik)
- Down Score dalam batas normal (DS= 0)
- TTV dalam batas normal

Suhu

: 36,5 0C 37, 5 0C

Nadi

: 120 x/menit 160x/menit

RR

: 40 x/menit- 60x/menit

- Bayi menangis kuat


- Gerakan aktif
- Bayi dapat menetek dengan baik
- Reflek pada bayi baik
- Hasil foto thorax dalam batas normal
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada Ibu dan keluarga pasien dan jelaskan tentang kondisi pasien saat
ini
R/ Pendekatan pada klien akan menjalin hubungan harmonis dan keluarga lebih kooperatif
serta mengerti kondisi pasien saat ini.
2. Jelaskan pada keluarga pasien tentang semua tindakan yang akan dilakukan
R/ Keluarga pasien bisa mengetahui dan mengerti semua tindakan yang akan dilakukan
3. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ Mencegah terjadinya infeksi yang dapat disalurkan dari tangan pemeriksa atau pemberi
asuhan kebidanan
4. Atur posisi kepala sedikit ekstensi
R/ Posisi ekstensi melancarkan sirkulasi oksigen ke otak
5. Berikan O2 secara nasal
R/ Terpenuhinya kebutuhan O2 dan bayi tidak sesak
6. Lakukan observasi TTV
R/ Mengetahui keadaan umum bayi dan memantau keadaannya
7. Monitoring Intake cairan

R/ Mengetahui input dan output cairan


8. Beri kehangatan pada bayi
R/ Menjaga tubuh bayi supaya tidak hypotermi
9. Pemberian nutrisi bayi
R/ Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi, nutrisi penting untuk tumbuh kembang bayi.
10. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi bila kondisi bayi stabil
R/ ASI sangat baik bagi pertumbuhan dan pemulihan kondisi bayi
11. Jelaskan pada ibu cara meneteki yang benar
R/ Posisi yang nyaman mempengaruhi aktifitas menghisap pada bayi
12. Lakukan perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat
R/ Mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kebersihan serta kenyamanan bayi
13. Lakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL
R/ Ibu dapat mendeteksi sedini mungkin dan melakukan tindakan segera akan bahaya pada
bayi
14. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antibiotik
R/ Antibiotic dapat mengurangi/ menghambat infeksi/ peradangan pada paru-paru.

VI.

IMPLEMENTASI
Hari/tgl/jam
Rabu

Implementasi
Melakukan pendekatan pada Ibu dan keluarga dengan

07-12-2011

memperkenalkan diri dan komunikasi seperti menyapa Ibu dan

06.00

keluarga pasien dengan ramah, menanyakan keluhan serta


mendengarkan

06.10

dengan

baik

ungkapan

yang

disampaikan,

kemudian menjelaskan keadaan klien saat ini.


Menjelaskan keluarga pasien tentang semua tindakan yang
dilakukan, seperti pemberian O2, merawat bayi, memberikan

06.20

PASI, dll
Melakukan cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih
mengalir (12 langkah ) :
- melepas perhiasan dan meninggikan lengan baju.
- membuka kran air
- membasahi kedua tangan dengan air mengalir

TTD

- memakai sabun dan membusakannya


- menggosok kedua punggung tangan
- menggosok sela-sela jari tangan
- menggosok ujung-ujung jari tangan
- menggosok kedua jempol tangan
- kemudian kedua tangan seluruhnya sampai pergelangan tangan

06.25

- membilas dengan air bersih mengalir

06.30
06.40
06.45

- mengeringkan dengan handuk bersih.


Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi dengan member
bantalan di bahu bayi
Membersihkan jalan napas dengan penghisap lendir

06.50

Memberikan O2 nasal 1 liter per menit


Melakukan observasi TTV
Suhu : 36,5 0C

06.55

RR : 40 x/menit
Monitoring intake cairan
-

Mengganti cairan apabila habis

Mengontrol tetesan infuse

Kamis 08-12-2011
14.00
14.15
-

Membenarkan infuse apabila macet


Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara :
Meletakkan bayi di infant warmer
Mengganti pampers yang basah
Mengganti pakaian yang basah dengan pakaian yang kering

10. Memberikan nutrisi pada bayi


14.25

Memberikan perahan ASI, dan PASI melalui oral

Memberikan PASI melalui sonde 5 cc setiap 2 jam

11. Menganjurkan pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan dan


memberikan ASI sesering mungkin setiap 2 jam sekali dan sesuai
kebutuhan bayi.
12. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan benar, yaitu
-

Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi


(kepala dan tubuh berada pada 1 garis lurus), muka bayi
menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan puting susu

ibu, perut bayi menghadap ke ibu.


15.05

Ibu mendekatkan bayinya ke tubuhnya (muka bayi ke payudara


ibu) dan mengamati bayi siap menyusu membuka mulut,
bergerak mencari, dan menoleh.

Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu


hingga mulut bayi terbuka lebar, kemudian mengarahkan mulut
bayi ke puting susu ibu sehingga bayi dapat menangkap puting
susu tersebut.

16.00

- Areola mammae harus masuk seluruhnya ke mulut bayi.


13.

Melakukan perawatan bayi sehari-hari dengan perawatan tali


pusat

- Menyeka bayi 2x / hari


- Mengganti pampers dan pakaian setelah mandi/ ketika basah/ dan
selesai BAB dan BAK
-

Mengganti kasa/ bungkus tali pusat dengan kasa steril setelah


diseka

- Tidak memberikan bedak/ obat-obatan pada tali pusat


14. Melakukan advis dokter, yaitu :
- Melakukan Inj. Meixam 3x 200 mg, Inj. Viccilin SX 2x 375 mg

VII. Evaluasi
1. Tanggal : 08-12-2011
S

: -

O : K/U Cukup
TTV

: Suhu : 36,8 0C
RR

: 56 x/menit

Sesak Berkurang
CRT < 2 detik
Down Score
-

Laju pernapasan

: 56x/ menit (-)

Merintih

: (-)

Retraksi

: (1)

Sianosis

: (-)

Jam : 18.00 WIB

Air Entry

: (-)

Jumlah

:1

Pernapasan Cuping Hidung (-), O2 Aff


Tonos Otot (+)
Gerak kurang aktif
Tangisan masih lemah
Terpasang Infus D10%, 1/5 NS 0,18
Terpasang NGT
ASI/PASI : +/+, muntah (-), kembung (-)
Rawat Infant Warmer
A : Bayi Ny I usia 7 hari dengan Pnemonia teratasi sebagian
P

- Lanjutkan Intervensi

Observasi TTV

Monitoring Intake Cairan

Jaga kehangatan

Pemberian nutrisi

- Latihan ASI
- Lakukan advis dokter dalam pemberian terapi antibiotic

Inj. Meixam 150 mg (drip)

2. Tanggal : 09-12-2011
S

: -

O : K/U Cukup
TTV

: Suhu : 37,1 0C
RR

: 52 x/menit

Sesak Berkurang
CRT < 2 detik
Down Score
-

Laju pernapasan

: 52x/ menit (-)

Merintih

: (-)

Jam : 11.30 WIB

Retraksi

: (1), berkurang

Sianosis

: (-)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:1

Pernapasan Cuping Hidung (-)


Tonos Otot (+)
Gerak kurang aktif
Tangisan masih lemah
Terpasang Infus D10%, 1/5 NS 0,18
Terpasang NGT
ASI/PASI : +/+, muntah (-), kembung (-)
Rawat Infant Warmer
Bayi malas minum, bayi kuning

Hasil Lab Bilirubin Total 11,3 gr/dl

A : Bayi Ny I usia 8 hari dengan Pnemonia teratasi sebagian + Ikhterus


P

- Lanjutkan Intervensi

Observasi TTV

Monitoring Intake Cairan

Jaga kehangatan

Pemberian nutrisi

- Latihan ASI
- Lakukan advis dokter dalam pemberian terapi antibiotic

Inj. Meixam 150 mg (Drip)

Inj. Viccilin SX 375 mg (IV)

- Kolaborasi dengan dokter : Foto therapy 1x24 Jam


3. Tanggal : 10-12-2011
S

: -

O : K/U Cukup
TTV

: Suhu : 36,7 0C
RR

Sesak tidak ada

: 48 x/menit

Jam : 14.30 WIB

CRT < 2 detik


Down Score
-

Laju pernapasan

: 48x/ menit (-)

Merintih

: (-)

Retraksi

: (-)

Sianosis

: (-)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:0

Pernapasan Cuping Hidung (-)


Tonos Otot (+)
Gerak aktif
Tangisan kuat
Foto therapy selesai
Terpasang Infus D10%, 1/5 NS 0,18
Terpasang NGT
ASI/PASI : +/+, muntah (-), kembung (-)
Rawat Infant Warmer
A : Bayi Ny I usia 9 hari dengan Pnemonia teratasi sebagian + Ikhterus teratasi
P

- Lanjutkan Intervensi

Observasi TTV

Monitoring Intake Cairan

Jaga kehangatan

Pemberian nutrisi

- Latihan ASI
- Lakukan advis dokter dalam pemberian terapi antibiotic

Inj. Meixam 150 mg (Drip)

4. Tanggal : 11-12-2011
S

: -

O : K/U Cukup

Jam : 08.00 WIB

TTV

: Suhu : 36,3 0C
RR

: 52 x/menit

Sesak tidak ada


CRT < 2 detik
Down Score
-

Laju pernapasan

: 52x/ menit (-)

Merintih

: (-)

Retraksi

: (-)

Sianosis

: (-)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:0

Pernapasan Cuping Hidung (-)


Tonos Otot (+)
Gerak aktif
Tangisan kuat
Terpasang Infus D10%, 1/5 NS 0,18
Terpasang NGT
ASI/PASI : +/+, muntah (-), kembung (-)
Turun dari Infant Warmer
A : Bayi Ny I usia 10 hari dengan Pnemonia teratasi sebagian
P

- Lanjutkan Intervensi

Observasi TTV

Monitoring Intake Cairan

Jaga kehangatan

Pemberian nutrisi

- Latihan ASI
- Lakukan advis dokter dalam pemberian terapi antibiotic

Inj. Meixam 150 mg (Drip)

Inj.Viccilin SX 150 mg (IV)

5. Tanggal : 12-12-2011
S

Jam : 09.00 WIB

: -

O : K/U Baik
TTV

: Suhu : 37,10C
RR

: 46 x/menit

Sesak tidak ada


CRT < 2 detik
Down Score
-

Laju pernapasan

: 46x/ menit (-)

Merintih

: (-)

Retraksi

: (-)

Sianosis

: (-)

Air Entry

: (-)

Jumlah

:0

Pernapasan Cuping Hidung (-)


Tonos Otot (+)
Gerak aktif
Tangisan kuat
Infus Aff
NGT Aff
ASI/PASI : +/+, muntah (-), kembung (-)
A : Bayi Ny I usia 11 hari dengan Pnemonia teratasi
P

- Lanjutkan Intervensi

Observasi TTV

Jaga kehangatan

- Latihan ASI
- Kolaborasi dengan dokter

Foto Thorax ke 2

- Rencana KRS

S-ar putea să vă placă și