Sunteți pe pagina 1din 6

KONSELING GENETIK

HIPOTIROID KONGENITAL
Agatha Febrina Christie
1506815876
Hipotiroid kongenital merupakan kondisi hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari
kelenjar tiroid yang terjadi sejak lahir. Hipotiroid kongenital terjadi ketika kelenjar
tiroid gagal untuk berkembang atau berfungsi dengan baik. Manifestasi klinis
terkadang samar bahkan tidak terlihat saat lahir. Kongenital hipotiroid diklasifikasikan
menjadi bentuk yang sementara dan permanen. Kongenital hipotiroid disebut
permanen jika terjadi defisiensi menetap dari hormon tiroid yang membutuhkan
pengobatan seumur hidup, sedangkan kongenital hipotiroid sementara terjadi ketika
ditemukan adanya defisiensi hormon tiroid pada saat lahir namun terjadi perbaikan
sehingga fungsi produksi hormon kembali ke normal.
Berdasarkan etiologi hipotiroid kongenital permanen dibagi menjadi penyebab primer,
sekunder, dan perifer. Hipotiroid kongenital primer dapat disebabkan oleh dysgenesis
dan dyshormogenesis. Dysgenesis merupakan kelainan pada pembentukan kelenjar
tiroid sedangkan dyshormogenesis merupakan kelainan pada biosintesis hormon
tiroid. Hipotiroid kongenital sekunder atau sentral yang ditemukan pada saat lahir
disebabkan oleh kekurangan thyroid stimulating hormone (TSH). Kekurangan TSH
kongenital dapat saja terjadi sebagai kasus tersendiri yang disebabkan oleh mutasi
pada subunit gen TSH , namun lebih sering ditemukan berkaitan dengan hipopituitari
kongenital. Hipotiroid perifer merupakan kategori lain yang disebabkan gangguan
pada proses transpor, metabolisme, dan kerja hormon tiroid.
Sebelum dilakukannya penapisan terhadap bayi baru lahir, insidensi hipotiroid
kongenital terjadi pada kisaran 1:7000 sampai 1:10000. Berkembangnya program
penapisan menyebabkan insidensi hipotiroid kongenital meningkat menjadi 1:3000
sampai 1:4000.
Tanda dan gejala klinis
Gambaran klinis dari hipotiroid kongenital terkadang begitu samar dan banyak bayi
yang tidak terdeteksi pada saat lahir. Hal ini disebabkan karena hormon tiroid ibu
dapat menembus plasenta. Hormon tiroid ibu yang dapat menembus plasenta
berfungsi untuk melindungi terutama untuk perkembangan otak bayi.

Tanda dan gejala yang muncul pada hipotiroid kongential disebabkan oleh
berkurangnya jumlah hormon tiroid. Tanda yang biasa ditemukan bayi cenderung
diam dan lebih banyak tidur, suara tangis yang parau, konstipasi, hiperbilirubinemia
yang terjadi lebih dari tiga minggu yang disebabkan belum matangnya enzim
gluconyl transferase. Gejala yang dapat ditemukan antara lain adanya hernia
umbilikalis, macroglossia dan kulit yang teraba dingin disertai adanya gambaran kutis
marmorata. Hormon tiroid juga penting untuk proses pembentukan dan maturasi dari
tulang, sehingga salah satu gejala yang dapat ditemukan adalah pelebaran ubun-ubun
posterior lebih dari 5 mm. Gejala lain yang tampak adalah bayi tampak kuning,
myxedema, dan pseudohypertelorism. Pada pemeriksaan saraf ditemukan adanya
hipotoni dan refleks yang menurun. Apabila tidak diobati, hipotiroid kongential dapat
menyebabkan gangguan intelektualitas dan pertumbuhan terhambat. Jika pengobatan
dapat diberikan pada dua minggu pertama setelah lahir, bayi biasanya dapat tumbuh
dengan normal.
Konseling genetik adalah sebuah proses komunikasi untuk membantu pasien dan
keluarga untuk memahami dan beradaptasi terhadap implikasi medis, psikologis, dan
fanilial yang disebabkan kelainan genetik tersebut. Proses ini mencakup beberapa hal:
-

Interpretasi dari keluarga dan riwayat medis untuk menilai kemungkinan

terjadinya penyakit atau kekambuhan penyakit


Pendidikan tentang penyakit keturunan, pemeriksaan, tatalaksana, pencegahan,

sumber daya, dan penelitian.


Konseling yang mempromosikan pilihan-pilihan yang beralasan serta adaptasi
terhadap risiko atau kondisi tertentu.

Terdapat empat komponen dalam melakukan konseling genetik.


1.
2.
3.
4.

Menegakkan diagnosis yang akurat (reaching accurate diagnosis)


Perkiraan risiko berulangnya penyakit (estimation of recurrence risk)
Konseling genetik
Pengambilan keputusan

1. Menegakkan diagnosis yang akurat


Untuk menegakkan diagnosis yang akurat dibutuhkan anamnesis mengenai
riwayat penyakit pasien dan riwayat keluarga pasien, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan sitogenetik/radiologi, dan pemeriksaan laboratorium/analisis
DNA.

Riwayat penyakit dan riwayat keluarga pasien (Family history)


Secara umum hipotiroid kongenital bukanlah suatu penyakit yang diturunkan,
bahkan sebagian besar kasus terjadi secara sporadis. Namun perlu dilakukan
penapisan pada wanita yang memiliki faktor risiko tinggi untuk mengalami
hipotiroid kongenital dengan mengajukan pertanyaan apakah ada riwayat
keluarga dengan anak hipotiroid kongenital contohnya yang disebabkan oleh
dyshormogenesis atau TRB-Ab pada ibu.
Bayi yang lahir di negara yang sudah memiliki program penapisan rutin,
hipotiroid kongenital dapat didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan
penapisan pada bayi baru lahir, sedangkan di negara yang belum melakukan
pemeriksaan penapisan secara rutin, diagnosis dapat ditegakkan setelah
muncul gejala dan tand.
Pemeriksaan penapisan tiroid pada bayi baru lahir
Spesimen yang digunakan sebagai pemeriskaan penapisan hipotiroid
kongenital adalah darah yang diambil dari penusukan di daerah tumit yang
diletakkan pada kertas filter khusus. Spesimen biasanya diambil pada usia 2-5
hari (atau pada saat akan dipulangkan dari rumah sakit jika gejala muncul
lebih cepat). Kertas filter kemudian dikirimkan ke laboratorium untuk
diperiksakan. Pada masa awal penapisan mulai dikerjakan, akan dilakukan
pemeriksaan T4 awal kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan TSH
jika kadar T4 dibawah batas. Namun seiring dengan perkembangan, pada
program penapisan hipotiroid kongenital dapat dikerjakan pemeriksaan TSH
dan T4.
Pemeriksaan serum untuk konfirmasi
Ketika seorang bayi ditemukan dengan hasil penapisan yang tidak normal,
maka harus dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan darah vena
untuk konfirmasi. Pemeriksaan untuk konfirmasi terdiri dari pemeriksaan TSH
dan FT4 atau total T4. Penting untuk membandingkan hasil yang didapat
dengan nilai rentang normal. Pada usia awal setelah lahir nilai TSH serum
dapat mencapai 39 mU/L yang disebabkan lonjakan TSH segera setelah lahir
(hal ini yang menyebabkan nilai batas pada kertas saring adalah 30mU/L).
Pemeriksaan untuk konfirmasi biasanya dikerjakan pada usia 1-2 minggu.

Rentang nilai normal untuk FT4, total T4, dan TSH pada 4 minggu pertama
tampak pada tabel berikut
Age

FT4 (pmol/L)

Total T4 (nmol/L)

TSH (mU/liter)

1-4 hari

25-64

129-283

<39

2-4 minggu

10-26

90-206

<10

Terapi untuk hipotiroid kongenital dibuat berdasarkan kadar fungsi tiroid pada
serum, namun untuk mengetahui etiologi hipotiroid kongenital dapat
dilakukan berbagai macam alat diagnostik seperti usg tiroid, thyroid
radionuclide uptake and scan, kadar thyroglobulin dalam darah, antitiroid
antibodi, hingga pemeriksaan mutasi genetik.
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk melihat mutasi pada gen
berikut
Mutasi TSH
Mutasi reseptor TSH
Dysgenesis tiroid : mutasi TTF-2, NKX2.1, PAX-8
Dyshormogenesis tiroid :mutasi simpoter sodium-iodida, mutasi

hidrogen peroksida DUOX2 dan DUOX2A


Mutasi tiroid peroksidase : mutasi tiroglobulin dan deiodinase

2. Perkiraan risiko berulangnya penyakit


Hipotiroid kongenital berkaitan dengan meningkatkan risiko terjadinya malformasi
kongenital. Pada sebuah studi yang melibatkan 1420 bayi dengan hipotiroid
kongenital ditemukan adanya 8,4% malformasi kongenital di luar tiroid, salah satu
yang paling sering adalah kelainan jantung. Kelainan lain yang dapat ditemukan
bersamaan dengan hipotiroid kongenital adalah celah bibir, kelainan neurologis
dan malformasi genital. Mutasi gen yang menyebabkan hipotiroid kongenital juga
dapat bermanifestasi dalam bentuk fenotip klinis yang langka. Salah satu yang
terkenal adalah sindrom Pendred. Bayi dengan sindrom Pendred mengalami tuli
sensorineural, hipotiroid, dan pembesaran kelenjar tiroid. Sindrom ini disebabkan
adanya gangguan pada pendrin yang merupakan transporter klor dan iodium transmembran yang ditemukan di kelenjar tiroid dan telinga dalam.
Mutasi pada thyroid transcription factor 2 (TTF-2) menyebabkan sindrom yang
terdiri dari dysgenesis tiroid, atresia koana, celah langit-langit, dan spiky hair yang
dikenal dengan sindrom Bamforth-Lazarus. Mutasi pad NKX 2.1 menyebabkan
adanya hipotiroid kongenital yang disertai dengan kesulitan bernapas, dan masalah

neurologis seperti chorea dan ataxia. Salah satu manifestasi klinis dari hipotiroid
kongenital yang sudah lama adalah sindrom Kocher-Debre- Semelaigne.
3. Konseling Genetik
Hipotiroid kongenital dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, hanya
beberapa yang disebabkan oleh genetik. Penyebab paling umum yang ditemukan
di dunia adalah kurangnya kadar iodin di dalam makanan ibu dan bayi yang
terkena penyakit ini. Iodin merupakan zat penting yang dibutuhkan untuk
pembentukan hormon tiroid. 15-20 persen dari hipotiroid kongenital disebabkan
oleh penyebab genetik.
Hipotiroid kongenital dapat disebabkan oleh thyroid dysgenesis ataupun thyroid
dyshormogenesis. Penyebab paling sering dari hipotiroid kongenital adalah
dysgenesis tiroid yang biasanya adalah suatu kejadian yang sporadis, sehingga
tidak ada risiko untuk berulang pada kehamilan berikutnya. Namun, penelitian
menyatakan 2-5 persen dari kasus thyroid dysgenesis diturunkan. Dua buah gen
yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid adanya PAX8
dan TSHR. Mutasi yang terjadi pada gen tersebut menyebabkan terganggunya
proses pertumbuhan dari kelenjar tiroid. Beberapa penelitian juga menyatakan ada
komponen familial pada beberapa kasus dysgenesis tiroid. Sebuah penelitian di
Perancis melaporkan dari 2472 bayi yang teridentifikasi memiliki hipotiroid
kongenital melalui program penapisan disebabkan oleh dysgenesis tiroid dan 48%
merupakan penyakit familial.
Pada jumlah yang lebih sedikit, hipotiroid kongenital dapat disebabkan oleh
gangguan biosintesis hormon tiroid yang sifatnya diturunkan.

Thyroid

dyshormogenesis disebabkan oleh mutasi pada gen yang terlibat dalam


pembentukan hormon tiroid adalah DUOX2, SLC5A5, TG, dan TPO. Seluruh
gangguan yang terjadi bersifat autosomal recessive yang artinya memiliki
kemungkinan 25% kejadian berulang pada kehamilan berikutnya. Sindrom
pendred, yang merupakan sebuah penyakit spesifik yang terdiri dari tuli
sensorineural, pembesaran kelenjar tiroid, dan kegagalan pembentukan iodida juga
bersifat autosomal recessive. Ibu yang memiliki penyakit tiroid yang bersifat
autoimun memiliki risiko untuk melahirkan anak dengan hipotiroid kongenital.
4. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dalam hal langkah diagnostik sampai
terapi yang akan dilakukan diserahkan kepada orang tua

pasien, dengan mempertimbangkan semua informasi yang


telah dijelaskan kepada orang tua pasien dan kondisi keluarga
itu sendiri (pengaruh ekonomi, sosial budaya, agama, tekanan
keluarga

dan

pengaruh

masyarakat).

Dokter

tetap

memberikan support untuk orang tua pasien dan keluarga


sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik. Jika telah
diambil keputusan tertentu, sebaiknya ditanyakan kembali
alasan pengambilan keputusan tersebut sehingga dapat
dicapai keputusan yang memang terbaik untuk pasien.
Demikian pula mengenai keputusan apakah orang tua ingin
memiliki anak lagi atau tidak, ataupun jika hamil lagi,
keputusan untuk melakukan pemeriksaan pada anak yang
dikndung termasuk hal/tindakan yang akan dilakukan jika
anak terdiagnosis memiliki hipotiroid kongenital.

S-ar putea să vă placă și