Sunteți pe pagina 1din 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan
nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap

individu

membutuhkan jumlah yang

berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan
untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas hari-hari akan
menurun, dan meningkatkan iritabilitas.
Satu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan (Evans dan French, 1995).
Memperoleh kualitas tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan
pemulihan individu yang sakit Perawat memperhatikan klien yang seringkali mengalami
gangguan tidur yang ada 'sebelumnya dan klien yang mengalami masalah tidur karena penyakit
atau hospitalsasi.
B. TUJUAN
1. Memahami konsep istirahat dan tidur
2. Mengetahui fisiologi tidur
3. Mengrtahui faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan gangguan tidur.
4. mengaplikasikan proses keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Definisi Istirahat dan Tidur


Priode waktu yang lama tidak tidur (secara alami terus menerus).
Dalam priode kesadaran (budi sanrosa, 2005-2006)
Tidur merupakan seuatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif atau sering juga disebut
suatu keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan (wolf , weitzel & fuerst,1984)
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal itu
seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat tidur. Ketika orang sedang istirahat
mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali
bergairah dan siap untuk menyelesaikan aktivitas (potter & perry,2005)

B.

FISIOLOGI TIDUR
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih
lama dari keterjagaan.
Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.
1.

Kondisi Untuk Istirahat yang cukup

Kenyamanan Fisik

Eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi fisik

Kontrol sumber nyeri

Pertahankan kesejahteraan kesejajaran anatomis yang tepat atau posisi yang sesuai

Kontrol suhu ruangan

Pindahkan distraksi lingkungan

Sediakan ventilasi yang cukup


2. Bebas Dari Kecemasan

a.

Buat keputusan sendir

b. Berpatisipasi didalam pelayanan kesehatan pribadi


c.

Mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami masalah dan implikasi kesehatan

d. Praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur

e.

Mengetahui bahwa lingkungan aman


3. Tidur Yang Cukup

a.

Memperoleh jumlah lama tidur yang dibutuhkan untuk merasa segar kembali

b. Ikuti kebiasaan higene yang baik sebelum tidur


1.

Irama Sirkadian
Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi prilaku. Irama sirkadian

termasuk siklus tidurbangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta juga faktor-faktor
eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Beberapa orang dapat tertidur pada
pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada tengah malam.
2.

Pengaturan Tidur
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi tinggi

aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dcngan perubahan dalam sistem saraf periferal,
endokrin, kardovaskular, pcrnapasan dan muskular. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung
pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan
menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sistem Aktivasi Retikular
(SAR) terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima
stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran
serotonin dari sel tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah.
Daerah otak juga disebut daerah siakronisasi

bulbar. seseorang tetap terjaga atau tcrtidur

tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi (misalnya
pikiran), reseptor sensori perifer (misalnya stimulus bunyi atau cahaya) dan sistem limbik.
3.

Tahapan Tidur
EEC, EMG, dan EOG sinyal listrik mcnunjukkan pcrbedaan tingkat aktivitas yang berbeda

dari olak, otot dan mata yang bcrhubungan dcngan tahap tidur yang bcrbcda (Sleep ResearchSociety, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase: pergerakan mata yang tidak cepat (tidur
nonrapid eye movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement,
REM). Selama NREM seorang yang tidur mengalami kcmajuan melalui empat tahapan selama

siklus tidur 90 menit. Tidur REM merupakan Case pada akhir tiap siklus tidur 90 mcnit.
Konsolidasi mcmori (Karni dkk, 1994) dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini. Faktor
yang berbeda dapat mcningkatkan atau mcng-ganggu tahapan siklus tidur yang berbeda.
4.

Siklus Tidur
Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur.

Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 mcnit. tetapi untuk seseorang yang memiliki
kesulitan untuk tcrtidur, akan berlangsung satu jam atau Iebih. Ketika seseorang tertidur,
biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh dan tiap siklus tidur terdiri 4 tahap.dari tidur
NREM dan satu periode dari tidur REM Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju
ke tahap 4 NREM diikuti kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhiri dengan periode dari tidur
REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sckilar 90 mcnit ke siklus tidur.
Dengan tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode
REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 mcnit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang
mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa.

C.

FUNGSI TIDUR
Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologi dan psiologis (Oswaid, 1984, Anch

dkk, 1988). Menurut teori tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga
berikutnya. Dealam tidur NREM, fungsi biologis menurun. tidur yang nyenyak bermanfaat
dalam memelihara fungsi jantung.
Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Tidur REM penting untuk
pemulihan kognitif. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas hari
tersebut.
a. Mimpi
Mimpi terjadi selama tidur NREM maupun REM, Mimpi REM dapat berkembang dalam isi
sepanjang malam dari mimpi tentang kejadian terbaru sampai mimpi yang kreatif, dan seorang
yang depresi dapat bermimpi tidak berdaya. Teori lain menyatakan bahwa mimpi menghapus
fantasi tertentu atau memori yang nonesensial.

D. KEBUTUHAN DAN POLA TIDUR NORMAL


Durasi dan kualitas tidur beragam diantara orang-orang dari semua kelompok usia.
Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jan tidur, sementara yang lain
membutuhkan 10 jam.
1. Neonatus
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Bayi yang lahir dari ibu tanpa
medikasi lahir dalam keadaan terjaga. Mata terbuka lebar dan mengisap kencang. Setelah sekitar
satu jam bayi baru lahir menjadi diam dan kurang responsif terhadap stimulus internal dan
eksternal. Periode tidur berakhir beberapa menit sampai 2 sampai 4 jam setelahnya ( Wong,
1995). Kemudian bayi terbangun lagi dan seringkali menjadi terlalu responsif terhadap stimulus.
Stimulus lapar, nyeri, dingin atau yang lain seringkali menyebankan tangisan. Pada minggu
pertama, bayi baru lahir tidur dengan konstan. Kira-kira 50% dari tidur ini adalah tidur REM,
yang menstimulasi pusat otak tertinggi. Hal ini dianggap esensial bagi perkembangan karena
neonatus tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi eksternal yang bermakna. Tabel 42-1
menguraikan perilaku yang terlihat pada bayi baru lahir selama tidur dan terjaga.
2. Bayi
Pada umumnya bayi mengalami pola tidur malam hari pada usia 3 bulan. Bayi tertidur beberapa
kali pada siang hari tetapi biasanya tidur rata-rata 8 sampai 10 jam pada malam hari. Sekitar 30
% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. Bangun biasanya terjadi pada pagi hari.
Meskipun tidak umum untuk bayi yang terjaga selama malam hari. jika bangun sela malam hari
rutin, masalahnya pada diet karena lapar sering kali membangunkan anak. Bayi yang minum ASI
biasanya tidur dalam jangka lebih pendek, dengan lebih sering terbangun, dari pada bayi yang
minum susu botol ( wong, 1995). Bayi yang lebih besar tidur lebih lama dari pada bayi yang
lebih kecil karena kapasitas lambungnya lebih besar. Seorang bayi antara usia 1 bulan dan 1
tahun tidur rata-rata 14 jam sehari.
3. Todler

Pada usia 2 tahun, anak anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap hari. Total
tidur rata-rata 12 jam sehari. Tidur siang dapat hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi
todler terbangun pada malam hari. Persentase tidur REM menurun. Selama periode ini todler
tidak ingin tidur pada malam hari. Ketidak inginan ini dapat berhubungan dengan kebutuhan
untuk otonomi, atau takut perpisahan.
4. Prasekolah
Rata-rata anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah REM). Pada usia 5
tahun, anak prasekolah jarang tidur siang. Kecuali pada kebudayaan yaitu siesta adalah
kebiasaan. Orang tua paling berhasil untuk membawa tidur dengan membina ritual yang
konsisten yang mencakup aktivitas waktu tenang sebelum waktu tidur. Biasanya para ahli tidak
merekomendasikan seorang anak diperbolehkan tidur dengan orang tua.
5. Anak Usia Sekolah
Jumlah tidur yang diperlukan pada usia sekolah bersifat individual dikarenakan status aktivitas
dan tingkat kesehatan yang bervariasi. Dan biasanya tidak membutuhkan tidur siang. Pada usia 6
tahun akan tidur malam rata-rata 11 sampai 12 jam, sementara anak usia 11 tahun tidur sekitar 9
sampai 10 jam (Wong, 1995).
6. Remaja
Remaja memperoleh sekitar 7 am untuk tidur setiap malam ( Carskadon, 1990). Pada saat
kebutuhan tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang
sering kali mengurangi waktu tidur. Biasanya orang tua tidak lagi terlibat dalam penataan waktu
tidur yang spesifik. Tuntuan sekolah, kegiatan setelah sekolah, dan pekerjaan paruh waktu
menekan waktu yang tersedia untuk tidur. Remaja pergi tidur lebih larut dan bangun lebih cepat
pada waktu sekolah menengah atas. Harapan sosial yang umum adalah remaja membutuhkan
tidur yang sedikit daripad praremaja. Akan tetapi, data laboraturium menunukan bahwa remaja
mempunyai kebutuhan fisiologis untuk tidur lebih banyak bila dibandingkan dengan praremaja
( Carskadon, 1990).
7. Dewasa Muda

Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6 sampai 8 jam, tetapi hal ini bervariasi.
Dewasa muda jarang sekali tidur siang. Kurang lebih 20% waktu tidur yang dihabiskan adalah
waktu tidur REM, yang tetap konsisten sepanang hidup.
8. Dewasa Tengah
Selama masa dewa tengah total waktu yang digunakan untuk tidur malam hari mulai menurun.
Jumlah tidur tahap 4 mualai menurun, suatu penurunan yang berlanjut dengan bertambahnya
usia. Gangguan tidur seringkali mulai didiagnosa diantara orang-orang pada rentang usia ini
bahkan ketika gejala dari ngangguan yang telah ada untuk beberapa tahun, insomnia terutama
lazim terjadi, mungkin disebabkan oleh perubahan dan stres usia menengah. Gangguan tidur
dapat disebabkan oleh kecemasan. Depresi atau penyakit fisik ringan tertentu. Wanita yang
mengalami gejala menopause dapat mengalami insomnia. Anggota kelompok ini dapat
tergantung pada obat tidur.
9. Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan usia. Akan tetapi, kualitas tidur kelihatan
menjadi berubah pada kebanyakan lansia ( Bliwise, 1993). Episode tidur REM cenderung
memendek. Terdapat penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia
hampir tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang dalam. Seorang lansia terbangun lebih sering
dimalam hari dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur.
Keragaman dalam perilaku tidur lansia adalah umum. Keluhan tentang kesulitan tidur waktu
malam seringkali terjadi antara lansaia. Seringkali akibat keberadaan penyakit kronik yang lain.
Perubahan pola tidur pada lansia disebabkan perubahan SSP yang mempengaruhi pengaturan
tidur. Kerusakan sensorik, umum dengan penuaan, dapat mengurangi sensivitas terhadap waktu
yang mempertahankan irama sirkadian.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR
Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal tidak
hanya menjadi penyebab masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis, lingkungan dapat
mengubah kualitas dan kuantitas tidur.
1. Penyakit Fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (misal kesulitan bernapas), atau
masalah suasana hati. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak

biasa. Sebagai contoh meperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan di mobilisasi pada
traksi dapat menganggu tidur.
Penyakit pernapasan seringkali mempengaruhi tidur. Klien yang berpenyakit paru kronik seperti
emfisema dengan napas pendek dan seringkali tidak dapat tidur tanpa dua atau tiga bantal untuk
meninggikan kepala mereka.
Penyakit jantung koroner sering dikarakteristikan dengan episode nyeri dada yang tiba-tiba dari
denyut jantung yang tidak teratur.
Hipertensi seringkali menyebabkan terbangun pada pagi hari dan kelemahan nokturia, atau
berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus tidur. Lansia seringkali mengalami
sindrom kaki tak berdaya yang terjadi pada saat sebelum tidur.
Seseorang yang berpenyakit tukak peptik seringkali terbangun pada tengah malam. Kadar asm
lambung mencapai puncak sekitar pukul 1 sampai 3 ( McNeil dkk, 1986) menyebabkan nyeri
lambung.
2. Obat-Obatan dan Substansi
Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk
sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia dan 281 menyebabkan kelelahan
(Buysse, 1991). Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping medikasi yang umum.
Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali memberi banyak masalah daripada keuntungan.
Orang dewasa muda dan dewasa tengah dapat tergantung pada obat tidur untuk mengatasi
stressor gaya hidupnya.
4. Obat-obatan dan pengaruhnya pada tidur
Hipnotik

Mengganggu dengan mendapati tahap tidur yang lebih dalam

Memberikan hanya peningkatan kualitas tidur sementara (1minggu ).


Diuretik

Menyebabkan nokturia
Anti Depresan Dan Stimulan

Menekan tidur REM

Menurunkan total waktu tidur

Alkohol

Mempercepat mulanya waktu tidur

Menganggu tidur REM


Kafein

Mencegah seseorang tertidur


3.

Pola tidur yang biasa dan mengantuk yang berlebihan pda siang hari (EDS) Pada abad

lampau jumlah tidur yang diperoleh pada malam hari penduduk AS telah menurun lebih dari
20% ( National Commission on Sleep Disorder Research, 1993)., menunjukan bahwa banyak
orang Amerika kehilangan tidur dan mengalami mengantuk yang berlebihan pada siang hari.
F. GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secar umum akan menyebabkan gangguan
tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut : insomnia;
gerakan atau sensai abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atu rasa mengantuk
yang berlebihan disiang hari ( Naylor dan Aldrich, 1994).
1. Insomnia
Adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering
terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif ( Zorick, 1994 ).
Seseorang dapat mengalami insomnia transien akibat strea situasional seperti masalah keluarga,
kerja atau sekolah, jet lag, penyakit atau kehilangan orang yang dicintai.
2. Apnea tidur
Adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut
selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
3.

Narkolepsi

Adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan
utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini.
4.

Parasomnia

Adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripad orang dewasa. Sindrom
kematian bayi mendadak dihipotesis berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang

disebabkan oleh abnormalitas dalam sistem saraf otonom yang dimanifestasikan selama tidur
( Gilis dan Flemons, 1994).

S-ar putea să vă placă și