Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
4. Diseleksia
Gangguan terhadap kemampuan membaca seseorang, walaupun ia
memiliki penglihatan yang mencukupi dan keterampilan akademis yang
mencukupi di bidang lain. Banyak penderita diseleksia yang mederita
abnormalitas ringan pada sejumlah area otak, termasuk detail
mikroskopik. Penderita diseleksia lebih mungkin memiliki korteks
serebrum yang bilateral simetris, sementara orng normal lainnya memiliki
planum temporal berukuran lebih besar pada belahan otak kiri. Pda
sebagaian penderita, beberapa area terkait bahasa pada belahan oak
kanan berukuran lebih besar. Terdapat hubungan yang lemah di antara
area-area otak sehingga aktivitas pada salah satu bagian korteks
serebrum belahan otak kiri tidak berhubungan dengan aktivitas pada area
lain pada belahan yang sama.
Terdapat dua jenis diseleksia, yaitu disphonetic dyslexics dan
dyseidetic dyslexics.
Disphonetic dyslexics mengalami kesulitan menyuarakan kata-kata
dan ketika mereka tidak mengenali suatu kata, mereka menebaknya
berdasarkan konteks kalimat. (mis: tertawa lucu)
Dyseidetic dyslexics dapat membaca cukup baik, tetapi mereka tidak
dapat mengenali keseluruhan kata. Mereka membaca dengan pelan dan
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena kerusakan otak yang
membatasi medn penglihatan. Individu hanya dapat melihat satu huruf,
memiliki keterbatasan dalam pergerakan mata, membaca dengan sangat
lambat, dan snagat kesulitan membaca kata-kata yang panjang.
Beragam penelitian mengajukan beraam hipotesis untuk
menjelaskan dseleksia:
1. Hipotesis yang berkaitan dengan kerusakan penglihatan tidak
mendapat dukungan, karena sebagai besar penderita diseleksia
memperlihatkan adanya kemampuan penglihatan normal atau
mendekati normal.
2. Menunjukan adanya kaitan antara diseleksia dan gangguan
pendengaran. Respon otak penderita diseleksia terhadap bicara ada di
bawah normal. Akan tetapi, kemunculan diseleksia mungkin juga tidak
disertai dengan gangguan pendengaran
3. Bahwa permasalahan dalam diseleksia adalah gangguan terbentuknya
hubungan antara penglihatan dan suara. Penderita memiliki performa
normal ketika diminta untuk mencari perbedaan kata-kata yang
diperlihatkan pada layar. penderita juga menyamai performa individu
normal dalam hal mencari perbedaan kata-kata yang diperdengarkan.
Penderita hanya mengalami gangguan ketika mereka harus mencari
perbedaan antara kata-kata yang diperlihatkan pada layar dengan
kata-kata yang didengarkan pada mereka.
4. Mengaitkan diseleksia terhadap perbedaan perhatian.
Perhatian
1. Pengabaian
Penderita kerusakan pada bagian otak kanan memperlihatkan adanya
pengabaian spasial yang lebih meluas, yaitu kecenderungan untuk
mengabaikan sisi kiri tubuh dan sekitarnya atau sisi kiri sebuah objek
(kerusakan pada belahan otak kiri tidak menimbulkan pengabauian yang
besar terhadap sisi kanan tubuh). Secara umum mereka juga
mangabaikan apa yang mereka dengar dengan telinga kiri dan apa yang
mereka raba pada tangan kiri, terutama jika mereka secara bersamaan
meraba sesuatu pada tangan kanan. Sebagain pasien penderita
pengabaian juga memperlihatkan adanya deviasi nilai tengah suatu
kisaran angka. Masalah individu-individu tersebut terletak pada perhatian
mereka, bukan pada sensasi. Pengabaian bukan disebabkan hilangnya
sensasi, melainkan kesulitan mengalihkan ke sisi kiri.