Sunteți pe pagina 1din 28

LAPORAN MAGANG PROFESI WAJIB PERUNGGASAN

PT SUPER UNGGAS JAYA


BREEDING FARM CIRATA PADALARANG JAWA BARAT
14 DESEMBER 2015 9 JANUARI 2016

Oleh:
Kelompok I
PPDH Angkatan III 2014/2015

Andra Adi Esnawan, SKH


Nadhear N Dannar, SKH
Suwardi Hidayat, SKH

B94144308
B94144332
B94144345

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
Tempat
Nama Mahasiswa

: Magang Profesi Wajib Perunggasan Program


Pendidikan Profesi Dokter Hewan FKH IPB
: 14 Desember 2015 9 Januari 2016
: PT. Super Unggas Jaya Breeding Farm Cirata
Padalarang, Jawa Barat
: 1. Andra Adi Esnawan, SKH B94144308
2. Nadhear N Dannar, SKH
B94144332
3. Suwardi Hidayat, SKH
B94144345

Menyetujui,
Pembimbing Kampus

Pembimbing Lapang

Drh. Loury Ginting


Drh Usamah Afiff, MSc
NIP. 19600624 198703 1 001

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKH IPB

Prof Drh Agus Setiyono, MS PhD APVet


NIP. 19630810 198803 1 004

Tanggal Pengesahan:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
magang profesi wajib perunggasan hingga penyusunan laporan. Laporan ini
ditulis sebagai hasil kegiatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 Desember
2015 9 Januari 2016 di PT Super Unggas Jaya Breeding Farm Cirata Bandung
Barat, Jawa Barat. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
a) Presiden Direktur PT. Super Unggas Jaya yang telah memberikan izin dan
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang profesi wajib
perunggasan.
b) Drh. Loury Ginting selaku pembimbing luar kampus atas segala arahan
dan bimbingannya.
c) Bapak Ananto Cahyo Putra, S.Pt selaku manager farm di PT. Super
Unggas Jaya (SUJA) unit Breeding Farm STS Purwakarta yang telah
memberikan bimbingan, nasihat dan ilmu selama kegiatan magang di
lapangan.
d) Bapak Suryana Jaya Komara selaku foreman yang mendampingi dan
memberikan ilmu serta nasihat selama kegiatan magang dilapangan.
e) Drh Usamah Afiff, MSc selaku dosen pembimbing kampus atas masukan,
waktu, arahan serta bimbingannya.
f) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu selama proses kegiatan magang dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
kegiatan ini. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dalam upaya
perbaikan penulisan ini. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat memberikan
informasi yang berguna bagi kita semua.

Bogor, Juni 2016

Penulis

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bidang perunggasan merupakan salah satu industri yang sangat berkembang
pesat di Indonesia. Perkembangan pesat tersebut terjadi karena tingginya
permintaan masyarakat terhadap produk pada bidang perunggasan terutama ayam.
Telur dan ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling diminati
oleh masyarakat dibandingkan dengan daging sapi, domba, dan kambing karena
harga ayam dan telur relatif terjangkau. Tingginya permintaan tersebut harus
dibarengi dengan peningkatan produksi ayam di peternakan agar permintaan
masyarakat dapat terpenuhi. Hal tersebut dapat ditunjang dengan perbaikan
manajemen peternakan dan kesehatan unggas yang dimulai dari breeding farm,
hatchery, sampai ke peternakan komersial. Dalam upaya untuk mencapai target
tersebut dokter hewan memiliki peran penting untuk peningkatan produksi ayam
maupun telur di Indonesia. Sehingga dibutuhkan dokter hewan yang profesional
agar produksi pangan asal unggas dapat terpenuhi dan terjamin keamanannya.
Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) merupakan program
yang bertujuan untuk menghasilkan seorang dokter hewan yang profesional.
Untuk menunjang hal tersebut maka diperlukan adanya kegiatan magang yang
langsung terjun ke lapangan. Salah satu kegiatan magang Pendidikan Profesi
Dokter Hewan adalah Magang Profesi Wajib di bidang perunggasan. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengalaman, wawasan dan
pengetahuan calon dokter hewan dalam manajemen pemeliharaan dan kesehatan
unggas. Manajemen pemeliharaan meliputi manajemen kandang dan pakan.
Sedangkan kesehatan hewan meliputi tindakan pencegahan (biosecuriti dan
sanitasi) dan pengobatan unggas saat terkena penyakit. Oleh karena itu diperlukan
sebuah tempat yang dapat dapat digunakan oleh calon dokter hewan untuk
meningkatkan kemampuan dan kecakapan dalam menerapkan disiplin ilmu yang
telah dipelajari selama di kampus. Kegiatan magang profesi wajib dilaksanakan di
PT Super Unggas Jaya unit Breeding Farm Cirata, Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat.

Tujuan
Meningkatkan kemampuan dan wawasan calon dokter hewan mengenai
pemeliharaan dan manajemen kesehatan hewan di bidang perunggasan terutama
breeding farm.

Manfaat
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang manajemen pemeliharaan
dan kesehatan hewan terutama di bidang peternakan unggas yang merupakan
salah satu bidang pekerjaan bagi dokter hewan.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG


Waktu dan Tempat
Magang profesi perunggasan ini dilaksanakan selama 4 minggu pada
tanggal 14 Desember 2015 9 Januari 2016 berlokasi di PT Super Unggas Jaya
unit Breeding Farm Cirata. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 07.00 15.30 WIB.
Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Magang Profesi Wajib Perunggasan di PT Super Unggas Jaya
unit Breeding Farm Cirata dilakukan pada bagian growing ayam. Kegiatan rutin
di bagian growing berupa manajemen pemeliharaan unggas meliputi manajemen
pemberian pakan, vaksinasi, pengobatan, grading ayam serta sanitasi kandang.
Pembimbing kampus pada kegiatan ini adalah drh Usamah Afiff, MSc dan
pembimbing lapang adalah drh. Loury Ginting.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Profil PT Super Unggas Jaya
Perseroan terbatas (PT) Super Unggas Jaya (PT SUJA) unit Breeding Farm
Cirata merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang chicken breeding. PT
SUJA merupakan anak perusahaan dari perusahaan Korea yaitu Cheil Jedang
Indonesia (CJ Indonesia) yang bergerak dibidang produksi pakan unggas. PT
Super Unggas Jaya unit Breeding Farm Cirata terletak di Kampung Tugu RT
03/014 Desa Ciharashas Kecamatan Cipendeuy Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat. Perusahaan ini memiliki luas 10 Ha dan memiliki enam kandang close
house semi otomatis.

Gambar 1 PT. SUJA unit Breeding Farm Cirata

Struktur organisasi PT. SUJA unit Breeding Farm Cirata memiliki Head
Farm atau kepala farm dan dibantu oleh beberapa staff yaitu yaitu HR/GA yang
bertugas untuk membuat anggaran/proposal pengadaan barang yang berkaitan dengan
kebutuhan pemeliharaan ayam. Bagian administrasi bertugas untuk recording data dan
Accounting bertugas untuk membelanjakan barang dan membuat laporan akhir keungan
farm. Adopt bertugas sebagai koordinasi lapangan. Foreman bertugas sebagai pengawas
kegiatan di kandang. Chief flock bertugas sebagai kepala kandang. Serta operator
bertugas untuk memelihara ayam di kandang dari awal masuk sampai ayam berhenti
berproduksi. Struktur organisasi PT. SUJA unit Breeding Farm Cirata ditampilkan
pada Gambar 1.
FARM HEAD

HR/GA

ACCOUNTING

FOREMAN

ADMINISTRASI

SDP

ADDOPT

SECURITY

CHIEF FLOCK

OPERATOR
Gambar 1 Struktur organisasi PT. SUJA unit Breeding Farm Cirata

MANAJEMAN SISTEM PEMELIHARAAN

UMUM

Sistem Perkandangan
Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan ayam parent stock di
Peternakan Farm Cirata menerapkan model sistem close house (sistem kandang
tertutup) semi otomatis. Farm Cirata memiliki fasilitas operasional pada unit
peternakannya yang meliputi 6 buah kandang ayam produksi, gudang hatchery,
gudang pakan, gudang sekam, gudang obat dan vaksin, gudang engineering,
kantor, tower air yang berasal dari sumur bor, dan listrik.

Gambar 2 Sistem kandang tertutup semi otomatis di Farm Cirata

Terdapat 6 buah kandang di farm Cirata, dan baru 4 kandang yang terisi
ayam. Tiap kandang berukuran 120 m x 12 m, dengan masing-masing kandang
dibagi menjadi 5 pen: 4 pen terdiri dari ayam betina dan 1 pen untuk ayam jantan.
Kandang membujur dari timur ke barat dengan jarak antar kandang sekitar 8-10
meter. Tiap pen dipisahkan dengan kawat dan pintu berkawat.
Penggunaan dinding kandang berfungsi untuk melindungi hewan dari
gangguan luar dan sebagai penghalang agar hewan selalu berada dalam kandang.
Dinding kandang di Farm Cirata terdiri dari beton yang berjarak sekitar 40 cm
dari lantai kandang dan ram kawat. Lantai kandang terbuat dari adukan semen dan
pasir, pada permukaan lantai diberikan sekam padi yang berfungsi untuk
menyerap kotoran ayam, sebagai penghangat, dan sebagai alas tidur. Sekam padi
ditambah apabila dalam keadaan basah hingga ketebalan maksimalnya sekitar 20
cm dan harus dibalik setiap hari. Sekam yang ada di dalam kandang harus berada
pada kondisi tidak kering dan tidak basah. Sekam kering akan menimbulkan debu
dan menyebabkan gangguan respirasi pada ternak ayam. Sekam yang basah akan
menjadi media hidupnya bibit penyakit dan akan menyerang ternak ayam. Setiap
hari sekam diaduk secara manual agar sekam basah yang berada di bagian paling
bawah bertukar dengan sekam di bagian atas yang masih kering agar gas ammonia
yang tertahan di sekam dapat menguap keluar sehingga kadar gas ammonia tetap
dapat dikontrol. Gas amonia hanya bisa dideteksi jika kadarnya dalam kandang
paling sedikit 20 ppm (Medion 2014). Kadar ammonia tersebut sudah
mengakibatkan iritasi pada mukosa membrana mata dan saluran pernapasan ayam.

Gas yang berbahaya dan beracun di dalam kandang selain ammonia antara
lain adalah karbon dioksida, hidrogen sulfida, karbon monoksida dan sulfur
dioksida. Konsentrasi standar gas dalam kandang ternak unggas menurut Murni
(2009) ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1 Konsentrasi standar gas dalam kandang ternak unggas (Murni 2009)
Gas
Max Konsentrasi (%)
Standar konsentrasi dalam kandang
CO
0,01
0
CO2
0,5
2000 ppm
NH3
0,0025
25 ppm
H2S
0,002
0
SO2
0,0005
0

Catatan: 0,0001 % = 1 ppm, 1 ppm = 1mm/m2 = 1 mm/10000 L


Dalam upaya mengeliminir keberadaan gas yang berbahaya dalam kandang,
maka perlu dilakukan pengelolaan ventilasi kandang, temperatur, kelembaban,
dan kepadatan kandang. Peternakan Farm Cirata yang menerapkan sistem
modifikasi kandang tertutup menggunakan 8 buah kipas di setiap kandang untuk
membantu sirkulasi dan ventilasi kandang. Kipas ini akan menyala otomatis jika
suhu di dalam kandang terlalu panas, dan terdapat 2 buah kipas yang selalu
menyala setiap saat. Jika suhu di dalam kandang naik setiap 1 0C, maka 2 buah
kipas akan otomatis menyala.
Suhu lingkungan dapat diukur menggunakan termometer digital yang
diletakkan di dinding kandang. Pengukuran suhu ini penting karena apabila suhu
lingkungan terlalu panas maka ayam lebih memilih untuk banyak minum daripada
makan untuk mengurangi beban panas. Apabila terjadi demikian maka sejumlah
nutrisi dan keperluan nutrisi utama bagi ayam tidak masuk sehingga dapat
menurunkan tingkat produksi ayam.

Gambar 3 Pengaturan suhu dan kelembaban di kandang

Ayam yang dipelihara di Farm Cirata adalah Parent stock ras Ross untuk
diambil telurnya dengan tujuan produksi yang menghasilkan ayam pedaging final
stock. Fase pemeliharaan ayam di peternakan Farm Cirata adalah brood-grow-lay
yang memiliki beberapa tahap sebagai berikut:
1. Persiapan Chick-in

2.
3.
4.
5.
6.

Periode Brooding (0 - 3 minggu)


Periode Growing (4 - 18 minggu)
Periode Pre - laying (19 - 24 minggu)
Periode Laying (25 - 65 minggu)
Afkir

Pada kegiatan magang profesi wajib perunggasan yang diikuti mahasiswa


adalah proses pemeliharaan yang diikuti yaitu periode growing. Periode ini sangat
penting untuk diperhatikan karena tubuh ayam tidak boleh terlalu besar ataupun
tidak boleh terlalu kecil karena dapat menghambat kondisi untuk persiapan
produksi telur. Manajemen yang kurang bagus pada saat grower dapat
menyebabkan pertumbuhan hewan tidak optimal dan munculnya berbagai jenis
penyakit pada hewan sehingga dapat menimbulkan kematian dan juga kerugian
secara ekonomi.
Pemberian Pakan dan Minum
Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari dan biasanya diberikan pada
pagi hari yaitu pukul 07.00 WIB. Hal ini terkait dengan ayam yang memiliki suhu
tubuh yang tinggi sekitar 400 C sehingga pemberian pakan diberikan pada pagi
hari agar panas tubuh yang dihasilkan ayam setelah memakan pakan seimbang
dengan suhu lingkungan. Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik
dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat
makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
(Suprijatna et al. 2005). Metode pemberian pakan yang diterapkan di farm Cirata
adalah berdasarkan kebutuhan setiap hari (everyday basis) dimana ayam
memperoleh pakan dalam jumlah yang cukup. Ketepatan waktu pemberian pakan
perlu dipertahankan, karena pemberian pakan pada waktu yang tidak tepat setiap
hari dapat menurunkan produksi. Jumlah pakan yang diberikan juga harus sesuai
dengan metode yang ditentukan agar sesuai dengan bobot badan yang diharapkan.
Pakan yang diberikan merupakan pakan yang diproduksi oleh nutritionist di
Perusahaan Feedmil CJ (Cheil Jedang) dalam bentuk butiran kasar. Pemberian
pakan disesuaikan dengan usia ayam. Pada ayam usia grower, ayam jantan dan
betina diberikan pakan jenis BBG (Breeder Broiler Grower).
Selama mengikuti kegiatan magang di Farm Cirata, total pakan per hari
pada ayam growing dinaikkan setiap minggu sesuai ketentuan dari Feed Point per
minggu. Jumlah pakan yang digunakan mempengaruhi perhitungan konversi
ransum atau Feed Convertion Ratio (FCR). FCR merupakan perbandingan antara
jumlah ransum yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan. Angka
konversi ransum yang kecil menunjukkan bahwa jumlah ransum yang digunakan
untuk menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit (Edjeng dan
Kartasudjana 2006).
Tipe tempat pakan ternak yang tersedia di Peternakan Farm Cirata yaitu tipe
hanging feeder. Ketika waktu makan tiba hanging feeder akan diturunkan. Pada

saat ayam memasuki usia 9 minggu, tempat pakan diberikan grill, yaitu besi
pembatas berlubang-lubang yang berfungsi untuk mengatur berapa banyak ekor
ayam yang memakan pakan pada satu tempat pakan. Diharapkan dalam satu
tempat pakan digunakan oleh 14-16 ekor ayam.

Gambar 4 Hanging feeder (kiri) dan hanging feeder yang sudah dipasangkan grill (kanan)

Pemberian air minum pada jantan maupun betina diberikan secara ad


libitum dengan menggunakan pipa yang menyalurkan air dan keluar melalui
tempat penampung minum yang juga digantung (bell drinker), namun
ketinggiannya dekat dengan sekam. Ketersedian air minum yang cukup sangat
dibutuhkan karena kekurangan atau keterlambatan pemberian minum akan
mengakibatkan stress sehingga ayam mudah terserang penyakit. Selain itu,
banyak jenis obat dan suplemen ayam yang dilarutkan melalui air minum.
Biasanya air dibutuhkan dua kali lipat dari point feed. Tempat pakan dan
minum ayam menggunakan warna cerah (kuning dan merah) karena ayam tertarik
dengan warna-warna yang cerah, sehingga ayam akan lebih sering mendekati
tempat pakan dan minum. Tower air untuk minum harus memiliki kandungan
kaporit 3 ppm yang berfungsi untuk mencegah adanya perkembangan dari bakteri.
Pemberian kaporit tidak boleh kurang ataupun lebih dari 3 ppm, karena dapat
mempengaruhi kondisi ayam.

Gambar 5 Tempat minum ayam (bell drinker)

Pengukuran produktivitas
Pada farm Cirata dilakukan penimbangan bobot badan ayam setiap 1
minggu sekali, untuk melihat keseragaman pertambahan bobot badan ayam pada

setiap pen. Penimbangan dilakukan setiap pen dengan sampel 10% dari jumlah
ayam setiap pen. Menurut Sudaryani dan Hari (1997) untuk mendapatkan
produksi yang baik perlu diadakan kontrol dengan penimbangan yang teratur
setiap minggunya. Apabila berat ayam belum memenuhi standar, maka jumlah
pakan ditambah dengan persentase kekurangan berat badan dan standar. Akan
tetapi bila bobot ayam telah melebihi standar, maka jumlah pakan yang diberikan
tetap sama dengan jumlah pakan yang diberikan sebelumnya. Pada farm Cirata
dilakukan kontrol berat badan dengan tujuan untuk memperoleh pertumbuhan
yang seragam dan pemberian pakan yang sesuai. Pertumbuhan ayam sangat terkait
dengan produktivitas ayam dan kualitas telur yang akan dihasilkan.
Perhitungan bobot badan/ uniformity dapat dilakukan dengan rumus:
Rata rata BB = Jumlah bobot badan ayam sampel yang ditimbang
Banyak sampel ayam

Gambar 6 Proses penimbangan ayam

Biosekuriti
Alur biosekuriti dimulai dari pintu gerbang utama. Farm Cirata dibagi ke
dalam 2 area, yaitu area farm dan area kandang. Untuk masuk ke dalam area
kandang, pengunjung harus melalui gerbang utama dan juga area farm.
Pengunjung yang akan memasuki area Farm Cirata harus melakukan desinfeksi
dan sanitasi terlebih dahulu. Barang-barang yang dibawa dari luar harus disimpan
di ruang penyimpanan atau dimasukkan ke dalam kotak sinar UV terlebih dahulu
jika memang harus dibawa masuk ke dalam area farm. Pengunjung harus melepas
pakaian dan alas kaki, lalu masuk ke dalam ruangan untuk shower desinfeksi dan
mandi, kemudian menggunakan pakaian dan alas kaki khusus untuk digunakan
selama di area farm.

Gambar 7 Ruang shower tamu & staff terpisah dengan karyawan (kiri) dan kotak sinar UV
(kanan)

Kendaraan yang akan masuk ke dalam area farm juga akan didesinfeksi
terlebih dahulu. Kendaraan ditempatkan di tempat khusus di depan pagar,
kemudian akan disemprot dengan desinfektan secara menyeluruh. Setelah selesai,
kendaraan baru diperbolehkan masuk ke dalam area farm dan diparkir di tempat
yang sudah disediakan.

Gambar 8 Gerbang utama farm (kiri) dan area parkir motor di dalam farm (kanan)

Setiap orang atau kendaraan yang akan masuk ke dalam area kandang harus
mengikuti prosedur desinfeksi dan sanitasi kembali. Rute serta cara desinfeksi dan
sanitasi sama seperti yang sudah dilakukan, namun pakaian dan alas kaki yang
akan digunakan di area kandang berbeda dengan pakaian di area farm.

Gambar 9 Desinfeksi kendaraan sebelum masuk area kandang (kiri) dan alur biosekuriti orang
untuk masuk area kandang (kanan)

Pengunjung yang sudah berada di area kandang, jika ingin masuk ke


kandang harus mencuci tangan dengan air yang sudah dicampur desinfektan dan
menyemprotkan cairan desinfektan ke seluruh pakaian, dan mengganti alas kaki
dengan sepatu boots khusus yang hanya digunakan di dalam kandang. Kemudian
pengunjung wajib menginjakkan sepatu boots tersebut ke dalam wadah berisi
kapur yang juga berfungsi sebagai desinfektan.

Gambar 10 Tempat cuci tangan (kiri) dan spray desinfektan (kanan)

Gambar 11 Sepatu boots khusus kandang yang berwarna putih (kiri) dan wadah berisi kapur
sebagai desinfektan alas kaki (kanan)

Pengunjung yang akan keluar dari kandang harus melakukan proses


biosekuriti yang sama seperti yang sudah dilakukan ketika hendak masuk ke
kandang, dimulai dari langkah terakhir. Begitu pula jika pindah ke kandang
lainnya, harus melakukan proses biosekuriti yang sama. Pengunjung harus
melakukan alur biosekuriti kembali jika ingin keluar dari area kandang dan juga
area farm.

MANAJEMEN KESEHATAN AYAM

Manajemen kesehatan ayam adalah salah satu kunci keberhasilan dalam


peternakan ayam. Adapun konsep manajemen kesehatan ayam terbagi dua yaitu
pencegahan dan pengendalian. Kegiatan mencegah agen patogen menyerang ayam
adalah dengan menerapkan biosekuriti dan program vaksinasi. Sedangkan
kegiatan pengendalian penyakit ayam meliputi pemberian vitamin dan mineral,
pemberian antibiotika, pengendalian helminthiasis dan manajemen litter.
PENCEGAHAN
Biosekuriti
Biosekuriti adalah suatu langkah-langkah manajemen yang harus
dilakukan oleh peternak untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam
peternakan dan untuk mencegah penyakit yang ada di peternakan keluar menulari
peternakan yang lain atau masyarakat sekitar (Payne et al 2002). Menurut Jeffrey
(2006), biosekuriti memiliki arti sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran
organisme penyakit dengan cara menghalangi kontak antara hewan dan
mikroorganisme. Tujuan utama penerapan biosekuriti pada peternakan unggas
yaitu: 1) meminimalkan keberadaan penyebab penyakit; 2) meminimalkan
kesempatan agen berhubungan dengan induk semang; dan 3) membuat tingkat
kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin (Zainuddin dan
Wibawan 2007).
Biosekuriti terdiri dari tiga komponen yaitu biosekuriti konseptual,
biosekuriti struktural dan biosekuriti operasional. Biosekuriti konseptual
merupakan biosekuriti tingkat pertama dan menjadi basis dari seluruh program
pencegahan penyakit meliputi pemilihan lokasi kandang, pemisahan umur unggas,
kontrol kepadatan dan kontak dengan unggas liar serta penetapan lokasi khusus
untuk gudang pakan atau tempat mencampur pakan. Adapun biosekuriti struktural
merupakan biosekuriti tingkat kedua, meliputi hal yang berhubungan dengan tata
letak peternakan, pembuatan pagar yang benar, pembuatan saluran pembuangan,
penyediaan peralatan dekontaminasi, instalasi penyimpanan pakan, ruang ganti
pakaian dan peralatan kandang. Sementara itu, biosekuriti operasional merupakan
biosekuriti tingkat ketiga terdiri atas prosedur manajemen untuk mencegah
kejadian dan penyebaran infeksi dalam suatu peternakan. Biosekuriti operasional
terdiri atas tiga hal pokok yaitu pengaturan lalu lintas, pengaturan dalam
peternakan, dan desinfeksi (Cardona 2012).
Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup program biosekuriti adalah isolasi,
pengendalian lalu lintas, dan sanitasi. Isolasi dilakukan dengan menjauhkan dan
melindungi ayam dari kendaraan, orang, dan benda yang dapat membawa agen penyakit
(Fadillah et al 2007). Manajemen peternakan (manager/ pemilik farm) sangat berperan
penting dalam penerapan isolasi ini, contohnya dalam penetapan area bersih (wilayah
yang harus terjaga dari kemungkinan cemaran/ penularan penyakit) dan kotor (wilayah

yang kemungkinan banyak cemaran bibit penyakitnya. Pengendalian lalu lintas


dilakukan dengan tidak memberi izin kepada orang yang tidak berkepentingan,
kendaraan, dan peralatan masuk ke dalam peternakan kecuali mengikuti tindakan
biosekuriti khusus (Fadillah et al 2007).
Tabel 3 Penerapan biosekuriti konseptual
Parameter

Literatur

Lokasi kandang

Rumah
tempat
tinggal,
kandang unggas serta kandang
hewan lainnya ditata pada
lokasi terpisah (Deptan RI
2008).
Jarak dengan peternakan lain
minimal 1 km.
Kondisi suhu dan kelembaban
lingkungan agar ayam tidak
mengalami heat stress.

umur

Unggas dipisah berdasarkan


ras dan umurnya (Deptan RI
2008).

Kontak
dengan
hewan lain

Pembatasan
secara
ketat
terhadap keluar masuk hewan
liar, unggas lain maupun
rodensia yang dapat berperan
sebagai
vektor
penyakit
(Deptan RI 2008).

Gudang pakan

Konstruksi
ruang
penyimpanan pakan dibuat
yang tidak memungkinkan
binatang seperti tikus, burung,
kumbang dan lainya secara
leluasa dapat memasukinya
(rodent proof) (Hadi 2002).

Pemisahan
unggas

Kondisi Peternakan
Farm Cirata
Peternakan unggas terletak terpisah
dari rumah penduduk walaupun
berdekatan. Berdasarkan sejarah
Farm Cirata, peternakan ini dulunya
merupakan lahan kosong dan
sebagian lahanya telah dijadikan
sebagai
tempat
pemakaman
masyarakat sekitar.
Jarak Farm Cirata dengan peternakan
lain kira-kira 10 km.
Range suhu lingkungan di Farm Cirata
tidak terlalu panas yaitu 210 330 C.
Farm Cirata menerapkan sistem all in
all out pada masing - masing
kandang, yaitu ayam dengan umur
dan spesies yang sama ditempatkan
dalam satu kandang agar lebih
mudah
dalam
manajemen
pemeliharaan ternak.
Farm Cirata dibatasi dengan pagar
beton di sekeliling peternakan untuk
mencegah masuknya hewan lain.
Pemotongan
rumput
sering
dilakukan agar halaman kandang
sentiasa bersih. Racun untuk
rodensia (menggunakan contract &
temix)
diletakkan di dalam
perangkap tikus di sekeliling setiap
kandang.
Gudang pakan dipisah dari area
kandang, dengan atap tahan bocor,
dan dinding gudang pakan dibuat
dari semen. Pakan disimpan dengan
alas pallet kayu.

Tabel 4 Penerapan biosekuriti struktural


Parameter
Tata
bangunan
perternakan

Literatur

Kondisi Peternakan
Farm Cirata
letak Tata letak kandang ayam yang baik Farm Cirata dengan luas lahan 8
menurut Medion (2014) adalah:
hektar, memiliki 3 zona yaitu:
1) zona kotor terdiri dari tempat
1) zona merah (zona kotor) pada
parkir, pos jaga dan kantor;
gerbang masuk peternakan, dan

2) zona transisi terdiri dari mess


pegawai
dan
tempat
penanganan bangkai;
3) zona bersih terdiri dari
gudang
peralatan,
gudang
sekam, gudang pengumpulan
dan
penyimpanan
telur,
kandang
karantina,
dan
kandang.

tempat kegiatan desinfeksi (ruang


spray - mandi karyawan, visitor &
lalu lintas barang);
2) zona kuning (zona transisi)
terdiri dari pos jaga, tempat parkir,
kantor, hatchery, mess pegawai;
3) zona hijau (bersih) terdiri dari
bangunan engineering, gudang
obat, gudang peralatan, gudang
pakan, gudang sekam, dan 6 buah
kandang ayam.
Farm Cirata dikelilingi tembok semen
tinggi kira-kira 3 meter dengan
satu pintu masuk.
Air kotor dari Farm Cirata dialirkan
ke tempat penampungan limbah.
Limbah kotoran ayam dan sekam
basah dibuang agar lalat tidak
berkembang biak.

Lokasi
peternakan
berpagar
dengan satu pintu masuk
(Deptan RI 2008).
Pembuatan saluran Air kotor hasil sisa pencucian
buangan
langsung
dialirkan
keluar
kandang secara terpisah melalui
saluran limbah ke tempat
penampungan limbah (septic
tank) sehingga tidak tergenang
di sekitar kandang atau jalan
masuk kandang (Deptan RI
2008).
Ketersediaan
Perlakuan
fisik
untuk Farm Cirata sering melakukan
peralatan
membersihkan
kandang,
pemotongan rumput dan spray
dekontaminasi
halaman
kandang,
tempat
area di sekitar kandang. Kegiatan
pakan, dan tempat minum (Hadi
desinfeksi dilakukan terhadap
2002).
setiap barang yang masuk ke farm.
Ruang
ganti Para
karyawan
dan
tamu Di Farm Cirata, para karyawan dan
pakaian
hendaklah mengganti pakaian
tamu harus melakukan desinfeksi
di ruang ganti yang disediakan
diri sebanyak dua kali yaitu
dan meninggalkan barangsebelum masuk ke zona transisi
barang peribadi.
dan zona bersih. Di ruang ganti
disemprot dengan air yang
mengandung cairan desinfektan
bromoquad (0,5 ml/liter air).
Kemudian memakai baju yang
disediakan oleh Farm Cirata.
Barang-barang yang di bawa oleh
karyawan
dan
tamu
wajib
melewati box UV
Pembuatan pagar

Tabel 5 Penerapan biosekuriti operasional


Parameter
Pengawasan
lintas

Literatur
lalu Tindakan pengawasan lalu lintas
meliputi: tindakan pengawasan
terhadap pengunjung, peternak
tidak meminjamkan peralatan
kandang,
peternak
tidak
membawa
unggas
ke
peternakan
atau
kandang

Kondisi Peternakan
Farm Cirata
Farm Cirata mengharuskan semua
karyawan dan juga tamu
melakukan
desinfeksi
diri
sebelum masuk dan keluar dari
kandang. Mobil atau truk yang
masuk ke dalam kawasan
peternakan harus melakukan

tetangga,
dan
desinfeksi
spray dan dipping dalam larutan
pengunjung yang keluar atau
desinfektan
masuk area kandang.
Pengaturan dalam Melakukan pemeriksaan rutin Farm Cirata sering melakukan
peternakan
terhadap
kualitas
air,
pemeriksaan berkala terhadap
keseluruhan kandang, tempat
kualitas air (3 bulan sekali),
penyimpanan pakan dan jerami.
bangunan kandang, dan tempat
Melakukan surveilans penyakit,
penyimpanan jerami dan pakan.
Farm
Cirata memiliki program
kegiatan
vaksinasi
rutin,
pemberian
vitamin,
persiapan kandang, program
pengendalian cacingan, dan
vaksinasi, pemberian vitamin
monitoring
post
vaksinasi
dan obat cacing, pencatatan
(Shane 2005).
riwayat flok, serta pengambilan
sampel darah untuk monitoring
titer antibodi setelah vaksinasi.
Desinfeksi
Peternakan
ayam
dianjurkan Adapun
desinfektan
yang
menggunakan desinfektan yang
digunakan di peternakan Farm
memiliki
spektrum
luas.
Cirata antaranya adalah TH4 dan
Sebelum dilakukan proses
Bromoquad.
desinfeksi,
kandang
harus
dibersihkan terlebih dahulu
untuk menghilangkan fisik
bahan organik seperti kotoran,
darah, pakan, dan sisa karkas.

Farm Cirata menggunakan TH4 (spray area) dan bromoquad (shower orang
& kendaraan) sebagai desinfektan. TH4 merupakan desinfektan berspektrum luas
(sporisida, virusida, fungisida, algisida, bacterisida) dengan kandungan
glutaraldehyde dan kombinasi ammonium quaterner. Setiap 1 liter TH4
mengandung glutraldehyde 62.5 gr, didecyl dimetihyl ammonium chloride 18.75
gr, dioctyl dimethyl ammonium chloride 18.75 gr, alkyl dimethyl benzyl
ammonium chloride 50 gr, dan octyl decyl dimethyl ammonium chloride 37.5 gr.
Desinfektan ini bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel agen patogen dan
denaturasi protein agen patogen. Konsentrasi yang direkomendasi untuk
penggunaan desinfektan ini adalah 1:100 yaitu 1 mL TH4 ditambahkan ke dalam
100 mL aqua destila dengan pH 8.7 (Soliman et al. 2009). Farm Cirata
menggunakan TH4 dengan dosis 2 mL/liter yang digunakan sebagai spray area di
sekitar kandang yang dilakukan rutin 3 kali/minggu.
Bromoquad merupakan desinfektan kelompok ammonium quaterner yang
digunakan untuk membasmi jamur atau bahan patogenik lainnya. Bahan aktif
yang terdapat di dalam bromoquad adalah di-decil-dimethyl ammonium bromide
50%. Penggunaan bromoquad yang dibutuhkan adalah 1 liter bromoquad yang
dicampur dengan air sebanyak 250 liter. Penggunaan desinfektan ini memiliki
efek residu yang terbatas dan kurang efektif terhadap material organik
(Tamalludin 2014). Farm Cirata menggunakan bromoquad dengan dosis 0,5

ml/liter air untuk shower orang dan 1 ml/liter air untuk spray kendaraan atau
barang.
Manajemen Vaksinasi
Vaksinasi merupakan pemberian suspensi, substansi atau toksin
mikroorganisme yang sudah dimatikan atau dilemahkan untuk merangsang agar
tubuh memproduksi antibodi (Radji 2010). Vaksinasi merupakan suatu cara yang
sangat efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh unggas terhadap paparan
agen infeksius (Indriani dan Darminto 1999). Vaksinasi pada unggas bertujuan
untuk menstimulasi sistem imunitas unggas baik pada unggas muda ataupun
dewasa sehingga dapat mencegah timbulnya infeksi. Vaksin yang digunakan pada
unggas dibedakan menjadi 2 tipe yaitu vaksin hidup/aktif (live vaccine) dan
vaksin inaktif (killed vaccine). Vaksin aktif dapat memberikan imunitas lokal lebih
baik, seperti imunitas pada sistem respirasi. Ayam yang diberikan vaksin
aktif/hidup yang dilemahkan akan membentuk imunitas yang tinggi (Indriani dan
Darminto 1999). Rute pemberian vaksin aktif yaitu secara intraokular, intranasal,
spray, maupun melalui air minum. Vaksin inaktif dapat memberikan kekebalan
yang lebih lama dan umumnya dapat berisi dua atau lebih antigen. Rute
pemberian vaksin inaktif yaitu secara intramuskular dan subkutan.
Vaksin yang masuk ke dalam tubuh ayam akan segera langsung bekerja
menggertak sistem kekebalan tubuh ayam untuk memproduksi titer antibodi.
Namun mekanisme untuk kedua vaksin aktif dan inaktif berbeda. Vaksin aktif
yang masuk ke dalam tubuh akan bermutiplikasi terlebih dahulu sebelum menuju
organ limfoid. Pada saat proses multiplikasi ini biasanya akan muncul reaksi post
vaksinasi. Sedangkan untuk vaksin inaktif akan langsung menuju ke organ limfoid
untuk menstimulasi pembentukan titer antibodi tanpa adanya reaksi post
vaksinasi. Namun ayam biasanya mengalami stress akibat suntikan jika aplikasi
dan handling ayam tidak dilakukan dengan tepat (Medion 2011).
Vaksin yang diberikan pada saat magang profesi dokter hewan pada tanggal
14 Desember 3 Januari 2016 adalah vaksin Avian Influenza (AI) killed strain
Cirata, Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis (ND-IB killed). Vaksin AI
killed diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,3 ml/ekor. Vaksin ND-IB
killed diberikan secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml/ekor. Berdasarkan
program vaksinasi Farm Cirata, rute vaksinasi ayam dengan vaksin AI killed pada
umur 7 minggu adalah intramuskular. Metode pemberian vaksinasi secara
intramuskular biasanya dilakukan pada vaksinasi yang bersifat pengulangan atau
booster terhadap vaksinasi yang telah dilakukan sebelumnya. Metode ini
memerlukan alat bantu berupa stroker dan selang khusus. Stroker ini merupakan
alat suntik otomatis yang dapat di atur berapa jumlah cairan yang akan disuntikan,
dengan adanya alat ini vaksinasi akan lebih mudah untuk dilakukan. Sedangkan
selang khusus merupakan selang penghubung antara botol penyimpan vaksin dan
stroker.

Pada saat ayam berumur 8 minggu, ayam disuntik dengan vaksin ND-IB
killed secara intramuskular di otot pektoral. Vaksin dikeluarkan dari kulkas dan
dibiarkan di suhu ruangan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum melakukan
vaksinasi untuk mengurangi vikositas adjuvan minyak, yang seterusnya dapat
membuatkan penyuntikan vaksin menjadi mudah dan mencegah terjadinya reaksi
lokal. Adjuvan minyak ini berfungsi untuk menghantar antigen ke antigenpresenting cells (APC) dan meningkatkan ikatan antigen-antibodi. Vaksin harus
dihomogenkan terlebih dahulu sebelum penyuntikan vaksin.
Avian influenza (AI) yang biasa dikenal dengan flu burung merupakan
penyakit menular yang dapat menyerang segala jenis unggas. Virus AI dapat
menular secara kontak langsung dan tanpa kontak langsung melalui udara yang
tercemar oleh virus tersebut. Virus keluar dari tubuh melelui leleran hidung, mata
dan feses. Penularan virus dari peternakan satu ke peternakan yang lain dapat
melalui manusia, pakaian, sepatu, kendaraan, dan burung liar. Gejala klinis yang
bisa dikenali pada unggas penderita AI, antara lain jengger dan kulit yang tidak
berbulu berwarna biru (sianosis). Beberapa kasus mati mendadak, tanpa gejala
klinis. Terjadi abnormalitas pada sistem pernapasan, pencernaan dan syaraf serta
reproduksi. Pada gejala awal ditemukan adanya penurunan nafsu makan, lemah,
penurunan produksi telur, gangguan pernapasan berupa batuk, bersin,
menjulurkan leher, hiperlakrimasi (leleran mata berlebih), bulu kusam,
pembengkakan (edema) pada muka dan kaki.
Newcastle disease (ND) merupakan penyakit infeksi menular yang
menimbulkan kematian pada ternak ayam baik ras maupun buras. Gejala penyakit
ND sangat bervariasi dari yang sangat jelas sampai tidak jelas, tergantung
keganasan virus yang menginfeksi dan daya tahan tubuh ayam. Pada gejala klinis
yang jelas, tampak gejala kelainan saluran pernapasan (batuk, ngorok, susah
bernafas, keluar lendir dari hidung), nafsu makan berkurang, feses berwarna hijau
dan terkadang disertai gumpalan putih, gemetar pada seluruh tubuh, gejala
kelainan syaraf (kelumpuhan pada kaki dan atau sayap, leher terpuntir, dan ayam
berputar-putar), dan angka kematian tinggi dapat mencapai 100%. Penyebaran
virus ND di Indonesia terjadi melalui eksudat, pakan, udara, tikus juga burung
liar. Pada minggu pertama suhu badan ayam meningkat, namun kembali normal
beberapa saat menjelang kematian. Pada anak ayam, menyebabkan terjadinya
gangguan syaraf seperti tubuh gemetar, inkoordinasi gerakan, sukar mematuk,
sering berjalan mundur, dan mudah terjatuh. Sementara itu, pada ayam dewasa
menimbulkan gangguan fungsi otot dan kelumpuhan.
Infectious bronchitis (IB) merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan
oleh infectious bronchitis virus (IBV) yang termasuk ke dalam gamma
coronavirus. IBV banyak ditemukan bereplikasi pada traktus respirasi bagian atas
dan beberapa sel epitel di ginjal, organ intestinal, dan oviduct. Kerugian utama
akibat IB yaitu berasal dari kerusakan ovarium dan penurunan produksi telur yang
drastis (Tawfik et al. 2013). Penyakit IB dapat menyebabkan kematian anak ayam

kurang dari 3 minggu mencapai 30%. Selain itu, infeksi IBV pada ayam petelur
dapat menurunkan produksi telur hingga 60% dan disertai dengan penurunan
mutu telur berupa bentuk telur tidak teratur, albumin telur cair, dan kerabang telur
lunak. Transmisi dari IBV yaitu dapat melalui inhalasi dan ingesti dari kontak
langsung dengan partikel virus. Virus yang sudah masuk lalu bereplikasi di sel
epitel saluran respirasi (nasal turbinatio, kelenjar Harderian, trachea, paru-paru,
dan air sac), ginjal, organ reproduksi (oviduct dan testes) (Swayne et al. 2013).
Semua umur ayam peka terhadap serangan penyakit IB, tetapi kematian terutama
terjadi pada anak ayam.
Keberhasilan vaksinasi dipengaruhi oleh kondisi sistem imunitas ayam
dalam menanggapi immunogen. Tinggi rendahnya antibodi yang dihasilkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis vaksin, cara vaksinasi, kondisi
ayam seperti stres, ada tidaknya penyakit, dan tingkat titer antibodi maternal
(Tabbu 2002). Setelah ayam-ayam divaksinasi dengan berbagai jenis vaksin untuk
mencegah terjadinya penularan berbagai penyakit yang disebutkan di atas, ayamayam diberi perlakuan promotif untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan
cara pemberian suplemen vitamin untuk mencegah terjadinya stres melalui
pemberian Vitamino Solution (Virbac Animal Health) melalui air minum dengan
dosis 1 ml/1 liter air untuk campuran segar untuk 2-3 hari. Suplemen ini
mengandung multivitamin dan elektrolit untuk memastikan kecukupan kebutuhan
vitamin dan elektrolit bagi ayam guna menghindari kondisi stres. Indikasi
suplemen ini adalah untuk mengatasi keadaan stres atau lesu yang disebabkan
oleh penyakit, potong paruh, vaksinasi, perubahan cuaca, perjalanan, pindah
kandang, dan lain-lain.
Satu minggu pre dan post-vaksinasi (vaksinasi AI) dan secara rutin setiap
bulan akan dilakukan pengambilan sampel darah dari 25 ekor di setiap flok untuk
mengetahui status antibodi yang terbentuk untuk memonitor respon vaksinasi atau
deteksi penyakit yang ada di kandang. Darah diambil dari vena sayap
menggunakan syringe 3 ml yang steril sebanyak 1,5-2 ml. Kemudian syringe
diposisikan dalam keadaan miring hampir mendekati horizontal untuk
memaksimalkan jumlah serum yang terbentuk selama 2-4 jam pada suhu ruangan.
Serum dikoleksi dan dimasukkan ke dalam mikrotube 1,5 ml. Mikrotube
diletakkan di dalam sterofoam yang ada ice pack dan segera dikirim ke
laboratorium.

PENGENDALIAN
Manajemen Pemberian Vitamin dan Mineral
Kekurangan vitamin dan mineral pada ayam breeding umumnya
memperlihatkan gejala pertumbuhan yang lambat, kerontokan bulu, dan
rendahnya daya kekebalan. Pada ayam breeding pada fase growing dengan tingkat

pertumbuhan yang di optimalkan pada umur 4-18 minggu perlu diberikan


penambahan vitamin untuk membantu peningkatan pertumbuhan, mencegah
terjadinya stres, dan mencegah terjadinya penurunan kondisi tubuh ayam. Vitamin
yang diberikan pada ayam breeding fase growing yaitu vitamin Zagro Amilyte
(100 gr/300 liter air) dan Piretamas (150 gr/300 liter air). Amilyte memiliki
indikasi sebagai sumber mikronutrien pada kondisi tropis dan untuk metoda
intensifikasi produksi, meningkatkan pertumbuhan, memperbaiki feed convertion
ratio, sebagai anti-stres akibat sakit, vaksinasi, transportasi, potong paruh, dan
memperbaiki pertumbuhan serta produksi telur. Keunggulan dari amilyte adalah
kombinasi vitamin, asam amino esensial dan elektrolit yang akan meningkatkan
performa, mengandung asam amino esensial yang lengkap, dan kelarutannya baik.
Piretamas merupakan obat anti stres dan penurun panas untuk mencegah
turunnya kondisi ayam akibat vaksinasi.
Tabel 6 Daftar vitamin dan mineral yang digunakan di Farm Cirata
Nama Paten
Piretamas

Zagro Amylyte

Kandungan
Parasetamol
Vitamin C
Sorbitol
Vitamin A
Vitamin D3
Vitamin E 6,5 gr
Vitamin B2 3,5 gr
Vitamin K3 2 gr
Nicotinic Acid 17 gr
Pentothenic Acid 7 gr
Lysine 20 gr
Methionine 10 gr
Magnesium 6 gr
Potassium 7,5 gr
Sodium 20 gr
Folic acid 0,4 gr
Vitamin B1 1,5 gr
Vitamin B6 2,5 gr
Biotin 15 gr
Vitamin B12 10 gr
Vitamin C 12 gr
Threonine 5 gr

Rute Pemberian

Dosis

Per oral via air


minum

125 gram/ 250 liter air

Per oral via air


minum

250 ml/ 1000 liter air

Avitaminosis atau kekurangan vitamin pada ayam dapat menyebabkan


buruknya pertumbuhan ayam. Selain itu, avitaminosis A akan meningkatkan
prevalensi infeksi terhadap bakteri seperti E. coli dan infeksi endoparasit seperti
infeksi coccidiosis. Menurut Ressang (1983), gejala yang timbul akibat
kekurangan vitamin A selain terhambatnya pertumbuhan, juga menyebabkan
nafsu makan menurun, kekakuan (ataxia), dan bulu tidak teratur (kusam).

Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan subcutaneous hemorrhagi dan


mikotoksikosis. Pada umur 5-10 hari, kekurangan vitamin K menyebabkan
koagulasi lebih lama dan jika berlangsung seminggu, maka terjadi pendarahan
secara spontan atau sebagai akibat trauma. Kekurangan vitamin B1 (Thiamine)
pada ayam umur 10 sampai 20 hari menyebabkan ayam terlihat inkoordinasi dan
abnormal di kepala yang mengalami retraksi (star gazing). Gejala kekurangan
vitamin B1 berupa kurang nafsu makan, bulu tidak merata, kelemahan tungkai,
dan inkoordinasi. Ayam dengan defisiensi vitamin B2 dapat mengalami rotasi kaki
(club foot atau curled toe paralysis) pada ayam umur 10-30 hari. Sedangkan pada
ayam dewasa di umur produktif yang mengalami defisiensi vitamin B2 dapat
terjadi penurunan produksi telur dan penurunan menetasnya telur. Pada umur 8-19
hari, kekurangan vitamin B2 menyebabkan penghambatan pertumbuhan dan diare,
angka kematian tinggi pada ayam mencapai umur 3 minggu (Ressang 1983).
Kekurangan niasin (nicotine) menyebabkan penghambatan pertumbuhan,
dan jika bersamaan dengan kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
pembesaran persendian pada lutut ayam. Biotin berguna untuk pertumbuhan
ayam, sehingga pada ayam dengan defisiensi biotin akan terganggu
pertumbuhannya, mengalami dermatitis, dan terjadi malformasi pertumbuhan kaki
pada tahap embrionik. Pada embio kekurangan biotin akan menyebabkan
pemendekan tulang tibia, dan tarsus yang melengkung ke belakang, dan
pemendekan tulang-tulang sayap. Kekurangan asam folik pada ayam
menyebabkan penghentian pembentukan sel-sel darah merah dalam sumsum
tulang, sehingga ayam menderita anemia yang hebat. Defisiensi vitamin penting
lainnya seperti pentothenic acid, niacin, pyridoxine, dan folic acid menyebabkan
pertumbuhan ayam buruk dan penurunan reproduksi ayam (Shane 2005).
Kekurangan vitamin B6 pada ayam dewasa dapat menyebabkan kekurangan nafsu
makan, kehilangan berat badan, dan kematian, serta produksi telur dan daya tetas
sangat berkurang.
Beberapa mineral penting untuk kesehatan ayam yaitu kalsium, magnesium,
fosfor, natrium, klorida, dan zink. Defisiensi mineral magnesium dapat
menimbulkan kondisi chondrodystrophy pada ayam. Kekurangan mineral sodium
dan klorida akan menimbulkan turunnya produksi telur, dan defisiensi zink akan
menyebabkan chondrodystrophy dan menurunnya pertumbuhan ayam (Shane
2005). Kekurangan kalsium, fosfor, dan vitamin D menyebabkan gejala khas yaitu
kelumpuhan, kekakuan tungkai, hambatan pertumbuhan, bulu kasar dan kotor.
Pada kekurangan kalsium tulang tungkai rapuh, sedangkan pada kekurangan
fosfor dan vitamin D, tulang tungkai lembek dan persendian membesar. Defisiensi
mineral kalsium dan fosfor menyebabkan osteomalacia. Kekurangan magnesium
menyebabkan pertumbuhan badan dan bulu jelek, tonus urat daging menurun,
ataksia, inkoordinasi, dan konvulsi sebelum mati.
Manajemen Pemberian Antibiotik

Selama tanggal 14 Desember 2015 - 3 Januari 2016 tidak ada pemberian


antibiotik pada ayam. Hal ini dilakukan karena ayam telah divaksin dengan vaksin
MG (Mycoplasma gallisepticum) pada umur 5 minggu. Pemberian antibiotic
dihindari agar vaksinasi dapat membentuk antibody terhadap bakteri Mycoplasma
secara optimal. Oleh karena vaksin yang diberikan adalah vaksin untuk mencegah
penyakit akibat infeksi bakteri, maka pemberian antibiotic dihindari karena dapat
mengganggu proses pembentukan antibody pada ayam. Pemberian antibiotik
bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder setelah vaksinasi.
Antibiotik yang biasa digunakan adalah Gentamisin. Gentamisin 10% merupakan
antibiotik golongan aminoglikosida. Aminoglikosida adalah sekelompok
bakterisid yang berasal dari Streptomyces (Katzung 2010). Gentamisin 10%
digunakan untuk bakteri gram negatif batang yang bersifat aerobik.
Aminoglikosida menghambat sintesis protein dan menyebabkan kerusakan pada
penerjemahan mRNA bakteri (Istiantoro dan Gan 2007). Gentamisin digunakan
secara luas terhadap bateri enterik gram negatif terutama pada bakterimia, sepsis,
dan endokarditis (Katzung 2010).
Pengendalian Helminthiasis
Pencegahan kecacingan pada ayam breeding juga penting untuk ditangani
karena dapat menyebabkan kerugian. Ayam yang menderita kecacingan
mengalami hambatan pertumbuhan. Helminthiasis pada unggas disebabkan oleh
cacing kelas nematoda, trematoda dan cestoda. Helminthiasis menyebabkan
kerugian karena merusak usus ayam dan juga menghisap nutrisi pada usus ayam,
sehingga menyebabkan ayam kekurangan nutrisi. Obat cacing yang digunakan di
Farm Cirata adalah Caprirazin (0,2 kg/ BB) yang mengandung piperazin citrate
460 gr untuk setiap satu kilogram. Obat cacing ini akan dicampur dalam air
minum beserta campuran air gula (untuk palabilitas) diberikan pada umur 8 & 16
minggu.
Manajemen Litter
Litter merupakan sekumpulan sekam yang digunakan sebagai alas di dalam
kandang. Tujuan pemakaian litter selain sebagai alas yaitu sebagai isolator dari
suhu dingin lantai kandang. Setiap hari petugas kandang membalik litter secara
bergantian pada setiap kandang, supaya kering dan amonia tidak menumpuk
dalam litter. Litter yang basah akan memicu perubahan asam urat dan urea
menjadi gas amonia. Proses pergantian litter hanya dengan menambahkan
tumpukan litter baru di atas litter lama yang sudah basah dan lembab. Pergantian
litter hanya dilakukan pada saat pemasukan DOC. Jumlah litter yang ditambahkan
disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap pen-nya. Hal ini bertujuan untuk
mengatur populasi agar tidak terlalu padat di dalam kandang sehingga tidak
mempengaruhi temperatur dan sirkulasi udara di dalam kandang.

SIMPULAN
Faktor faktor penting yang harus diperhatikan dalam industri perunggasan
adalah manajemen pemeliharaan, manajemen kesehatan, dan biosekuriti. PT
Super Unggas Jaya Unit Cirata telah menerapkan manajemen pemeliharaan,
manajemen kesehatan, dan biosekuriti yang baik.

SARAN
Sebaiknya waktu pemberian obat, vitamin, dan program vaksin harus
dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Manajemen kandang harus lebih diperhatikan
agar kesehatan unggas dapat terjaga. Ayam-ayam yang sakit atau sudah mati juga
sebaiknya segera dipisahkan dari ayam-ayam yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Cardona CJ. 2012. Poultry biosekuriti evaluation and indicators. Di dalam:
Worlds Poultry Congress 24th [Internet]. [2012 Augustus 5-9; Salvador].
Bahia (BR): University of Minnesota. Hlm 1-6; [diunduh 2 Januari 2016].
Tersedia pada: http://www.facta.org.br/wpc2012cd/pdfs/plenary/Carol_
Cardona.pdf.
Edjeng S dan Kartasudjana R. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.Sudaryani S dan Hari S. 1997. Pembibitan Ayam Ras.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Hadi UK. 2002. Pelaksanaan Biosekuritas pada Petenrakan Ayam. Bogor (ID):
Departemen IPHK IPB.
Indriani R, Darminto. 2000. Variasi serotipe virus Infectious Bronchitis yang
berasal dari beberapa daerah di Pulau Jawa. JITV. 5(4): 1-7.
Istiantoro, Yati H dan Gan, Vincent HS. 2007. Penisilin, Sefalosporin dan
Antibiotik Betalaktam lainnya. Dalam: Ganiswarna, Sulistia G, editor.
Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta (ID): Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; hal. 664-693
Jeffrey JS. 2006. Biosekuriti for poultry flcks. Pultry Fact Sheet No. 26.
http://www.vetmed.ecdavis.edu/vetext/INFPO_Biosekuriti/html
[diunduh
pada 2 Januari 2016]
Katzung, Betram G. 2010. Farmakologi dasar dan klinik, Edisi 10. Jakarta (ID):
Salemba Medika
Medion. 2014. Menyiasati Penggunaa Litter Kandang. Edisi Maret 2014
[terhubung berkala]: http://www.infomedion.com [diunduh pada 2 Januari
2016]

Medion. 2014. Merencana Pembangunan Kandang dan Peralatannya. Edisi


November 2014 [terhubung berkala]: http://www.infomedion.com [ diunduh
pada 2 Juli 2015]
Medion. 2011. Mengantisipasi reaksi post vaksinasi Edisi Juli.
http://info.medion.co.id [terhubung berkala]. [diunduh pada 2 Januari 2016]
Murni MC. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging. Cianjur
(ID): Dept Peternakan-VEDCA
Radji M. 2010. Imunologi dan Virologi. Jakarta: ISFI Penerbitan
Ressang AA. 1983. Patologi KhususVeteriner. Bogor (ID): NV Percetakan Bali
Shane SM. 2005. Handbook on Poultry Disease. Singapore (SG): American
Soybean Association
Suprijatna E, Atmomarsono A dan Kartasudjanan R. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Jakarta (ID): Penebar Swadaya
Soliman ES, Sobeih MAA, Ahmad ZH, Hussein MM, Moneim
MM.2009.Evaluation of commercial disinfectant against bacterial pathogens
isolated from broiler farms. International Journal of Poultry Science
8(8):728-732.
Swayne DE, Glisson JR, McDougald LR, Nolan LK, Suarez DL, Nair V. 2013.
Disease of Poultry 13rd Ed. Iowa (US): Wiley Blackwell
Tabbu CR. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya Volume 2. Yogyakarta
(ID) : Kanisius
Tamalludin F.2014.Panduan Lengkap Ayam Broiler.Tasikmalaya (ID): Penebar
Swadaya Grup.
Tawfik HI, Salama E, Hassan OM, Ahmed A. 2013. Preparation and evaluation of
live bivalent infectious bronchitis vaccine in chicken. Researcher. 5(3): 3135
Zainuddin D dan Wibawan WT. 2007. Biosekuriti dan Manajemen Penanganan
Penyakit
Ayam
Lokal.
http;//www.peternakan.litbang.deptan.go.id
/attachment/biosekuriti_ayamlokal.pdf [diunduh pada 2 Januari 2016]

S-ar putea să vă placă și