Sunteți pe pagina 1din 24

askep komunitas

Posted on July 26, 2013 by diankarimawati


BAB I
PENDAHULUAN

1. A.

LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama


untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau
memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah
secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk,
sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan
lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah
satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada
tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka
mencapai derajad kesehatan yang optimal.
( Depkes RI, 1992 ).
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan
mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai
upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang
dianut dan dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan
melibatkan peran serta masyarakat.
Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang
memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain
adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya Kesehatan
Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu
pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada
2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada
pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.

Di Wilayah RW 01 yang terdiri dari 4 RT Kelurahan Bekonang Dukuh


Mojosari Kota Sukoharjo terdiri dari 47 KK dengan jumlah penduduk
508 jiwa (laki-laki 235 jiwa dan perempuan 273 jiwa), kondisi
lingkungan di RW 01 merupakan daerah pemukiman padat, tanah
termasuk kering dengan luas daerah 8 Ha, lingkungan termasuk sejuk,
masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan
pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata,
saluran pembuangan yang cukup lancar, pembuangan sampah yang
cukup tertib yaitu dibuang dan dikumpulkan di TPS dekat makam
setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air selokan
sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada
lingkungan seperti demam berdarah, ISPA, diare dan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk
mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain
pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui
Prakek Komunitas Masyarakat Desa di RW 01 Kelurahan Bekonang
Dukuh Mojosari Kota Sukoharjo.

1. B.

TUJUAN
1. Tujuan Umum

Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat


kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri
tentang masalah kesehatan di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh
Mojosari Kota Sukoharjo.

1.

Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin dicapai pada Praktek Pembangunan Kesehatan


Masyarakat Desa (PKMD) ini antara lain :
1. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan
dengan kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan
format Survey Kesehatan Masyarakat.
2. Membentuk dan menggerakkan Kelompok Kerja Kesehatan
(Pokjakes)

3. Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat.


4. Merumuskan diagnosa / masalah kesehatan dengan
menyelenggarakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
5. Melakukan tindakan keperawatan :
1. Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
2. Mengubah perilaku kesehatan masyarakat
3. Melakukan pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat
4. Bersama-sama instansi terkait melakukan pembinaan Pos
Kesehatan Desa (PKD) / Desa Siaga
5. Melakukan koordinasi atau kerjasama dengan limtas
program dan lintas sektoral.
5. Melakukan evaluasi keperawatan.

C. MANFAAT LAPORAN
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat RW 01
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan
permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada /
kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatankegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di
masyarakat RW 01.
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan

komunitas khususnya di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari


Kota Sukoharjo.

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. A.

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan


manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berinteraksi. Betty Neuman (1989) berpendapat bahwa, komunitas
juga dipandang sebagai klien Client is an interacting open system in
total interface with both internal and external forces or stressors .
Sedangkan Logan dan Dawkin (1987) menuliskan bahwa pengertian
keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan kepeawatan. Pernyataan lain menurut Soerjono
Soekanto (1982) komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan
batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi
yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan
penduduk diluar batas wilayahnya. Adapun menurut WHO (1974)
komunitas adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling
mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya
memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan
penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya
adalah konsep menurut (Christine Ibrahim, 1986) keperawatan
dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi konsep
manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma
keperawatan ini menggambarkan hubungan teori-teori yang
membentuk susunan yang mengatur teori-teori itu berhubungan satu
dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki
(Christine Ibrahim, !986).

MANUSIA

KESEHATAN

KEPERAWATAN

MASYARAKAT

Gambar 1. Paradigma Keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem


terbuka yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan
mempunyai 5 variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya dalam komunitas yaitu; Biologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan
target pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh
hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta
tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu;
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan
primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang
terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan
dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup
peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat


terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan
pada diagnosa dini intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit
dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan
setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai
tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,


keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy,
1998), sasaran ini terdiri dari
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara
fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung
dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluargakeluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan


termasuk diantaranya adalah :
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil,
bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah :
Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan
lainnya. Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti;
Diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan
lainnya.
1. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya : WTS, pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan
lainnya
2. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
Panti Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik,
mental, sosial dan lainnya), penitipan anak balita.

4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan.
Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan
dengan mamandang komunitas sebagai klien.

1. B.
PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDER OF
NURSING CARE)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah :
1. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di

masyarakat secara terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku


sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
3.Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui
kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta
keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan
demikianpelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu
dengan yang lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen
pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam
memberikan motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya:
kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pengorganisasian
masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh


yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat
yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.
7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
8. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat
sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN
BEKONANG DUKUH MOJOSARI KOTA SUKOHARJO.

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu kepearwatan di komunitas dan


untuk menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam konteks keperawatan dasar, maka kelompok
mendapatkan tugas keperawatan komunitas di wilayah kelurahan
Bekonang, Dukuh Mojosari RW 01 Sukoharjo, mulai tanggal 07 Juni
2013.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan


meliputi tahap-tahap sebagai berikut : pengkajian, Intervensi,
Implementasi dan evaluasi serta rencana tindak lanjut.

1.

I.

PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. PENGKAJIAN TAHAP I
2. Geografi
1. Keadaan tanah: tanah kering namun tidak berdebu
2. Luas daerah: 8 Ha
3. Batas wilayah:

Utara: desa Demakan

Barat: desa Wirun


Selatan: RT 1 RW 2
Timur: desa Demakan
1. Demografi
1. Jumlah KK: 47 KK
2. Jumlah penduduk: 508 jiwa
3. Mobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika
pagi dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak
pada sekolah.
4. Julah keluarga: 47 keluarga
5. Kepadatan penduduk: padat
6. Tingkat pendidikan:

Perguruan tinggi: 10 orang

TK

SMA

: 16 orang

SMP

: 15 orang

SD

: 20 orang

1. Pekerjaan:

: 17 20 orang

PNS

: 10% jumlah penduduk

Buruh

: 10% jumlah penduduk

Pedagang : 70% jumlah penduduk

IRT

: 10% jumlah penduduk

1. Pendapatan rata-rata:
-

Rp 800.000,-

Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000.- : 50%

: 20%

> Rp 2.000.000,-

: 30%

1. Tipe masyarakat: Masyarakat niaga


2. Agama: 100% Islam
3. PENGKAJIAN TAHAP II
4. Lingkungan fisik
1. Perumahan: permanen dan rata-rata dalam kategori baik
2. Penerangan: di lingkungan penerangan pada malam hari
sudah cukup, tapi banyak rumah warga yang kurang
pencahayaannya pada siang hari
3. Sirkulasi udara: lingkungan sejuk karena banyak pohon
yang ditanam warga sekitar tetapi banyak perumahan
warga yang ventilasi rumahnya kurang memadahi seperti
kurangnya jumlah jendela dan dekatnya jarak antar
rumah.
4. Kepadatan penduduk: Tergolong padat.
5. Edukasi
1. Status pendidikan: SMA sederajat, yang terdiri dari:
-

Perguruan tinggi: 10 orang

TK

SMA

: 16 orang

SMP

: 15 orang

: 17 20 orang

SD

: 20 orang

1. Sarana pendidikan: terdapat 1 taman kanak-kanak


2. Keamanan dan Transportasi
1. Pemadam kebakaran: tidak ada
2. Polisi: tidak ada namun terdapat siskamling secara rutin
3. Sarana transportasi: sepeda onthel, motor dan mobil
pribadi
4. Keadaan jalan: jalanan sudah diaspal dan ramai akan
kendaraan bermotor
5. Pemilihan ketua RT/ RW dengan cara foting bersama
6. Struktur Pemerintahan
1. Masyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4
RT
2. Pamong desa: 1 orang
3. Kader desa: 5 orang
4. PKK: ada dan masih berjalan aktif tiap bulan
5. Kontak tani: tidak ada
6. Karang taruna: ada dan berjalan aktif tiap bulan
7. Kumpulan agama: ada dan aktif di masyarakat
8. Sarana dan Fasilitas Kesehatan
1. Pelayanan kesehatan: Tidak terdapat praktik
bidan swasta maupun praktik klinik swasta
yang lain.
2. Tenaga kesehatan: 2 perawat dan 1 bidan
3. Tempat ibadah: terdapat masjid dan mushola
4. Sekolah: terdapat 1 taman kanak-kanak
5. Panti sosial: tidak terdapat

6. Pasar: tidak ada, namun terdapat banyak


toko kelontong yang menyediakan banyak
kebutuhan dari masyarakat sekitar
7. Tempat pertemuan: terletak di rumah ketua
RW dalam setiap acara yang diadakan oleh
lokasi setempat
8. Posyandu: terdapat posyandu lansia (tiap
minggu ke 2) dan posyandu balita (tiap
minggu pertama) berjalan aktif setiap
sebulan sekali.
9. Hygiene perumahan: sanitasi warga RW 1
dalam kategori baik
10.Sumber air bersih: air sumur galian
11.Pembuangan air limbah: dialirkan lancar ke
selokan dan tidak menggenang
12.Jamban: 80% sudah mempunyai jamban di
rumah masing-masing
13.Sarana MCK: semua dilakukan di kamar
mandi masing masing dan hampir tidak ada
yang di sungai
14.Pembuangan sampah: dibuang dan
dikumpulkan di TPS dekat makam setempat
15.Sumber polusi: air selokan
16.Sumber vektor: nyamuk penular seperti
aedes aegypty
17.Komunikasi
Terdapat infrastruktur komunikasi yang memadai dan modern seperti
internet, ponsel, koran, majalah, radio dan televisi. Masyarakat juga
bisa menggunakan alat-alat komunikasi tersebut. Untuk papan
informasi untk nenyampaikan kabar berita dari desa maupun dari
yang, disediakan tempat di dekat rumah pak RW.
1. Ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat RW 1 desa Bekonang dalam kategori
baik dan diatas garis kemiskinan. Warga masyarakat juga tidak yang

menganggur di rumah. Rata-rata pekerjaan warga setempat adalah


pedagang, baik di rumah maupun masyarakat.
1. Rekreasi
Karang taruna dari wilayah setempat sering mengadakan wisata
bersama-sama ke suatu tempat. Kelompok khusus seperti anggota
kader juga sering mengadakan rekreasi bersama yang diharapkan
dapat mengurangi stresor dan beban pikiran.
1. DISTRIBUSI PENYAKIT DI MASYARAKAT
Dari rekapitulasi data bulan Maret-Mei di puskesmas mojolaban ada
1.439 orang yang bekunjung/periksa. Dari jumlah tersebut ada 5
penyakit dengan distribusi terbesar yaitu:
1. Influensa akut: 251 orang atau sekitar 17%
2. Demam

: 169 orang atau sekitar 11%

3. Hipertensi

: 63 orang atau sekitar 4%

4. Diare

: 69 orang atau sekitar 4%

5. Atritis : 65 orang atau sekitar 4%


Dari hasil di atas di dapatkan jumlah terbesar penderita penyakit
terbesar yaitu Influenza dengan jumlah 251 orang di bulan maret
sampai mei. Kemudian pemeriksaan epidemiologi dari 40 rumah warga
RW 01 dukuh mojosari yang di pilih secara acak, di dapatkan 8 rumah
warga yang masih terdapat jentik di tempat penampungan air.
Dari data kesehatan di RW 1 didapatkan data bahwa :
1. Jumlah lansia keseluruhan

2. Jumlah lansia dengan hipertensi

: 67 0rang atau 75%

3. Jumlah lansia dengan DM

: +10 orang atau 12%

4. Jumlah penderita TBC

: 6 orang

5. Jumlah balita keseluruhan

: 44 balita

6. Jumlah balita lahir meninggal

:-

7. Jumlah warga yang menderita DBD : 1 orang dan 1 tersangka

1. Jumlah penderita ISPA


RW I

1. II.

: + 20% /jumlah penduduk

ANALISA DATA

No

Data fokus

DS: Dari hasil wawancara dengan


Resiko tinggi
Kurangnya
ketua RW 1 mengatakan bahwa rata- peningkatan
pengetahuan
rata lansia menderita hipertensi
angka kejadian masyarakat
hipertensi
DO: Berdasarkan data dari
pada lansia
puskesmas mojolaban pada bulan
Maret sampai bulan Mei di kelurahan
bekonang dukuh mojosari RW 1

Jumlah lansia
keseluruhan

Problem

hipertensi 75%

DS: Berdasarkan hasil wawancara


dengan ketua RW 1 mengatakan
bahwa perilaku hidup bersih dan
sehat masyarakat mojosari kurang
begitu diperhatikan.
DO :

3.

Etiologi

terdapat 1 orang yang terkena


DB dan 1 orang menjadi
tersangka

rumah yang padat, lembab dan


Pembuangan sampah masih di
dekat pekarangan

Dari pemeriksaan epidemiologi


di 40 rumah di dapatkan 8
rumah warga yang masih
terdapat jentik nyamuk.

DS: Berdasarkan hasil wawancara


dengan ketua RW 1 dukuh mojosari,
Mengatakan bahwa dari penduduk

Resiko tinggi
peningkatan
angka kejadian
penyakit
Demam
Berdarah

Lingkungan yang
kurang
memadahi,
ditandai dengan
Pembuangan
sampah yang
masih dekat
dengan
pekarangan

Resiko
Lingkungan yang
penularan
kurang
angka kejadian mendukung,ditan

yang berjumlah 508 jiwa terdapat


ISPA (infeksi
20% orang yang menderita ISPA dan saluran
yang meninggal 2 orang
pernapasan
atas)
DO :

Ventilasi rumah kurang


memadahi

Pencahayaannya kurang

Jumlah penduduk sangat padat

Terdapat 60% Pemuda dan


bapak-bapak merokok

Terdapat 10% Ibu-ibu yang


merokok

1. III.
Masalah
kesehatan

dai dengan:
lingkungan yang
padat dan
sanitasi rumah

URUTAN MASALAH
Kreteria penapisan
a

d e f

Jumlah score
g Tersedia sumber
h

1. DBD

5 3 5 4 5

58

1. ISPA

2 1 3 2 3

32

1. Hipertensi 4

4 3 5 3 4

40

Berdasarkan urutan masalah dapat disusun masalah keperawatan


komunitas sebagai berikut :
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam
Berdarah b.d Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai

dengan Pembuangan sampah yang masih dekat dengan


pekarangan
2. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia
b.d Kurangnya pengetahuan masyarakat
3. Resiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran
pernapasan atas) b.d Lingkungan yang kurang
mendukung,ditandai dengan: lingkungan yang padat dan
sanitasi rumah
1. IV.

RENCANA TINDAKAN

Dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan komunitas


melibatkan peran serta masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk
membangun kesadaran masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan.
Perumusan tujuan disesuaikan dengan masalah yang akan
ditindaklanjuti dengan rumusan tujuan jangka panjang yang
berorientasi pada perubahan perilaku baik secara kognitif, afektif dan
psikomotor serta rumusan tujuan jangka pendek yang merupakan
tujuan antara untuk mencapai tujuan jangka panjang serta hasil yang
diharapkan ada setiap akhir kegiatan tertentu. Rencana kegiatan yang
dirumuskan dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat
Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari RW 0I Kota Sukoharjo dengan
melibatkan masyarakat yang diwakili oleh Kader antara lain:
1. Tanggal 5 juni 2013 Melakukan pencarian data di Puskesmas
Mojolaban dan mencari tempat yang tepat untuk masalah yang
masih aktual saat ini.
2. Tanggal 8 Juni 2013 melakukan Pengkajian di Dukuh Mojosari RW
0I
3. Tanggal 10 Juni 2013 Musyawarah dengan KADER untuk
dilaksanakannya kegiatan MMD (musyawarah Masyarakat Desa)
4. Tanggal 13 juni 2013 penyebaran surat undangan untuk masingmasing perwakilan tiap RT, TOGA, TOMA dan KADER yang ada di
RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang.
5. Tanggal 15 juni 2013 Persiapan Mahasiswa untuk melakukan
kegiatan MMD untuk memnentukan Prioritas Diagnosa dan
didapatkan masalah yang paling aktual yaitu DBD.

6. Tanggal 17 juni 2013 Melakukan pengkajian di rumah warga


yang positif terkena DBD dan melakukan pemeriksaan jentik
nyamuk di 20 rumah warga yang terletak disekitar rumah
penderita
7. Tanggal 18 juni 2013 melakukan penyebaran surat undangan
kepada warga yang ada di RW 0I Dukuh Mojosari untuk
melakukan penyuluhan tentang DBD
8. Tanggal 19 juni 2013 Melakukan penyuluhan kepada warga
tentang penyakit DBD

1. E.

TAHAP IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun. Implementasi diberikan secara
langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dan kebutuhan
masyarakat. Pada umumnya tindakan keperawatan komunitas yang
dilakukan RW 0I Dukuh Mojosari sesuai dengan teori yaitu berfokus
pada upaya meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan,
mencegah penyakit dan rehabilitasi dengan menggunakan strategi
yaitu proses kelompok, health promotion dan patnership.
Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah keperawatan komunitas adalah hasil kerja
sama dengan masyarakat.
Implementasi untuk masalah kesehatan lingkungan yang diangkat
adalah Demam Berdarah di RW 0I Dukuh Mojosari berhubungan
dengan Lingkungan yang kurang memadahi. Kegiatan dimulai dengan
memberikan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
pada hari Rabu, 19 Juni 2013 di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan
Bekonang. Kemudian kegiatan di lanjutkan dengan pemeriksaan jentik
jentik nyamuk pada setiap tandon air yang ada di RW 0I Dukuh
Mojosari Kelurahan Bekonang yang di lakukan pada hari Senin, 17 Juni
oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Pelaksanaan kegiatan komunitas berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Pemberian tindakan pendidikan kesehatan atau
penyuluhan kepada RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota
Sukoharjo. Perubahan yang dapat dinilai sebatas tahap perubahan
pengetahuan. Perubahan yang dapat dinilai karena berdasarkan faktor
yang mempermudah perubahan perilaku baru terjadi perubahan
pengetahuan, sikap, dan kepercayaan.

1. F.

TAHAP EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang digunakan


untuk menilai keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan
komunitas yang ada. Dari evaluasi yang dilaksanakan dapat diketahui
masalah keperawatan komunitas dapat terpecahkan seluruh, sebagian,
atau tidak terpecahkan tetapi menimbulkan masalah baru. Kegiatan
evaluasi yang dilakukan adalah mengukur keberhasilan mengumpulkan
data dan menganalisa. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan
masyarakat.
Evaluasi hasil kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas
kegiatan sesaat setelah kegiatan dilakukan dan evaluasi yang
dilakukan pada akhir program untuk menilai aktifitas jangka panjang
yang akan dilakukan sebagai rencana tindak lanjut di RW 0I Dukuh
Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo. Evaluasi secara umum
dilakukan setelah mahasiswa selesai melaksanakan kegiatan yang
direncanakan.
Pelaksanaaan kegiatan yang telah dilakukan berjalan lancar, sesuai
rencana dan adanya peran serta KADER dan mayarakat setempat.
Selama dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.
Hasil evaluasi tindakan untuk mengatasi masalah DBD dengan
melakukan Penyuluhan Kesehatan yang dihadiri oleh warga RW 0I
Dukuh Mojosari, Terdapat bapak-bapak dan Ibu- Ibu yang aktif bertanya
dan mendengarkan materi yang diampaikan.

BAB IV
ANALISA SWOT
1. Strenghts (kekuatan)

Terdapat fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumah

Terdapat tenaga kesehatan 2 perawat dan 1 bidan

Tersedinya tempat pada setiap kegiatan

Peran aktif Masyarakat

1. Weaknesses (kelemahan)

Aktivitas warga yang kebanyakan pada bekerja dari pagi sampai


siang

1. Opportunity (peluang)

Terdapat puskesmas

Terdapat posyandu lansia

Terdapat posyandu balita

Terdapat pos kesehatan desa (PKD)

Terdapat perkumpulan TOGA dan TOMA

1. Threathment (ancaman)

Kurangnya kerja bakti antar warga Dukuh Mojosari terutama RW


0I

Kurangnya PHBS pada warga Dukuh Mojosari terutama RW 0I

Jumlah penduduk yang padat

Pembuangan sampah masih dekat pekarangan

Kegiatan karang taruna kurang aktif

Tidak terdapat panti sosial

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka
dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah RW 0I
Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo antara lain
adalah
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit
Demam Berdarah b.d Lingkungan yang kurang memadahi,
ditandai dengan Pembuangan sampah yang masih dekat
dengan pekarangan
2. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada
lansia b.d Kurangnya pengetahuan masyarakat

3. Resiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran


pernapasan atas) b.d Lingkungan yang kurang
mendukung,ditandai dengan: lingkungan yang padat dan
sanitasi rumah
4. Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut antara lain adalah memberikan
penyuluhan kesehatn tentang DBD dan pemeriksaan
jentik jentik nyamuk di sekitar 20 rumah yang ada
disekitar rumah tersangka DBD pada hari senin tanggal
17 juni 2013.
5. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat
dukungan dari masyarakat dilingkungan di wilayah RW 0I
Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo, hal
ini dapat dilihat dari partisipasi warga selama kegiatan
berlangsung
B. SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
1. Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus RT RW
perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Antara lain warga aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar
tidak menjadi sarang nyamuk
1. Puskesmas dan Kelurahan
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari
pihak puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk
memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga RW 0I
Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo
1. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di
Puskesmas Mojolaban perlu ditindaklanjuti oleh mahasiswa angkatan
berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang
telah dicapai serta menindaklanjuti hal-hal yang belum tercapai.

S-ar putea să vă placă și