Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya
perencanaan pembangunan sanitasi. Dimana pembangunan bidang sanitasi yang
tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta
kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu
upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah
perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan.
Menurut penelitian Bank Dunia, dampak sanitasi buruk terhadap ekonomi negara di
Asia Tenggara menyebabkan kerugian ekonomi minimal Rp 9 miliar dollar AS per
tahun. Sementara, perilaku tidak sehat dan kurang higienis mengarah ke sumber
air minum, sumber air rumah tangga, area aliran air, sungai dan lingkungan
menjadi tercemar, (Nafsiah Mboi, Menkes RI, saat membuka acara East Asia
Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN) III).
Populasi penduduk Indonesia hampir mencapai 250 juta jiwa, yang 100 juta
diantaranya belum memiliki akses untuk sanitasi yang baik. Bahkan pemutakhiran
data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta penduduk Indonesia
masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, kali, danau, laut atau di
daratan.
Mayoritas pelaku praktik BAB sembarangan tinggal di desa. Hanya 38,4 persen
penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang layak. Menurut data
WSP (World Bank's Water and Sanitation Program), akses sanitasi perdesaan tidak
bertambah secara berarti selama 30 tahun terakhir.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare yang memakan korban lebih dari
50.000 jiwa akibat sanitasi yang buruk. Tak heran bila biaya kesehatan per tahun
akibat sanitasi buruk mencapai Rp 139.000 per orang atau Rp 31 triliun secara
nasional.
BAB I 1
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk meningkatkan akses
sanitasi yang layak di Indonesia.
Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah
perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Terkait
dengan hal itu pemerintah mendorong kabupaten/kota untuk menyusun Strategi
Sanitasi Perkotaan (SSK) yang memiliki prinsip (1) berdasarkan data aktual (2)
berskala kota (3) disusun sendiri oleh kota: dari, oleh, dan untuk kota (4)
menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down.
C. Drainase lingkungan/tersier
Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu, seperti kompleks
perumahan, area pasar, perkantoran, areal industri, dan perkantoran.
D. Perilaku Hidup Bersi dan Sehat ( PHBS)
BAB I 2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
PHBS di sekolah.
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.
Promosi kesehatan
Promosi Kesehatan menurut Lawrence Green (1984), adalah segala bentuk
kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5 tahun mendatang, sejalan
dengan aspirasi dan persepsi masyarakat yang berkembang, maka Visi Pemerintah
Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2013 2018 adalah:
Purwakarta Berkarakter
BAB I 3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi Kabupaten Purwakarta
periode 2013 2018, sebagai berikut :
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
Tujuan disusunnya buku putih ini adalah memetakan kondisi sanitasi yang
merupakan informasi awal bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten
Purwakarta untuk merumuskan pemilihan sistem sanitasi yang dapat diaplikasikan
di wilayah Kabupaten Purwakarta sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
1.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam Penyusunan Buku Putih (BPS) Kabupaten Purwakarta
adalah sebagai berikut :
BAB I 4
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
Sedangkan metode yang digunakan untuk analisis data adalah analisis komparasi
dengan profesional judgement untuk memaparkan kondisi sanitasi Kabupaten
Purwakarta, elemen yang dibandingkan adalah data hasil studi literatur dan studi
EHRA. Selain itu juga digunakan analisis spasial atau analisis keruangan dalam
menguraikan area beresiko untuk masalah sanitasi Kabupaten Purwakarta dan
metode deskriptif analitik untuk penarikan kesimpulan.
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene;
BAB I 5
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
BAB I 6
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
22.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
Peraturan Menteri
24.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Keputusan Menteri
32.Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
BAB I 7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
35.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian
Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.
Peraturan Daerah
43.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 45);
BAB I 8
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Purwakarta
BAB I 9