Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini
dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan
tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air untuk berbagai
kebutuhan lain, seperti mencuci, memasak, dan lainnya. Manusia
sering dihadapkan pada situasi yang sulit ketika sumber air tawar
sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Selain
itu, mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada
manusia yang memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air
bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah
penyakit yang dibawa oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas
kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum
yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare.
Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap
memenuhi syarat kesehatan.
1
16 sungai tercemar sedang-berat, dan hanya satu sungai yang masih
memenuhi standar baku mutu, yakni sungai Lariang di Sulawesi
Tengah.
2
menyarankan untuk mengkaji ulang pemanfaatan air sungai Surabaya
sebagai bahan baku mutu air PDAM pasalnya, pencemaran yang
terjadi sudah semakin parah. Hal ini dibuktikan dengan telah
terjadinya feminisasi ikan yang disebabkan limbah urin perempuan
yang mengkonsumsi pil kontrasepsi, terkena bahan kimia seperti
pestisida, PCB, logam berat, deterjen, plastilizer (bahan pembuat
plastik) dan shampo serta obat-obatan kimia. Ini terjadi karena Kali
Surabaya selama hampir 30 tahun terakhir menjadi saluran
pembuangan limbah kimia industri, tempat sampah besar dan WC
Umum yang bebas dibuangi kotoran manusia, air kencing dan
sampah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
dalam air tawar: zat kapur, besi, timah, magnesium, tembaga,
sodium, chloride, dan chlorine.
5
Gambar 1. Kolektor Surya Plat Datar
6
Gambar 2.
Garam Hasil Pengujian Kolektor Surya Plat Datar
7
basin akan menjadi panas, air menguap dan menempel pada
kaca penutup bagian dalam. Akibat adanya perbedaan
temperatur antara di dalam basin dengan lingkungan terjadi
kondensasi. Hasil kondensasi menempel pada kaca penutup
bagian dalam dan mengalir ke bawah mengikuti kemiringan
kaca penutup. Hasil kondensasi ditampung dan menghasilkan
air tawar. Untuk menghasilkan garam dilakukan pemanasan
secara terus menerus dari pagi hingga sore setiap hari sampai
air laut dalam basin menjadi kering dan terbentuk Kristal
garam. Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3 menampilkan tipe
alat destilasi surya untuk mengolah air laut menjadi air tawar
dan garam menggunakan cover kolektor dua kemiringan.
8
Gambar 2.
Alat Uji Destilasi Surya IPB-1 (2010)
9
system (laboratorium & lapangan) [4] Dokumentasi yaitu
membuat data dengan cara memotret. Teknik analisa data
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
kualitatif, yaitu menguraikan data dengan kalimat logis dalam
berbagai aspek dan melihat saling keterkaitannya. Langkah-
langkah dalam menganalisa data adalah [1] Coding, yaitu
mengkode tiap-tiap data yang masuk [2] Tabulating, yaitu
menyusun metabulasi data-data yang sejenis.
2) Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan eksperimen adalah
air laut sebanyak 900 ml, selang, baskom, es batu, toples
plastik, lakban, gelas ukur, gelas plastik, gelas kaca.
3) Alat
Alat yang digunakan dalam analisis di lapangan dan
laboratorium adalah kompor dan beker, cerek, indikator
universal (pengukur pH), timbangan, salinometer, stopwatch,
refractrometer.
4) Cara Kerja
Pertama, lubangi kedua ujung toples dengan diameter yang
sama dengan selang. Setelah itu, lubangi sisi atas toples untuk
memasukkan es batu. Masukkan salah satu ujung selang ke
dalam lubang cerek. Masukkan ujung yang lain melewati
kedua lubang yang dibuat pada tahap 1 dan masukkan ke
dalam gelas kaca. Masukkan es batu ke dalam toples. Ukur
pH air laut sebelum di suling menggunakan indikator
universal, hal ini dilakukan agar kita dapat membandingkan
pH awal sbelum air laut mengalami proses
penyulingan/destilasi. Masukan air laut sebanyak 300 ml
menggunakan gelas ukur, kemudian tuangakan air laut
tersebut ke dalam cerek. Pastikan bahwa lubang yang telah
dilubangi sudah tertutup dengan rapat, agar proses
penyulingan dapat berjalan dengan semaksimal mungkin.
Nyalakan kompor bersamaan dengan menyalakan stopwatch.
Saat air di dalam cerek habis, matikan kompor dan stopwatch
10
serta catat waktu selama proses terjadi. Ukur pH air setelah
disuling menggunakan indikator universal. Amati kadar
garam menggunakan salinometer. Ukur air hasil sulingan
menggunakan gelas ukur, dimana pada percobaan 1 ini
wadah hasil dibiarkan terbuka. Masukkan air hasil
DAFTAR PUSTAKA
11
B.J. Mechlas, K.K. Hekimian, La Schinazi, R.H. Dudley, An Intergration
into Recreational Water Quaility Data Book, United Stated, EPA,
Washington, 1972.
Gordon, A.L. and R. Fine. 1996. Pathways of water between the Pacific and
Indian oceans in the Indonesian Seas. Nature, 379(6561):146-149.
G.N Tiwari, Md. Emran Khan, R.K. Goyal. 1998. Experimental Study of
Evaporation in Distillation. Journal Desalination 115. p121-128.
Hidayat R.R. 2011. Rancang bangun alat pemisah garam dan air tawar
menggunakan energy matahari. Skripsi Departemen Ilmu dan
Teknologi-IPB.
12
Sumarsono M. 2006. Analisis kinerja destilator tenaga surya tipe atap
berdasar sudut kemiringan. Proseding Seminar Nasional SNMI 2006
Universitas Tarumanagara. Jakarta.
Sunarya, yayan. Setiabudi, agus. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
13