Sunteți pe pagina 1din 47

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang
timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya,
dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan
sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas Setelah pada
tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas
masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta
yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan
yang cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1. Non-Scoring Technique


Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non skoring.
Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh
sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua,
yaitu :
A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui
diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih

1
dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.

B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang
mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi
diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok.
Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas
masalah.

2.1.2. Scoring Technique


Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
skoring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu
masalah
dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka
kesakitan dan angka kematian akibat masalah
kesehatan
tersebut
3. Manageability :Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan
dengan
sumber daya
4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah
kesehatan tersebut
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu
sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah.
Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk

2
masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga
memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu
berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima
kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot
penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang
didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
- Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian
- Greatest member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi
- Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan
- Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan
- Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional
C. Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
dipakai ialah:
- Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit
yang ditunjukkan dengan angka prevalens.
- Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case
fatality rate masing- masing penyakit.
- Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif
untuk mengatasi masalah tersebut.
- Community and political concern : Menunjukkan sejauh mana masalah
tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi
- Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

3
Parameter diletakan pada kolom dan masalah masalah yang ingin dicari
prioritasnyadiletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya
didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor
tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.
Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini
menempatkan parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan
memberikan hasil final score yang objektif di mana score yang diberikan pada
tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana dan mudah dalam
penggunaannya.
Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing
masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap
masalah tersebut diberikan nilai.

2.1.3. Metode MCUA


Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah yaitu :
1 Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa
penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka
digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka
kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Pada
permasalahan ini, tujuan jangka panjang dari program kesehatan ibu dan anak
adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian
neonates (AKN), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita
(AKABA), sehingga kelompok kami memakai AKI, AKN, AKB, AKABA
sebagai proxy. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2013 :
Angka Kematian Ibu : 359 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup
Angka Kematian Bayi : 2300 orang per 100.000 jumlah kelahiranhidup
Angka Kematian Balita : 4000 orang per 100.000 jumlah seluruh balita

4
Angka Kematian Neonatus : 1900 orang per 100.000 jumlah seluruh
neonatus
2 Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa
penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan
untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat
selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan
dengan target yang telah ditetapkan.
3 Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
4 Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada
tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
5 Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

5
2.1.4. Emergency
Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case
Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka
yang digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit.
Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta
justifikasi.
Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penentuan Score Emergency

Skala
Score
( per 100.000 penduduk )

0 9.999,99 1

10.000 19.999,99 2

20000 29.999,99 3

Tabel 30000 39.999,99 4 2.2. Penentuan


Score Emergency
MASALAH Cakup Targ Resiko Proxy Nilai
40000 49.999,99 5
an et kesakit AKI/ proxy
an AKB/
N 50.000 59.999,99 6 AKN SCOR
O Per E
100.000
60.000 69.999,99 7 pendudu
k
1. Cakupan 99 100 1 359 1359 4
70.000 79.999,99 8
kumulatif
kunjungan ibu
80.000 89.999,99 9
hamil K1 di
wilayah kerja
90.000 99.999,99 10

6
Puskesmas Se-
kecamatan
Kelapa Gading
periode Januari -
Desember tahun
2014 sebesar
99%
Cakupan 78,3 96 17,7 359 18.05
kumulatif 9
kunjungan ibu
hamil K4 di
wilayah kerja
2. Puskesmas se- 6
Kelurahan Kelapa
Gading Timur
periode Januari
Desember 2014
sebesar 78,3%
Cakupan 57,8 96 38,2 359 38.55
kumulatif 9
kunjungan ibu
hamil K4 di
wilayah kerja
3. Puskesmas se- 8
Kelurahan Kelapa
Gading Barat
periode Januari
Desember 2014
sebesar 57,8%
4. Cakupan 88,9 96 7,1 359 7.459 5
kumulatif
kunjungan ibu
hamil K4 di

7
wilayah kerja
Puskesmas se-
Kelurahan
Pegangsaan Dua
A periode Januari
Desember 2014
sebesar 88,9%
Cakupan 96,7 96 -0,7 359 -341
kumulatif
kunjungan ibu
hamil K4 di
wilayah kerja
5. Puskesmas se- 4
Kelurahan
Pegangsaan Dua
B periode Januari
Desember 2014
sebesar 96,7%
Cakupan 61,2 97 35,8 359 36.15
kumulatif 9
persalinan oleh
tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
6. 8
puskesmas Se-
Kecamatan
Kelapa gading
periode Januari
Desember 2014
sebesar 61,2%
7. Cakupan 95,8 95 -0,8 359 -441 4
kumulatif ibu
hamil degan

8
komplikasi yang
ditangani di
wilayah kerja
puskesmas Se-
kelurahan Kelapa
Gading Timur
periode Januari
Desember 2014
sebesar 95,8%
Cakupan 59,8 95 35,2 359 35.55
kumulatif ibu 9
hamil degan
komplikasi yang
ditangani di
wilayah kerja
8. 8
puskesmas Se-
kelurahan Kelapa
Gading Barat
periode Januari
Desember 2014
sebesar 59,8%
9. Cakupan 47,1 95 47,9 359 48.25 9
kumulatif ibu 9
hamil degan
komplikasi yang
ditangani di
wilayah kerja
puskesmas Se-
kelurahan
Pegangsaan Dua
A periode Januari
Desember 2014

9
sebesar 47,1%
Cakupan 42,7 95 52,3 359 52.65
kumulatif ibu 9
hamil degan
komplikasi yang
ditangani di
10 wilayah kerja
10
. puskesmas Se-
kelurahan
Pegangsaan Dua
B periode Januari
Desember 2014
sebesar 42,7%
Cakupan 64,8 96 31,2 359 31.55
kumulatif 9
kunjungan ibu
nifas yang
ditangani di
11 wilayah kerja
7
. Puskesmas Se-
kecamatan
Kelapa Gading
periode Januari
Desember 2014
sebesar 64,8%
12 Cakupan 70,5 97 26,5 2300 28.80 7
. kumulatif 0
kunjungan bayi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Se-
Kelurahan kelapa
Gading Timur

10
periode Januari
Desember 2014
sebesar 70,5%
Cakupan 76,6 97 20,4 2300 20.75
kumulatif 9
kunjungan bayi
yang ditangani di
wilayah kerja
13
Puskesmas Se- 6
.
Kelurahan kelapa
Gading Barat
periode Januari
Desember 2014
sebesar 76,6%
Cakupan 127,7 97 -30,7 2300 -
kumulatif 28.40
kunjungan bayi 0
yang ditangani di
wilayah kerja
14
Puskesmas Se- 1
.
Kelurahan
Pegangsaan Dua
A periode Januari
Desember 2014
sebesar 127,7%
15 Cakupan 60,7 97 36,3 2300 38.60 8
. kumulatif 0
kunjungan bayi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Se-
Kelurahan
Pegangsaan Dua

11
B periode Januari
Desember 2014
sebesar 60,7%
Cakupan 37,3 80 42,7 1900 44.60
kumulatif kasus 0
neonatal dengan
komplikasi yang
ditangani di
16 wilayah kerja
9
. Puskesmas Se-
Kecamatan
kelapa Gading
periode Januari
Desember 2014
sebesar 37,3%
Cakupan 55,8 90 34,2 4000 38.20
kumulatif 0
pelayanan anak
17 balita di wilayah 8
. kerja Puskesmas
Se-Kecamatan
kelapa gading
55,8%
18 Cakupan 42,2 97 54,8 1900 56.70 10
. kumulatif 0
kunjungan
neonatal yang
pertama (Kn 1)
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Se-
Kecamatan
Kelapa Gading

12
62%
Cakupan 58,4 94 35,6 1900 37.50
kumulatif 0
kunjungan
neonatal di
19
wilayah kerja 8
.
Puskesmas Se-
Kecamatan
Kelapa Gading
58,4%
Cakupan 17,1 11 -6,1 359 -5.741
kumulatif Deteksi
dini ibu hamil
degan resiko
tinggi oleh
tenaga
20 kesehatan di
3
. wilayah kerja
Puskesmas Se-
Kelurahan Kelapa
Gading Timur
periode Januari
Desember 2014
sebesar 17,1%
21 Cakupan 8,0 11,0 3 359 3.359 4
. kumulatif Deteksi
dini ibu hamil
degan resiko
tinggi oleh
tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas Se-

13
Kelurahan Kelapa
Gading Barat
periode Januari
Desember 2014
sebesar 8,0%
Cakupan 12,0 11 -1 359 -641
kumulatif Deteksi
dini ibu hamil
degan resiko
tinggi oleh
tenaga
22 kesehatan di
4
. wilayah kerja
Puskesmas Se-
Kelurahan
Pegangsaan Dua
B periode Januari
Desember 2014
sebesar 12,0%

2.1.5. Greatest Member

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena


masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar
selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 2.1. Skala Score Greatest Member
Range (%) Skor
(- 30) (- 20,9) 1
(- 21) (- 11,9) 2
(- 12) (-2,9) 3
(- 3) 5,9 4
6 14,9 5
15 23,9 6
24 32,9 7
33 41,9 8
42 50,9 9

14
51 59,9 10

Keterangan : Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range.


Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah.
Diberikan score dari satu sampai 36 dengan jarak tiap range sebesar dua agar
mendapatkan nilai greatest member yang bervariasi.

Tabel 2.2. Daftar Masalah Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Indikator Cakupa
No. Target Selisih Score
Program n
Cakupan
kunjungan ibu
1. hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
99% 100% 1% 4
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 99%
berada di bawah
target 100%
Cakupan 78,3% 96% 17,7% 6
kunjungan ibu
2. hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Timur
Periode Januari-
Desember 2014

15
adalah sebesar
78,3% berada
dibawah target
96%
Cakupan
3.
kunjungan ibu
hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Barat 57,8% 96% 38,2% 8
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
57,8% berada
dibawah target
96%
Cakupan
kunjungan ibu
4.
hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan dua A 88,9% 96% 7,1% 5
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
88,9% berada
dibawah target
96%
Cakupan 96,7% 96% -0,7% 4
kunjungan ibu
5. hamil K4 di

16
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan dua B
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
96,7% berada
diatas target 96%
Cakupan
persalinan oleh
6. tenaga kesehatan
di wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
61,2% 97% 35,8% 8
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 61,2%
berada dibawah
target 97%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
7. yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Kelapa
gading timur 95,8% 95% -0,8% 4
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
95,8% berada
diatas target 95%
Cakupan ibu hamil 59,8% 95% 35,2% 8

17
dengan komplikasi
yang ditangani di
8.
wilayah kerja
Puskesmas Kelapa
gading barat
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
59,8% berada
dibawah target
95%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
9. yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas
Pegangsaan dua A
47,1% 95% 47,9% 9
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
47,1% berada
dibawah target
95%
Cakupan ibu hamil 42,7% 95% 52,3% 10
dengan komplikasi
10. yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas
Pegangsaan dua B
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar

18
42,7% berada
dibawah target
95%
Cakupan
kunjungan ibu
11. nifas di wilayah
kerja Puskesmas
se-kecamatan
Kelapa Gading
64,8% 96% 31,2% 7
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
64,8% berada
dibawah target
96%
Cakupan
kunjungan bayi di
wilayah kerja
12.
Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Timur
70,5% 97% 26,5% 7
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
70,5% berada
dibawah target
97%
Cakupan
kunjungan bayi di
13.
wilayah kerja
76,6% 97% 20,4% 6
Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Barat

19
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
76,6% berada
dibawah target
97%
Cakupan
kunjungan bayi di
14.
wilayah kerja
Puskesmas
kelurahan
Pegangsaan dua A 127,7% 97% -30,7% 1
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
127,7% berada
diatas target 97%
Cakupan
kunjungan bayi di
15. wilayah kerja
Puskesmas
kelurahan
Pegangsaan dua B
60,7% 97% 36,3% 8
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
60,7% berada
dibawah target
97%
Cakupan neonatal 37,3% 80% 42,7% 9
dengan komplikasi
yang ditangani di
16.
wilayah kerja

20
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 37,3%
berada dibawah
target 80%
Cakupan
17.
pelayanan anak
balita di wilayah
kerja Puskesmas
se-kecamatan
Kelapa Gading
55,8% 90% 34,2% 8
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
55,8% berada
dibawah target
90%
Cakupan 42,2% 97% 54,8% 10
kunjungan
neonatal yang
18.
pertama (KN1) di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 42,2%
berada dibawah

21
target 97%
Cakupan kumulatif
kunjungan
neonatal di
19.
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
58,4% 94% 35,6% 8
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 58,4%
berada dibawah
target 94%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu
20.
hamil resiko tinggi
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas
17,1% 11% -6,1% 3
kelurahan Kelapa
Gading Timur
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
17,1% berada
diatas target 11%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu
21. hamil resiko tinggi
8% 11% 3% 4
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja

22
Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Barat
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
8% berada
dibawah target
11%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu
22. hamil resiko tinggi
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas
kelurahan 12 11% -1% 4
Pegangsaan dua B
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
12% berada
diatas% target
11%

Pada Greatest member daftar masalah program promosi kesehatan didapatkan


score :
Terbesar : Pelayanan anak balita di Puskesmas Kelapa Gading sebesar 22.
2.1.6. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan. berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan
yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

23
Untuk adanya keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah
pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak
sektor lainnya yang berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan
dengan sektor lain diberikan nilai 1.
Tabel 2.5. Penentuan Nilai Expanding Scope berdasarkan Jumlah
Penduduk

Nilai Jumlah Penduduk


10 Jumlah penduduk > 50.000
5 Jumlah penduduk 50.000

Tabel 2.6. Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan


Lintas Sektoral
Nilai Lintas Sektor
Tidak ada keterpaduan lintas
1
sector
2 Ada keterpaduan lintas sektor

Tabel 2.7. Skoring Expanding Scope terhadap Program KIA di Wilayah


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
DAFTAR MASALAH JUMLAH SKOR
LINTAS
NO PENDUDUK
SEKTOR
<50 RIBU >50 RIBU
Cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil K1 di 2
wilayah kerja Puskesmas Se-kecamatan
1. 20
Kelapa Gading periode Januari - Desember
tahun 2014
Cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil K4 di 2
wilayah kerja Puskesmas se-Kelurahan
2. 10
Kelapa Gading Timur periode Januari
Desember 2014
Cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil K4 di 2
wilayah kerja Puskesmas se-Kelurahan
3. 20
Kelapa Gading Barat periode Januari
Desember 2014
Cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil K4 di 2
wilayah kerja Puskesmas se-Kelurahan
4. 10
Pegangsaan Dua A periode Januari
Desember 2014

24
Cakupan kumulatif kunjungan ibu hamil K4 di 2
wilayah kerja Puskesmas se-Kelurahan
5. 10
Pegangsaan Dua B periode Januari
Desember 2014
Cakupan kumulatif persalinan oleh tenaga 2
kesehatan di wilayah kerja puskesmas Se-
6. 20
Kecamatan Kelapa gading periode Januari
Desember 2014
Cakupan kumulatif ibu hamil degan 2
komplikasi yang ditangani di wilayah kerja
7. 10
puskesmas Se-kelurahan Kelapa Gading
Timur periode Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif ibu hamil degan 2
komplikasi yang ditangani di wilayah kerja
8. 20
puskesmas Se-kelurahan Kelapa Gading
Barat periode Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif ibu hamil degan 2
komplikasi yang ditangani di wilayah kerja
9. 10
puskesmas Se-kelurahan Pegangsaan Dua A
periode Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif ibu hamil degan 2
komplikasi yang ditangani di wilayah kerja
10. 10
puskesmas Se-kelurahan Pegangsaan Dua B
periode Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif kunjungan ibu nifas yang 2
ditangani di wilayah kerja Puskesmas Se-
11. 20
kecamatan Kelapa Gading periode Januari
Desember 2014
Cakupan kumulatif kunjungan bayi yang 2
ditangani di wilayah kerja Puskesmas Se-
12. 10
Kelurahan kelapa Gading Timur periode
Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif kunjungan bayi yang 2
ditangani di wilayah kerja Puskesmas Se-
13. 20
Kelurahan kelapa Gading Barat periode
Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif kunjungan bayi yang 2
ditangani di wilayah kerja Puskesmas Se-
14. 10
Kelurahan Pegangsaan Dua A periode Januari
Desember 2014
15. Cakupan kumulatif kunjungan bayi yang 2 10
ditangani di wilayah kerja Puskesmas Se-

25
Kelurahan Pegangsaan Dua B periode Januari
Desember 2014
Cakupan kumulatif kasus neonatal dengan 2
komplikasi yang ditangani di wilayah kerja
16. 20
Puskesmas Se-Kecamatan kelapa Gading
periode Januari Desember 2014
Cakupan kumulatif pelayanan anak balita di 2
17. wilayah kerja Puskesmas Se-Kecamatan 20
kelapa gading
Cakupan kumulatif kunjungan neonatal yang 2
pertama (Kn 1) yang ditangani di wilayah
18. 20
kerja Puskesmas Se-Kecamatan Kelapa
Gading
Cakupan kumulatif kunjungan neonatal di 2
19. wilayah kerja Puskesmas Se-Kecamatan 20
Kelapa Gading
Cakupan kumulatif Deteksi dini ibu hamil 2
degan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan di
20. 10
kerja Puskesmas wilayah Se-Kelurahan
Kelapa Gading Timur
Cakupan kumulatif Deteksi dini ibu hamil 2
degan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan di
21. 20
kerja Puskesmas wilayah Se-Kelurahan
Kelapa Gading Barat
Cakupan kumulatif Deteksi dini ibu hamil 2
degan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan di
22. 10
kerja Puskesmas wilayah Se-Kelurahan
Pegangsaan Dua B

Score expanding scope terbesar pada program KIA periode Januari


Desember 2014 adalah cakupan kumulatif persalinan oleh tenaga
kesehatan di wilayah kerja puskesmas Se- Kecamatan Kelapa
gading periode Januari Desember 2014, cakupan kumulatif
pelayanan anak balita di wilayah kerja Puskesmas Se-Kecamatan
kelapa gading, cakupan kumulatif Deteksi dini ibu hamil degan
resiko tinggi oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Se-Kecamatan Kelapa Gading sebesar 20.

2.1.7. Feasibility

26
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi :
1. Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk ( Sumber daya
manusia ). Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan
semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga
kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang
menjadi sasaran program kesehatan di masing masing wilayah
Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah
penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :

Tabel 2.8. Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah
Kecamatan/Kelurahan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
Jumlah
Puskesmas Tenaga Jumlah Perbandingan Score
Kesehatan Penduduk
Kelapa Gading
11 41.053 1 : 12
Timur
Kelapa Gading
8 38.645 1 : 17
Barat
Pegangsaan Dua 19 54.415 1:7
Se-Kecamatan
98 134.113 1:1
Kelapa Gading

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang


dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan
oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk
fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan
ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada

27
namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan tersedia
bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada maasalah maka diberi nilai
dua. Digolongkan kurang tidak tersedia maka diberi nilai satu.
Tabel 2.9. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan Di wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
Kategori Ketersediaan Score
Tempat Tersedia 2
Tidak tersedia 1
Alat Tersedia 2
Tidak tersedia 1

3. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan


Puskesmas penilaian dibagi dua yaitu cukup dan kurang. Penilaian
berdasarkan wawancara dengan pemegang progran dan kepala Puskesmas
tekait.
Tabel 2.10. Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas
Kecamatan / Kelurahan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014
Dana Score
Cukup 2
Kurang 1

Tabel 2.11. Penentuan Score Feasibility Program Promosi Kesehatan Terhadap


Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember
2014
DAFTAR MASALAH SDM Fasilitas Dana Jumlah
NO
Alat Tempat
Cakupan kunjungan
ibu hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
1.
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah sebesar
99% berada di bawah
target 100%

28
Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
Kelapa Gading Timur
2.
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 78,3%
berada dibawah target
96%
Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Kelapa Gading Barat
3.
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar 57,8%
berada dibawah target
96%
Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan dua A
4.
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar 88,9%
berada dibawah target
96%
5. Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja

29
Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan dua B
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar 96,7%
berada diatas target
96%
Cakupan persalinan
oleh tenaga kesehatan
di wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
6
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah sebesar
61,2% berada
dibawah target 97%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Kelapa
7
gading timur periode
Januari Desember
2014 adalah sebesar
95,8% berada diatas
target 95%
8 Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Kelapa
gading barat periode

30
Januari Desember
2014 adalah sebesar
59,8% berada
dibawah target 95%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas
9 Pegangsaan dua A
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar 47,1%
berada dibawah target
95%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas
10 Pegangsaan dua B
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar 42,7%
berada dibawah target
95%
11 Cakupan kunjungan
ibu nifas di wilayah
kerja Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah sebesar

31
64,8% berada
dibawah target 96%
Cakupan kunjungan
bayi di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
Kelapa Gading Timur
12 Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 70,5%
berada dibawah target
97%
Cakupan kunjungan
bayi di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
Kelapa Gading Barat
13 Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 76,6%
berada dibawah target
97%
Cakupan kunjungan
bayi di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
Pegangsaan dua A
14 Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
127,7% berada diatas
target 97%
15 Cakupan kunjungan
bayi di wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
Pegangsaan dua B

32
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 60,7%
berada dibawah target
97%
Cakupan neonatal
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas se-
16 kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah sebesar
37,3% berada
dibawah target 80%
Cakupan pelayanan
anak balita di wilayah
kerja Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
17 Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah sebesar
55,8% berada
dibawah target 90%
18 Cakupan kunjungan
neonatal yang
pertama (KN1) di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember

33
2014 adalah sebesar
42,2% berada
dibawah target 97%
Cakupan kumulatif
kunjungan neonatal di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
19
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah sebesar
58,4% berada
dibawah target 94%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu hamil
resiko tinggi oleh
tenaga kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
20
Kelapa Gading Timur
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 17,1%
berada dibawah target
11%
21 Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu hamil
resiko tinggi oleh
tenaga kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
Kelapa Gading Barat
Periode Januari-

34
Desember 2014
adalah sebesar 8%
berada dibawah target
11%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu hamil
resiko tinggi oleh
tenaga kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas kelurahan
22
Pegangsaan dua B
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 12%
berada diatas target
11%

Feasibility tertinggi pada program Kesehatan ibu dan anak periode Januari -
Desember 2014 adalah dalam gedung se-Kecamatan Kelapa
Gading dengan score..

2.1.8. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari
suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap
masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern
pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor
untuk Penyuluhan diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan

35
nilai5. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih
luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah
kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 10.

Tabel 2.12. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kelurahan /


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Parameter Score
Penyuluhan 1
Media Cetak (Poster, Majalah,
5
Koran)
Media Elektronik (TV, radio,
10
internet)

Tabel 2.13. PenentuanScore Policy program Promosi Kesehatan Terhadap Kegiatan


Puskesmas di Kelurahan / Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember
2014
IKLAN
N PENYULUHA IKLAN MEDIA JUMLA
MASALAH MEDIA
O N ELEKTRONIK H
CETAK
Cakupan kunjungan
ibu hamil K1 di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
1. Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 99%
berada di bawah
target 100%
2. Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas
kelurahan Kelapa

36
Gading Timur
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
78,3% berada
dibawah target
96%
Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan Kelapa
Gading Barat
3.
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
57,8% berada
dibawah target
96%
Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan dua A
4.
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
88,9% berada
dibawah target
96%
5. Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di

37
wilayah kerja
Puskesmas
Kelurahan
Pegangsaan dua B
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
96,7% berada
diatas target 96%
Cakupan persalinan
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
6
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 61,2%
berada dibawah
target 97%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Kelapa
7 gading timur
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
95,8% berada
diatas target 95%
8 Cakupan ibu hamil

38
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas Kelapa
gading barat
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
59,8% berada
dibawah target
95%
Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas
Pegangsaan dua A
9
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar
47,1% berada
dibawah target
95%
10 Cakupan ibu hamil
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas
Pegangsaan dua B
periode Januari
Desember 2014
adalah sebesar

39
42,7% berada
dibawah target
95%
Cakupan kunjungan
ibu nifas di wilayah
kerja Puskesmas
se-kecamatan
Kelapa Gading
11 Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
64,8% berada
dibawah target
96%
Cakupan kunjungan
bayi di wilayah
kerja Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Timur
12 Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
70,5% berada
dibawah target
97%
13 Cakupan kunjungan
bayi di wilayah
kerja Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Barat
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar

40
76,6% berada
dibawah target
97%
Cakupan kunjungan
bayi di wilayah
kerja Puskesmas
kelurahan
Pegangsaan dua A
14
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
127,7% berada
diatas target 97%
Cakupan kunjungan
bayi di wilayah
kerja Puskesmas
kelurahan
Pegangsaan dua B
15 Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
60,7% berada
dibawah target
97%
16 Cakupan neonatal
dengan komplikasi
yang ditangani di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah

41
sebesar 37,3%
berada dibawah
target 80%
Cakupan pelayanan
anak balita di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
17 Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 55,8%
berada dibawah
target 90%
Cakupan kunjungan
neonatal yang
pertama (KN1) di
wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
18
Gading Periode
Januari-Desember
2014 adalah
sebesar 42,2%
berada dibawah
target 97%
19 Cakupan kumulatif
kunjungan neonatal
di wilayah kerja
Puskesmas se-
kecamatan Kelapa
Gading Periode
Januari-Desember

42
2014 adalah
sebesar 58,4%
berada dibawah
target 94%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu
hamil resiko tinggi
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas
20 kelurahan Kelapa
Gading Timur
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
17,1% berada
dibawah target
11%
21 Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu
hamil resiko tinggi
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas
kelurahan Kelapa
Gading Barat
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar 8%
berada dibawah

43
target 11%
Cakupan kumulatif
deteksi dini ibu
hamil resiko tinggi
oleh tenaga
kesehatan di
wilayah kerja
Puskesmas
22
kelurahan
Pegangsaan dua B
Periode Januari-
Desember 2014
adalah sebesar
12% berada diatas
target 11%

Tabel 2.14 Penentuan Masalah Program KIA Menurut Metode MCUA di


Puskesmas kelapa Gading periode Januari- Desember 2014
MS1 MS2 MS3 MS4
No Kriteria Bobot N BN N BN N BN N BN
1 Greatest Member

2 Feasibility

3 Expanding Scope

4 Policy

5 Emergency
Jumlah 248 330* 171 250

Tabel 2.15 Penentuan Masalah Program Promosi Kesehatan Menurut Metode


MCUA di Puskesmas Kelapa Gading Periode Januari Mei 2011
MS5 MS6 MS7
No Kriteria Bobot N BN N BN N BN

44
1 Greatest Member

2 Feasibility

3 Expanding Scope

4 Policy

5 Emergency
Jumlah 146 213 528*
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari .. masalah di atas didapatkan dua
prioritas masalah hasil dari justifikasi dan diskusi karena keterbatasan sumber
daya, tenaga, waktu dan dana, yaitu :

1.2 Mencari Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian
yang ada terlebih dahulu. Pada tahap telah dicoba mencari apa yang menjadi akar
permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini
digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga diagram dengan tulang ikan
(fishbone diagram/ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu
dengan data yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara
teoritis. Peyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input,
yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah
1. Man : sumber daya manusia.
2. Money : dana.
2. Material : sarana.
3. Method : cara.

Proses adalah kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input menjadi
output. Pada proses terdiri dari :
1. Planning (perencanaan) : sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi, samppai dengan menetapkan alternatif
kegiatan unuk mencapainya.
2. Organizing (pengorganisasian) : rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (pelaksana) : proses bimbingan kepada staf agar mereka

45
mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai
dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang
tersedia.
4. Controlling (monitoring) : proses untuk mengamati secara terus
menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
2.3. Menentukan Penyebab Masalah Yang Paling Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
enam prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa
atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang
lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling
dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program
yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program
di wilayah kerja Puskesmas Kelapa gading :

2.3.1 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone


(diagram tulang ikan) pada .

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :


Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment) adalah :
Dari ... akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi,
observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab
masalah yang paling dominan tersebut adalah :
1 Kurangnya jumlah tenaga kesehatan.
2 Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan terhadapa materi
penyuluhan yang akan diberikan.
3 Subsidi dari pemerintah kurang.

46
47

S-ar putea să vă placă și