Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
3.1.1.1 IDENTITAS
f. Imunisasi
ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisasi TT.
3.1.2 DATA OBJEKTIF
3.1.2.1 Pemeriksa umum
a. KU : Baik
b. TTV : TD : 110/90 mmhg
N : 80x/ menit
S : 37,0 derajat celcius
RR : 20x/ menit
c. BB sebelum hamil : 43 kg
d. BB selama hamil : 45 kg
e. Kenaikan BB : 2 kg
f. Tinggi badan : 157 cm
g. LILA : 21 cm
3.1.2.2 Pemeriksaa Fisik
a. Inspeksi
-Rambut : keriting,tidak ada ketombe dan tidak mudah
rontok,keadaan bersih.
-Mata : kelopak mata simetris.tidak ada odema (+,+)
-Konjungtiva: pucat sklera: tidak ada ikterus
-Hidung : bentuk simetris.keadaan bersih,tidak ada polip,fungsi
penciuman normal.
-Mulut/gigi : lidah bersih,tidak ada stomatitis,gigi tidak berlubang,tidak
ada karies.
-Telinga : bentuk simetris (+/+),keadaan bersih,tidak ada
kotoran,pendengaran baik.
-Leher : tidak ada pembesaran kelenjart hyroid.
-Dada : bentuk simetris (+/+),puting susu menonjol,kolostum belum
keluar.
-Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,perut bagian bawah sedikit
menggembung dan nyeri tekan.
b. Palpasi
- Leopold 1 : belum teraba
- Leopold 2 : tidak dilakukan
- Leopold 3 : tidak dilakukan
- TBJ : -
c. Auskultasi : tidak terdengar denyut
jantung janin
3.1.2.3 Pemeriksaan Panggul luar
1. Distansia Spinarum : 26 cm
2. Distansia Cristarum : 27 cm
3, Conjungtiva eksterna: 20 cm
4, Lingkar Panggul : 89 cm
3.1.2.3 Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 9,gr %
- Protein uterus : tidak dilakukan
- USG : tidak terlihat rangka janin dan ditemukan gestasi
yang terdapat dituba.
- PP Tes :(+)
3.6 PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada dan keluarga tentangt kondisi ibu saat ini ,
bahwa ketika dilakukan pemeriksaan leoplod uterusteraba bulat lebat
tetapi tidak teraba balotemen. Pada saat USG tenyata kehamilan
berimplantas dan tumbuh diluar rahim yaitu tuba.
b. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan di luar rahim,tumbuh di
tuba,kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
c. Anjurkan untuk keluarga agar selalu memberi dukungan pada
kehamilan ibu.
2. a. Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter
spesialis kandungan agar ibu dan keluarga lebih jelas dengan tindakan
lebih lanjut untuk kehamilannya.
b. Beritahu ibu tentang tindakan laparotomi yaitu pembedahan di
bagian perut dan segera lakukan tindakan lapartomi di rumah sakit oleh
dokter untuk menghilangkan sumber perdarahan.
c. Menganjurkan ibu untuk untuk istirahat.
a. Istirahat tidur 8-9 jam/hari
b. Melarang ibu untuk melakukan aktifitas yang berat karena
dapat terjadi perdarahan yang berat.
d. a. Jelaskan pada ibu tentang makanan yang banyak
mengandung protein,vitamin,karbohidrat,lemak,mineral,misalnya
makanan sehari-hari nasi,sayur dan tambahan susu.
b. Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari dan minum 7-8
gelas/hari.
e. a.Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan funngsi
reproduksinya,kelenjar fungsi reproduksi ibu hanya 60% dari wanita yang
pernah dapat KET menjadi hamil lagi,walaupun angka kemandulannya
akan jadi lebih tinggi.
b. Menjelaskan pada ibu tengtang resiko kehamilan yang berulang
itu dilaporkan berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi
cukup bulan 50%
c. Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu
dengan menggunakan kondom/dengan KB kalender.
3.7 EVALUASI
Tanggal : 15 Desember 2007 Jam : 18.30
Wib
Dx : Ny M dengan GIPOOOOO Uk 12 minggu, dengan
KET
S : Ibu mengerti tentang keadaannya sendiri ibu
mengatakan
cukup istirahat.
O : Ibu tampak mengerti dan bisa mengulangi penjelasan
petugas
serta bisa menjawab pertanyaan serta bisa menjawab
pertanyaan petugas.
A : NyM dengan GIPOOOOO UK 12 minggu dengan KET
P : - Rencana dilanjutkan
- Diskusi tindakan laparotomi oleh dokter di rumah sakit
- Mengingatkan pasien untuk istirahat teratur.
- evaluasi saat kunjung berikutnya.
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi diluar endometrium kavum uteri , hamil ini di tandai dengan :
Amenorea , gejala kehamilan muda dan pendarahan yang berwarna
cokelat , dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks
digoyangkan nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena
ada pembekuan darah. Pada kasus seperti ini, segera ambil tindakan.
4.2 SARAN
1. diharapkan kepada kita semua tenaga kesehatan apabila
merasakan dan mengetahui
Gejala seperti yang telah dijelaskan / dituliskan dan melakukan
tindakan.
2. Bagi klien diharapkan melakukan control kebidanan apabila
sewaktu waktu ada
Keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN.
1. IDENTITAS
Nama istri : Ny C
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Karimun NO 36 GKB.
3. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 8 hari
Warna darah : Merah segar
Konsistensi : Cair ada gumpalan
Dysmenorhoe : Ya, Tiap kali mens.
Fluor Albus : Biasanya sebelum mens.
HPHT : Lupa.
3 Hamil ini
6. RIWAYAT GINEKOLOGI.
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit sexual (sifilis,GO) dan tidak pernah
menderita penyakit tumor pada kemaluanya.
- Ibu mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear.
9. KEADAAN PSIKOSOSIAL
- Kehamilan Ke3 ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan tetapi ibu dan suami bisa
menerima keadaan ini.
- Hubungan dengan suami,dan anggota keluarga yang lain sangat baik dan tidak ada masalah.
- Ibu tinggal di rumahnya sendiri dengan suami dan akan berencana mengasuh anaknya
sendiri.
B.DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah, Kesadaran Compos Mentis, BB 60kg, TB 168cm
b. Tanda Tanda vital : TD : 110/70mmhg, N: 80x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 35,4
2. Pemeriksaan Fisik Umum
- Kepala : Warna rambut hitam, tidak rontok dan tidak berketombe.
- Muka : Tidak ada cloasma gravidarum dan tidak ada oedem
- Mata : Tidak cekung, Sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Conjungtiva
merah muda
- Mulut : Bibir lembab, lidah tidak berslag, tidak hiperemi, dan tidak ada caries gigi
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis
- Dada : Bentuk simetris bulat datar, payudara asimetris, mammae membesar putting susu
menonjol, hiperpigmentasi areola mammae.
- Perut : Bentuk bulat, Pembesaran belum terlihat, Tidak ada luka bekas op, Nyeri tekan pada
perut bagian bawah, perut terlihat tegang dan agak gembung.
- Genital : Tidak ada oedem, dan varises.
- Anus : Tidak terdapat haemoroid.
- Extermitas atas : Tidak oedem dan terpasang infus.
Syok
Transfusi
V. INTERVENSI MENYELURUH
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam 1x 24 jam diharapkan diagnosa KET
dapat ditegakkan dan operasi dapat segera dlakukan
Kriteria Hasil :
- Ibu mampu mengungkapkan tentang kondisi kehamilanya.
- Ibu mau menerima bahwa kehamilanya tidak bias diselamatkan
- KU ibu baik dan operasi dapat berjalan dngan lancar.
- TTV Normal TD: 100/70mmhg-130/80mmhg. N: 80-84x/mnt. S: 36-37
- HB Seri 11-13 gr%
- Lingkar abdomen tedak bertambah
1.Lakukan pendekatan dengan komunikasi terapiutik
R: Pendekatan terapiutik dapat menjalin hubungan baik antara klien dengan petugas
kesehatan
2.Jelaskan pada ibu dan keluaraga tentang keadaan kehamilanya.
R: Dengan pengetahuan adekuat klien dan keluarga akan kooperatif dalam asuhan yang
diberikan
3.Anjurkan ibu untuk tetap bedrest di TT
R: Membatasi aktifitas ibu akan mengurangi banyaknya perdarahan dalam perut.
4.Observasi TTV, Hb Serial dan Lingkar abdomen.
R: Deteksi dini terjadinya komplikasi
5.Lakukan dan lanjutkan kolaborasi dengan dr.Spesialis.
R: Fungsi Interdependent
VI. IMPLEMENTASI
Jam 14.00 : Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi kehamilanya
Jam 15.00 : Mengobservasi KU ibu, keluhan nyeri perut ibu, HB, dan lingkar abdomen.
Hasil : KU lemah. Keluhan nyeri perut sebelah kanan, Hb 10,4 Gr%, Lingkar abdomen tetap.
Jam 15.15 : Lapor Dr. Edika (Dr. Edika rencana datang)
Advice Dr ; Cek Hb ulang dan Profecom suppositoria 2 gr
Jam 16.00 : Mengobservasi keluhan dan TTV
Hasil Perut masih sakit TD : 100/70 N : 80x/mnt RR : 18x/mnt
Jam 16.05 : Melapor Dr. Edika Advice : Konsul Dr. Bekti untuk USG abdomen.(dr. Bekti baru bias
besok pagi )
Rencana pungsi cavum Douglas, cek lab SGOT/SGPT/Bun SC. Hasil :
SGOT : 16 SGPT 20 Blood urea_N : 98, Serum Creatinin : 0,8
Jam 17.30 : Telah diperiksa Dr.Edika Hasil : Vt : plapasi licin, Flex + minimal, Ibu duduk semi fowler
Jam 20.00 : Mengobservasi Hb, TTV, Keluhan, Lingkar abdomen dan fluxus.
Hasil : HB: 9,8gr% TD:120/70mmhg N: 84x/mnt, Keluhan nyeri berkurang, Lingkar
abdomen tetap, pengeluaran fluxus bertambah sedikit.
Jam 20.05 : Melaporkan hasil observasi ke Dr. Edika.
Advice : Observasi s/d besok. Cek Hb serial (jam 07.00), Rencan USG dr. Bekti besok pagi
lam 07.00 mohon dikonfirmasi ulang.
Jam 22.00 : Mengobservasi keluhan dan lingkar abdomen.
Hasil : Perut masih sakit lingkar abdomen bertambah 3cm
Jam 22.05 : Melaporkan hasil observasi kepada dr. Edika
Advice Dr. : Tetap observasi nyeri perut, Cek HB ulang Jam 04.00 bila hb turun dan lingkar
abdomen bertambah maka siapkan operasi untuk besok pagi.
Tanggal 3 Agustus 2007
Jam 04.00 : Mengobservasi Nyeri perut dan lingkar abdomen, memeriksa ulang HB.
Hasil : Nyeri perut berkurang, Lingkar abdomen tetap, Hb sahli 10gr%
Jam 09.00 : Melaporkan hasil USG Dr. Bekti kepada Dr. Edika
Hasil: Pungsi cavum Douglas tidak jadi, Rencana operasi laparoatomi
Jam 11.30 : Memberikan injeksi skintest Cefotaxim di TT dan mengobservasi TTV.
Hasil : PPC + ,TD 100/70mmhg, N 80x/mnt, RR: 18x/mnt, S: 37,5
VII. EVALUASI
S:
- Ibu memngeluh masih merasakan nyeri perut
- Ibu mengatakan bahwa ibu belum siap dan takut untuk dioperasi
O:
- Hasil USG Dr. Bekti adalah KET.
- TD : 100/70mmhg. N : 80x/mnt S ; 37,5 RR: 18x/mnt.
- Nyeri perut bertambah.
- Linkar abdomen bertambah lebih dari 4cm,cairan bebas di abdomen +
P:
- KIE / Motivasi informed concent.
- Pro laparotomy oleh Dr. Edika
- Pemberian antibiotik profilaksis (injeksi Cefotaxim 3x1gram)
- Infus RL 20tts/mnt
- Observasi Keluhan dan fluxus
- Mengantar pasien ke ruang OK jam 11.30
DIAGNOSA
Post op
3. INTERVENSI
- Memaksimalkan
transfer oksigen ke
jaringan.
- Nadi teraba
- Potensial kelebihan
tranfusi cairan
khususnya bila
Kolaborasi :
volume tambahan
Berikan cairan Iv sesuaidiberikan sebelum
indikasi tranfusi darah.
- Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit
Memberikan SDM,pada tak adanya
trombosit, dan factorpemasukan melalui
pembekuan oral; menurunkan
risiko komplikasi
ginjal.
- Memperbaiki/
menormalkan
jumlah SDM dan
kapasitas
pembawa oksigen
untuk memperbaiki
anemi, berguna
untuk mencegah/
mengobati
perdarahan
- Ansietas sebagai
respon terhadap
situasi darurat
dapat
memperberat
ketidaknyamanan
karena sindrom
ketegangan,
ketakutan dan
- Kaji stress psikologi ibunyeri.
atau pasangan dan
respon emosional
terhadap kejadian. - Dapat membantu
dalam menurunkan
tigkat nyeri dan
karenanya
mereduksi
ketidaknyamanan
- Berikan lingkungan
tenang, pertahankan
- Meningkatkan
tirah baring bilaistirahat untuk
diindikasikan. Pantau danmenurunkan
batasi pengunjung,kebutuhan oksigen
telepon, dan gangguantubuh dan
berulang tindakan yangmenurunkan
tak direncanankan. regangan jantunga
dan paru.
- Hipotensi postural
- Ubah posisipasien
atau hipoksia
dengan perlahan dan
serebral dapat
pantau terhadap pusing
menyebabkan
pusing, berdenyut,
dan peningkatan
risiko cedera
- Meningkatkan
secara bertahap
tingkat aktivitas
- Rencanakan kemajuansampai normal dan
aktivitas dengan pasienmemperbaiki tonus
termasuk aktivitas yangotot / stamina
pasien pandang perlu.tanpa kelemahan
Tingkatkan tingkat
aktivitas sesuai toleransi
- Mendorong pasien
untuk melakukan
banyak dengan
membatasi
- Gunakan teknik
penyimpangan
penghematan energy
energy dan
misal mandi dengan
mencegah
duduk, duduk untuk
kelemahan
melakukan tugas-tugas.
- Mungkin
dibutuhkan
tambahan bantuan
untuk berhadapan
dengan aspek-
aspek fisik dari
- Identifikasi dan solusi
rasa berduka
pemecahan masalah
untuk keberadaan
respon-respon fisik
misalnya : makan, tidur,
tingkat aktifitas, -
dan Proses berduka
hasrat seksual tidak berjalan
dalam cara yang
teratur, tetapi
fluktuasinya
dengan berbagai
- Dengarkan dengan aktif
aspek dari
pandangan pasien dan
berbagai tingkat
selalu sedia untuk
yang muncul pada
membantu jika
suatu kesempatan
diperlukan
atau pada
kesempatan yang
lain. Jika prosesnya
bersifat
disfungsional atau
perpanjangan
intervensi yang
lebih agresif
mungkin
dibutuhkan untuk
mepermudah
proses
- Mungkin
dibutuhkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
rasa duka
membuat rencana
dan menghadapi
- Membantu pasien
untuk merasa
diterima pada
kondisi sekarang
tanpa persaan
dihakimi dan
meningkatkan
persaan harg diri
dan kontrol
- Penerimaan
perasaan akan
membuat pasien
- Berikan lingkungan
dapat menerima
terbuka dimana pasien
situasi
akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan
atau menahan diri untuk
berbicara
- Memberikan
klarifikasi dari
konsep yang salah,
identifikasi
masalah-masalah
dan kesempatan
- Berikan kesempatan bagi
untuk memulai
ibu untuk mengajukan
mengembangkan
pertanyaan dan
ketrampilan
mengungkapkan
penyesuaian atau
kesalahan konsep.
koping
- Memberikan
informasi tentang
kemungkinan
komplikasi dan
meningkatkan
harapan realitas
dan kerjasama
dengan aturan
tindakan.
- Diskusikan kemungkinan
komplikasi jangka pendek
pada ibu/janin dari
- Ibu dengan
keadaan perdarahan
kehamilan ektopik
dapat memahami
kesulitan
mempertahankan
setelah
pengankatan tuba
atau ovarium yang
sakit.
Ansietas sebagai
respon terhadap
situasi dapat
memperberat
ketidaknyamanan
- Kaji stres psikologis ibu
karena sindrom
dan respon emosional
ketegangan dan
terhadap kejadian
nyeri
Mengalihkan
perhatian dari rasa
nyeri
Relaksasi
mengurangi
ketegangan otot-
otot sehingga
mengurangi
- Terapkan teknikpenekanan dan
distraksi nyeri
Mengurangi
ketegangan area
nyeri
- Ajarkan teknik
relaksasi(napas dalam)
dan sarankan ntuk Analgetik akan
mengulangi bila merasamencapai pusat
nyeri rasa nyeri dan
menimbulkan
penghilangan nyeri
- Beri dan biarkan pasien
posisi yang paling
nyaman
Kolaborasi:
- pemberian analgetik
-Observasi tanda-tandaMenurunkan
infeksi terjadinya resiko
infeksi dan
penyebaran
bakteri.
Memberikan
deteksi dini
terhadap infeksi
dan perkembangan
luka
Mencegah
terjadinya infeksi
-Lakukan perawatan luka
dengan menggunakan
teknik septik dan aseptik
Kolaborasi:
4. EVALUASI
0
- Tanda vital dalam batas normal (nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 C, TD: 110-
130/ 70-90 mmHg)
- Pasien sadar/berorientasi
- Keseimbangan pemasukan/pengeluaran
0
Dx 2 : Tanda vital stabil ( nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 C, TD: 110-130/ 70-
90 mmHg)
- Nadi teraba
Dx 4 : Tanda vital masih dalam rentang normal (nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37
0
C, TD: 110-130/ 70-90 mmHg)
Dx 5 : Menunjukkan rasa pergerakan kea rah resolusi dari rasa duka dan harapan untuk
masa depan
- Dolor (-)
- Rubor (-)
- Tumor (-)
- Kalor (-)
- Fungsiolaesa (-)
Daftar Pustaka
Poskan Komentar
askep KET
Mengenai Saya
widnyani pande
DUNIA KESEHATAN
Sabtu, 11 Mei 2013
asuhan kebidanan patologis dengan kehamilan ektopik terganggu
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat
keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu. Kehamilan
ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat di hadapi oleh setiap dokter, karna sangat
beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik terganggu itu. Hal yang perlu di ingat ialah,
bahwa pada setiap wanita dalam masa produksi dengan gangguan atau keterlambatan haid
yang di sertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu dipikirkan kehamilan ektopik
terganggu.
Dalam keadaan normal kehamilan akan terjadi intrauterine, nidasi akan terjadi pada
endometrium korpus uteri. Dalam keadaan abnormal implantasi hasil konsepsi terjadi di luar
endometrium rahim, disebut kehamilan ekstrauterin.
Kehamilan ekstrauterin tidaklah identik dengan kehamilan ektopik, karena kehamilan
pada pars intrestisial tuba dan kehamilan pada kanalis servikalis masih terdapat dalam rahim,
nemun jelas sifatnya abnormal dan ektopik. Dalam pembicaraan selanjutnya keduanya
dimasukkan dalam kehamilan ektopik.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang diatas dapat dirumuskan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian, pengumpulan data dengan cara Anamesa dan observasi
b. Mampu menegakan diagnosa mengkaji masalah dan kebutuan berdasarkan interpretasi data
yang telah dikumpulkan
c. Mampu mengindentifikasi adanya masalah potensial
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera, kolaborasi dan rujukan
e. Mampu membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan
f. Mampu melakukan Implementasi secara efektif dan efisien
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan
D. MANFAAT
1. Bagi Rumah Bersalin
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah wawasan khususnya dalam asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan 7
langkah Varney.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri.
Sering disebut juga kehamilan ekstrauterin. Penyebutan ini kurang tepat, karena kehamilan
pada cornu uteri atau serviks uteri (intrauterin) juga masih termasuk sebagai kehamilan
ektopik.
Menurut Taber (1994), kehamilan ektopik adalah gestasi diluar kavum uteri.
Kehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstrauterin, karena
istilah ini mencakup gestasi pada pars interstisialis tuba, kehamila kornu (gestasi pada kornu
uteri yang rudimenter), dan kehamilan servikalis (gestasi dalam kanalis servikalis) dan juga
kehamilan abdominal, kehamilan ovarial dan kehamilan tuba.
Menurut Mansjoer (1999), kehamilan ektopik adalah implanttasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi diluar endometrium kavum uteri.
Menurut Manuaba (1998), terdapat dua pengertian yang perlu mendapat perhatian,
yaitu kehamilan ektopik adalah kehamilan yan berimplantasi diluar endometrium normal dan
kehamilan ekstrauterin adalah kehamilan yang berimplantasi diluar uterus. Dengan
pengertian ini maka kehamilan pada pars interstitial tuba dan kehamilan pada servikal
termasuk kehamilan ekstrauterin, tetapi mempunyai sifat kehamilan ektopik yang sangat
berbahaya.
Menurut Winkjosastro (2002), kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ekstrauterin tidak
sinonim dengan kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kanalis
servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.
Menurut Saifuddin (2000), kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi diluar endometrium kavum uteri. Sedangkan kehamilan ektopik
tergangguialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau rupture apabila masa
kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya : Tuba).
B. ETIOLOGI
Menurut Manjoer (1999), etiologi kehamilan ektopik antara lain :
1. Faktor Tuba
a. Salpingitis
Perlekatan Tuba
b. Kelainan Kongenital Tuba
c. Pembedahan sebelumnya
d. Endometriosis
e. Tumor yang mengubah bentuk tuba
f. Kehamilan ektopik sebelumnya
2. Kelainan Zigot
a. Kelainan kromosom
b. Malformasi
3. Faktor Ovarium
a. Migrasi luar ovum (perjalanan ovum dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya).
b. Pembesaran Ovarium
c. Unextruded Ovarium
d. Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada kontrasepsi oral.
e. Faktor lain :
a) Aborsi tuba
b) Pemakaian IUD
D. PATOGENESIS
Menurut Manuaba (1998), dengan terjadinya implantasi di dalam lumen tuba dapat terjadi
beberapa kemungkinan, antara lain :
a. Hasil konsepsi mati dini.
a) Tempatnya tidak mungakin memberikan kesempatan tumbuh kembang hasil konsepsi mati
secara dini.
b) Karena kecilnya kemungkinan di resorbsi.
b. Terjadi Abortus.
a) Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil konsepsi mati dan lepas
dalam lumen.
b) Lepasnya hasil kondepsi menimbulkan perdarahan dalam lumen tuba atau keluar lumen serta
bentuk timbunan darah.
c) Tuba tampak berwarna biru pada saat dilakukan operasi.
c. Tuba fallopii pecah.
a) Karena tidak dapat berkembang dengan baik maka tuba dapat pecah.
b) Jonjot Villi menembus tuba, sehingga terjadi rupture yang menimbulkan timbunan darah ke
dalam ruangan abdomen.
c) Rupture tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan kemungkinan untuk
melakukan implantasi menjadi kehamilan sekunder.
d) Kehamilan abdominal dapat mencapai cukup besar.
E. PENANGANAN
Menurut Taber (1994), penangan kehamilan ektopik antara lain :
A. Kehamilan Tuba
1) Data Subjektif
Gejala saat ini :
- Nyeri abdomen,terutama nyeri pelvic unilateral maupun bilateral pada abdomen bagian
bawah,pada abdomen bagian atas atau seluruh abdomen. Perdarahan pervaginam atau bercak-
bercak pada rahim.
- Riwayat haid normal yang terakhir kemungkinan yang terjadi 6 sampai 8 minggu sebelum
mulai timbulnya nyeri abdomen dan bercak perdarahan pervaginam.
Sinkope atau perubahan-perubahan ortostatik.
Riwayat penyakit dahulu :
Pernah mengalami keahmilan ektopik.
Riwayat kontrasepsi oral atau AKDR.
Riwayat operasi tuba.
2) Data Objektif
3) Pemeriksaan Fisik
4) Pemeriksaan umum :
Shock Hipovolemik dan Hipotensi Ortostatik (Postural)
Pemeriksaan Abdomen :
Rasa sakit di kuadran bawah unilateral.
Bising usus menurun.
Mungkin ditemukan distensi dengan perasaan seperti adonan pada palpasi.
Sebelum terjadi ruptur, temuan-temuan pada pemeriksaan abdomen biasanya normal.
Pemeriksaan Pelvis :
Nyeri unilateral pada pelvis dan rasa sakit yang terlokalisir pada suatu daerah adneksa
Tes Laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah.
Urinalis normal.
Golongan darah dan rhesus untuk penggantian darah jika ada indikasi.
3) Penilaian
Diagnosis banding
Abortus iminens atau abortus inkompletus dari kehamilan intrauterine. Inveksipelvis.
Korpus luteum persisten dengan perdarahan intra abdominal.
Kista ovarium dengan torsi atau Torsi Adneksa.
Apendisitisakut.
4) Rencana
Data diagnostic tambahan
Kuldosentesis
Cairan peritoneum di aspirasi dan kavum Douglasi Posterior dengan menusukkan jarum
ajang No.16 atau 18 melalui torniks posterior.
Tes kehamilan untuk HCG.
Laju endap darah biasanya dalam batas-batas normal.
Penetapan hematokrit secara serial.
Ultrasonografi : masa adneksa, cairan dalam kavum douglasi.
Foto abdomen :Cairan bebas dalam kavum peritoneum.
Laparoskopi.
Kuretase Endometrium.
Penatalaksanaan
Prinsip kerja umum :
1. Rawat inap segera.
2. Operasi segera setelah diagnostic di tegakkan.
3. Penggantian darah sebagai indikasi Hipovolemia atau anemia.
Langkah-langkah spesifik :
Tindakan preoperasi.
Keputusan operasi :
1. Kolpotomi atau Insisi Caparotomi.
2. Mereseksi atau mempertahankan tuba.
3. Reseksi kornu dengan Salpingektomi.
4. Mengangkat atau membiarkan ovarium pada sisi yang terkena.
B. Kehamilan Abdominal
1) Data Subjektif
Gejala saat ini :
Nyeri abdomen bagian bawah atau intermitting.
Jika bayinya hidup, gerakan janin akan dirasakan sangat nyeri.
Riwayat haid terakhir sesuai umur kehamilan. Kehamilan abdominal akan menjadi
simtomatik antara gestasi 12 dan 40 minggu.
Nausea, vomitus, dan diare merupakan gejala-gejala yang bervariasi.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat spotting.
Perdarahan irengular.
2) Data Objektif
Pemeriksaan Umum :
Seringkali normal.
Pemeriksaan Abdomen :
Abdomen lebih sakit daripada normal.
Bagian-bagian janin dapat teraba sedemikian dekat dengan dinding abdomen.
DJJ seringkali tidak ada.
Kontraksi uterus tidak dapat di palpasi.
Lengkungan uterus tidak ada.
Pemeriksaan Pelvis :
Serviks sering berpindah tempat ke anterior dan superior.
Serviks kaku.
Uterus mungkin berpindah tempat ke atas dan di identifikasi terpisah dari janin.
3) Penilaian
Diagnosis banding :
Kehamilan intrauterine.
4) Rencana
Data diagnostic tambahan :
Ultrasonografi : kavum uteri kosong.
Oxitocin Challenge Test.
Adanya kontraksi uterus menyingkirkan diagnosis kehamilan abdominal.
Foto abdomen.
Histerogram.
Angiografi Pelvis.
Penatalaksanaan
Rawat inap.
Laparotomi Eksplorasi.
C. Kehamilan Servikal
1) Data Subjektif
Perdarahan pervaginam.
Demam dan menggigil.
2) Data Objektif
Pemeriksaan pelvis :
Serviks mengalami distensi dan berbanding tipis dengan OUE berdilatasi sebagian.
Fundus uteri sedikit membesar.
3) Penilaian
Diagnosis banding :
Abortus iminens.
Abortus Aseptik.
Keganasan Servikal.
Plasenta Previa.
4). Rencana
Penatalaksanaan:
Intervensi bedah.
Kuret.
Ligasi cabang desensus artei uterine.
Histerektomi.
D. Kehamilan Ovarial
1) Data Subjektif
Nyeri abdomen.
Perdarahan pervaginam.
Amenore.
2) Data Objektif
Pemeriksaan abdomen dan pelvis : member kesan perdarahan intra abdominal.
3) Penilaian
Diagnosis banding :
Kehamilan tuba.
Perdarahan Korpus Luteum.
Tumor Ovarium.
4) Rencana
Tes HCG.
Laparoskopi Diagnostik
Laparotomi Eksplorasi
Pada waktu pembedahan, ooforektomi atau wedge resection sebagian biasanya diperlukan.
5) Tindakan Bidan
Menurut Manuaba (1998), kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang
memerlukan penanganan spesialis, sehingga rujukan merupakan langkah yang sangat
penting. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan dapat
menegakkan diagnosis kemungkinan, sehingga sikap yang diambil adalah segera merujuk
penderita ke Puskesmas, Dokter atau langsung ke Rumah Sakit.
Ada beberapa kemungkinan akibat hal ini :
1. kemungkinan terbentuknya jaringan mola berisi darah di dalam tuba, karena aliran darah
di sekitar chorion menumpuk, menyebabkan distensi tuba, dan mengakibatkan ruptur
intralumen kantung gestasi di dalam lumen tuba.
2. kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen.
3. kemungkinan reabsorpsi jaringan konsepsi oleh dinding tuba sebagai akibat pelepasan dari
suplai darah tuba.
4. kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat erosi villi
chorialis atau distensi berlebihan tuba keadaan ini yang umum disebut kehamilan ektopik
terganggu / kehamilan ektopik dengan ruptur tuba.
F. GEJALA / TANDA
1.Ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan muda.
2.Akut abdomen, terutama nyeri perut kanan / kiri bawah.
3.Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak ada).
4.Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
5.Biasanya terjadi febris.
G. DIAGNOSIS
1.Anamnesis : riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat
ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan atau kiri bawah..
2.Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda akut
abdomen. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touch, ada nyeri bila porsio digerakkan
(nyeri goyang porsio)
3.Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di
kavum Douglasi), USG.
4.Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
DIAGNOSIS BANDING
Hati-hati dengan diagnosis banding, misalnya appendisitis pada usia kehamilan muda :
mungkin ada tanda kehamilan, mungkin juga ada tanda akut abdomen sebaliknya
kehamilan ektopik terganggu belum tentu pula disertai gejala pendarahan.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang
terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih
banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak terjadi di daerah
tuba, khususnya di ampulla dan isthmus. Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik
disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke
saluran telur sisi seberangnya.
Manifestasi Klinik Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan yang
banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan
ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang
terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan
tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu.
Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari
yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh
abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat
diagnosanya .
Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan melihat :
1. Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada
perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri
tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan fisis
a. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
b. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin,
adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri
lepas dinding abdomen.
c. Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
b. USG : Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
- Adanya massa komplek di rongga panggul
4. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah.
5. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
6. Ultrasonografi berguna pada 5 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus.
Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi
perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi
sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut
sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung
terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau
dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan
dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di
rumah sakit.
Komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
- Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama
berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
- Infeksi
- Sterilitas
- Pecahnya tuba falopii
- Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio
Prognosis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan
persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus,
dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka
kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari
120 kasus.
Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik
kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang
pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan
berkisar antara 0 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%.
BAB III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY C G1P0A0
UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN KEHAMILAN PATOLOGI
DI RB BUAH HATI
Dirawat di ruang : -
B. Data Subjektif
1. Alasan dating/dirawat
Ibu ngetakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celan.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari Teratur : Ya
Sifat darah : encer bercampur gumpalan Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan: Syah Menikah ke : 1x
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali:
24tahun.
c. Imunisasi TT
Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisai TT
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2 x/hari 1 x/hari
Warna : Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lunak Lunak
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari 10-11 x/hari
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi : Cair Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Tidur malam
Lama : 7-8 jam/hari 6 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas : 2 x/minggu 2x/minggu
e. Pola seksualitas
f. Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang mengganggu kesehatan seprti merokok,
minum jamu, dan minum minuman beralkohol
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/90 mmHg Nadi : 80 x/menit LILA : 21 cm
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 370 C
BB : 47 Kg TB : 157 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan
bersih
Wajah : Oval, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : kelopak mata: simetris, tidak ada oedema
Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi
penciuman normal
Mulut : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
Palpasi
Leopold I : tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit
mengembung dan tegang.
Leopold II : tidak di lakukan
Leopold III : tidak di lakukan
Leopold IV : tidak di lakukan
4. Data penunjang
HB : 9 gr%
Protein uterus : tidak dilakukan
USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi
yang terdapat di lumen tuba.
PP tes : hasil positif
DO :
- Ibu terlihat tampak lemah
- Ibu terlihat tampak pucat
- Ibu kurang dan makan dan minum atau tidak nafsu
- Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues
Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama
dengan di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada
yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan
kemudian di resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba bukan
tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti
dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6
sampai 10 minggu :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan tidak di
ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap
sebagai haid yang datangnya agak terlambat.
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung dengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup, Hellman dkk, (1971) 1 kematian diantara 826 kasus, dan
Willson dkk. (1971) 1 antara 591. Tetapi bila pertolongan terlambat angka kematian dapat
tinggi, Sjahid dan Martohoesodo (1970) Mendapat angka kematian 2 dari 120 kasus,
Sedangkan Tarjamin dkk (1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan
berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat keadaan yang gawat
ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu. macam-macam kehamilan ektopik
berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
A. Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum (sinonim : kehamilan
intraperitoneal)
B. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus
tuba.
C. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis
servikalis uteri.
D. Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
E. Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
F. Kehmailan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
G. Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya
kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
H. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
I. Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan
ovarium.
J. Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.
B. SARAN
1. Mahasiswi diharapkan untuk mengetahui bagaimana kehamilan ektopik.
2. Mahasiswi diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan pada kehamilan ektopik.
3. Jika menemukan kasus kehamilan ektopik sebaiknya dilakukan rujukan.
DAFTAR PUSTAKA