Sunteți pe pagina 1din 61

BAB 3

TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA

3.1.1.1 IDENTITAS

Nama istri : ny. Melati Nama suami : tn. Hendra


Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Bangsa/suku : Indonesia/jawa Bangsa/suku : Indonesia/jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : 1.000.000
Alamat : Jln.Budi santoso Alamat : jln. Budi santoso
No. 107 kuta metro No.107 Kuta metro

3.1.1.1.1 KELUHAN UTAMA


Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 12 minggu
dating untuk memeriksa kehamilannya ibu mengeluh nyeri perut bawah
dengan mengeluarkan sedikit darah pada celana.
3.1.1.1.2 RIWAYAT HIDUP
Menarche : 13 tahun
Siklus : kurang lebih 28 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Lamanya : 5-7 hari
Sifat darah : encer bercampur gumpalan
HPHT : 22 september 2007
Tp : 29 Januari 2008

3.1.1.4 RIWAYAT PERKAWINAN


Ibu menikah 1 kali, perkawinan syah sebagai istri pertama, usia
perkawinan 1 tahun, usia saat perkawinan 24 tahun, ibu mengatakannya
pernikahannya cukup bahagia dan dalam keluarga tidak mengalami
masalah.
3.1.1.5 RIWAYAT HAMIL BERSALIN DAN NIFAS YANG
LALU
Ibu hamil pertama
3.1.1.6 RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
a. Tanda- tanda kehamilan ( trimester 1) PP tes 20
oktober : (+)
b. Keluhan yang dirasakan :
- Mual-muntah : Ya
- Nyeri perut : Ya
- Sakit kepala : tidak ada
- Penglihatan : tidak ada
- Rasa nyeri pada BAK ; tidak ada
- Rasa gatal pada vagina : tidak ada
- Pengeluaran pervaginam : sedikit pada vagina
- odema : tidak ada odema
3.1.1.7 RIWAYAT KESEHATAN IBU DAN KELUARGA
a. Kesehatan ibu
ibu tidak pernah dirawat di RS
b. Kesehatan keluarga
ibu mengatakan dalam keluarga tida ada yang menderita penyakit
menular.
3.1.1.7 RIWAYAT KEBIASAAN SEHARI HARI
a. Nutrisi
1. Sebelum hamil : ibu mengatkan makan 2x dengan porsi nasi
sedikit
2. Selama hamil : ibu makan 2x sehari, porsi nasi sedikit, dan sayuran
kurang, lauk kadang kadang, minum susu tidak tiap hari, buah-buahan
kurang ibu minum 7-8 gelas/ hari.
b. Eliminasi
1. Sebelum hamil : BAB 1-2x/hari
BAK 5-6x/hari
2. Sesudah hamil ; BAB 1x/hari
BAK 10-11x/hari
c. Istirahat
1. Sebelum hamil : ibu tidur malam kurang lebih 7-8 jam/hari,tidur
siang 1-2 jam/ hari.
Selama hamil : Tidur malam 6 jam / hari tidur siang 1-2 jam/hari.
d. Personal hygiene
1. Sebelum hamil : 2x/ hari, ganti pakaian 2x/hari
Selama hamil : 3x/hari,ganti pakaian 3x/hari
e. Seksualitas dan kontrasepsi
Seksualitas ibu dan suami sedikit terganggu, sebelum hamil, ibu
belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.

f. Imunisasi
ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisasi TT.
3.1.2 DATA OBJEKTIF
3.1.2.1 Pemeriksa umum
a. KU : Baik
b. TTV : TD : 110/90 mmhg
N : 80x/ menit
S : 37,0 derajat celcius
RR : 20x/ menit
c. BB sebelum hamil : 43 kg
d. BB selama hamil : 45 kg
e. Kenaikan BB : 2 kg
f. Tinggi badan : 157 cm
g. LILA : 21 cm
3.1.2.2 Pemeriksaa Fisik
a. Inspeksi
-Rambut : keriting,tidak ada ketombe dan tidak mudah
rontok,keadaan bersih.
-Mata : kelopak mata simetris.tidak ada odema (+,+)
-Konjungtiva: pucat sklera: tidak ada ikterus
-Hidung : bentuk simetris.keadaan bersih,tidak ada polip,fungsi
penciuman normal.
-Mulut/gigi : lidah bersih,tidak ada stomatitis,gigi tidak berlubang,tidak
ada karies.
-Telinga : bentuk simetris (+/+),keadaan bersih,tidak ada
kotoran,pendengaran baik.
-Leher : tidak ada pembesaran kelenjart hyroid.
-Dada : bentuk simetris (+/+),puting susu menonjol,kolostum belum
keluar.
-Abdomen : tidak ada bekas luka operasi,perut bagian bawah sedikit
menggembung dan nyeri tekan.

b. Palpasi
- Leopold 1 : belum teraba
- Leopold 2 : tidak dilakukan
- Leopold 3 : tidak dilakukan
- TBJ : -
c. Auskultasi : tidak terdengar denyut
jantung janin
3.1.2.3 Pemeriksaan Panggul luar
1. Distansia Spinarum : 26 cm
2. Distansia Cristarum : 27 cm
3, Conjungtiva eksterna: 20 cm
4, Lingkar Panggul : 89 cm
3.1.2.3 Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 9,gr %
- Protein uterus : tidak dilakukan
- USG : tidak terlihat rangka janin dan ditemukan gestasi
yang terdapat dituba.
- PP Tes :(+)

3.2 INTERPRENTASI DATA DASAR


A. Diagnosa : ny . M dengan G1POOOOO, UK 12 minggu dengan KET
B. Ds : Ibu mengatakan hamil pertama untuk memeriksa kehamilan
Usia 12 minggu, HPHT : 22 september 2007, TP : 29 Juni 2008
C. Do : KU : Baik
TTV : TD : 110/ 90 mmhg
N : 80x/menit
S : 37,0 derajat celciuc
RR : 20x/menit
Kenaikan BB selama hamil : 2 kg
a. Palpasi : tidak teraba adanya balotemen perut bagian
bawah
sedikit mengembung tegang.
b. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin.
c. Pembesaran uterus
d. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
e. Ibu mengatakan terjadi pendarahan sedikit
f. Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah.
g. Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena pendarahan yang banyak
dirongga perut.
h. Adanya amenorea, amenorea sering terjadi walaupun hanya pendek saja
sebelum diikuti pendarahan.
B. Masalah
Ds : a . gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
- Ibu terlihat tampak lemah
- Ibu terlihat tambah pucat
- Ibu terlihat kurang makan/minum
b. Keterbatasan beraktivitas
- Ibu mengeluh dengan keluarnya darah
- Ibu mengeluh dengan adanya pegal-pegal
c. Gangguan Psikikologi
- Ibu mengatakan cepat lemah
d. Kehamilan lemah
- Ibu mengalami pendarahan diperut bagian bawah .
Do : Tidak ada
C. Kebutuhan
a. Pemenuhan cairan nutrisi
b. Memberikan dukungan
c. Pemberian bedres total

3.3 ANTISIPASI DIAGNOSA / DIAGNOSA POTENSIAL


A. Abortus iminens : terjadi pendarahan bercak yang menunjukan
ancaman terhadap kehamilan .
B. Abortus Inkomplit : Pendarahan pada kehamilan muda dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah diluar kavum uteri melalui kanalis
servikalis.
C. Rupture tuba ; Robekan yang terjadi pada tuba.

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN


Rujukan dengan kolaborasi dokter
3.5 RENCANA
- Beritahu ibu dan keluarga kondisi ibu saat ini
1. Menjelaskan kondisi ibu
2. Jelaskan tentag kehamilan ibu saat ini
3. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan

- Berikan konseling pada ssat ini


1 . anjurkan ibu untuk istirahata
2. beriahu ibu untuk makan secara rutin
- Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi
1. memeberitahu ibu untuk makan makananan yang bergizi
2. Memberitahukan ibu untuk makan secara rutin.

- Berikan konseling untuk paska tindakan


1. Kelanjutan fungsi produksi
2. Resiko hamil ektopik ulangan
3. Kontrasepsi yang sesuai

3.6 PELAKSANAAN
1. a. Menjelaskan pada dan keluarga tentangt kondisi ibu saat ini ,
bahwa ketika dilakukan pemeriksaan leoplod uterusteraba bulat lebat
tetapi tidak teraba balotemen. Pada saat USG tenyata kehamilan
berimplantas dan tumbuh diluar rahim yaitu tuba.
b. Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan di luar rahim,tumbuh di
tuba,kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
c. Anjurkan untuk keluarga agar selalu memberi dukungan pada
kehamilan ibu.
2. a. Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter
spesialis kandungan agar ibu dan keluarga lebih jelas dengan tindakan
lebih lanjut untuk kehamilannya.
b. Beritahu ibu tentang tindakan laparotomi yaitu pembedahan di
bagian perut dan segera lakukan tindakan lapartomi di rumah sakit oleh
dokter untuk menghilangkan sumber perdarahan.
c. Menganjurkan ibu untuk untuk istirahat.
a. Istirahat tidur 8-9 jam/hari
b. Melarang ibu untuk melakukan aktifitas yang berat karena
dapat terjadi perdarahan yang berat.
d. a. Jelaskan pada ibu tentang makanan yang banyak
mengandung protein,vitamin,karbohidrat,lemak,mineral,misalnya
makanan sehari-hari nasi,sayur dan tambahan susu.
b. Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari dan minum 7-8
gelas/hari.
e. a.Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan funngsi
reproduksinya,kelenjar fungsi reproduksi ibu hanya 60% dari wanita yang
pernah dapat KET menjadi hamil lagi,walaupun angka kemandulannya
akan jadi lebih tinggi.
b. Menjelaskan pada ibu tengtang resiko kehamilan yang berulang
itu dilaporkan berkisar antara 0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi
cukup bulan 50%
c. Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu
dengan menggunakan kondom/dengan KB kalender.

3.7 EVALUASI
Tanggal : 15 Desember 2007 Jam : 18.30
Wib
Dx : Ny M dengan GIPOOOOO Uk 12 minggu, dengan
KET
S : Ibu mengerti tentang keadaannya sendiri ibu
mengatakan
cukup istirahat.
O : Ibu tampak mengerti dan bisa mengulangi penjelasan
petugas
serta bisa menjawab pertanyaan serta bisa menjawab
pertanyaan petugas.
A : NyM dengan GIPOOOOO UK 12 minggu dengan KET
P : - Rencana dilanjutkan
- Diskusi tindakan laparotomi oleh dokter di rumah sakit
- Mengingatkan pasien untuk istirahat teratur.
- evaluasi saat kunjung berikutnya.

BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi diluar endometrium kavum uteri , hamil ini di tandai dengan :
Amenorea , gejala kehamilan muda dan pendarahan yang berwarna
cokelat , dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks
digoyangkan nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena
ada pembekuan darah. Pada kasus seperti ini, segera ambil tindakan.
4.2 SARAN
1. diharapkan kepada kita semua tenaga kesehatan apabila
merasakan dan mengetahui
Gejala seperti yang telah dijelaskan / dituliskan dan melakukan
tindakan.
2. Bagi klien diharapkan melakukan control kebidanan apabila
sewaktu waktu ada
Keluhan.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976)


Sarwono Prawirohardjo, Buku pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
2002
www.google.com/kehamilan-ektopikterganggu.com

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

Pada Ny C G3 P2 Ao 12mgg / T / H / Extra uterine / Panggul normal / KU ibu lemah /


Dengan KET ( Kehamilan Ektopik Tergangu ) DI RUMAH SAKIT

I. PENGKAJIAN.

MKB : 02 Agustus 2007 Jam 12.00 WIB


No Reg : 01/87/68/2007
Pengkajian : 02 Agustus 2007 Jam 13.00 WIB
Oleh : KUSUMAWARDA
A. DATA SUBYEKTIF

1. IDENTITAS

Nama istri : Ny C
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Karimun NO 36 GKB.

Nama suami : Tn. I


Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Karimun NO 36 GKB
2. KELUHAN UTAMA
Perut Nyeri tembus punggung, mengeluarkan darah dari kemaluan

3. RIWAYAT MENSTRUASI
Menarche : 14 Tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 8 hari
Warna darah : Merah segar
Konsistensi : Cair ada gumpalan
Dysmenorhoe : Ya, Tiap kali mens.
Fluor Albus : Biasanya sebelum mens.
HPHT : Lupa.

4. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


Hamil ke :3
Umur : 12mgg
ANC : TM I Kontrol di bidan 1x tanpa keluhan dengan mendapatkan multivitamin.

5. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU.

NO KEHAMILAN PERSALINAN ANAK

SUAMI UK PYLT TT PENOLONG JENIS JENIS UMUR NIFAS KB


PERSALINAN ANAK

1 36mgg - 2x Bidan Spt_B Laki-laki 8tahun Depo

2 36mgg - 2x Bidan Spt_B Laki-laki 3tahun Depo

3 Hamil ini

6. RIWAYAT GINEKOLOGI.
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit sexual (sifilis,GO) dan tidak pernah
menderita penyakit tumor pada kemaluanya.
- Ibu mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear.

7. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


- Keluarga tidak ada keturunan kembar
- Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menahun (Hipertensi)
- Keluarga tidak pernah menderita penyakit menular (Aids, Tbc)
- Keluarga mempunyai riwayat penyakit menurun (DM)
8. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU.
- Ibu mengaku pernah MRS karena menderita penyakit typoid
- Ibu mengaku tidak pernah menderita penyakit menurun, menular, menahun.

9. KEADAAN PSIKOSOSIAL
- Kehamilan Ke3 ini merupakan kehamilan yang tidak direncanakan tetapi ibu dan suami bisa
menerima keadaan ini.
- Hubungan dengan suami,dan anggota keluarga yang lain sangat baik dan tidak ada masalah.
- Ibu tinggal di rumahnya sendiri dengan suami dan akan berencana mengasuh anaknya
sendiri.

10. LATAR BELAKANG BUDAYA.


- Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang dapat menghambat kehamilan dan
proses kehamilan selama ini.

11. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL IBU SEHARI-HARI.


POLA PERSONAL HYGIENE.
- Selama hamil mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 1x sehari dan ganti celana
dalam 2x sehari
- Selama di RS mandi diseka 2x sehari, ganti baju 1x sehari dan tidak memakai celana dalam
POLA NUTRISI
- Selama hamil makan 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk pauk, sayuran hijau, dan buah
buahan dan minum 7-8 gelas sehari
- Selama di RS sesuai dengan advice Dr. Ibu dipuasakan
POLA ELIMINASI
- Selama hamil BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, dan BAK 6-7 kali sehari dengan
warna jernih dan tidak nyeri
- Selama di RS BAK 2x di tempat tidur dengan warna jernih.
POLA AKTIFITAS.
- Selama hamil ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mengepel, dan
memasak
- Selama di RS bedrest di TT.

B.DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah, Kesadaran Compos Mentis, BB 60kg, TB 168cm
b. Tanda Tanda vital : TD : 110/70mmhg, N: 80x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 35,4
2. Pemeriksaan Fisik Umum
- Kepala : Warna rambut hitam, tidak rontok dan tidak berketombe.
- Muka : Tidak ada cloasma gravidarum dan tidak ada oedem
- Mata : Tidak cekung, Sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Conjungtiva
merah muda
- Mulut : Bibir lembab, lidah tidak berslag, tidak hiperemi, dan tidak ada caries gigi
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis
- Dada : Bentuk simetris bulat datar, payudara asimetris, mammae membesar putting susu
menonjol, hiperpigmentasi areola mammae.
- Perut : Bentuk bulat, Pembesaran belum terlihat, Tidak ada luka bekas op, Nyeri tekan pada
perut bagian bawah, perut terlihat tegang dan agak gembung.
- Genital : Tidak ada oedem, dan varises.
- Anus : Tidak terdapat haemoroid.
- Extermitas atas : Tidak oedem dan terpasang infus.

- Extermitas bawah : Tidak ada oedem dan varises.


- Perkusi : Reflex Patella ; Tidak terkaji.
3. Pemeriksaan dalam
Vt : Nyeri + Massa
Oleh Dr. EDIKA
4. Pemeriksaan penunjang
USG, Hb Serial, DL/BTCT

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


Diagnosa : G3 P2 Ao 12mgg/T/H/Extra uterine/Panggul normal/KU Lemah/Dengan KET.
DS : - Ibu mengatakan hamil ke3 dan umur kehamilan 3 bulan
- Ibu mengatakan merasakan sakit perut hebat tembus punggung dan nyeri perut bila ditekan
DO : - KU ibu lemah, wajah pucat
- Nyeri tekan perut bagian bawah perut ibu tampak tegang dan agak kembung
- Hasil USG : Kesan cairan bebas di abdomen +
- Vt : Patp licin, Nyeri +, Massa -, Nyeri terutama pada saat digerakkan
- TD : 100/70mmhg, N: 80x/mnt, S: 37,6

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Syok

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA.

Transfusi

V. INTERVENSI MENYELURUH

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam 1x 24 jam diharapkan diagnosa KET
dapat ditegakkan dan operasi dapat segera dlakukan
Kriteria Hasil :
- Ibu mampu mengungkapkan tentang kondisi kehamilanya.
- Ibu mau menerima bahwa kehamilanya tidak bias diselamatkan
- KU ibu baik dan operasi dapat berjalan dngan lancar.
- TTV Normal TD: 100/70mmhg-130/80mmhg. N: 80-84x/mnt. S: 36-37
- HB Seri 11-13 gr%
- Lingkar abdomen tedak bertambah
1.Lakukan pendekatan dengan komunikasi terapiutik
R: Pendekatan terapiutik dapat menjalin hubungan baik antara klien dengan petugas
kesehatan
2.Jelaskan pada ibu dan keluaraga tentang keadaan kehamilanya.
R: Dengan pengetahuan adekuat klien dan keluarga akan kooperatif dalam asuhan yang
diberikan
3.Anjurkan ibu untuk tetap bedrest di TT
R: Membatasi aktifitas ibu akan mengurangi banyaknya perdarahan dalam perut.
4.Observasi TTV, Hb Serial dan Lingkar abdomen.
R: Deteksi dini terjadinya komplikasi
5.Lakukan dan lanjutkan kolaborasi dengan dr.Spesialis.
R: Fungsi Interdependent

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal : 2 Agustus 2007

Jam 14.00 : Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi kehamilanya
Jam 15.00 : Mengobservasi KU ibu, keluhan nyeri perut ibu, HB, dan lingkar abdomen.
Hasil : KU lemah. Keluhan nyeri perut sebelah kanan, Hb 10,4 Gr%, Lingkar abdomen tetap.
Jam 15.15 : Lapor Dr. Edika (Dr. Edika rencana datang)
Advice Dr ; Cek Hb ulang dan Profecom suppositoria 2 gr
Jam 16.00 : Mengobservasi keluhan dan TTV
Hasil Perut masih sakit TD : 100/70 N : 80x/mnt RR : 18x/mnt
Jam 16.05 : Melapor Dr. Edika Advice : Konsul Dr. Bekti untuk USG abdomen.(dr. Bekti baru bias
besok pagi )
Rencana pungsi cavum Douglas, cek lab SGOT/SGPT/Bun SC. Hasil :
SGOT : 16 SGPT 20 Blood urea_N : 98, Serum Creatinin : 0,8
Jam 17.30 : Telah diperiksa Dr.Edika Hasil : Vt : plapasi licin, Flex + minimal, Ibu duduk semi fowler
Jam 20.00 : Mengobservasi Hb, TTV, Keluhan, Lingkar abdomen dan fluxus.
Hasil : HB: 9,8gr% TD:120/70mmhg N: 84x/mnt, Keluhan nyeri berkurang, Lingkar
abdomen tetap, pengeluaran fluxus bertambah sedikit.
Jam 20.05 : Melaporkan hasil observasi ke Dr. Edika.
Advice : Observasi s/d besok. Cek Hb serial (jam 07.00), Rencan USG dr. Bekti besok pagi
lam 07.00 mohon dikonfirmasi ulang.
Jam 22.00 : Mengobservasi keluhan dan lingkar abdomen.
Hasil : Perut masih sakit lingkar abdomen bertambah 3cm
Jam 22.05 : Melaporkan hasil observasi kepada dr. Edika
Advice Dr. : Tetap observasi nyeri perut, Cek HB ulang Jam 04.00 bila hb turun dan lingkar
abdomen bertambah maka siapkan operasi untuk besok pagi.
Tanggal 3 Agustus 2007
Jam 04.00 : Mengobservasi Nyeri perut dan lingkar abdomen, memeriksa ulang HB.
Hasil : Nyeri perut berkurang, Lingkar abdomen tetap, Hb sahli 10gr%

Jam 08.30 : Menyiapkan peralatan USG oleh Dr.Bekti


Hasil : KET

Jam 09.00 : Melaporkan hasil USG Dr. Bekti kepada Dr. Edika
Hasil: Pungsi cavum Douglas tidak jadi, Rencana operasi laparoatomi
Jam 11.30 : Memberikan injeksi skintest Cefotaxim di TT dan mengobservasi TTV.
Hasil : PPC + ,TD 100/70mmhg, N 80x/mnt, RR: 18x/mnt, S: 37,5

VII. EVALUASI

Tanggal 3 Agustus 2007 jam 12.00

S:
- Ibu memngeluh masih merasakan nyeri perut
- Ibu mengatakan bahwa ibu belum siap dan takut untuk dioperasi

O:
- Hasil USG Dr. Bekti adalah KET.
- TD : 100/70mmhg. N : 80x/mnt S ; 37,5 RR: 18x/mnt.
- Nyeri perut bertambah.
- Linkar abdomen bertambah lebih dari 4cm,cairan bebas di abdomen +

A : G3 P2 Ao 12 Mgg dengan KET

P:
- KIE / Motivasi informed concent.
- Pro laparotomy oleh Dr. Edika
- Pemberian antibiotik profilaksis (injeksi Cefotaxim 3x1gram)
- Infus RL 20tts/mnt
- Observasi Keluhan dan fluxus
- Mengantar pasien ke ruang OK jam 11.30

DIAGNOSA

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak


pada uterus

b. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi


implantasi , perdarahan

c. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan


intraperitonial

d. Kelemahan berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat


perdarahan

e. Berduka berhubungan dengan kematian janin

f. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan

g. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau


tidak mengenal sumber-sumber informasi.

Post op

h. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitasjaringan kulit sekunder akibat


laparotomi

i. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi dan pemasangan alat-alat


perawatan

3. INTERVENSI

N Diagnosa Tujuan dan kriteriaIntervensi Rasional


o hasil

1 Perubahan perfusiSetelah diberikan


- Awasi tanda vital, kaji
- Memberikan
jaringan asuhan pengisisn kapiler, warnainformasi tentang
berhubungan keperawatan kulit atau membranderajat/keadekuata
dengan perdarahanselama..x jammukosa dan dasar kuku n perfusi jaringan
yang lebih banyakdiharapkan pasien dan membantu
pada uterus mampu menentukan
mendemonstrasika kebutuhan
n perfusi yang intervensi
adekuat secara
individual dengan
KH: - Dapat
- Kaji respon verbal
mengindikasikan
- Kulit hangat danmelambat, mudah
gangguan funsi
kering terangsang, agitasi,
serebral karena
gangguan memori,
- Ada nadi perifer / hipoksia atau
bingung
kuat defisiensi vitamin
B12
- Tanda vital dalam
batas normal

- Pasien - Fase konstriksi


sadar/berorientasi (organ vital)
- Catan keluhan rasa
menurunkan
- Keseimbangandingin. Pertahankan suhu
sirkulasi perifer.
pemasukan/pengelu lingkungan dan tubuh
Kenyamanan
aran hangat sesuai indikasi
pasien atau
- Tak ada edema kebutuhan rasa
hangat harus
seimbang dengan
kebutuhan untuk
menghindari panas
berlebihan
pencetus
fasodilatasi
Kolaborasi : (penurunan perfusi

- Berikan SDM yangorgan)


lengkap/packed, produk
- Meningkatkan
darah sesuai indikasi.
Awasi ketat untukjumlah sel
komplikasi tranfusi pembawa oksigen ;
memperbaiki
defisiensi untuk
menurunkan risiko
perdarahan.
- Berikan oksigen
tambahan sesuai indikasi

- Memaksimalkan
transfer oksigen ke
jaringan.

2 Defisit volumeSetelah diberikan Awasi tekanan darah


- Perubahan dapat
cairan yangaskep selama xdan frekuensi jantung menunjukkan efek
berhubungan jam diharapkan hipovolemik
dengan rupturepasien (perdarahan/dehidr
pada lokasimenunjukkan asi)
implantasi sebagaivolume cairan yang
Evaluasi turgor - Indicator langsung
kulit,
efek dari tindakanadekuat dengan
pengisian kapiler danstatus
pembedahan criteria hasil :
kondisi umum membrancairan/hidrasi
- Tanda vital stabil mukosa

- Nadi teraba

- Haluaran urine, Catat respon fisiologis


berat jenis dan pHindividual pasien
dalam batas normal terhadap perdarahan
- Simtomatologi
misalnya : perubahandapat berguna
mental, kelemahan,dalam mengukur
gelisa, ansietas, pucat,berat/ lamanya
berkeringat, tacipnea,episode
peningkatan suhu. perdarahan.
Memburuknya
gejala dapat
menujukkan
berlanjutnya
perdarahan atau
Pertahankan pencatatantidak adekuatnya
akurat sub total cairan /penggantian
darah selama terapicairan.
penggantian

- Potensial kelebihan
tranfusi cairan
khususnya bila
Kolaborasi :
volume tambahan
Berikan cairan Iv sesuaidiberikan sebelum
indikasi tranfusi darah.

- Mempertahankan
keseimbangan
cairan/elektrolit
Memberikan SDM,pada tak adanya
trombosit, dan factorpemasukan melalui
pembekuan oral; menurunkan
risiko komplikasi
ginjal.

- Memperbaiki/
menormalkan
jumlah SDM dan
kapasitas
pembawa oksigen
untuk memperbaiki
anemi, berguna
untuk mencegah/
mengobati
perdarahan

3 Nyeri yangSetelah dibserika


- Tentukan sifat, lokasi,
- Membantu dalam
berhubungan askep selama.xdan dirasi nyeri. Kajimendiagnosis dan
dengan rupturejam pasien dapatkontraksi uterus,menentukan
tuba fallopii,mendemonstrasika perdarahan, atau nyeritindakan yang akan
perdarahan n teknik relaksasi,tekan abdomen dilakukan.
intraperitonial tanda-tanda vital Ketidaknyamanan
dalam batas dihubungkan
normal, tidak dengan aborsi
meringis spontan dan
molahidatidosa
karena kontraksi
uterus yang
mungkin diperberat
oleh infuse
oksitosin. Ruptur
kehamilan ektopik
mengakibatkan
nyeri hebat karena
hemoragi yang
tersembunyi saat
tuba fallopii rupture
ke dalam abdomen.

- Ansietas sebagai
respon terhadap
situasi darurat
dapat
memperberat
ketidaknyamanan
karena sindrom
ketegangan,
ketakutan dan
- Kaji stress psikologi ibunyeri.
atau pasangan dan
respon emosional
terhadap kejadian. - Dapat membantu
dalam menurunkan
tigkat nyeri dan
karenanya
mereduksi
ketidaknyamanan

- Berikan lingkungan yang


tenang dan aktifitas
untuk menurunkan rasa
nyeri. Instruksikan klien
untuk menggunakan
- Meningkatkan
metode relaksasikenyamanan,
misalnya nafas dalam,menurunkan risiko
visualisasi distraksi dankomplikasi
jelaskan prosedur. pembedahan.

Kolaborasi : - Tindakan terhadap


penyimpangan
- Berikan narkotik atau
dasar akan
sedative berikut obat-
menghilangkan
obat praoperatif bila
nyeri
prosedur pembedahan
diindikasikan

- Siapkan untuk prosedur


bedah bila terdapat
indikasi

4 Intoleransi aktivitasSetelah diberikan


- Kaji kemampuan pasien
- Mempengaruhi
berhubungan askep selama .xuntuk melakukan tugas,pemilihan
dengan kelemahanjam diharapkancatat laporan kelelahan,
dan banyaknyapasien mampukeletihan, dan kesulitanintervensi/ bantuan
darah yang keluarmelaporkan dalam menyelesaikan
saat perdarahan peningkatan tugas
toleransi aktivitas
dan menunjukkan
penurunan tanda
- Awasi tekanan darah,
fisisologis pernapasan dan nadi
- Manifestasi kardio
intoleransi denganselama dan sesudahpulmonal dari
KH: aktivitas. Catat responupaya jantung dan
terhadap aktivitas (misalparu untuk
- Tanda vital masih
peningkatan denyutmembawa jumlah
dalam rentang
jantung atau tekananoksigen adekuat ke
normal
darah, disritmia, pusing,jaringan.
dipsnea, takipnea, dan
sebagainya)

- Berikan lingkungan
tenang, pertahankan
- Meningkatkan
tirah baring bilaistirahat untuk
diindikasikan. Pantau danmenurunkan
batasi pengunjung,kebutuhan oksigen
telepon, dan gangguantubuh dan
berulang tindakan yangmenurunkan
tak direncanankan. regangan jantunga
dan paru.

- Hipotensi postural
- Ubah posisipasien
atau hipoksia
dengan perlahan dan
serebral dapat
pantau terhadap pusing
menyebabkan
pusing, berdenyut,
dan peningkatan
risiko cedera

- Meningkatkan
secara bertahap
tingkat aktivitas
- Rencanakan kemajuansampai normal dan
aktivitas dengan pasienmemperbaiki tonus
termasuk aktivitas yangotot / stamina
pasien pandang perlu.tanpa kelemahan
Tingkatkan tingkat
aktivitas sesuai toleransi
- Mendorong pasien
untuk melakukan
banyak dengan
membatasi
- Gunakan teknik
penyimpangan
penghematan energy
energy dan
misal mandi dengan
mencegah
duduk, duduk untuk
kelemahan
melakukan tugas-tugas.

5 Berduka Seteleh diberikan


- Berikan lingkungan yang
- Kemampuan
berhubungan askep selama xterbuka dimana pasienkomunikasi
dengan kematianjam diharapkanmerasa bebas untukterapiutik seperti
janin pasien dapat mendiskusikanaktif
menunjukkan rasaperasaan dan masalahmendengarkan,
pergerakan kea rahsecara realistis diam, selalu
resolusi dari rasa bersedia, dan
duka dan harapan pemahaman dapat
untuk masa depan memberikan pasien
kesempatan untuk
berbicara secara
bebas dan
berhadapan
dengan perasaan/
kerugian actual
- Kecermatan akan
memberikan
pilihan intervensi
yang sesuai pada
waktu individu
- Identifikasi rasa duka
menghadapi rasa
(seperti penyangkalan,
duka dslam
marah, tawar menawar,
berbagai cara yang
depresi, dan penerimaan)
berbeda

- Mungkin
dibutuhkan
tambahan bantuan
untuk berhadapan
dengan aspek-
aspek fisik dari
- Identifikasi dan solusi
rasa berduka
pemecahan masalah
untuk keberadaan
respon-respon fisik
misalnya : makan, tidur,
tingkat aktifitas, -
dan Proses berduka
hasrat seksual tidak berjalan
dalam cara yang
teratur, tetapi
fluktuasinya
dengan berbagai
- Dengarkan dengan aktif
aspek dari
pandangan pasien dan
berbagai tingkat
selalu sedia untuk
yang muncul pada
membantu jika
suatu kesempatan
diperlukan
atau pada
kesempatan yang
lain. Jika prosesnya
bersifat
disfungsional atau
perpanjangan
intervensi yang
lebih agresif
mungkin
dibutuhkan untuk
mepermudah
proses

- Mungkin
dibutuhkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
rasa duka
membuat rencana
dan menghadapi

Kolaborasi : masa depan.

- Rujuk pada sumber-


sember lainnya misalnya
konseling psikoterapi
sesuai petunjuk

6 Ansietas Seteleh diberikan


- Pertahankan hubungan
- Menjamin bahwa
berhubungan askep selama ..xyang sering dennganpasien tidak akan
dengan prosesjam diharapkanpasien. Berbicara dansendiri atau
akan dilakukannyacemas pasienberhubungan denganditelantarkan:
pembedahan berkurang denganpasien menunjukkan rasa
KH: menghargai, dan
menerima orang
Pasien tampak
tersebut,
tenang
membantu
Pasien tidak gelisah meningkatkan rasa
percaya.
Menunjukkan
kemampuan untuk
menghadapi
masalah
- Dapat mengurangi
ansietas dan
ketidakmampuan
- Berikan informasi akuratpasien untuk
dan konsisten mengenaimembuat
prognosis.hindari keputusan/pilhan
argumentasi mengenaiberdasarkan realita
persepsi pasien terhadap
situasi tersebut
- Pasien mungkin
akan menggunakan
mekanisme
bertahan dengan
penolakan dan
terus berharap
bahwa
- Wapada terhadap tanda-
diagnosanya tidak
tanda
akurat.rasa
penolakan/depresi,mis:m
bersalah dan
enarik diri, marah, ucap-
tekanan spiritual
ucapan yang tidak tepat.
mungkin akan
Tentukan timbulnya ide
menyebabkanpasie
bunuh diri dan kaji
n menarik diri dan
potensialnya pada skala
percaya bahwa
1-10
bunuh diri adalah
suatu alternatif

- Membantu pasien
untuk merasa
diterima pada
kondisi sekarang
tanpa persaan
dihakimi dan
meningkatkan
persaan harg diri
dan kontrol

- Penerimaan
perasaan akan
membuat pasien
- Berikan lingkungan
dapat menerima
terbuka dimana pasien
situasi
akan merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan
atau menahan diri untuk
berbicara

- Izinkan pasien untuk


merefleksikan rasa
marah,takut, putus asa
tanpa konfrontasi.
Berikan informasi bahwa
perasaannya adalah
normal dan perlu
diekspresikan
7 Kurangnya Seteleh diberikan
- Menjelaskan tindakan
- Memberikan
pengetahuan yangaskep selama ..xdan rasional yanginformasi,
berhubungan jam pasienditentukan untuk kondisimenjelaskan
dengan kurangberpartisipasi hemoragi kejelasan konsep
pemahaman ataudalam proses pemikiran ibu
tidak mengenalbelajar, mengenai prosedur
sumber-sumber mengungkapkan yang akan
informasi. dalam istilah dilakukan dan
sederhana menurunkan stress
mengenai yang berhubungan
patofisiologi dan dengan prosedur
implikasi klinis. yang diberikan

- Memberikan
klarifikasi dari
konsep yang salah,
identifikasi
masalah-masalah
dan kesempatan
- Berikan kesempatan bagi
untuk memulai
ibu untuk mengajukan
mengembangkan
pertanyaan dan
ketrampilan
mengungkapkan
penyesuaian atau
kesalahan konsep.
koping

- Memberikan
informasi tentang
kemungkinan
komplikasi dan
meningkatkan
harapan realitas
dan kerjasama
dengan aturan
tindakan.
- Diskusikan kemungkinan
komplikasi jangka pendek
pada ibu/janin dari
- Ibu dengan
keadaan perdarahan
kehamilan ektopik
dapat memahami
kesulitan
mempertahankan
setelah
pengankatan tuba
atau ovarium yang
sakit.

- Tinjau ulang komplikasi


jangka panjang terhadap
situasi yang memerlukan
evaluasi dan tindakan
tambahan

8 Nyeri akutSetelah dibserika-Tentukan karakteristik Menentukan


berhubungan askep selama.xdan lokasi nyeri,tindak lanjut
dengan jam pasien dapatperhatikan isyarat verbalintervensi
diskontinuitasjaring mendemonstrasikan dan nonverbal
an kulit sekunderteknik relaksasi,
akibat laparotomi tanda-tanda vital Nyeri dapat
dalam batas normal,- Panatu tekanan darah,menyebabkan
tidak meringis nadi dan pernafasan gelisah serta
tekanan darah
meningkat, nadi,
pernafasan
meningkat

Ansietas sebagai
respon terhadap
situasi dapat
memperberat
ketidaknyamanan
- Kaji stres psikologis ibu
karena sindrom
dan respon emosional
ketegangan dan
terhadap kejadian
nyeri

Mengalihkan
perhatian dari rasa
nyeri

Relaksasi
mengurangi
ketegangan otot-
otot sehingga
mengurangi
- Terapkan teknikpenekanan dan
distraksi nyeri

Mengurangi
ketegangan area
nyeri

- Ajarkan teknik
relaksasi(napas dalam)
dan sarankan ntuk Analgetik akan
mengulangi bila merasamencapai pusat
nyeri rasa nyeri dan
menimbulkan
penghilangan nyeri
- Beri dan biarkan pasien
posisi yang paling
nyaman

Kolaborasi:

- pemberian analgetik

9 Risiko infeksiSetelah dibserikan- Kaji adanya tanda-tanda Menentukan


berhubungan askep selama.xinfeksi tindak lanjut
dengan lukajam, diharapkan intervensi
operasi daninfeksi tidak terjai
pemasangan alat-dengan KH:
alat perawatan Untuk mendeteksi
Dolor (-)
secara dini gejala
Rubor (-) -Ukur tanda-tanda vital awal terjadinya
infeksi
Tumor (-)
Deteksi dini
Kalor (-)
terhadap infeksi
Fungsiolaesa (-) akan
mempermudah
dalam penanganan

-Observasi tanda-tandaMenurunkan
infeksi terjadinya resiko
infeksi dan
penyebaran
bakteri.

Memberikan
deteksi dini
terhadap infeksi
dan perkembangan
luka

Mencegah
terjadinya infeksi
-Lakukan perawatan luka
dengan menggunakan
teknik septik dan aseptik

-Observasi luka insisi

Kolaborasi:

-Berikan antibiotik sesuai


indikasi

4. EVALUASI

Dx 1 : Kulit hangat dan kering

- Ada nadi perifer / kuat

0
- Tanda vital dalam batas normal (nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 C, TD: 110-
130/ 70-90 mmHg)
- Pasien sadar/berorientasi

- Keseimbangan pemasukan/pengeluaran

- Tak ada edema

0
Dx 2 : Tanda vital stabil ( nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37 C, TD: 110-130/ 70-
90 mmHg)

- Nadi teraba

- Haluaran urine, berat jenis dan pH dalam batas normal

Dx 3 : Dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas


normal, tidak meringis

Dx 4 : Tanda vital masih dalam rentang normal (nadi : 60-100x/mnt, suhu : 36-37
0
C, TD: 110-130/ 70-90 mmHg)

Dx 5 : Menunjukkan rasa pergerakan kea rah resolusi dari rasa duka dan harapan untuk
masa depan

Dx 6 : Cemas pasien berkurang dengan tanda:

Pasien tampak tenang

Pasien tidak gelisah

Menunjukkan kemampuan untuk menghadapi masalah

Dx 7: Pasien berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah


sederhana mengenai patofisiologi dan implikasi klinis

Dx 8: Dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas


normal, tidak meringis

Dx 9: infeksi tidak terjadi dengan :

- Dolor (-)

- Rubor (-)

- Tumor (-)

- Kalor (-)
- Fungsiolaesa (-)

Daftar Pustaka

Manuaba, Ida Bgus Gde.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan


Keluarga BerencanaUntuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Doengoes, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC


Diposkan oleh widnyani pande di 04.08

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan


ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)


Pengikut
Arsip Blog
2011 (3)
o Januari (3)

askep KET

askep nifas normal

askep ibu bersalin dng komplikasi

Mengenai Saya
widnyani pande

Lihat profil lengkapku

DUNIA KESEHATAN
Sabtu, 11 Mei 2013
asuhan kebidanan patologis dengan kehamilan ektopik terganggu

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat
keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu. Kehamilan
ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat di hadapi oleh setiap dokter, karna sangat
beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik terganggu itu. Hal yang perlu di ingat ialah,
bahwa pada setiap wanita dalam masa produksi dengan gangguan atau keterlambatan haid
yang di sertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu dipikirkan kehamilan ektopik
terganggu.
Dalam keadaan normal kehamilan akan terjadi intrauterine, nidasi akan terjadi pada
endometrium korpus uteri. Dalam keadaan abnormal implantasi hasil konsepsi terjadi di luar
endometrium rahim, disebut kehamilan ekstrauterin.
Kehamilan ekstrauterin tidaklah identik dengan kehamilan ektopik, karena kehamilan
pada pars intrestisial tuba dan kehamilan pada kanalis servikalis masih terdapat dalam rahim,
nemun jelas sifatnya abnormal dan ektopik. Dalam pembicaraan selanjutnya keduanya
dimasukkan dalam kehamilan ektopik.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang diatas dapat dirumuskan Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian, pengumpulan data dengan cara Anamesa dan observasi
b. Mampu menegakan diagnosa mengkaji masalah dan kebutuan berdasarkan interpretasi data
yang telah dikumpulkan
c. Mampu mengindentifikasi adanya masalah potensial
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera, kolaborasi dan rujukan
e. Mampu membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan
f. Mampu melakukan Implementasi secara efektif dan efisien
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan

D. MANFAAT
1. Bagi Rumah Bersalin
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dengan Kehamilan Ektopik
Terganggu.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah wawasan khususnya dalam asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan 7
langkah Varney.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri.
Sering disebut juga kehamilan ekstrauterin. Penyebutan ini kurang tepat, karena kehamilan
pada cornu uteri atau serviks uteri (intrauterin) juga masih termasuk sebagai kehamilan
ektopik.
Menurut Taber (1994), kehamilan ektopik adalah gestasi diluar kavum uteri.
Kehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstrauterin, karena
istilah ini mencakup gestasi pada pars interstisialis tuba, kehamila kornu (gestasi pada kornu
uteri yang rudimenter), dan kehamilan servikalis (gestasi dalam kanalis servikalis) dan juga
kehamilan abdominal, kehamilan ovarial dan kehamilan tuba.
Menurut Mansjoer (1999), kehamilan ektopik adalah implanttasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi diluar endometrium kavum uteri.
Menurut Manuaba (1998), terdapat dua pengertian yang perlu mendapat perhatian,
yaitu kehamilan ektopik adalah kehamilan yan berimplantasi diluar endometrium normal dan
kehamilan ekstrauterin adalah kehamilan yang berimplantasi diluar uterus. Dengan
pengertian ini maka kehamilan pada pars interstitial tuba dan kehamilan pada servikal
termasuk kehamilan ekstrauterin, tetapi mempunyai sifat kehamilan ektopik yang sangat
berbahaya.
Menurut Winkjosastro (2002), kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ekstrauterin tidak
sinonim dengan kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars interstisialis tuba dan kanalis
servikalis masih termasuk dalam uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.
Menurut Saifuddin (2000), kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi diluar endometrium kavum uteri. Sedangkan kehamilan ektopik
tergangguialah kehamilan ektopik yang mengalami abortus atau rupture apabila masa
kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang implantasi (misalnya : Tuba).

B. ETIOLOGI
Menurut Manjoer (1999), etiologi kehamilan ektopik antara lain :
1. Faktor Tuba
a. Salpingitis
Perlekatan Tuba
b. Kelainan Kongenital Tuba
c. Pembedahan sebelumnya
d. Endometriosis
e. Tumor yang mengubah bentuk tuba
f. Kehamilan ektopik sebelumnya
2. Kelainan Zigot
a. Kelainan kromosom
b. Malformasi
3. Faktor Ovarium
a. Migrasi luar ovum (perjalanan ovum dari ovarium kanan ke tuba kiri atau sebaliknya).
b. Pembesaran Ovarium
c. Unextruded Ovarium
d. Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada kontrasepsi oral.
e. Faktor lain :
a) Aborsi tuba
b) Pemakaian IUD

C. MACAM KEHAMILAN EKTOPIK


Menurut Taber (1994), macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat implantasinya
antara lain :
a) Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum (sinonim : kehamilan
intraperitoneal)
b) Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus
tuba.
c) Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis
servikalis uteri.
d) Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
e) Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
f) Kehmailan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
g) Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya
kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
h) Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
i) Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan
ovarium.
j) Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.

D. PATOGENESIS
Menurut Manuaba (1998), dengan terjadinya implantasi di dalam lumen tuba dapat terjadi
beberapa kemungkinan, antara lain :
a. Hasil konsepsi mati dini.
a) Tempatnya tidak mungakin memberikan kesempatan tumbuh kembang hasil konsepsi mati
secara dini.
b) Karena kecilnya kemungkinan di resorbsi.
b. Terjadi Abortus.
a) Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil konsepsi mati dan lepas
dalam lumen.
b) Lepasnya hasil kondepsi menimbulkan perdarahan dalam lumen tuba atau keluar lumen serta
bentuk timbunan darah.
c) Tuba tampak berwarna biru pada saat dilakukan operasi.
c. Tuba fallopii pecah.
a) Karena tidak dapat berkembang dengan baik maka tuba dapat pecah.
b) Jonjot Villi menembus tuba, sehingga terjadi rupture yang menimbulkan timbunan darah ke
dalam ruangan abdomen.
c) Rupture tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan kemungkinan untuk
melakukan implantasi menjadi kehamilan sekunder.
d) Kehamilan abdominal dapat mencapai cukup besar.

E. PENANGANAN
Menurut Taber (1994), penangan kehamilan ektopik antara lain :
A. Kehamilan Tuba
1) Data Subjektif
Gejala saat ini :
- Nyeri abdomen,terutama nyeri pelvic unilateral maupun bilateral pada abdomen bagian
bawah,pada abdomen bagian atas atau seluruh abdomen. Perdarahan pervaginam atau bercak-
bercak pada rahim.
- Riwayat haid normal yang terakhir kemungkinan yang terjadi 6 sampai 8 minggu sebelum
mulai timbulnya nyeri abdomen dan bercak perdarahan pervaginam.
Sinkope atau perubahan-perubahan ortostatik.
Riwayat penyakit dahulu :
Pernah mengalami keahmilan ektopik.
Riwayat kontrasepsi oral atau AKDR.
Riwayat operasi tuba.
2) Data Objektif
3) Pemeriksaan Fisik
4) Pemeriksaan umum :
Shock Hipovolemik dan Hipotensi Ortostatik (Postural)
Pemeriksaan Abdomen :
Rasa sakit di kuadran bawah unilateral.
Bising usus menurun.
Mungkin ditemukan distensi dengan perasaan seperti adonan pada palpasi.
Sebelum terjadi ruptur, temuan-temuan pada pemeriksaan abdomen biasanya normal.
Pemeriksaan Pelvis :
Nyeri unilateral pada pelvis dan rasa sakit yang terlokalisir pada suatu daerah adneksa
Tes Laboratorium :
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah.
Urinalis normal.
Golongan darah dan rhesus untuk penggantian darah jika ada indikasi.
3) Penilaian
Diagnosis banding
Abortus iminens atau abortus inkompletus dari kehamilan intrauterine. Inveksipelvis.
Korpus luteum persisten dengan perdarahan intra abdominal.
Kista ovarium dengan torsi atau Torsi Adneksa.
Apendisitisakut.
4) Rencana
Data diagnostic tambahan
Kuldosentesis
Cairan peritoneum di aspirasi dan kavum Douglasi Posterior dengan menusukkan jarum
ajang No.16 atau 18 melalui torniks posterior.
Tes kehamilan untuk HCG.
Laju endap darah biasanya dalam batas-batas normal.
Penetapan hematokrit secara serial.
Ultrasonografi : masa adneksa, cairan dalam kavum douglasi.
Foto abdomen :Cairan bebas dalam kavum peritoneum.
Laparoskopi.
Kuretase Endometrium.

Penatalaksanaan
Prinsip kerja umum :
1. Rawat inap segera.
2. Operasi segera setelah diagnostic di tegakkan.
3. Penggantian darah sebagai indikasi Hipovolemia atau anemia.
Langkah-langkah spesifik :
Tindakan preoperasi.
Keputusan operasi :
1. Kolpotomi atau Insisi Caparotomi.
2. Mereseksi atau mempertahankan tuba.
3. Reseksi kornu dengan Salpingektomi.
4. Mengangkat atau membiarkan ovarium pada sisi yang terkena.

B. Kehamilan Abdominal
1) Data Subjektif
Gejala saat ini :
Nyeri abdomen bagian bawah atau intermitting.
Jika bayinya hidup, gerakan janin akan dirasakan sangat nyeri.
Riwayat haid terakhir sesuai umur kehamilan. Kehamilan abdominal akan menjadi
simtomatik antara gestasi 12 dan 40 minggu.
Nausea, vomitus, dan diare merupakan gejala-gejala yang bervariasi.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat spotting.
Perdarahan irengular.

2) Data Objektif
Pemeriksaan Umum :
Seringkali normal.
Pemeriksaan Abdomen :
Abdomen lebih sakit daripada normal.
Bagian-bagian janin dapat teraba sedemikian dekat dengan dinding abdomen.
DJJ seringkali tidak ada.
Kontraksi uterus tidak dapat di palpasi.
Lengkungan uterus tidak ada.
Pemeriksaan Pelvis :
Serviks sering berpindah tempat ke anterior dan superior.
Serviks kaku.
Uterus mungkin berpindah tempat ke atas dan di identifikasi terpisah dari janin.

3) Penilaian
Diagnosis banding :
Kehamilan intrauterine.

4) Rencana
Data diagnostic tambahan :
Ultrasonografi : kavum uteri kosong.
Oxitocin Challenge Test.
Adanya kontraksi uterus menyingkirkan diagnosis kehamilan abdominal.
Foto abdomen.
Histerogram.
Angiografi Pelvis.
Penatalaksanaan
Rawat inap.
Laparotomi Eksplorasi.

C. Kehamilan Servikal
1) Data Subjektif
Perdarahan pervaginam.
Demam dan menggigil.
2) Data Objektif
Pemeriksaan pelvis :
Serviks mengalami distensi dan berbanding tipis dengan OUE berdilatasi sebagian.
Fundus uteri sedikit membesar.
3) Penilaian
Diagnosis banding :
Abortus iminens.
Abortus Aseptik.
Keganasan Servikal.
Plasenta Previa.
4). Rencana
Penatalaksanaan:
Intervensi bedah.
Kuret.
Ligasi cabang desensus artei uterine.
Histerektomi.

D. Kehamilan Ovarial
1) Data Subjektif
Nyeri abdomen.
Perdarahan pervaginam.
Amenore.
2) Data Objektif
Pemeriksaan abdomen dan pelvis : member kesan perdarahan intra abdominal.
3) Penilaian
Diagnosis banding :
Kehamilan tuba.
Perdarahan Korpus Luteum.
Tumor Ovarium.
4) Rencana
Tes HCG.
Laparoskopi Diagnostik
Laparotomi Eksplorasi
Pada waktu pembedahan, ooforektomi atau wedge resection sebagian biasanya diperlukan.
5) Tindakan Bidan
Menurut Manuaba (1998), kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang
memerlukan penanganan spesialis, sehingga rujukan merupakan langkah yang sangat
penting. Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan dapat
menegakkan diagnosis kemungkinan, sehingga sikap yang diambil adalah segera merujuk
penderita ke Puskesmas, Dokter atau langsung ke Rumah Sakit.
Ada beberapa kemungkinan akibat hal ini :
1. kemungkinan terbentuknya jaringan mola berisi darah di dalam tuba, karena aliran darah
di sekitar chorion menumpuk, menyebabkan distensi tuba, dan mengakibatkan ruptur
intralumen kantung gestasi di dalam lumen tuba.
2. kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen.
3. kemungkinan reabsorpsi jaringan konsepsi oleh dinding tuba sebagai akibat pelepasan dari
suplai darah tuba.
4. kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat erosi villi
chorialis atau distensi berlebihan tuba keadaan ini yang umum disebut kehamilan ektopik
terganggu / kehamilan ektopik dengan ruptur tuba.

F. GEJALA / TANDA
1.Ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan muda.
2.Akut abdomen, terutama nyeri perut kanan / kiri bawah.
3.Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak ada).
4.Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang
terjadi.
5.Biasanya terjadi febris.

G. DIAGNOSIS
1.Anamnesis : riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat
ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan atau kiri bawah..
2.Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda akut
abdomen. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touch, ada nyeri bila porsio digerakkan
(nyeri goyang porsio)
3.Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di
kavum Douglasi), USG.
4.Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

DIAGNOSIS BANDING
Hati-hati dengan diagnosis banding, misalnya appendisitis pada usia kehamilan muda :
mungkin ada tanda kehamilan, mungkin juga ada tanda akut abdomen sebaliknya
kehamilan ektopik terganggu belum tentu pula disertai gejala pendarahan.

PENATALAKSANAAN KEHAMILAN EKTOPIK DENGAN RUPTUR TUBA


1. Optimalisasi keadaan umum ibu, dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada
infeksi, diberikan juga antibiotika.
2. Penatalaksanaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera dengan
laparotomi dan salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu).
H. PROGNOSIS BAGI KEHAMILAN BERIKUTNYA
Umumnya penyebab kehamilan ektopik (misalnya penyempitan tuba atau pasca penyakit
radang panggul) bersifat bilateral. Sehingga setelah pernah mengalami kehamilan ektopik
pada tuba satu sisi, kemungkinan pasien akan mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba
sisi yang lain.
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya bagi seorang wanita yang dapat
menyebabkan kondisi yang gawat bagi wanita tersebut. Keadaan gawat ini dapat
menyebabkan suatu kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
peristiwa yang sering dihadapi oleh setiap dokter, dengan gambaran klinik yang sangat
beragam. Hal yang perlu diingat adalah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi
dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah
dapat mengalami kehamilan ektopik terganggu.

Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para wanita yang telah
menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan oleh dokter saat ini bisa
meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai
kehamilan di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang
terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik dapat menyebabkan berbagai
komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih
banyak dipakai. Diantara kehamilan-kehamilan ektopik, yang terbanyak terjadi di daerah
tuba, khususnya di ampulla dan isthmus. Pada kasus yang jarang, kehamilan ektopik
disebabkan oleh terjadinya perpindahan sel telur dari indung telur sisi yang satu, masuk ke
saluran telur sisi seberangnya.
Manifestasi Klinik Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan yang
banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan
ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang
terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan
tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu.
Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari
yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh
abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat
diagnosanya .
Diagnosis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain
dengan melihat :
1. Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada
perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri
tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan fisis
a. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
b. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin,
adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri
lepas dinding abdomen.
c. Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
b. USG : Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
- Adanya massa komplek di rongga panggul
4. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas
ada darah.
5. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
6. Ultrasonografi berguna pada 5 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus.
Penanganan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi
perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi
sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut
sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan
salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan
pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung
terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau
dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan
dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di
rumah sakit.
Komplikasi Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
- Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama
berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
- Infeksi
- Sterilitas
- Pecahnya tuba falopii
- Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio
Prognosis Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dengan
persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus,
dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka
kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) mendapatkan angka kematian 2 dari
120 kasus.
Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik
kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang
pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan
berkisar antara 0 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%.

BAB III
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY C G1P0A0
UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN KEHAMILAN PATOLOGI
DI RB BUAH HATI

No. Register : 008399


Masuk RS/RB/BPM Tanggal/Pukul : 8 Desember 2008/10.00 WIB

Dirawat di ruang : -

I. PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 8 Desember 2008/10.00 WIB


A. Biodata Ibu Suami
1. Nama : Ny C Tn. E
2. Umur : 25 Tahun 30 Tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan : Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : Dosen Dosen
7. Alamat : Perum Pemda BTP, Bantul Perum Pemda BTP, Bantul

B. Data Subjektif
1. Alasan dating/dirawat
Ibu ngetakan ingin memeriksakan kehamilannya

2. Keluhan utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan mengeluarkan darah sedikit (flek) pada celan.

3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari Teratur : Ya
Sifat darah : encer bercampur gumpalan Keluhan : Tidak ada

4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan: Syah Menikah ke : 1x
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali:
24tahun.

5. Riwayat obstetric : G1P0A0Ah0


Hamil Persalinan Nifas
ke Tanggal Umur Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi Komplokasi
Kehamilan Persalinan lahir
Hamil Ini 12
minggu

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


No Jenis Pasang Lepas
kontrasepsi Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPM : 22 September 2007 HPL : 29 Januari 2008
ANC pertama umur kehamilan : 6 minggu
b. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : Mual muntah, nyeri perut bagian bawah
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Tablet Fe, B6
Trimester II
Frekuensi : . kali
Keluhan :
Komplikasi :
Terapi :
Trimester III
Frekuensi : .............. kali
Keluhan :
Komplikasi :
Terapi :

c. Imunisasi TT
Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan imunisai TT

d. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)


Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, PMS,
HIV/AIDS, Hepatitis), menurun (Asma, Hipertensi, DM), dan menahun (Jantung, Ginjal).

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)


Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang pernah atau
sedang menderita penyakit menular menular (TBC, PMS, HIV/AIDS, Hepatitis), menurun
(Asma, Hipertensi, DM), dan menahun (Jantung, Ginjal).

c. Riwayat keturunan kembar


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar

d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi

e. Riwayat alergi obat


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat

9. Riwayat pemenuhan kebutuhan


Sebelum hamil Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/ hari 3x/ hari
Jenis : Nasi, Sayur, Lauk Nasi, Sayur, Lauk
Porsi : 1 piring 1 piring
Pentangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Minum
Frekuensi : 6 x/hari 7-8 x/hari
Jenis : Air Putih Air Putih
Porsi : 6 gelas 7-8 gelas
Pentangan :Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2 x/hari 1 x/hari
Warna : Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lunak Lunak
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari 10-11 x/hari
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
Konsistensi : Cair Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Tidur malam
Lama : 7-8 jam/hari 6 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

d. Personal Hygiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas : 2 x/minggu 2x/minggu

e. Pola seksualitas
f. Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : Tidak ada Tidak ada

g. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)


Ibu mengatakan melakukan kegiatan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan menyapu

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang mengganggu kesehatan seprti merokok,
minum jamu, dan minum minuman beralkohol

11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluargam terhadap


kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,perawatan bayi,
kegiatan ibadah, kehiatan social, keadaan ekonomi keluatga)
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya
Ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik
Ibu mengatakan suami telah mempersiapkan keuangan untuk persalinan
Ibu mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu

12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)


Ibu mengatakan kehamilan adalah proses yang normal yang dialami setiap wanita

13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)


Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih dan ibu tidak mempunyai hewan
peliharaan

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/90 mmHg Nadi : 80 x/menit LILA : 21 cm
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 370 C
BB : 47 Kg TB : 157 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : keriting, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok, keadaan
bersih
Wajah : Oval, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : kelopak mata: simetris, tidak ada oedema
Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, fungsi
penciuman normal
Mulut : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries

Telinga : keadaan bersih, bentuk simetris, tidak ada kotoran dan


pendengaran baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada : bentuk payudara simetris, nafas teratur, tidak ada benjolan
abnormal

Payudara : membesar simetris, puting susu menonjol, colostrum belum


keluar
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, perut bagian bawah sedikit
menggembung dan nyeri tekan

Palpasi
Leopold I : tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit
mengembung dan tegang.
Leopold II : tidak di lakukan
Leopold III : tidak di lakukan
Leopold IV : tidak di lakukan

Osborn test : tidak di lakukan


Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 20 Cm TBJ : (20 12) x 155= 1240 gram
Auskultasi
Djj : tidak terdengar denyut jantung janin
Ekstremitas Atas : bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit
turgor kulit baik, dapat digerakan dengan baik, tidak ada
kecacatan.
Ekstremitas Bawah : bentuk simetris, keadaan kuku bersih, keadaan kulit baik
Genetalia luar : dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna menggunakan
spekulum terlihat adanya darah di kavum douglas dan
terdapat sedikit pengeluaran darah atau flek-flek hitam
ke coklatan
Pemeriksaan penggul : Distantia cristarum : 27 cm
(bila perlu) Distantia spinarum : 26 cm
Konjungtiva external : 20 cm
Lingkar panggul : 89 cm

3. Pemeriksaan penunjang Tgl : 8 Desember 2008 Pukul : 09.45 WIB


HB
Protein uterus
USG
PP tes

4. Data penunjang
HB : 9 gr%
Protein uterus : tidak dilakukan
USG : tidak terlihat kerangka janin dan ditemukan kantung gestasi
yang terdapat di lumen tuba.
PP tes : hasil positif

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny C umur 25 tahun G1 P0 A0 dengan umur kehamilan 12 minggu dengan
Kehamilan Ektopik Terganggu.
Data Dasar :
DS :
- Ibu mengatakan umurnya 25 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
- Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit
- Ibu menatakan HPHT 22 September 2007
DO :
- Palpasi, tidak teraba adanya balotemen perut bagian bawah sedikit mengembung dan tegang.
- Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
- Pembesaran uterus
- Hasil pemeriksaan kuldosintesis, terdapat pengeluaran darah
- Kadar hemoglobin turun hingga 9 gr% karena perdarahan yang banyak di rongga perut
- Adanya amenorea : amenorea sering ditemukan walaupun hanya pendek saja sebelum di
ikuti oleh perdarahan
B. Masalah
Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Data Dasar :
DS :
- Ibu mengatakan takut dan cemas dengan kehamilannya
- Ibu mengatakan cepat lemah bila beraktivitas
- Ibu mengeluh dengan keluarnya darah
- Ibu mengeluh dengan adanya pegal-pegal
- Ibu mengalami perdarahan di perut bagian bawah

DO :
- Ibu terlihat tampak lemah
- Ibu terlihat tampak pucat
- Ibu kurang dan makan dan minum atau tidak nafsu
- Ibu mengalami pengeluaran darah sedikit-sedikit tapi berlangsung continues

III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL


a. Abortus iminens : terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan.
b. Abortus inkomplit : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi
telah di luar kavum uteri melalui kanalis servikalis.
c. Rupture tuba : robekan yang terjadi pada tuba

IV. TINDAKAN SEGERA


A. Mandiri
Tidak ada
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Merujuk
Rujuk dengan kolaborasi dokter.

V. PERENCANAAN Tanggal : 8 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB


1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Menjelaskan kondisi ibu
b. Jelaskan tentang kehamilan ibu saat ini
c. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan
2. Berikan konseling pada ibu saat ini
a. Anjurkan ibu untuk segera rujuk
b. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan tindakan laparatomi
3. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat cukup
b. Beritahu ibu untuk makan secara rutin
4. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi
a. Memberitahu ibu untuk makan-makanan yang bergizi
b. Memberitahu ibu untuk makan secara rutin
5. Berikan konseling untuk pasca tindakan
a. Kelanjutan fungsi produksi
b. Resiko hamil ektopik ulangan
c. Kontrasepsi yang sesuai

VI. PELAKSANAAN Tanggal : 08 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB


1. Menjelaskan pada dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini, bahwa ketika dilakukan
pemeriksaan Leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotemen. Tinggi fundus
20 cm kemudian pada saat USG ternyata kehamilan berimplantasi dan tumbuh di luar rahim
yaitu di tuba.
Jelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan di luar rahim, janin tumbuh di
tuba kehamilan ini biasanya tidak bertahan berakhir dengan abortus.
Anjurkan untuk keluarga, agar selalu memberi dukungan pada kehamilan ibu.
2. Ibu segera memeriksakan kehamilannya lebih lanjut ke dokter spesialis kandungan agar ibu
dan keluarga lebih jelas dengan tindakan lebih lanjut untuk kehamilannya
Beritahu ibu tentang tindakan laparatomi yaitu pembedahan di bagian perut dan segera
lakukan tindakan laparatomi di rumah sakit oleh dokter untuk menghilangkan sumber
perdarahan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
Istirahat tidur 8-9 jam / hari
Melarang ibu untuk melakukan aktivitas yang berat karena dapat terjadi perdarahan yang
berat.
4. Jelaskan pada ibu tentang makan-makanan yang banyak mengandung gizi yaitu makanan
yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral. Misalnya makanan sehari-
hari; nasi, sayur, buah-buahan. Sayur misalnya; wortel, tomat, bayam, katu. Lauk misal;
tempe, tahu, telur, hati, daging. Buah misalnya; jeruk, apel, melon, pepaya, dan di tambah
minum susu.
Beritahu ibu agar makan teratur 3x sehari, dan minum 7-8 gelas / hari
5. Jelaskan pada ibu tentang kelanjutan fungsi reproduksinya kelenjar fungsi reproduksi ibu
hanya 60% dari wanita yang pernah dapat KET menjadi hamil lagi, walaupun angka
kemandulannya akan jadi lebih tinggi.
Menjelaskan pada ibu tentang resiko kehamilan yang berulang itu dilaporkan berkisar antara
0-14,6% kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah 50%.
Memberitahu tentang kontrasepsi yang baik digunakan yaitu dengan menggunakan kondom
atau dengan KB kalender.

VII.EVALUASI Tanggal : 08 Desember 2008 Pukul : 10.05 WIB


1. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini
2. Ibu mengatakan cukup istirahat
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter
4. Ibu dilakukan tindakan laparatomi oleh dokter di rumah sakit.
5. Ibu mengatakan nyeri pada perut hilang
6. Ibu mengerti tentang resiko kehamilan ulang
7. Ibu tahu alat kontrasepsi yang baik digunakan
8. Cemas ibu sudah berkurang
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyebab kehamilan ektopik banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya
tidak di ketahui, tiap kehamilan dimulai dengan pembuahan telur di bagian ampula tuba dan
di dalam perjalanan ke uterus terus mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masaih di
tuba.
Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (1976):
Di antara sebab-sebab yang menghambat perjalanan ovum ke uterus sehingga mengadakan
implantasi di tuba:
a. Migratio Externa adalah perjalanan telur panjang terbentuk trofoblast sebelum telur ada
cavum uteri.
b. Pada hipoplasia lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini sering di sertai
gangguan fungsi silia endosalping.
c. Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tak sempurna dapat menjadi sebab lumen tuba
menyempit
d. Bekas radang pada tuba: disini radang menyebabkan perubahan pada endosalping sehingga
walaupun fertilisasi masih dapat terjadi gerakan ovum ke uterus lambat.
e. Kelainan bawaan pada tuba, antara lain difertikulum, tuba sangat panjang dsb.
f. Gangguan fisilogis tuba karna pengaruh hormonal, perlekatan perituba. Tumor yang
menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tubuh.
g. Abortus buatan.

Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama
dengan di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada
yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan
kemudian di resorbsi.
Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba bukan
tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti
dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6
sampai 10 minggu :
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan tidak di
ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap
sebagai haid yang datangnya agak terlambat.

2. Abortus ke dalam lumen tuba


Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan pseudokapsularis, dan menyebabkan
timbulnya perdarahan dalam lumen tuba. Darah itu menyebabkan pembesaran tuba
(hematosalping) dan dapat pula mengalir terus ke rongga peritoneum, berkumpul di kavum
Douglasi dan menyebabkan hematokele retrouterina.

3. Ruptur dinding tuba


Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan
muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut.
Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan
muskularis tuba terus ke peritoneum.
Gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat berbeda: Dari perdarahan banyak yang
tiba-tiba dalam ronga perut sampai terdapat nya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar
membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik
terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan ektopik terganggu, derajat perdarahan
yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
Kesukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik, gejala-gejala
kehamilan ektopik beraneka ragam, sehingga pembuatan diagnosis kadang-kadang
menimbulkan kesukaran yang terpenting dalam pembuatan diagnosis kehamilan ektopik ialah
supaya pada pemeriksaan penderita selalu waspada terhadap kemungkinan kehamilanini.
Pemeriksaan untuk membantu diagnosis:
a. Tes kehamilan
Apabila tes nya positip, itu dapat membantu diagnosis.
b. Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat: pada perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat
di temukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan
nyeri tekan.
c. Anamnesis
Haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang terdapat gejala subyektif
kehamilan muda nyeri perut bagian bawah.
d. Pemeriksaan ginekologi
Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri.
Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang teraba tumor
disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
e. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan diagnosis
kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan dalam rongga perut.
f. Pemeriksaan kuldosentesis
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum
Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam membantu diagnosis kehamilan ektopik
terganggu.
g. Pemeriksaan ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pastinya ialah apa
bila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin.
h. Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terahir untuk kehamilan ektopik.
Gejala yang has dari kehamilan ektopik terganggu ialah seorang wanita yang sudah
terlambat haid nya, sekonyong-konyong nyeri perut kadang-kadang jelas lebih nyeri sebelah
kiri atau sebelah kanan. Selanjutnya pasien pening dan kadang-kadang pingsan sering keluar
darah pervaginam.
Gejala-Gejala Yang Terpenting:
a. Nyeri perut: nyeri perut ini paling sering dijumpai biasanya nyeri datang setelah
mengangkat benda yang berat. Buang air besar namun kadang-kadang bisa juga pada waktu
sedang istirahat.
b. Adanya AMENOREA: amenorea sering di temukan walaupun hanya pendek saja sebelum
di ikuti oleh perdarahan.
c. PERDARAHAN: perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna hitam.
d. Shock karena hypovoluemia.
e. Nyeri Bahu dan Leher (iritasi diafragma)
f. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
g. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
h. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangsangan
peritonium oleh darah di dalam rongga perut.
i. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang
terganggu karena perdarahan yang banyak dalam rongga perut.
Diagnosis Banding
a. Abortus imminens
b. Penyakit radang panggul (akut / kronik)
c. Torsi kista ovaril
Penatalaksanaan Atau Penanganan
a. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat
darurat.
b. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif
karena sumber perdarahan harus dihentikan.
c. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan
kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama
(termasuk selama tindakan berlangsung)
d. Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini :
1. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat pengisap dan wadah
penampung yang steril
2. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam kantung darah (blood
bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan dalam botol bekas cairan infus (yang baru
terpakai dan bersih) dengan diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
3. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung
tetesan.

Tindakan dapat berupa :


1. Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi.
2. Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan
salah satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba
kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol
perdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang
di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien di beri anti biotik kombinasi atau
tunggal dengan spektrum yang luas.
Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
1) Ketoprofen 100 mg supositoria.
2) Tramadol 200 mg IV.
3) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)

Konseling pasca tindakan


1. Kelanjutan fungsi reproduksi.
2. Resiko hamil ektopik ulangan.
3. Kontrasepsi yang sesuai.
4. Asuhan mandiri selama dirumah.
5. Jadwal kunjungan ulang.
6. Komplikasi Potensial
Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau abortus tuba,
aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba secara mendadak:
ruptur mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi pada pars ismikus tuba yang
sempit, abortus tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis, reaksi peradangan lokal dan
infeksi skunder dapat berkembang dalam jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah
yang berkumpul.

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung dengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup, Hellman dkk, (1971) 1 kematian diantara 826 kasus, dan
Willson dkk. (1971) 1 antara 591. Tetapi bila pertolongan terlambat angka kematian dapat
tinggi, Sjahid dan Martohoesodo (1970) Mendapat angka kematian 2 dari 120 kasus,
Sedangkan Tarjamin dkk (1973) 4 dari 138 kehamilan ektopik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan
berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat keadaan yang gawat
ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu. macam-macam kehamilan ektopik
berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
A. Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum (sinonim : kehamilan
intraperitoneal)
B. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus
tuba.
C. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis
servikalis uteri.
D. Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
E. Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
F. Kehmailan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
G. Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya
kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
H. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
I. Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan
ovarium.
J. Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.
B. SARAN
1. Mahasiswi diharapkan untuk mengetahui bagaimana kehamilan ektopik.
2. Mahasiswi diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan pada kehamilan ektopik.
3. Jika menemukan kasus kehamilan ektopik sebaiknya dilakukan rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary, M.D.: Obstetri Williams E/18. Jakarta, EGC, 1995.


Prawirohardjo, Sarwono, 1989, Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono, 1976, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Binapustaka.

Sujiyati,dkk,2009, Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta:Nuhamedika


Supriyadi Teddy,2005, Kegawat Daruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC

S-ar putea să vă placă și