Sunteți pe pagina 1din 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARAGA DENGAN

ANAK USIA SEKOLAH ATAU KELUARGA


DENGAN REMAJA

oleh:

Reza Ramadhana T.F 142310101036


Vidya Fajrin Ningtyas 142310101038
Evi Z.K 142310101044
Verina Sari Rahmadiar 142310101068
Mega Rani Wulandari 142310101086
Lisca Nurmalika Fitri 142310101109

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan keluarga merupakan salah satu yang dilakukan perawat untuk
mengetahui keadaan keluarga baik yang sakit maupun yang sehat yang berada
dalam satu rumah. Definisi keluarga itu sendiri adalah sekumpulan orang yang
terikat dengan tali pernikahan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya baik
anak kandung maupun anak adopsi.
Fungsi keluarga yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara Bio-
Psiko-Sosio-Spiritual-Kultur dan juga memenuhi fungsi reproduksi untuk
meneruskan keturunan. Dalam ilmu kesehatan ada tahap perkembangan keluarga,
salah satunya adalah keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah,
tahap ini dimulai dengan anak berusia 6-12 tahun, dalam tahap ini orangtua akan
melepaskan anaknya yang mulai lebih senang bergaul dan bermain dengan teman
sebaya. Keluarga juga mempunyai tahap perkembangan untuk mengajarkan
anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi anak.
Asuhan Keperawatan yang dilakukan oleh perawat ialah memberikan
perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan keluarga, apakah keluarga
telah memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah, selain itu perawat juga
melakukan pengkajian disekitar lingkungannya, apakah rumah yang ditempati
keluarga layak atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi kepada
keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari keluarga dengan anak usia sekolah?
1.2.2 Apa saja tugas perkembangan dari keluarga dengan anak usia sekolah?
1.2.3 Bagaiaman asuhan keperawatan yang sesuai untuk diberikan kepada
keluarga dengan anak usia sekolah?
1.2.4 Apa definisi dari keluarga dengan remaj?
1.2.5 Apa saja tugas perkembangan dari keluarga dengan remaja?
1.2.6 Bagaiaman asuhan keperawatan yang sesuai untuk diberikan kepada
keluarga dengan remaja?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyususnan makalah ini, untuk:
1.3.1 Mengetahui definisi dari keluarga dengan anak usia sekolah.
1.3.2 Mengetahui tugas-tugas perkembangan dari keluarga dengan anak usia
sekolah.
1.3.3 Mengetahui dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk
diberikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah.
1.3.4 Mengetahui definis dari keluarga dengan remaja.
1.3.5 Mengetahui tugas-tugas perkembangan dari keluarga dengan remaja.
1.3.6 Mengetahui dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai untuk
diberikan kepada keluarga dengan remaja?

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Keluarga dengan Anak Usia Sekolah


2.1.1 Definisi keluarga dengan anak usia sekolah
Keluarga dengan anak usia sekolah merupakan tahap yang dimulai ketika
anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir
pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah
anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini (Duvall, 1977).
2.1.2 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
Merupakan masa-masa dimana orang tua akan disibukkan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi. Anak akan mempunyai keinginan dan kegiatan
masing-masing, baik yang bersifat wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta
kegiatan dari orangtua sendiri. Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan
berperan ganda dengan berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi
berikutnya dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri; sementara anak
usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industry yaitu, kapasitas
untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan
rendah diri.

Tahap kehidupan keluarga Tugas perkembangan keluarga

Keluarga dengan anak usia 1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk


sekolah meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga
Tabel 1. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
(sumber: Carter dan McGoldrick, 1988; Duvall dan Miller, 1985)

2.2 Keluarga dengan Remaja


2.2.1 Definisi keluarga dengan remaja
Keluarga dengan anak pertama melewati umur 13 tahun, yang merupakan
tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga. Tahap ini berlangsung selama 6
hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga 19
atau 20 tahun. Tujuan keluarga yang terlalu mudah pada tahap ini yang akan
meregangkan hubungan dan ikatan keluarga dan memungkinkan tanggung jawab
dan kebebasan yang lebih besar bagi remaja dalam persiapan menjadi dewasa
muda (Duvall, 1977).
2.2.2 Tugas perkembangan keluarga dengan remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja dan orangtua dapat menimbulkan
konflik dan kekacauan yang luar biasa dan tidak bisa dihindarkan. Tugas
perkembangan remaja menghendaki perubahan dari ketergantungan terhadap
kendali orangtua dan orang dewasa lainnya, melalui aktifitas dan pengaruh
kelompok teman sebaya (Adams, 1971).
Perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja, yaitu: perubahan
kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis (Kidwell et al, 1983),
serta konflik dan krisis yang dapat terjadi seiring dengan perkembangan. Terdapat
3 aspek proses perkembangan remaja, yaitu: emansipasi (otonomi yang
meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya),
kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara
orangtua dan remaja) (Adams, 1971).

Tahap perkembangan keluarga Tugas-tugas perkembangan keluarga

Keluarga dengan anak remaja 1. Menyeimbangkan kebebasan dan


tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
2. Memfokuskan kembali hubungan
perkawinan.
3. Berkomunikasi secara terbuka antara
orangtua dan anak-anak.
Tabel 2. Tugas perkembangan keluarga dengan remaja
(sumber: Carter dan McGoldrick, 1988; Duvall dan Miller, 1985)

Tugas perkembangan yang utama adalah menyeimbangkan kebebasan


dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orangtua harus
mengubah hubungan mereka dengan remaja secara progresif dari hubungan
dependen yang dibentuk sebelumnya, ke arah suatu hubungan yang semakin
mandiri. Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua
anggota keluarga, khususnya orangtua, harus membuat perubahan sistem utama
yaitu, membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan membiarkan remaja.
Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah
memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Wilson, 1988). Banyak sekali
pasangan suami istri yang telah begitu terikat dengan tanggung jawab sebagai
orangtua sehingga perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam
kehidupan mereka. Suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah
karena bekerja dan melanjutkan kariernya, sementara itu, istrinya juga bekerja
sementara itu, beberpa istri tidak hanya menyelesaikan perkerjaan rumah tangga
dan sebgai seorang ibu, sebagian juga bekerja di luar rumah. Sehingga, tersisa
sedikit waktu dan energi untuk hubungan perkawinan. Akan tetapi disisi lain,
karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, pasangan
suami-istri meninggalkan rumah untuk meniti karier mereka atau dapat
menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anak-anaknya telah
meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai membangun fondasi
untuk tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk para anggota
keluarga, khususnya orangtua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka.
Karena adanya kesenjangan antar generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya
merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Seringkali terdapat saling tolak
menolak antara orang tua dengan remaja menyangkut nilai dan gaya hidup.
Orangtua yang berasal dari keluarga dengan berbagai macam masalah terbukti
seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka, sehingga mengurangi
komunikasi terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya.
Mempertahankan etika dan standar moral keluarga merupakan tugas
perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-
aturan dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral keluarga harus tetap
dipertahankan oleh orangtua. Jika, remaja mencari nilai-nilai dan keyakinan-
keyakinan mereka sendiri, penting bagi orangtua untuk mempertahankan dan
mengetatkan prinsip-prinsip dan standar-standar mereka. Remaja sangat sensitif
dengan ketidaksesuaian antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktikkan.
Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana mengembangkan transformasi
nilai yang mempengaruhi setiap saat kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975).
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan untuk Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah atau Keluarga dengan Remaja
2.3.1 Pengkajian
A. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tekanan akan dialami orang tua selama proses ini akibat dari, sistem
sekolah dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anak-anak
mereka untuk menyesuaikan diri dengan standa komunitas bagi anak. Hal ini
akan berpengaruh terhadap keluarga kelas menengah untuk lebih menekankan
pencapaian dan produktifitas nlai-nilai tradisional. Beberapa keluarga dari kelas
pekerja dan banyak keluarga miskin merasa tersingkir dan tinbul konflik dengan
sekolah atau nilai-nilai komunitas.
Kecacatan pada anak akan ditemui selama periode anak ini. Perawat sekolah
dibantu dan para guru akan mendeteksi defek kesehatan, yaitu: kemampuan
penglihatan, pendengaran, wicara, kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, dan
perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak, penyalahgunaan zat dan
penyakit-penyakit menular (Edelman dan Mandle, 1986).
Keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, seperti: epilepsi
serebral palsi, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi pertama
perawat kesehatan disamping fungsi rujukan yaitu, mengajar dan memberikan
konseling kepada orangtua mengenai kondisi dan membantu keluarga
melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada
keluarga dapat diminimalkan.
Bekerja sama dengan keluarga berperan sebagai konselor dan pendidik
dalam bidang kesehatan, selain untuk memulai rujukan yang layak untuk
skrining lanjutan. Perawat bertindak sebagai narasumber bagi para guru di
sekolah, untuk menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang
telah lazim dari siswa-siswa secara lebih efektif.
Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat membutuhkan
keterlibatan orangtua secara aktif. Memulai rujukan untuk konseling atau terapi
yang bermanfaat dalam membantu keluarga untuk menyadari adanya masalah
keluarga yang mungkin akan mempengaruhi anak usia sekolah. Jika orangtua
dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah
keluarga yang berupaya mencari resolusi dengan fokus yang baru tersebut, akan
tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat
(Bradt, 1988).
B. Keluarga dengan remaja
Kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasikan dan
dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat.
Mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan
pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa merasa lebih rentan
terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan
biasanya mereka ini menerima strategi-strategi promosi kesehatan. Sedangkan
pada remaja, kecelakaan-terutama kecelakaan mobil-merupakan bahaya yang
amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik juga umum terjadi.
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan
yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-
bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga,
perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orangtua dan
kaum muda. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji
kehamilan, penggunaan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi,
diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang
sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa izin orangtua. Bila
orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka
dikumpulkan.
Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan dan bantuan
untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan
orangtua. Konseling langsung yang bersifat menunjang dan memulai rujukan ke
sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang
bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan. Pendidikan
promosi kesehatan umum juga diindikasikan.
2.3.2 Diagnosa, NOC (Nursing Outcome Classification) dan NIC (Nursing
Intervention Classification)
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Definisi: Sebuah pola yang mengatur dan mengintegrasikan ke dalam
keluarga untuk memproses program pengobatan penyakit dan gejala sisa
yang memuaskan dalam memenuhi tujuan kesehatan tertentu.
Batasan karakteristik:
a. Percepatan gejala penyakit pada anggota keluarga
b. Kurang perhatian terhadapa penyakit
c. Kesulitan dengan regimen cara hidup yang sehat
d. Kegagalan dalam mengambil tindakan untuk mengurang faktor risiko
e. Ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi tujuan kesehatan
Faktor resiko:
a. Regimen pengobatan yang kompleks
b. Kompleksitas sistem kesehtan
c. Konflik pengambilan keputusan
d. Kesulitan ekonomi
e. Konflik dalam keluarga
NOC Kriteria hasil:
a. Identifikasi koping yang tidak efektif
b. Modifikasi gaya hidup yang dapat mengurangi stres
c. Laporan penurunan stres
d. Menghindari situasi yang terlalu stres
e. Gunakan strategi koping yang efektif
NIC:
Perbaikan koping
a. Mendorong pasien untuk mengidentifikasi gambaran realistis dari
perubahan peran
b. Memberikan suasana penerimaan
c. Mendorong penguasaan situasi yang bertahap
2. Kesiapan meningkatkan koping keluarga
Definisi: suatu pola manajemen tugas adaptif oleh keluarga atau orang
terdekat yang melibatkan tuntutan perubahan kesehatan pada klien dan
dapat meningkatkan.
Batasan karakteristik:
a. Menyatakan keinginan untuk memilih pengalaman mengoptimalkan
kesejahteraan
b. Menyatakan keinginan untuk menigkatkan gaya hidup
c. Menyatakan keinginan untuk meningkatkan promosi kesehatan
d. Menyatakan keinginan untuk menjelaskan dampak krisis terhadap
pertumbuhan
Kriteria Evaluasi NOC
Komunitas akan:
a. Mengembangkan peningkatan komunikasi di antara anggotanya.
b. Mengimplementasikan strategi penyelesaian masalah yang efektif.
c. Mengembangkan kekohesifan kelompok.
d. Mengekspresikan kekuatan mengelola perubahan dan meningkatkan
fungsi komunitas

NIC:

a. Kaji penyebab atau faktor resiko yang mempengaruhi kemampuan


komunitas untuk beradaptasi atau melakukan koping secara efektif
(misalnya kurang informasi tentang sumber-sumber yang tersedia).
b. Kaji pengaruh undang-undang dan standar kesehatan terhadap praktik
keperawatan, hasil pasien dan biaya perawatan kesehatan.
c. Tentukan ketersediaan sumber-sumber dan tingkat penggunaan tersebut.
Pengelolaan lingkungan komunitas (NIC) : awasi penapisan resiko
kesehatan dari lingkungan ; pantau status resiko kesehatan yang sudah
diketahui.
d. Bantu untuk mengidentifikasi dan menggerakkan sumber-sumber atau
dukungan yang tersedia (misalnya : bantuan darurat dari palang merah).
e. Informasikan kepada pembuat kebijakan tentang efek kebijakan pada
kesejahteraan pasien.
f. Informasikan kepada konsumen perawatan kesehatan, tentang perubahan
pada kebijakan dan standar kesehatan saat ini serta di masa yang akan
datang dan potensial efeknya pada kesehatan
g. Pengelolaan lingkungan komunitas (NIC): mengadakan program
pendidikan untuk target kelompok berisiko (misalnya remaja yang
hamil).
h. Berpartisipasi dalam tim multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman
terhadap keamanan dalam komunitas.
i. Mengkoordinasikan pelayanan pada kelompok resiko tinggi dan
komunitas
j. Bekerja dengan kelompok lingkungan untuk mengamankan aturan
pemerintah yang sesuai
k. Berkolaborasi dalam pengembangan program aksi komunitas.
l. Berpartisipasi dalam melakukan pendekatan untuk perubahan kebijakan
kesehatan dan standar kesehatan guna meningkatkan perawatan.
m. Mengatur kesempatan kepada anggota komunitas untuk bertemu dan
mendiskusikan situasi (misalnya organisasi masyarakat/kelompok dan
pertemuan desa).
n. Bantu anggota komunitas untuk menyadari konflik yang menghalangi
mereka sehingga dapat bekerja sama (misalnya : marah dan tidak percaya
diri).
3. Disfungsi proses keluarga
Definisi: disorganisasi kronik fungsi psikososial, spiritual dan fisiologis unit
keluarga yang menimbulkan konflik, penyangkalan masalah, keenggganan
untuk berubah, ketidakefektifan pemecahan masalah, dan krisis yang tidak
berujung
Batasan karakteristik:
Perilaku:
a. Berbohong
b. Defisiensi pengetahuan tentang penyalahgunaan zat
c. Gangguan performa akademik pada anak
d. Keterampilan komunikasi yang tidak efektif
e. Ketidakefektifan pemecahan masalah
f. Penganiyaan pada anak
Peran dan hubungan:
a. Gangguan peran dalam keluarga
b. Keluarga tidak menunjukkan penghargaan terhadap otonomi anggota
c. Konflik anatar pasangan
d. Persepsi buruk tentang dukungan orang tua
e. Komunikasi ridak efektif
Faktor yang berhubungan:
a. Faktor biokimia
b. Kepribadian adiktif
c. Ketidakadekuatan keterampilan koping
d. Kurang keterampilan pemecahan masalah
Kriteria Evaluasi (NOC):
a. Koping keluarga
b. Lingkungan keluarga: iternal
c. Fungsi keluarga
d. Norma keluarga
e. Orang tua
f. Penampilan peran
g. Penyasuaian psikososial: perubahan hidup
Intervensi Keperawatan (NIC):
a. Konseling
b. Peningkatan perkembangan
c. Dukungan emosional
d. Promosi integritas keluarga
e. Mobilisasi keluarga
f. Pemeliharaan proses keluarga
g. Dukungan keluarga
h. Promosi normalisasi
i. Peningkatan peran
4. Resiko gangguan perlekatan
Definisi: rentan terhadap gangguan proses interaktif anatara orang tua atau
orang terdekat dengan anak yang mendukung perkembangan hubungan
saling meliondungi dan saling asuh.
Batasan karakteristik:
a. Ansietas
b. Kendala fisik
c. Ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan personal
d. Konflik orang tua yang timbul akibat perubahan perilaku anak
e. Kurang privasi
f. Penyalahgunaan zat
g. Perpisahan orang tua dengan anak

Tujuan dan kriteria evaluasi (NOC)


a. Mengidentifikasi dan memprioritaskan kekuatan dan
kebutuhan keluarga
b. Bukti perilaku mengasuh dan pelindung terhadap anak
c. Mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarga
d. Menunjukkan teknik untuk meningkatkan organisasi
perilaku anak
e. Terlibat dalam interaksi saling memuaskan dengan anak
Intervensi (NIC):
a. Wawancara orang tua
b. Menilai interaksi antara orang tua dan anak
c. Evaluasi kemampuan orang tua untuk menyediakan
lingkungan yang protektif
d. Mengidentifikasi kekuatan dna kerentanan bayi
e. Mendidik orang tua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak
f. Membantu orang tua dalam memodifikasi lingkungan
untuk memberikan stimulasi yang tepat
5. Resiko cedera
Faktor resiko:
Eksternal
a. Fisik (rancangan struktur, arahan, bangunan serta perlengkapan)
b. Nutrisi (vitamin dan tipe makanan)
c. Biologikal (tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme)
d. Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein nikotin, bahan
pengawet, kosmetik, zat warna kain)
Internal
a. Psikolgik (orientasi afektif)
b. Mal nutrisi
c. Bentuk darah abnormal, contoh: leukositosis atau leukopenia, perubahan
faktor pembekuan, trombositopeni, sickle cell, thalassemia, penurunan
Hb, Imun-autoimum tidak berfungsi.
d. Biokimia, fungsi regulasi (tidak berfungsinya sensoris)
e. Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)
f. Fisik (berhubungan dengan mobilitas)

NOC: kontrol resiko

a. Klien terbebas dari cedera


b. Klien mampu menjelaskan cara, metode mencegah injury atau cedera
c. Klien mampu menjelaskan faktor resiko lingkungan dan perilaku
d. Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
f. Mampu mengenali perubahan status kesehatan

NIC: Environment Management (Manajemen lingkungan)

a. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien


b. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
c. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (memindahkan perabotan)
d. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
e. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
f. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit

Kriteria Evaluasi (NOC):

a. Pengetahuan: Keamanan Anak


b. Status Neurologis
c. Orangtua: Keamanan Sosial
d. Kontrol Risiko: Pelemahan Pendengaran
e. Kontrol Risiko: Pelemahan Penglihatan
f. Deteksi Risiko
g. Perilaku Keamanan: Pencegahan Jatuh
h. Perilaku Keamanan: Lingkungan Fisik Rumah
i. Perilaku Keamanan: Pribadi
j. Status Kemanan: Kejadian Jatuh
k. Status Keamanan: Cedera Fisik
l. Kontrol Gejala

Intervensi Keperawatan (NIC):

a. Manajemen Lingkungan
b. Manajemen Lingkungan: Keamanan
c. Pencegahan Jatuh
d. Pendidikan Kesehatan
e. Kewaspadaan terhadap Lateks
f. Peningkatan Keamanan
g. Manajemen Kejang

SOAL KASUS
1. Keluarga Tn A dengan pasangan suami (35 tahun), istri (30 tahun) sudah
menikah sejak 10 tahun yang lalu dan saat ini telah mempunyai 2 orang
anak. Saat ini, keluarga disibukkan dengan kewajiban untuk merawat
seorang bayi perempuan yang baru lahir 3 bulan yang lalu. Keluarga juga
disibukkan dengan tugas untuk memperkenalkan hubungan sosial antar
teman kepada anak laki-lakinya. Keluarga juga bertugas untuk memantau
dan meningkatkan prestasi anak serta menerima perubahan aktifitas anak.
Dari kasus di atas apakah tahap perkembangan keluarga dan alasan apa yang
mendasari tugas perkembangan pada keluarga tersebut?
a. Keluarga tahap II. Tugas tumbang anak pertama: trust vs mistrust
b. Keluarga tahap III. Tugas tumbang anak pertama: Otonomi vs ragu-ragu
c. Keluarga tahap IV. Tugas tumbang anak kedua: Industry vs inferiority
d. Keluraga tahap IV. Tugas tumbang anak pertama: Industry vs infentory
e. Keluarga tahap III. Tugas tumbang anak terakhir: trus vs mistrust
2. Keluarga Ny. R tinggal bersama ketiga anaknya, anak pertama dengan usia
17 tahun, anak kedua 15 tahun dan anak ketiga 8 tahun. Selain disibukkan
dengan tugas rumah tangganya Ny. R juga harus bekerja dari pagi hingga
malam untuk kehidupan sehari-hari. Ny. R telah berpisah dengan suaminya
sejak 2 bulan yang lalu dan tidak memberikan nafkah kepada keluarga.
Anak pertama terpaksa tidak kuliah karena terkendala biaya, dan anak kedua
sering bermasalah disekolah. Dari kasus di atas apakah penyebab utama
masalah dalam keluarga dan tugas perkembangan apa yang harus keluarga
penuhi?
a. Penyebab: kurang tanggu jawab terhadap remaja. Menyeimbangkan
kebebasan dan tanggung jawab remaja.
b. Penyebab: kurang kepercayaan terhadap anak. Meningkatkan sosialisasi
dan prestasi sekolah anak.
c. Penyebab: skrining terhadap penyakit tidakefektif dalam keluarga.
Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d. Penyebab: komunikasi dalam keluarga yang tidak efektif. Menjelaskan
kepada anak untuk meningkatkan sosialisasi terhadap teman sebaya.
e. Penyebab: hubungan keluarga yang tidak efektif. Meningkatkan
komunikasi terbuka terhadap anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Carter dan McGoldrick. 1988. Family Health care Nursing: Theory, Practice and
Research 4th edition: Joanne Patzek. Philadelphia: F.A Davis Company

Duvall dan Miller. 1985. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik: Marilyn M.
Friedman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anderson, Elizabeth T. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik


edisi 3. Jakarta: EGC

Blackwell Wilwy. 2015. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2015-


2017. Oxford: NANDA International

S-ar putea să vă placă și