Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
DATA PENGAMATAN
Suhu awal (0C) Suhu ukur Rata-rata Waktu reaksi
NO Tabung 1 Tabung 2 campuran campuran (0C) suhu (0C) (detik)
1 0 0 0 0,1 0,05 182
2 10 10 10 10 10 156
3 20 20 20 20 20 60
4 30 30 30 30 30 54
5 40 40 40 40 40 47
VII. PERHITUNGAN
7.1 Menghitung Kecepatan Reaksi (K)
[H2O2] awal = M H2O2 x V H2O2
V campuran
= 0,04 M x 5 ml
22 ml
= 0,009 M
[H2O2] bereaksi = M H2O2
Mol H2O2 x V H2O2
= 0,04 M
2 ml x 22 ml
= 0,0009 M
K = [H2O2] bereaksi
[H2O2] awal x t
a. K1 (t = 182 sekon)
K1 = 0,0009 M
0,0009 M x 182 s
-4
= 5,4945 x 10
b. K2 (t = 156 sekon)
K2 = 0,0009 M
0,0009 M x 156 s
= 6,4102 x 10-4
c. K3 (t = 60 sekon)
K3 = 0,0009 M
0,0009 M x 60 s
= 1,6667 x 10-3
d. K4 (t = 54 sekon)
= 0,0009 M
0,0009 M x 54 s
= 1,8518 x 10-3
e. K5 (t = 47 sekon)
K5 = 0,0009 M
0,0009 M x 47 s
= 2,1276 x 10 -3
7.2 Menghitung 1/T
a. 1 = 1 = 20
T1 0,05
b. 1 = 1 = 0,1
T2 10
c. 1 = 1 = 0,05
T3 20
d. 1 = 1 = 0,03
T4 30
e. 1 = 1 = 20
T5 40
7.3 Menghitung nilai Ea
y = 0,048x 6,545 ( y = mx + b )
R2 = 0,454 m = 0,048
ln K = Ea x 1 + ln A
RT T
Maka m = Ea
RT
Ea = (mxR) = ( 0,048 x 0,454 )
= 0,021792 J/mol
VIII. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan energy aktivasi?
2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap keepatan reaksi?
3. Kesalahan dan penyimpangan apa yang anda perbuat selama percobaan?
4. Buatlah suatu cara pemecahan!
Penyelesaian :
1. Energy aktivasi adalah jumlah energy minimum yang dibutuhkan agar dapat berjalan.
2. Suhu berpengaruh terhadap kecepatan reaksi, semakin tinggi suhu maka kecepatan gerak
partikel-pertikel pereaksi dan energy kinetic pertikel akan ikut meningkat.
3. Terjadi kesalahan pada saat pengukuran.
4. Pada saat pengukuran suhu diperlukan tingkat ketelitian dan keakuratan yang tinggi.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
- Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan agar reaksi dapat berlangsung.
- Faktor yang dapat mempengaruhi energi aktivasi adalah suhu, factor frekuensi dan katalis.
- Jika suhu semakin tinggi maka laju reaksi semakin cepat.
http://kizumi22.blogspot.co.id/2014/04/laporan-persamaan-arhenius-dan-
energi.html
https://www.academia.edu/7021238/Laporan-praktikum-arhenius
[H2O2]bereaksi = d [M]
Menghitung k
Menghitung ln K
Menghitung 1/T
Menghitung k dan ln k
No Waktu (detik) K ln K
1 16 0,00625 -5,07517
2 20 0,005 -5,29832
3 24 0,00417 -5,48064
4 33 0,00303 -5,79909
5 50 0,002 -6,21461
Menghitung 1/T
Tabel 2. Sumbu X (1/T) dan Sumbu Y (ln K)
Rata-ratasuhu 1/T Ln K
No. o
waktu(detik) K
( C) (sumbu x) (sumbu y)
1. 38.5 0.025974 16 0.00625 -5.075173815
2. 34.5 0.028986 20 0.005 -5.298317367
3. 29.0 0.034483 24 0.004166667 -5.480638923
4. 25.5 0.039216 33 0.003030303 -5.799092654
5. 21.5 0.046512 50 0.002 -6.214608098
Melalui proses perhitungan (analisa data pada lampiran) dapat digambarkan grafik ln k
vs 1/T sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik Ln K vs T
3.2 Pembahasan
Energi aktivasi dapat ditentukan dengan mengolah data dari grafik hubungan 1/T dan
ln k berdasar persamaan Arrhenius yang didapat dari dasar teori. Maka praktikan dapat
melakukan percobaan berulang dengan mengukur ln k reaksi dari temperatur yang
bervariasi untuk memperoleh data yang akan diolah dalam persamaan tersebut.
Reaksi yang diukur adalah reaksi hidrogen peroksida dengan ion iodida. Dalam hal ini,
hidrogen peroksida (H2O2) dicampurkan bersamaan dengan iodide, ion tiosulfat dan amilum.
Ion iodide dan hidrogen peroksida akan bereaksi membentuk gas I 2,gas tersebut akan
bereaksi kembali dengan ion tiosulfat membentuk kembali ion iodide. Namun, dalam reaksi
ini, tidak akan ada yodium yang dibebaskan sampai semua ion tiosulfat habis bereaksi.
Dengan tambahan amilum, ion iodide yang terbentuk kembali akan bereaksi dengan amilum
dan menghasilkan warna biru pada larutan. Amilum yang digunakan haruslah amilum yang
baru dibuat, karena amilum yang telah lama dibuat memiliki kemungkinan perubahan
struktur karena pengaruh luar.
Perubahan warna yang terjadi akan semakin cepat apabila reaksi berlangsung pada
temperatur yang lebih tinggi. Pada temperatur yang lebih tinggi, ion-ion pereaksi akan
memiliki energi kinetik yang lebih besar. Berdasarkan teori tumbukan, energi kinetik yang
lebih besar akan membuat tumbukan antar partikel akan menjadi lebih sering, sehingga
reaksi akan lebih cepat berlangsung.
Disini terlihat adanya penambahan energi kinetik partikel yang dilakukan dengan
menaikkan temperatur reaksi, inilah energi yang diberikan dari luar sistem untuk mencapai
kondisi transisi seperti yang dijelaskan teori. Energi tersebut akan diukur besarnya ( energi
aktivasi ).
Dari hasil pengamatan,dapat diketahui pada suhu yang semakin tinggi warna biru
semakin cepat terlihat daripada suhu yang lebih rendah.Dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi suhunya maka reaksi berjalan semakin cepat.Grafik yang dibentuk berupa garis yang
berbanding lurus sehingga membentuk garis linier.Pada percobaan ini dilakukan untuk
menunjukkan ketergantungan laju reaksi terhadap temperatur,percobaan ini juga dilakukan
unutk menentukan energy aktivasi (Ea) yang dibutuhkan untuk reaksi persamaan
Arrhenius. Dan hasil percobaan diperoleh nilai Ea sebesar 2.311292 J/mol dan nilai ln A
yaitu - 4.7397.
Reaksi yang terjadi pada percobaan adalah sebagai berikut:
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
1. .Semakin tinggi temperatur, laju reaksi semakin tinggi
2. Berdasarkan data percobaan, diperoleh grafik yang linier sehingga percobaan yang kami
lakukan sesuai dengan persamaan Arrhenius.
3. Energi aktivasi dari percobaan ini adalah 4,506188 J/mol dan nilai ln A yaitu- 4.7397, nilai A
= A = 8.7413 x 10-3
4. Temperatur berpengaruh pada laju reaksi, jika suhu semakin tinggi maka laju reaksi akan
semakin cepat. Hal ini dibuktikan dengan dihasilkannya harga k yang lebih besar pada suhu
yang lebih tinggi.
http://sasyhza.blogspot.co.id/2013/11/persamaan-arrhenius-dan-energi-
aktivasi.html