Sunteți pe pagina 1din 13

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

N DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG 8
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

Disusun Oleh :
Rahmadi Candra Firdaus
N1.15.063

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.N DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG 8
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG
Ruang Rawat : R. 8 (Irawan) Tanggal dirawat : 19 Januari 2016
Tanggal pengkajian : 24 Februari 2016 No. RM : 00109303

A. IDENTITAS PASIEN
1. Pasien
Nama : Tn. N
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Kudus

2. Penanggung jawab
Nama : Tn.T
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SMA
Hub. dg pasien: Kakak

B. ALASAN MASUK
Pasien belum pernah dirawat di RSJD Amino Gondohutomo sebelumnya, kurang
lebih 1 tahun sebelum pasien masuk rumah sakit jiwa pasien banyak diam, marah
tampa sebab, sering teriak-teriak terkadang senyum sendiri, sulit tidur malam,
mandi kadang-kadang, ketika melihat foto pacarnya di FB menggendong anak,
pasien kemudian marah-marah kembali dengan memukul pintu, kaca rumah dan
membenturkan kepalanya ketembok, pasien beralasan sudah mempunyai
komitmen dan janji untuk selalu bersama, dirumah kemudian pasien hanya
melamun dan menyendiri. Pasien tidak ada riwayat putus obat.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Riwayat penyakit dahulu: Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya.
b. Pengobatan sebelumnya : Pasien belum pernah berobat sebelumnya di RSJD
Amino Gondohutomo , tidak pernah putus obat
c. Trauma : fisik : pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik
Psikis : pasien tidak pernah mengalami trauma psikis
d. Riwayat penyakit keluarga : keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwat
penyakit jiwa
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan: pasien merasa gagal dalam
menjalani hubungan dengan pacarnya karena diputus.
D. FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 83 x/menit
Suhu :36,2 C
RR : 22 x/menit
2. Ukuran
TB : 165 cm
BB : 60 kg
IMT : 23,4 kg/m2
Pemeriksaan Head to toe
Kepala :Bentuk mesosepal,rambut pendek, bersih, pasien mengeluh pusing.
Mata :Sklera tak ikterik, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, mata dapat
melihat dengan baik, tatapan mata terkadang kosong.
Telinga :Pendengaran baik, bentuk simetris.
Mulut :Tidak ada stomatitis,bibir tampak kering, gigi bersih, mulut tidak
bau.
Leher :Simetris tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Dada :Bentuk pengembangan dada simetris.
Ekstremitas :Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah dapat berfungsi baik,dapat
bergerak dengan bebas.
Kulit : warna kulit coklat, turgor elastis.
Kuku : Pendek, tidak kotor.

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:
: laki laki : meninggal
: perempuan : pasien
: tinggal dalam 1 rumah
Pasien berumur 23 tahun, berperan sebagai anak, Tinggal 1 rumah dengan
kakaknya dikontrakan. Pasien mengatakan jika ada masalah tidak pernah
bercerita kepada kakaknya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga yang
lain kurang harmonis, pasien sering diam, merasa jenuh dan bosan dan marah-
marah ketika siang hari saat kakak nya kerja. Dalam keluarga yang mengambil
keputusan adalah ayahnya.

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Pasien mengatakan senang dengan tubuh yang dimiliki dan
tidak ada yang cacat pada bagian tubuhnya.
b. Identitas diri : Pasien tidak puas dengan keadaan yang sekarang, karena
belum bekerja dan diputus pacarnya
c. Peran : Pasien merasa biasa saja sebagai anak, dan belum menikah merasa
belum memiliki tanggung jawab.
d. Ideal diri : pasien ingin segera pulang dari rumah sakit, sudah capek badan
rasanya sakit semua jika lama-lama di RSJD dan ingin segera mencari pacar
baru dan tidak akan marah jika ditolak cewek.
e. Harga diri : pasien mengatakan tahu tentang penyakitnya, hal ini membuat
pasien jarang mau berkumpul dengan orang lain pasien merasa malu dengan
penyakitnya. Hal ini membuat pasien minder, menundukan kepala dan tidak
berani menatap orang lain yang mengajaknya ngobrol, tidak pernah mau
berkumpul dengan masyarakat sekitar.
Masalah keperawatan : harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan hubungan pasien dan keluarga tidak baik, orang terdekat
pasien dirumah tidak ada. Di rumah sakit pasien tidak mempunyai banyak
teman untuk bercerita, pasien nampak suka menyendiri, diam, menundukan
kepala dan mudah tersinggung bila diajak berbicara. Di rumah pasien jarang
bersosialisasi dengan tetangga sehingga pasien tidak punya teman akrab. Bila
waktu senggang digunakan untuk menonton televisi.

4. Spiritual
Pasien beragama islam, dirumah pasien jarang-jarang sholat, selama di rumah
sakit pasien mengatakan ingin sholat dan pasien sesekali sholat.

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan pasien rapi, rambut disisir tanpa diingatkan, cara berpakain sudah
sesuai
2. Pembicaraan
Berbicara nadanya keras dan intonasi tinggi. Pasien mengatakan saya marah
jika ada teman yang memotong pembicaraan saya, rasanya ingin memukul.
3. Aktivitas motorik
Pasien perlu motivasi dalam melakukan kegiatan seperti olah raga, menyapu,
mencuci gelas, terkadang gelisah, tidak dapat duduk tenang dan duduk kakinya
diangkat di kursi.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan hanya ingin cepat pulang dan mencari pacar lagi yang setia.

5. Afek
Ekspresi wajah pasien saat mengobrol tidak tegang, namun ketika ditanya
mengapa pasien dibawa ke sini pasien wajahnya sedikit tegang dan nada
bicaranya menjadi tinggi. Emosi yang ditunjukan sesuai dengan apa yang
diungkapkan, interaksi selama wawancara
6. Interaksi selama wawancara
pasien mudah tersinggung dan kontak mata kurang, pasien terkadang tidak mau
menjawab pertanyaan yang diajukan, pasien tidak tenang bila diajak ngobrol
lebih dari 15 menit. Bila mau menjawab dengan nada keras dan cepat dan
jawaban semaunya pasien, pasien merasa jengkel dengan pacarnya yang sudah
menggendong bayi di FB.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi
pasien tidak pernah mengalami halusinasi
8. Proses pikir
Pembicaraan pasien dapat dimengerti oleh perawat dan pembicaraannya dapat
diarahkan.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami gangguan dalam isi pikir.
10. Tingkat kesadaran
Pasien sadar namun sering tampak bingung
11. Memori
Pasien dapat mengingat jangka panjang maupun jangka pendek, terbukti dari
pasien dapat menjelaskan alasan masuk ke RSJD.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu menjawab perhitungan sederhana misalnya ketika diberi
pertanyaan tentang menghitung umur nya dari pasien lahir sampai tahun 2016.
13. Kemampuan penilaian
pasien adalah orang lebih banyak diam, pasien sering tanya kapan bisa pulang
karena merasa sudah lebih baik. Pasienpun dalam melakukan ADL tanpa
dibantu oleh perawat, dan atas inisiatifnya sendiri.
14. Daya tilik diri
Pasien mengerti jika saat ini sedang berada di rumah sakit jiwa, dan
menyadari penyakitnya dan mengetahui tujuan berada di rumah sakit jiwa
untuk pengobatan.

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pasien makan 3x sehari, porsi habis, pasien dapat makan sendiri
2. BAB/BAK
Pasien dapat BAB/BAK di tempat yang sesuai dan tidak ada gangguan
BAB/BAK
3. Mandi
Pasien mampu mandi, sikat gigi, cuci rambut tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu mengenakan pakainnya ganti pakain 1x sehari
5. Istirahat & tidur
Pasien tidur siang kurang lebih 2 jam, tidur malam 7 jam, pasien tidak ada
gangguan tidur
6. Penggunaan obat
Pasien belum mengetahui jenis obat, dosis yang diminum, pasien hanya
mengetahui kapan saja pasien harus minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan nanti kalau pulang tidak mau lagi di bawa kesini, pasien
mau bergaul dengan orang dan mau menceritakan masalah dengan orang yang
dipercayai yaitu keluarganya.
8. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan kalau di rumah membantu bersih-bersih rumah.
9. Aktivitas di luar rumah
Pasien mengatakan jarang keluar rumah, lebih banyak dirumah dan diam diri.

H. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan kalau ada masalah pasien jarang bercerita kepada
keluarganya, karena dirumah merasa tidak dihargai. Pasien mengatakan jika
merasa jengkel rasanya ingin marahmarah dan mengamuk memukuli pintu,
memecah kaca, merusak perabotan rumah serta membenturkan kepala ke tembok,
jika sudah marah rasanya lega.

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok : pasien tidak mudah berkomunikasi
Masalah berhubungan dengan lingkungan : pasien tidak pernah mengikuti
kegiatan RT, namun lebih banyak menghabiskan waktu didalam rumah.
Masalah dengan pendidikan : pasien lulus SMA, tidak ada hambatan dengan
sekolahnya.
Masalah dengan pekerjaan : pasien pernah bekerja sebagai kuli bangunan dan
sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan kembali.
Masalah dengan perumahan : pasien tinggal bersama kakak dan rumah selalu
sepi sehingga pasien sering melamun dan menyendiri sampai pasien bosan dan
bawaannya ingin marah karena melihat pacarnya menggendong anak di FB.
Masalah dengan ekonomi : pasien karena sudah tidak bekerja selama kurang
lebih 7 bulan, segala kebutuhan ekonomi pasien ditanggung oleh orangtua
pasien dan kakak
Masalah dengan pelayanan kesehatan : pasien mengtakan perawat di ruang 8
baik dan ramai karena banyak teman buat ngobrol.

J. KURANG PENGETAHUAN
Pasien merasa apa yang harus diperbuat setelah pulang, pasien mengatakan akan
segera mencari pacar kembali yang baik dan setia, dan tidak akan marah ketika
ditolak cewek.

K. ASPEK MEDIK
* Diagnosis Medik :
Skizofrenia Paranoid
* Terapi Medik :
Clozapine 2x100 mg
Rizperidon 2x2mg
Trihexphendil 2x2mg
* Terapi ECT : -
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Resiko tinggi menciderai orang lain

M. ANALISA DATA
Tgl/Jam Dx Data Fokus Masalah
Keperawatan
25 1 DS:
februari pasien mengatakan tahu
tentang Gangguan

2016/ penyakitnya, hal ini membuat pasien konsep diri :

09.00 jarang mau berkumpul dengan orang harga diri

wib lain pasien merasa malu dengan rendah


penyakitnya. Hal ini membuat pasien
minder, menundukan kepala dan tidak
berani menatap orang lain yang
mengajaknya ngobrol, tidak pernah
mau berkumpul dengan masyarakat
sekitar.
DO:
Pasien tidak ada inisiatif untuk
memulai pembicaraan, pasien lebih
banyak menunduk dan diam.

25 2 DS: Resiko
februari pasien mengatakan mudah Perilaku
2016/ tersinggung dan kontak mata kurang, kekerasan
09.00 pasien terkadang tidak mau menjawab

wib pertanyaan yang diajukan, pasien


tidak tenang bila diajak ngobrol lebih
dari 15 menit. Bila mau menjawab
dengan nada keras dan cepat dan
jawaban semaunya pasien, pasien
merasa jengkel dengan pacarnya yang
sudah menggendong bayi di FB
DO:
mudah tersinggung bila diajak
berbicara
kontak mata kurang
pasien terkadang tidak mau menjawab
pertanyaan yang diajukan
pasien tidak tenang bila diajak ngobrol
lebih dari 15 menit
pasien menjawab dengan nada keras
dan cepat dan cencerung jawaban
yang muncul semaunya pasien.

6 DS: Resiko tinggi


Keluarga mengatakan 1 minggu
februari mencederai
2016/ yang lalu pasien mengamuk dan orang lain
09.00 marah-marah memukul pintu,

wib memecahkan kaca rumah,


membenturkan kepala ketembok tanpa
sebab.
Pasien mengatakan saya marah ketika
melihat pacarnya sudah menggendong
anak di FB, rasanya ingin memukul
DO:
mudah tersinggung bila diajak
berbicara
pasien menjawab dengan nada keras
dan cepat dan cencerung jawaban
yang muncul semaunya pasien.

N. POHON MASALAH
Resiko tinggi mencederai orang lain akibat

Core
problem Perilaku Kekerasan
O.

Harga diri rendah sebab

P. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko perilaku kekerasan

Q. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Kamis , 25 Perilaku - BHSP S: Bayu
februari Kekerasan - Menjelaskan pada pasien Pasien mengatakan :
2016 SP1P tujuan pertemuan. - Hari ini perasaan saya jengkel
10.00 WIB - Menanyakan perasaan pasien karena saya merasa tidak sakit
hari ini. namun dibawa kakak ke RSJ,
- Mengidentifikasi bersama dikiranya saya gila, saya
pasien penyebab marah marah melihat pacar saya
- Mengidentifikasi tanda dan sudah menggendong anak di
gejala FB, saya marah
- Mengidentifikasi perilaku - Ketika saya sendirian dirumah
kekerasan yang dilakukan dan melamun lalu merasa
- Mengidentifikasi akibat jenuh saya marah dan
perilaku kekerasan memukul kaca, pintu rumah
- Menjelaskan dan menyebutkan dan membenturkan kepala
cara mengontrol marah ketembok
- Melatih cara mengontrol - Saat marah tangan saya
marah dengan nafas dalam mengepal dan mata melotot
- Membantu pasien untuk - Saat marah rasanya saya ingin
memasukkan cara memukul supaya saya merasa
mengontrol marah yang telah puas
diajarkan dalam buku O:
kegiatan harian - pasien mau berjabat tangan,
RTL : Validasi SP1P, lanjutkan kontak mata kurang
SP2 - pasien mau duduk
berdampingan dengan
perawat
- hanya memberi jawaban
singkat
- pasien tampak tegang dan
menggerak-gerakan tangan
dan kakinya saat bercerita
tentang masalahnya.
- Pasien dapat mempraktekan
kembali nafas dalam yang di
ajarkan dengan cara yang
benar
- Pasien mau menulis dalam
buku catatan harian
A : masalah resiko perilaku
kekerasan masih ada
P : berlatih cara mengontrol
marah dengan cara fisik 1 yaitu
tarik napas dalam secara
mandiri sesuai dengan jadwal
Jumat/ 26 Perilaku - BHSP S:
Februari kekerasan - Melakukan validasi tentang Pasien mengatakan :
2016 cara mengontrol marah - Jika saya marah orang-orang
Bayu
dengan napas dalam akan semakin menjauhi saya
- Mengingatkan kembali akibat karena takut dengan saya
dari PK - Jika pintu dan kaca rumah
- Melatih kembali cara saya pukul dan kepala saya
mengontrol marah dengan benturkan ketembok, pasti
napas dalam tangan dan kepala saya
- Mengingatkan pasien untuk mereka akan sakit dan saya
berlatih napas dalam sesuai akan rugi
.
jadwal yang telah dibuat - Lupa cara mengontrol marah
RTL : lanjutkan SP2 dengan napas dalam
O:
- Kontak mata kurang
- Pasien dapat melakukan napas
dalam untuk mengontrol
marahnya
A : masalah resiko perilaku
kekerasan masih ada
P : berlatih cara mengontrol
marah dengan napas dalam
secara mandiri sesuai dengan
jadwal
Sabtu / 27 Perilaku - BHSP S: Bayu
Februari kekerasan - Menanyakan perasaan pasien Pasien mengatakan :
2016 SP2 hari ini. - Hari ini perasaan saya sedih
- Mengingatkan pasien untuk karena selama saya dirawat di
berlatih napas dalam sesuai rumah sakit jiwa belum pernah
jadwal yang telah dibuat di jenguk oleh keluarga saya.
- Saya masih ingat cara nafas
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
dalam.
harian pasien
- Saya mau diajarkan cara yang
- Melatih pasien mengontrol
lain supaya tidak marah-marah
perilaku kekerasan dengan
lagi.
cara fisik II yaitu memukul
O:
bantal.
- Kontak mata kurang.
- Menganjurkan pasien
- Pasien dapat melakukan napas
memasukkan dalam jadwal
dalam untuk mengontrol
kegiatan harian.
marahnya.
RTL : lanjutkan SP3
- Pasien dapat melakukan cara
memukul bantal
A : masalah resiko perilaku
kekerasan masih ada
P : berlatih cara mengontrol
marah dengan napas dalam dan
pukul bantal secara mandiri
sesuai dengan jadwal
Minggu / 30 Perilaku - BHSP S: Bayu
Februari Kekerasan - Melakukan validasi tentang Pasien mengatakan :
2016 SP3 cara mengontrol marah - Saya ingat saat saya marah saya
dengan pukul bantal pukul bantal.
- Mengevaluasi jadwal kegiatan - Jika saya akan marah saya akan
harian pasien. menceritakan dengan teman
- Melatih pasien mengontrol sekamar tentang sebab saya
perilaku kekerasan dengan marah dan saya marah dengan
cara verbal. siapa.
- Menganjurkan pasien O :
memasukkan dalam jadwal - Kontak mata ada
kegiatan harian. - Pasien menceritakan sebab
RTL : lanjutkan SP4 marah dengan teman sekamar.
A : masalah resiko perilaku
kekerasan masih ada
P : berlatih cara mengontrol
marah dengan cara napas dalam,
memukul bantal, menceritakan
sebab marah dan dengan siapa
marah sesuai jadwal kegiatan
harian

S-ar putea să vă placă și