Sunteți pe pagina 1din 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan
pembangunan dimasa mendatang. MDGs melaporkan kemajuan pada tahun 2011
menyatakan bahwa masa remaja sangat penting untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan pencapaian MDGs. Status kesehatan remaja merupakan hal yang perlu
dipelihara dan ditingkatkan agar menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat,
tangguh, dan produktif serta mampu bersaing (Depkes RI, 2009a). Menurut Sarwono
(2003) remaja adalah individu yang berkembang saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual, individu
yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menuju dewasa, dan individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi menjadi suatu kemandirian. Rentang usia individu sebagai remaja sangat
berbeda-beda. Menurut Papalia (2004) dalam Jurnal Proviate (2006), individu sebagai
remaja berusia antara 11 sampai dengan 20 tahun. Remaja adalah usia 10-19 tahun
(BKKBN, 2011). Menurut sarwono (2003) mengemukakan bahwa usia remaja
berkisar antara 13 tahun sampai dengan 19 tahun.
Setiap individu akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai
usianya dan saling berkesinambungan. Pertumbuham merupakan bertambah jumlah
dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur,
sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar (Wong, 2009). Menurut Wong
(2009) pertumbuhan pada remaja dibagi menjadi 3 fase yaitu remaja awal usia 11
sampai 14 tahun dengan ciri pertumbuhan meningkat cepat, mencapai puncak
kecepatan, dan tampak karakteristik seks sekunder, remaja pertengahan usia14
sampai 17 tahun dengan ciri seks sekunder tercapai dengan baik, remaja akhir usia 17
sampai 20 tahun dengan ciri matang secara fisik, struktur, dan perumbuhan repruktif
hampir lengkap.
Perkembangan pada remaja memilki ciri yang khas disetiap tahap
perkembangannya berdasarkan usianya. Remaja awal memiliki ciri pada kognitif
perbandingan terhadap normalitas dengan sebaya yang jenis kelaminnya sama, ciri
identitas diri yaitu menegaskan norma-norma kelompok, ciri hubungan dengan orang
tua yaitu keinginan yang kuat untuk tetap tergantung pada orang tua, ciri hubungan
dengan teman sebaya yaitu peningkatan pertemanan ideal yang dekat dengan anggota,
ciri seksualitas yaitu memilih pasangan berdasarkan karakteristik fisik dan
kepribadian yang diterima oleh kelompok teman sebaya, ciri psikologis yaitu muncul
tingkah laku impulsif secara bertahap tanpa adanya kemampuan kognitif untuk
memahami tingkah laku tersebut. Remaja pertengahan memiliki ciri kognitif yaitu
mengembangkan kapasitas untuk berfikir abstrak, ciri identitas yaitu mengubah citra
diri menjadi sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri sendiri)
meningkat, ciri hubungan dengan orang tua yaitu konflik utama terhadap kemandirian
dan control, ciri hubungan dengan teman sebaya yaitu perilaku dibentuk oleh
kelompok sebaya, ciri seksualitas yaitu mengembangkan perasaan romantic, ciri
psikologi yaitu ketidakstabilan emosi (kebimbangan). Remaja akhir memiliki ciri
kognitif yaitu mampu memandang masalah secara komprehensif, ciri identitas yaitu
peran sosial terdefinisi dan terartikulasi, ciri hubungan dengan orang tua yaitu
perpisahan emosional dan fisik dari orang tua terselesaikan, ciri hubungan dengan
teman sebaya yaitu kepentingan individu dalam kelompok yang bersifat pertemanan
sebaya mulai berkurang, ciri seksualitas yaitu membentuk hubungan yang stabil dan
saling tertarik, ciri psikologis yaitu emosi lebih konstan dan perasaan marah lebih
terkontrol (Rudolph, 2006).
Tumbuh kembang seorang anak akan mengalami masa remaja. Masa remaja
merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang individu.
Menurut Santrock (2007) masa remaja (adolence) sebagai periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan
perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan soio-emosional. Perubahan biologis,
kognitif, dan soio-emosional yang dialami remaja mulai dari perkembangan fungsi
seksual, proses berfikir abstrak, hingga mengalami mencapai kemandirian. Masa
remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikis pada periode yang dikenal
sebagai masa pubertas yang diikuti dengan perkembangan seksual (BKKB, 2011).
Masa remaja diartikan sebagai masa dimana seseorang menunjukan tanda-tanda
pubertas dan berlanjut hingga dicapainya kematangan seksual. Hal tersebut didukung
oleh Proverawati dan Misaroh (2009) yaitu pada masa pubertas pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung dengan cepat sehingga kematangan alat-alat seksual dan
kemampuan reproduksi dapat tercapai pada masa ini. Masa pubertas merupakan suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa
pubertas.
Remaja yang mengalami masa pubertas, akan mengalami perubahan-
perubahan yang terjadi pada psikologi dan fisiknya. Menurut Santrock (2007)
menyatakan bahwa salah satu aspek psikologis dari pubertas yang pasti muncul pada
laki-laki dan putri yaitu praokupasi (perhatian) remaja terhadap tubuhnya. Terdapat
perbedaan gender sehubungan dengan persepsi remaja mengenai tubuhnya. Secara
umum, remaja putri lebih merasa kurang dengan tubuhnya dan memiliki citra tubuh
yang negative selama pubertas dibanding remaja laki-laki (Phillips, 2003 dalam
Santrock, 2007). Seiring dengan berlangsungnya perubahan dimasa pubertas, remaja
putri sering merasa tidak puas dengan tubuhnya karena meningkatnya jumlah lemak.
Aspek lain yaitu adaya perubahan hormon dan perilaku. Sebuah studi menemukan
antara kadar testosterone remaja laki-laki dan remaja putri terkait perilaku yang
beresiko depresi dan studi lain menemukan bahwa faktor-faktor sosial menjelaskan
dua sampai empat kali lipat lebih besar remaja putri mengalami depresi dan marah
dibanding remaja laki-laki (Santrock, 2007).
Selain aspek perubahan citra tubuh dan perubahan hormone dan perilaku,
aspek penting lainnya yaitu remaja putri megalami menarce dan siklus menstruasi.
Sebagian remaja memandang positif tentang menarce yaitu remaja berfikir bahwa
menarce adalah tanda kematangan reproduksinya. Namun, sebagian besar remaja
putri memandang negative karena tidak siap seperti kerepotan membawa persediaan
pembalut, rasa risih, merasa tidak nyaman, perilaku menjadi terbatas, dan perubahan
emosi. Meskipun demikian, remaja putri yang mengalami menarce dalam dua sampai
tiga periode menstruasi sebagian besar remaja putri menceritakan kepada teman
sebayanya mengenai menstruasi (Santrock, 2007). Perubahan fisik yang dialami
remaja putri pada masa pubertas yaitu ada tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda-
tanda primer yang dialami yaitu menarce. Hal tersebut didukung oleh Hurlock (2004)
dalam Ayu (2011) bahwa kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan
masa pubertas adalah munculnya menstruasi pertama (menarche) pada putri dan
mimpi basah pada laki-laki. Tanda-tanda sekunder yang dialami oleh remaja putri
seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan pori-pori
bertambah besar, payudara membesar, tumbuh rambut kemaluan, kelenjar lemak dan
keringat menjadi lebih aktif, serta sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat (Al-Mighwar, 2006 dalam Yulinar, Tanpa Tahun).
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali terjadi pada usia remaja.
Terjadinya menarche ini menunjukkan bahwa mekanisme reproduksi anak putri telah
matang, sehingga memungkinkan untuk mengandung dan melahirkan anak.
Menarche adalah perdarahan pertama kali secara periodik dan siklik dari uterus dan
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Roasih, 2009). Biasanya lama
menstruasi sekitar 7 hari. Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal
mulainya mesntruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Panjang siklus
menstruasi yang normal adalah 28 hari. Perilaku saat remaja putri menarche adalah
biasanya mudah tersinggung, minder, melamun, malas beraktivitas, murung di kamar
dan berkhayal. Perilaku remaja saat menarche sering berubah dan tidak menentu
kadang ceria kadang (Santrock, 2007).
Menurut BKKBN (2012) salah satu masalah yang menonjol dikalangan
remaja yaitu permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Masalah kesehatan
reproduksi remaja di Indonesia perlu mendapat perhatian yang cukup karena masalah
kesehatan reproduksi remaja tidak hanya berfokus pada penanganan medis dan
sebatas proses kehamilan dan melahirkan (Suryati, 2012). Remaja perlu mengenal
tubuh dan organ reproduksi, perubahan fisik dan psikologis, sehingga dapat
melindungi diri dari risiko yang mengancam kesehatan dan keselamatan fungsi organ
reproduksi. Pelayanan kesehatan remaja relatif kurang mendapat perhatian karena
akses dan bahan informasi masih rendah, terutama berkaitan dengan kesehatan
reproduksi yang bersifat preventif dan promotif. Strategi untuk mencapai reproduksi
yang sehat perlu diidentifikasi pemahaman tentang aspek-aspek yang berpengaruh
terhadap alat-alat reproduksi. Pengabaian kesehatan reproduksi dapat menimbulkan
infeksi alat reproduksi dan berpengaruh terhadap infertilitas atau kemandulan.
Berdasarkan data WHO (2007) dalam Diessy (2013) bahwa angka prevalensi
tahun 2006 akibat perawatan organ genetalia yang kurang diperoleh 25%-50%
mengalami candidiasis, 20%-40% mengalami bacterial vaginosis dan 5%-15%
mengalami trichomoniasis. Menurut Zubier (2002) dalam Diessy (2013), wanita di
Eropa yang mengalami Keputihan sekitar 25%. Berdasarkan survei kesehatan 2012,
62% putri di Indonesia mengalami infeksi vagina seperti flour albus, vaginitis,
endometritis, dan servisitis. Remaja putri mempunyai kerentanan yang tinggi
terhadap infeksi karena mukosa vagina yang atrofi dan tipis (kekurangan stimulasi
estrogen), tercemar oleh feces (higiene yang buruk), dan mekanisme imunitas vagina
yang relatif terganggu (Anonim, 2011 dalam Dewi 2012). Berdasarkan penelitian
Budi (2012) dalam Imarotul (2014) juga menyatakan bahwa 56% remaja dalam
kategori kurang dalam perawatan vulfa saat mesntruasi, 38% dalam kategori cukup
dan 11% dalam kategori baik. Hasil penelitian Puspaningrum (2012) menyatakan
bahwa sebanyak 66% responden memiliki praktik kurang dalam perawatan organ
genetaliaeksternal dan 34% memiliki praktik baik dalam perawatan organ genetalia
eksternalnya. Kesehatan reproduksi pada remaja di Kabupaten Jember perlu
mendapat perhatian dan penanganan secara optimal. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember bahwa kejadian pruritus dan keputihan di area vulva
pada remaja putri cukup tinggi yaitu 43%. Salah satu kecamatan di Kabupaten Jember
dengan kejadian pruritus yaitu di Kecamatan Sumbersari (Erna Sulistiyorini, 2014).
Kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD (1994) dalam Pinem (2009) di
Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak
semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, fungsi dan proses. Masalah kesehatan reproduksi pada
remaja menjadi penting karena faktor pendukung yang kurang maksimal. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh Notoadmojo (2007) dalam Dewi (2012) bahwa untuk
mewujudkan suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, peran orang tua, peran teman
sebaya, pengetahuan, sikap, dan akses informasi. Menurut BKKBN (2005b) bahwa
sumber informasi (pendidik) mengenai kebersihan organ reproduksi terutama saat
menstruasi dapat berasal dari berbagai sumber misalnya orang tua, teman sebaya,
guru, dan media massa. Pemerintah khususnya BKKBN telah melaksanakan dan
mengembangkan program konseling KRR serta empat program dengan pendekatan,
institusi keluarga dalam hal ini orang tua, kelompok sebaya (peer group), institusi
sekolah dan perusahaan (Tresya, 2012). Program ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan
kehidupan berkeluarga dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi
mendatang.
Teman sebaya selain menjadi sumber informasi (pendidik) juga berperan
memberikan dukungan dalam perilaku kebersihan remaja pada saat menstruasi.
Berdasarkan penelitian Suryati (2012) faktor pendukung dalam perilaku kebersihan
diri siswa saat menstruasi yaitu peran orang tua khususnya ibu, peran guru, peran
teman sebaya, dan peran petugas kesehatan. Hasil penelitian tersebut didapatkan
bahwa faktor yang paling dominan berhubungan terhadap perilaku kebersihan siswi
pada saat menstruasi adalah teman sebaya dengan nilai Odds Ratio tertinggi, artinya
teman sebaya mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku kebersihan saat
menstruasi dengan baik. Seseorang yang mendapat dukungan sosial akan merasa
diperhatikan, dihargai, dan dicintai yang selanjutnya akan merasakan kepuasan dalam
hidup dan dapat menghadapi tantangan dan masalah-masalahnya dengan lebih efektif.
Sebaliknya, seorang yang tidak atau kurang mendapatkan dukungan sosial, apalagi
dalam situasi yang banyak konflik, akan merasa diasingkan, mengalami kesunyian
dan kehampaan hidup.
Teman sebaya dapat mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat penampilan
dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Yani, 2009 dalam Dewi 2012). Hal
tersebut terjadi karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk
bersama dengan teman-teman sebayanya dibanding dengan keluarga. Remaja
menemukan teman sebagai penasehat terhadap segala sesuatu yang mengerti dan
bersimpati oleh karena teman sebaya menghadapi perubahan yang sama (Maryatun,
2012). Teman sebaya merupakan sumber utama dalam meniru gaya, tingkahlaku dan
aspirasi. Seltzer dan Waterman (1996) dalam Azizi (2011) menjelaskan bahwa remaja
membuat perbandingan tingkahlaku dengan remaja lain dalam membuat keputusan.
Masalah kesehatan reproduksi pada remaja perlu mendapat penanganan
serius, karena masalah tersebut paling banyak muncul pada negara berkembang
seperti di Indonesia. Kurang tersedianya akses untuk mendapat informasi mengenai
kesehatan reproduksi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tinggi masalah
kesehatan reproduksi remaja. Hal tersebut terbukti dari banyak penelitian
menyatakan rendahnya tingkat pengetahuan mengenai kebersihan organ genitalia
para remaja putri. Salah satu sumber informasi (pendidik) dalam melakukan
kebersihan organ reproduksi terutama saat menstruasi adalah teman sebaya. Oleh
karena itu, melalui dukungan sosial teman sebaya sangat penting dalam membentuk
perilaku remaja melakukan praktik manajemen higiene menstruasi. Pondok pesantren
merupakan tempat berkumpulnya santri yang memiliki tujuan mempelajari ilmu
agama. Sebagian besar populasinya adalah remaja yang hidup bersama,
melaksanakan kegiatan bersama dan saling membutuhkan satu sama lain.
Lingkungannya rata-rata memiliki masalah kesehatan, khususnya kesadaran
mengenai kebersihan diri yang berakibat pada muncul berbagai jenis penyakit salah
satunya masalah kesehatan pada alat reproduksi wanita. Berdasarkan uraian diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara dukungan sosial
teman sebaya dengan praktik manajemen higiene menstruasi pada santriwati remaja
awal di Pondok Pesantren Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada hubungan dukungan sosial peer dengan manajemen higiene
menstruasi pada santriwati remaja di Pondok Pesantren Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan dukungan sosial
peer dengan manajemen higiene menstruasi pada santriwati remaja di Pondok
Pesantren Kabupaten Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
a.Mengidentifikasi karakteristik responden yang telah mengalami menarche.
b.Mengidentifikasi dukungan sosial peer pada santriwati remaja di Pondok
Pesantren Kabupaten Jember.
c.Mengidentifikasi manajemen higiene menstruasi pada santriwati remaja di
Pondok Pesantren Kabupaten Jember.
d.Menganalisis hubungan dukungan sosial peer dengan manajemen higiene
menstruasi pada santriwati remaja di Pondok Pesantren Kabupaten Jember.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
khasanah ilmu pengetahuan dibidang promotif dan preventif khususnya
manajemen higiene menstruasi pada remaja putri, sehingga dapat dijadikan bahan
diskusi serta penelitian lanjutan dalam bidang tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktisi


a. Manfaat bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan praktik
manajemen higiene menstruasi pada santriwati remaja awal di Pondok
Pesantren Kabupaten Jember.
b. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Manfaat yang diperoleh bagi instansi pendidikan yaitu sebagai refensi
tambahan dan pedoman untuk penelitian selanjutnya.
c. Manfaat bagi Keperawatan
Manfaat yang diperoleh bagi keperawatan yaitu dapat mengembangkan upaya
promotif dan preventif terkait praktik manajemen higiene menstruasi pada
remaja putri (santriwati).
d. Manfaat bagi Pondok Pesantren
Manfaat yang diperoleh bagi Pondok Pesantren adalah meningkatkan peran
serta dalam mengenali masalah kesehatan reproduksi santriwati terutama
mengenai manajemen higiene menstruasi, baik dari segi lingkungan yang
kondusif, informasi yang penting, dan juga dukungan yang positif terhadap
kemampuan dalam belajar menyikapi segala peristiwa yang terjadi pada diri
sendiri maupun lingkungan.
e. Manfata bagi Responden
Manfaat yang diperoleh bagi responden yaitu mempersiapkan diri dengan baik
untuk menghadapi menstruasi yang mereka alami dan berupaya lebih banyak
berinteraksi dengan peer untuk mendapatkan pengetahuan yang baik
mengenai menstruasi dan juga bisa saling bertukar pengalaman satu sama lain.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan oleh Rizka Indana Zulfa
dengan judul penelitian Pengaruh Peer Education Terhadap Sikap Manajemen
Higiene Menstruasi Pada Santriwati Remaja Awal Di Pondok Pesantren Al-Qodiri
Kabupaten Jember yang dilaksanakan pada tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi pengaruh peer education terhadap sikap manajemen higiene
menstruasi pada santriwati remaja awal yang terdapat di Pondok Pesantren Al-Qodiri
Kabupaten Jember. Tempat penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Al-Qodiri
Kabupaten Jember. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 277 santriwati dengan
sampel akhir dalam penelitian ini adalah 30 siswi atau santriwati. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah peer education, sedangkan variabel dependen
yang digunakan yaitu sikap manajemen higiene menstruasi. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu kuantitatif dengan menggunakan teknik sampel purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dalam analisis
data.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Bima Spica dengan judul penelitian
Perilaku Prososial Mahasiswa Ditinjau dari Empati dan Dukungan Sosial Teman
Sebaya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 yang bertempat di Fakultas
Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Populasi atau subyek
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang yang masih aktif berkuliah yaitu angkatan 2004 sampai
dengan angkatan 2007. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu empati
dan dukungan sosial teman sebaya, sedangkan variabel dependen yaitu perilaku
prososial mahasiswa. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster random sampling. Metode penelitian menggunakan
metode skala yaitu suatu metode penyelidikan dengan menggunakan kumpulan
pernyataan-pernytaan yang harus dijawab ole setiap individu yang menjadi subjek
penelitian. Metode analisa data pengujian hipotesis mayor digunakan teknik statistic
analisa regresi dua predictor, sedangkan uji hipotesis minor menggunakan korelasi
product moment.
Perbedaan dengan penelitian yang sekarang yaitu berjudul Hubungan
Dukungan Sosial Peer dengan Manajemen Higiene Menstruasi pada Santriwati
Remaja Di Pondok Pesantren Kabupaten Jember. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan dukungan sosial peer dengan manajemen higiene menstruasi
pada santriwati remaja di Pondok Pesantren Kabupaten Jember. Tempat penelitian
dilakukan di Pondok Pesantren Kabupaten Jember. Subjek penelitian adalah
santriwati pada usia remaja di Pondok Pesantren Kabupaten Jember. Variabel yang
digunakan dua, yaitu variabel independen dukungan sosial peer dan variabel
dependen dan manajemen higiene menstruasi.

Berbagai perubahan yang terjadi pada remaja tersebut dapat menimbulkan


permasalahan yang mungkin dapat mengganggu perkembangan remaja di masa depan
(BKKBN, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bkkbn.go.id/arsip/Documents/Perpustakaan/PPID/program%20PK3.pdf
http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil%20Penelitian/SDKI%202012/Laporan
%20Pendahuluan%20REMAJA%20SDKI%202012.pdf

https://books.google.co.id/books?id=t46O5s5O-bYC&pg=PA66&dq=ciri-
ciri+primer+dan+sekunder+pada+remaja&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage
&q=ciri-ciri%20primer%20dan%20sekunder%20pada%20remaja&f=false

https://books.google.co.id/books?id=t46O5s5O-bYC&pg=PA66&dq=ciri-
ciri+primer+dan+sekunder+pada+remaja&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage
&q=ciri-ciri%20primer%20dan%20sekunder%20pada%20remaja&f=false

S-ar putea să vă placă și

  • Sop PF
    Sop PF
    Document14 pagini
    Sop PF
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Pemeriksaan Fisik Fraktur
    Pemeriksaan Fisik Fraktur
    Document12 pagini
    Pemeriksaan Fisik Fraktur
    Kadal
    Încă nu există evaluări
  • Buku Harian
    Buku Harian
    Document2 pagini
    Buku Harian
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Patway
    Patway
    Document2 pagini
    Patway
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • LP Meningitis
    LP Meningitis
    Document27 pagini
    LP Meningitis
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • LP Meningitis
    LP Meningitis
    Document27 pagini
    LP Meningitis
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • NYT_EfusiPleura
    NYT_EfusiPleura
    Document61 pagini
    NYT_EfusiPleura
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Bab 3
    Bab 3
    Document3 pagini
    Bab 3
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Rumus Case Control
    Rumus Case Control
    Document1 pagină
    Rumus Case Control
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Woc CKD
    Woc CKD
    Document3 pagini
    Woc CKD
    Sintha Pratiwi
    0% (1)
  • Proposal
    Proposal
    Document2 pagini
    Proposal
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document5 pagini
    Daftar Pustaka
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka Askep
    Daftar Pustaka Askep
    Document1 pagină
    Daftar Pustaka Askep
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Rencana Anggaran
    Rencana Anggaran
    Document1 pagină
    Rencana Anggaran
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • LP Istirahat Tidur
    LP Istirahat Tidur
    Document13 pagini
    LP Istirahat Tidur
    nirwanaridwan
    Încă nu există evaluări
  • Anda Awal Yang Indah Bagi Saya
    Anda Awal Yang Indah Bagi Saya
    Document1 pagină
    Anda Awal Yang Indah Bagi Saya
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Cover
    Cover
    Document9 pagini
    Cover
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • STUPEN
    STUPEN
    Document15 pagini
    STUPEN
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Bab 4 Poa
    Bab 4 Poa
    Document12 pagini
    Bab 4 Poa
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Pemberian Obat Secara Parenteral
    Pemberian Obat Secara Parenteral
    Document32 pagini
    Pemberian Obat Secara Parenteral
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • POA No. 6
    POA No. 6
    Document12 pagini
    POA No. 6
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • HomeCareHipertensi
    HomeCareHipertensi
    Document36 pagini
    HomeCareHipertensi
    Septian Ady Setiawan
    Încă nu există evaluări
  • Woundcare Home
    Woundcare Home
    Document7 pagini
    Woundcare Home
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Ayah
    Ayah
    Document1 pagină
    Ayah
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Ayah
    Ayah
    Document1 pagină
    Ayah
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Aku Yang Pernah Engkau Kuatkan
    Aku Yang Pernah Engkau Kuatkan
    Document1 pagină
    Aku Yang Pernah Engkau Kuatkan
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document9 pagini
    Daftar Pustaka
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări
  • Citra Tubuh
    Citra Tubuh
    Document6 pagini
    Citra Tubuh
    Anin Shofial Muharromi
    100% (1)
  • Visi Misi Organisasi
    Visi Misi Organisasi
    Document3 pagini
    Visi Misi Organisasi
    Hida Az Zahra
    Încă nu există evaluări