Sunteți pe pagina 1din 6

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN

KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD


DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2010

Aulya Farra Ramadany, Listyo Asist Pujarini, Anika Candrasari


Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Correspondence to: Anika Candrasari
Email: Anika.Candrasari@ums.ac.id

ABSTRACT
From survey at Dr. Moewardi Hospital in the year 2010, the incidence of stroke patients increase 5-7% every
year. Diabetes mellitus has a relationship with ischemic stroke through aterosklerosis. However, the relationship
of diabetes mellitus as a risk of ischemic stroke remains uncertain due to diabetes is not a single factor for stroke.
Research aim was to determine the relationship between the incidence of diabetes mellitus and ischemic stroke.
It was conducted at the neurologi unit in Dr.Moewardi Hospital Surakarta, the design was a cross sectional with
sample size of 132 people. The sampling technique used simple random sampling. The result is the number of
ischemic stroke patients with diabetes mellitus by 47 people (71.21%). From chi square analysis (x ) x = 13.516
obtained and p <0.000 with a value of OR = 3.8 and IK = 1.841 to 7.869. Its mean that there was a relationship
between diabetes mellitus and incident ischemic stroke and people with diabetes mellitus have a risk 3,8 more
times will got stroke ischemic than people without diabetes mellitus.

Keywords: diabetes mellitus, ischemic, stroke

PENDAHULUAN antaranya menderita cacat menetap (Centers for


Trend penyakit beberapa puluh tahun Disease Control and Prevention, 2009).
belakangan ini mengalami perubahan. Dulu Berdasarkan laporan European Journal
didominasi oleh penyakit infeksi sekarang of Neurology pada 2005 mengungkapkan
cenderung ke arah penyakit metabolik. Penyakit bahwa di beberapa negara Uni Eropa, seperti
metabolik yang sering dijumpai saat Islandia, Norwegia, dan Swiss, insidensi stroke
ini antara lain hipertensi, diabetes melitus, diperkirakan 1,1 juta orang setiap tahunnya
dan stroke. Sekarang stroke menempati urutan (Valery F, 2009). Di Asia yang kebanyakan
ketiga sebagai penyakit mematikan setelah merupakan negara berkembang jumlah penderita
penyakit jantung dan kanker, sedangkan di stroke lebih banyak daripada di negara maju.
Indonesia stroke menempati urutan pertama Konferensi Stroke Internasional yang diadakan di
sebagai penyebab kematian di rumah sakit (Aliah Wina, Austria, tahun 2008 juga mengungkapkan
dkk, 2007). Dalam skala global, stroke sekarang bahwa di kawasan Asia jumlah kasus stroke terus
berada dalam peringkat kedua, di bawah penyakit meningkat (Soemarmo, 2008).
jantung iskemik sebagai penyebab kematian dan Angka kejadian stroke di Indonesia
merupakan faktor utama penyebab kecacatan meningkat dengan tajam. Saat ini Indonesia
serius. Di Amerika, pada tahun 2002, jumlah merupakan negara dengan jumlah penderita stroke
orang meninggal karena stroke sekitar 162.672 terbesar di Asia. Data stroke yang dikeluarkan
orang. Jumlah tersebut setara dengan 1 di antara oleh Yayasan Stroke Indonesia menyatakan pada
15 kematian di Amerika Serikat. Saat ini ada 4 tahun 2004, penelitian di sejumlah rumah sakit
juta orang di Amerika Serikat yang hidup dalam menemukan pasien rawat inap karena stroke
keterbatasan sik akibat stroke, dan 15-30% di jumlahnya sekitar 23.000 orang. Berdasarkan

Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013 11


Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 kerusakan dinding pembuluh darah besar maupun
mendata kasus stroke di wilayah perkotaan di pembuluh darah perifer disamping itu juga akan
33 provinsi dan 440 kabupaten, hasilnya adalah meningkatkan agegrat platelet dimana kedua
penyakit stroke merupakan pembunuh utama di proses tersebut dapat menyebabkan aterosklerosis.
kalangan penduduk perkotaan, sebagai salah satu Hiperglikemia juga dapat meningkatkan viskositas
contoh di Surakarta sebagai kota yang sedang darah yang kemudian akan menyebabkan naiknya
berkembang pesat dengan RSUD Dr. Moewardi tekanan darah atau hipertensi dan berakibat
yang merupakan rumah sakit negeri rujukan terjadinya stroke iskemik. Proses makroangiopati
daerah Surakarta. Menurut kepala unit saraf dianggap sangat relevan dengan stroke dan
rumah sakit (RS) Dr. Moewardi Surakarta Prof. juga terdapat bukti adanya keterlibatan proses
DR. dr. H.Suroto, Sp.S (K) Jumlah penderita makroangiopati yang ditandai terjadinya stroke
stroke mengalami peningkatan dari tahun ke lakunar pada penderita diabetes melitus(Gilroy,
tahun hingga 5-7 persen. Apabila tidak ada 2000; Hankey dan Lees, 2001; Ryden et al 2007).
upaya penanggulangan stroke yang lebih baik Dalam penelitian Antonious & Silliman
maka jumlah penderita stroke pada tahun 2020 pada tahun 2005 dalam jurnalnya Northeast
diprediksikan akan meningkat 2 kali lipat (Wiwit Florida Medicine mengungkapkan bahwa
S, 2010). Data survei di RSUD Dr. Moewardi pada diabetes melitus terbukti sebagai faktor risiko
tahun 2010 jumlah pasien stroke iskemik sebanyak stroke dengan peningkatan risiko relatif pada
503, dengan jumlah pasien stroke iskemik 275, stroke iskemik 1.6 sampai 8 kali. Hal ini didukung
lebih banyak daripada stroke hemoragik. dengan penelitian dalam jurnal National Stroke
Penyebab tingginya angka kejadian stroke Associationyang menyatakan orang dengan
di Indonesia lebih disebabkan karena gaya dan diabetes berisiko terkena stroke 4 kali dari pada
pola hidup masyarakat yang tidak sehat, seperti seseorang yang tidak menderita diabetes. Namun
malas bergerak, makanan berlemak dan kolesterol menurut penelitian dalam Diabetes Care Journal
tinggi, sehingga banyak diantara mereka mengidap (Richard J. Steven et al, 2004) menyatakan bahwa
penyakit yang menjadi pemicu timbulnya diabetes melitus bukan merupakan faktor tunggal
serangan stroke. Saat ini serangan stroke lebih terjadinya stroke, ada beberapa faktor lain yang
banyak dipicu oleh adanya hipertensi yang disebut berpengaruh untuk memicu terjadinya stroke
sebagai silent killer, diabetes melitus, obesitas dan sehingga hubungan antara diabetes melitus dan
berbagai gangguan kesehatan yang terkait dengan stroke masih sulit dibuktikan. Pernyataan tersebut
penyakit degeneratif (Waspadji, 2007). juga didukung pernyataan dalam British Journal
Diabetes melitus (DM) adalah suatu (Sander dirk et al, 2011) yang menyatakan bahwa
sindroma gangguan metabolisme dengan hubungan diabetes dengan stroke masih belum
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat jelas (Gor, 2009).
suatu desiensi sekresi insulin atau berkurangnya Berdasarkan latar belakang yang telah
efektitas biologis dari insulin atau keduanya diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah
dan merupakan suatu penyakit degeneratif yang penelitian seperti berikut: Apakah terdapat
angka kejadiannya cukup tinggi, di berbagai hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian
negara juga merupakan salah satu penyakit yang stroke iskemik di RSUD Dr.Moewardi Surakarta?
menjadi masalah kesehatan masyarakat. World Tujuan penelitian ini adalah menjawab
Health Organization (WHO) memperkirakan rumusan permasalahan diatas yaitu untuk
jumlah penderita diabetes melitus mencapai lebih mengetahui hubungan antara diabetes melitus
dari 180 juta jiwa diseluruh dunia. Kejadian ini dengan kejadian stroke iskemik di RSUD
akan meningkat dua kali lipat di tahun 2030 dan Dr.Moewardi Surakarta. Manfaat penelitian ini
Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia (WHO, adalah secara teoritis diharapkan dapat menambah
2006). ilmu pengetahuan di bidang kedokteran dan juga
Penyebab diabetes melitus menjadi stroke diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
iskemik salah satunya adalah adanya suatu proses penelitian selanjutnya. Secara praktis bagi klinisi/
aterosklerosis. Kira-kira 30% pasien dengan dokter, apabila terbukti diabetes melitus sebagai
aterosklerosis otak terbukti adalah penderita faktor risiko stroke iskemik, maka penelitian
diabetes. Terjadinya hiperglikemia menyebabkan ini dapat bermanfaat bagi para klinisi dalam

12 Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013


mengambil tindakan preventif agar dapat diberikan (Pasien stroke hemoragik, pasien dengan data
lebih awal dan tepat pada penderita dengan faktor rekam medis yang tidak lengkap). Pengambilan
risiko,sehingga dapat menurunkan insidensi sampel di lakukan secara simple random sampling
stroke iskemik. Sedangkan bagi masyarakat dengan besar sampel sebanyak 132 pasien.
yang merupakan sasaran tindakan promotif dan Variable terikat dalam penelitian ini
preventif, dengan mengenal faktor risiko stroke adalah stroke iskemik. Diagnosis stroke iskemik
diharapkan masyarakat umum lebih berupaya didasarkan menggunakan gold standart yaitu
melakukan pencegahan stroke dengan lebih CT scan yaitu didapatkan gambaran hipodens
terarah. Untuk penderita stroke adalah dengan (Gor, 2009). Variable bebas adalah diabetes
diketahuinya faktor risiko stroke, penderita bisa melitus. Penegakkan diagnosis diabetes melitus
lebih melakukan tindakan preventif agar tidak berdasarkan gejala klasik yaitu polidipsi, polifagi,
menjadi rekurens. dan poliuria dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu 200 mg/dl, gula darah puasa 126 mg/
METODE PENELITIAN dl dan tes toleransi glukosa oral (TTGO) 200
Penelitian ini termasuk analitik mg/dl (Arisman, 2010). Variable luar usia, jenis
observasional dengan pendekatan cross sectional. kelamin, kebiasaan merokok, penyakit jantung,
Penelitian dilakukan di unit rawat inap bagian dan hiperlipidemia. Pada penelitian ini tehnik
penyakit saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta analisis data yang digunakan adalah chi square.
pada bulan September - Oktober 2011 dengan
pengambilan data rekam medis tanggal 1 Januari HASIL DAN PEMBAHASAN
2010- 31 Desember 2010. Hasil dari survei peneliti di RSUD Dr.
Subyek penelitian ini adalah semua pasien Moewardi pada tahun 2010 jumlah pasien stroke
stroke iskemik yang menjalani rawat inap di bagian yang ditemukan sebesar 503 orang, dengan
saraf di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dengan jumlah pasien stroke iskemik 275 orang, data
kriteria inklusi (Usia 40-89 tahun, menderita yang memenuhi kriteria inklusi subyek penelitian
stroke iskemik dan bukan stroke, yang telah sebanyak 132 sampel dengan menggunakan
diperiksa kadar glukosa darah, menderita stroke metode pengambilan sampel secara simple random
iskemik pertama kali atau rekuren) dan eksklusi sampling. Sehingga didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi data menurut jenis kelamin dan usia
Stroke iskemik Bukan stroke iskemik
N % N %
Jenis kelamin
Laki-laki 39 59,09 26 39,3
Perempuan 27 40,91 40 60,61
Usia
40-49 8 12 21 32
50-59 18 27 21 32
60-69 26 39 14 21
70-79 13 19 8 12
80-89 1 3 2 3

Tabel 2. Distribusi data pada kejadian stroke iskemik Tabel 3. Distribusi data pada kejadian stroke
dan bukan stroke iskemik terhadap DM iskemik dan bukan stroke iskemik terhadap
Stroke Bukan stroke hiperlipidemia
X2 P
Diagnosis iskemik iskemik Bukan stroke
Stroke iskemik
N N N Diagnosis iskemik
N % N %
DM (+) 47 26
13.516 0.000 Hiperlipidemia (+) 16 24,24 7 10,61
DM (-) 19 40 Hiperlipidemia (-) 50 75,76 59 89,39
JUMLAH 66 100 66 100

Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013 13


Tabel 4. Distribusi data pada kejadian stroke iskemik stroke daripada di bawah 65 tahun. Setelah usia
dan bukan stroke iskemik terhadap penyakit 50 tahun tampak kecenderungan bahwa arteri-
jantung arteri serebral yang kecil juga terkena proses
Bukan stroke
Diagnosis Stroke iskemik
iskemik
arterosklerosis. Penyempitan yang disebabkan
N % N % oleh plak arterosklerosis bisa mencakup 80-
Penyakit jantung (+) 4 6,06 0 0 90% lumen arteri (Valery, 2009). Namun, saat
Penyakit jantung (-) 62 93,94 66 100 usia di atas 75 tahun insidennya mengalami
JUMLAH 66 100 66 100 penurunan. Seperti pada jurnal National Institutes
of Neurological Disorders and Stroke tahun 2008
Dari 132 sampel yang terdiagnosis stroke rasio insiden pria terhadap wanita pada usia 55-64
iskemik sebanyak 66 kasus sedangkan 66 tahun adalah 1,25, pada usia 65-74 tahun adalah
penderita lainnya termasuk dalam bukan stroke 1,50 pada usia 75-84 tahun adalah 1,07, dan
iskemik yang merupakan gabungan dari penyakit- pada usia 85 tahun adalah 0,76 (Carnethon et
penyakit saraf yang lain seperti epilepsi, sefalgia, al, 2009). Hal ini menurun karena usia rata-rata
vertigo, iskhalgia, parkinson, meningitis dan orang di Amerika yaitu 72,3 tahun pada pria dan
hidrosefalus. Pada tabel 1 didapatkan sampel wanita 79,1 tahun sehingga jumlah insiden pria
dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak lebih sedikit (Maryam dkk, 2008) sedangkan usia
daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan hasil rata-rata orang Indonesia menurut BAPPENNAS
penelitian Satu Mustanoja, MDet al dalam jurnal yaitu 70 tahun.
American Heart Assosiation pada tahun 2010 dan Pada tabel 2, distribusi kejadian stroke
ini didukung dengan hasil riset kesehatan dasar iskemik dan kejadian bukan stroke iskemik
Indonesia tahun 2007 yang menyatakan kalau jenis terhadap DM dan non DM, didapatkan hasil
kelamin laki-laki lebih berisiko terkena stroke 71,21% penderita stroke iskemik dengan DM. Hal
dibanding perempuan. Hal ini dimungkinkan ini menunjukkan bahwa kondisi DM berpengaruh
karena buruknya pola hidup seperti merokok, positif dan merupakan faktor risiko stroke iskemik
makan-makanan yang berisiko seperti makanan (Feigin, 2009). Prevalensi penderita stroke dengan
manis, makanan asin, berpenyedap, berlemak, hipertensi (tekanan darah sistolik 140 mmHg
dan mengandung banyak kolesterol yang di mana dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg)
perilaku tersebut akan menganggu elastisitas cukup tinggi, mencapai 67,5 %. Hal tersebut
pembuluh darah dan bisa juga menyebabkan terjadi karena diabetes akan meningkatkan risiko
penyumbatan yang akan menjadi aterosklerosis. untuk terjadinya hipertensi. Diabetes adalah
Namun hasil penelitian tersebut berbeda kondisi dimana terjadi peningkatan insulin dalam
dengan penelitian dalam jurnal National Center for darah pada DM tipe II yang dewasa ini semakin
Health Statistic yang menyebutkan berdasarkan meningkat jumlahnya di masyarakat, kondisi
jenis kelamin pada individu yang terkena stroke tersebut meningkatkan penyerapan jumlah
iskemik pertama kali, ditemukan rata-rata kejadian natrium didalam tubuh. Penyerapan natrium akan
stroke iskemik lebih banyak yang jenis kelamin meningkatkan kadar kalium dalam darah dan
perempuan dibandingkan laki-laki (Gor, 2009). akan menyebabkan terstimulasikan sistem saraf
Hal ini mungkin berhubungan dengan kondisi simpatik. Hal ini diduga menyebabkan perubahan
khusus yang disebut Risk Factors Unique yaitu struktur dalam darah yang mempengaruhi fungsi
ada beberapa faktor risiko stroke iskemik yang jantung dan tekanan darah. Masalah vaskular
khusus didapatkan pada wanita, seperti kehamilan yang timbul dikarenakan diabetes dan diperparah
dimana kondisi tersebut dinamakan diabetes dengan hipertensi, pola makan yang tidak baik
gestasional yaitu suatu kondisi yang disebabkan serta kurangnya aktivitas sik. Sehingga diabetes
intoleransi glukosa yang ditemukan pertama kali adalah kondisi dimana secara tidak langsung akan
saat hamil dan dimana kondisi diabetes melitus mempengaruhi untuk terjadinya hipertensi. Pada
tersebut bisa menetap setelah melahirkan. penelitian ini kondisi pasien hipertensi dilakukan
Pada tabel 1 juga didapatkan sampel matching dengan kontrol.
terbanyak pada usia 60-69 tahun. Menurut hasil Pada tabel 2, 3 dan 4, distribusi data
riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2007 bahwa pada kejadian stroke iskemik dan bukan
usia di atas 65 tahun berisiko tinggi terkena stroke iskemik dengan DM dan non DM

14 Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013


terhadap hiperkolestrolemia dan penyakit diabetes melitus memiliki peluang sebesar 3,8 kali
jantung, didapatkan hasil orang dengan stroke lebih berisiko terkena stroke iskemik daripada
iskemik lebih banyak terkena penyakit jantung orang tanpa diabetes melitus. Hal ini sesuai
yaitu 4 orang dengan presentase 6,06% dan dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti
hiperlipidemia yaitu 14 orang dengan presentase dalam penelitian Antonious & Silliman pada tahun
21,21% daripada orang yang tidak terkena stroke. 2005 dalam jurnalnya Northeast Florida Medicine
Hal ini menunjukkan bahwa lipid yang tinggi mengungkapkan bahwa diabetes melitus terbukti
berpengaruh positif dan merupakan faktor risiko sebagai faktor risiko stroke dengan peningkatan
independen terhadap risiko stroke iskemik (Tanne OR pada stroke iskemik 1.6 sampai 8 kali.
et al, 2001). Menurut Kamso et al (2002) pada Interpretasi hasil regresi logistik didapatkan
penelitiannya tentang dislipidemia didapatkan variabel yang berpengaruh terhadap stroke
lebih dari 50% sampel yang ditemukan memiliki iskemik adalah diabetes melitus, jenis kelamin,
kolesterol yang tinggi dimana kolesterol yang dan hiperlipidemia. Karena hasil analisis bivariant
tinggi merupakan faktor risiko yang penting untuk mempunyai nilai p < 0,25. Namun pada usia
terjadinya aterosklerosis. dan penyakit jantung yang di analisis juga
Kondisi DM sendiri, akan menyebabkan menggunakan regresi logistik hasilnya nilai p
kerusakan dinding arteri sehingga membentuk tidak memenuhi syarat sehingga gugur untuk
bekuan darah yang disebut thrombus. Pada bisa dilakukan ke tahap uji analisis multivariant.
proses ini akan terjadi penurunan aliran darah Kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai
lebih lanjut. Pada beberapa kasus thrombus OR (EXP{B}). Kekuatan hubungan dari yang
akan membesar dan menutup lumen arteri, terbesar ke yang terkecil adalah diabetes melitus
atau thrombus dapat terlepas dan membentuk (OR = 3,315), hiperlipidemia (OR = 2,345), dan
emboli yang akan mengikuti aliran darah dan jenis kelamin (OR = 0,536). Hal tersebut sesuai
menyumbat arteri di daerah yang lain. Jaringan dengan yang dinyatakan oleh Gor (2009) yaitu
yang memperoleh vaskularisasi dari arteri yang urutan faktor-faktor risiko untuk terjadinya
tersumbat oleh emboli tersebut akan mati karena stroke iskemik dimulai dari yang tertinggi yaitu
kehilangan suplai oksigen secara cepat, yang bila hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
terjadi di jantung akan menyebabkan kerusakan merokok, pemakaian alkohol, obesitas dan yang
pada jantung sehingga menjadi penyakit jantung terakhir jenis kelamin dalam bukunya yang
(Gor, 2009). berjudul manajemen stroke.
Pada kelompok bukan stroke iskemik Berdasarkan hasil perhitungan di atas
terdapat 26 sampel yang menderita DM namun dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat
tidak terkena stroke iskemik. Padahal, kondisi hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian
dimana jika memiliki DM ditambah dengan faktor stroke iskemik dimana kadar glukosa darah yang
usia yang sudah tua seharusnya terkena stroke berlebih akan menganggu elastisitas pembuluh
tetapi pada kenyataannya tidak terserang stroke. darah dan proses arterosklerosis mendominasi
Hal ini dimungkinkan gaya hidup yang baik dan untuk terjadinya suatu emboli yang akan
sehat cukup menolong dari ancaman terkena menyumbat dan menjadi stroke iskemik bila
stroke. Gaya hidup yang baik dan sehat seperti terkenanya di otak.
tidak merokok, makan buah-buahan, mengurangi Kelemahan penelitian ini antara lain
makanan yang berlemak dan berpenyedap serta dikarenakan penelitian dilakukan tanpa follow
melakukan aktivitas sik yang rutin seperti up sehingga sulit untuk menetapkan mekanisme
minimal melakukan jalan kaki beberapa jam setiap sebab akibat karena pengukuran terhadap faktor
hari (Arisman, 2010). risiko dan efek dilakukan sekaligus pada saat
Nilai Odds Ratio (OR) yaitu 3,8 dan yang sama, data diambil berdasarkan rekam medis
didapatkan Interval Kepercayaan (IK) 95% antara yang kurang akurat di luar kendali penulis, jumlah
1,841-7,869 menunjukan adanya hubungan yang sample yang diambil tidak selektif dan waktu
signikan antara diabetes melitus dengan kejadian serta tempat penelitian yang terbatas dan tidak
stroke iskemik. Hasil OR yang menunjukkan lebih diperhatikannya riwayat penderita dengan kadar
dari 1 berarti diabetes melitus merupakan faktor glukosa yang tinggi yang pernah menderita stroke
risiko stroke iskemik dan orang yang terdiagnosis iskemik.

Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013 15


SIMPULAN Arisman., 2010. Obesitas, Diabetes melitus, dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Dislipidemia. Jakarta: EGC.
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Gilroy, J., 2000.Basic Neurology 3rd ed. New York :
terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan McGraw-Hill.
kejadian stroke iskemik. Gor, Abdul., 2009. Manajemen STROKE. Yogyakarta:
Pustaka cendekia press.
SARAN Indiyarti, Riani., 2009. Perbandingan Kadar Gula
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut Darah Sewaktu Pada Kedua Jenis Stroke.
dengan memasukkan variabel-variabel luar Surabaya : Trisakti University Press.
seperti merokok,dan kemudian dilakukan analisa Waspadji, S., 2007. Komplikasi Kronik Diabetes :
uji SPSS untuk melihat pengaruh dari masing- Mekanisme Terjadinay Diagnosis dan
masing variabel. Kepada penderita diabetes Strategi Pengelolaan. Dalam :Sudoyo, Aru.
mellitus diberikan edukasi yang baik dan benar Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid
untuk mengubah gaya hidup agar tidak berlanjut 3. Jakarta : FKUI.
menjadi stroke iskemik. WHO., 2006.Prevention of Diabetes Melitus,
Technical Report Series.
DAFTAR PUSTAKA
Aliah, A., Kuswara, F.F., Limoo, R.A., dan Wuysang,
G., 2007. Kapita Selekta Neurologi Edisi
Kedua : Gambaran Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

16 Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013

S-ar putea să vă placă și