Sunteți pe pagina 1din 27

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ORGANISASI DAN

KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP HUBUNGAN


PARTISIPASI ANGGARAN DAN
KESENJANGAN ANGGARAN
(Studi Empiris pada Seluruh SKPD di Kota Padang)

ARTIKEL ILMIAH

OLEH:
JIVI DWISARIASIH
2008/05352

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

1
2
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN
KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP HUBUNGAN
PARTISIPASI ANGGARAN DENGAN
KESENJANGAN ANGGARAN
(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang)

Jivi Dwisariasih
Universitas Negeri Padang
Email : Jivi.dwisariasih@yahoo.com

ABSTRACT

This study aimed to examine: 1) The effect of budget participation on


budgetary slack, 2) Effect of asymmetric information on the relationship between
budget participation and budgetary slack, 3) influence of organizational culture
on the relationship between budget participation and budgetary slack, 4) Effect of
group cohesiveness on the relationship between budget participation and
budgetary slack.
This study classified the type of research that is causative. The population
in this study is the city of Padang on SKPD. The selection of the sample with total
sampling methods. The data used in this study of primary data. Data collection
techniques with survey techniques by distributing questionnaires to the respective
Head of Department / Division / Section in each on education. Analytical methods
used are Moderated Regression Analysis (MRA).
The results showed that 1) Budget participation positive significant effect
on the budgetary slack, 2) Information Asymmetry does not affect the relationship
between budget participation and budgetary slack, 3) organizational culture does
not affect the relationship between budget participation and budgetary slack, 4)
Cohesiveness group significant positive on the relationship between budget
participation and budgetary slack.
In this study suggested: 1) For the city of Padang on SKPD needs to be
done adequate internal control over participation in the implementation of the
budget, 2) For the next researchers who are interested in researching the same
title should add another variable, because of the model used in this study, it is
known that the variable research used to explain by 84.4%, and 3) For further
research, preferably using direct interviews with respondents, so that more
respondents reflect the actual answer.

Key words: Effect of Information Asymmetry, Organizational Culture, and


Cohesiveness Group Against Budget Participation Relationships
With Budgetary Slack.

1
A. PENDAHULUAN antara partisipasi anggaran dengan
1. Latar Belakang Penelitian kesenjangan anggaran telah banyak
Salah satu elemen penting dilakukan, dimana menunjukkan
dalam sistem pengendalian hasil temuan yang berbeda-beda.
manajemen adalah anggaran. Penelitian Falikhatun (2007)
Penyusunan anggaran menyatakan bahwa partisipasi
merupakan proses pembuatan anggaran berpengaruh positif
rencana kerja dalam jangka waktu signifikan terhadap kesenjangan
satu tahun yang dinyatakan dalam anggaran. Antle dan Eppen (1985)
satuan moneter dan satuan kuantitatif dan Lukka (1988) dalam Muhammad
lain (B. Siregar, 2003). Anggaran (2001) berpendapat bahwa semakin
adalah faktor penting bagi sebuah tinggi partisipasi, maka semakin
organisasi dalam mencapai tinggi kecenderungan menciptakan
tujuannya, untuk itu dalam proses kesenjangan (slack). Sedangkan,
penyusunannya perlu dihindari hal- Camman (1976), Merchant (1985)
hal yang dapat mengurangi manfaat dan Onsi (1973) dalam Muhammad
seperti senjangan anggaran (Riyadi, (2001) mengatakan bahwa partisipasi
1998). Kesenjangan Anggaran dapat mempengaruhi penurunan
(Budgetary slack) adalah selisih atau dalam kesenjangan (slack).
perbedaan antara sumber daya yang Govindarajan (1986)
sebenarnya dibutuhkan untuk menyatakan bahwa perbedaan hasil
melaksanakan sebuah pekerjaan penelitian tersebut dapat diselesaikan
dengan sumber daya yang diajukan melalui pendekatan kontinjensi
dalam anggaran (Resti, 2012). (contingency approach). Hal ini
Kesenjangan anggaran biasanya dilakukan dengan memasukkan
dilakukan dengan merendahkan variabel lain yang mungkin
pendapatan atau menaikan biaya dari mempengaruhi partisipasi dengan
seharusnya, supaya anggaran mudah kesenjangan anggaran. Dalam
dicapai (Merchant, 1981 dalam penelitian ini pengaruh partisipasi
Falikhatun, 2007) anggaran dan kesenjangan anggaran
Para peneliti akuntansi dipengaruhi oleh beberapa variabel
menemukan bahwa tingkat pemoderasi diantaranya yaitu:
kesenjangan anggaran dipengaruhi asimetri informasi, budaya
oleh beberapa faktor diantaranya organisasi, dan kohesivitas kelompok
adalah besarnya partisipasi bawahan (group cohesiveness) (Falikhatun
dalam penyusunan anggaran 2007)
(Yuwono, 1999). Partisipasi Anthony dan Govindarajan
anggaran adalah proses yang (2007;270) menyatakan bahwa
menggambarkan individu-individu asimetri informasi adalah suatu
terlibat dalam penyusunan anggaran kondisi apabila atasan tidak
dan mempunyai pengaruh terhadap mempunyai informasi yang cukup
target anggaran dan perlunya mengenai kinerja bawahan sehingga
penghargaan atas pencapaian target atasan tidak dapat menentukan
anggaran tersebut (Browell, 1982 kontribusi bawahan terhadap hasil
dalam Falikhatun, 2007). aktual perusahaan. Dengan
Penelitian tentang hubungan terdapatnya asimetri informasi dan

2
perbedaan tujuan antara atasan menggambarkan suatu kelompok
dengan bawahan maka bawahan dengan anggota yang mempunyai
dapat mengambil kesempatan dari pertalian dengan anggota lainnya dan
partisipasi anggaran dan memberikan keinginan untuk tetap menjadi bagian
informasi yang bias dari informasi dari kelompok tersebut (Kim dan
pribadi mereka, dengan memuat Taylor, 2001 dalam Andryani). Bila
anggaran yang relatif lebih mudah kohesivitas tinggi dan kelompok
dicapai, sehingga terjadilah menerima serta sepakat dengan
kesenjangan anggaran (budgetary tujuan formal organisasi, maka
slack) yaitu melaporkan anggaran perilaku kelompok akan positif
dibawah kinerja yang diharapkan. ditinjau darisisi organisasi formal
Variabel lain yang (Robbin, 1996). Demikian pula
berpengaruh terhadap kecenderungan dalam partisipasi penyusunan
bawahan untuk melakukan anggaran, jika tujuan kelompok
kesenjangan anggaran (budgetary dengan kohesivitas yang tinggi tidak
slack) adalah budaya organisasi. sesuai dengan tujuan manajemen
Hofstede (1994) dalam Tri sulaksono organisasi maka hal tersebut dapat
(2005) menyatakan bahwa budaya menimbulkan terjadinya kesenjangan
pada tingkat organisasional adalah anggaran (budgetary slack).
seperangkat asumsi-asumsi, Dari temuan penelitian
keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan terdahulu yang menunjukan adanya
persepsi yang dimiliki para anggota ketidakkonsistenan hasil diantara
kelompok dan suatu organisasi yang satu penelitian dengan penelitian
membentuk dan mempengaruhi sikap lainnya. Dalam hal ini penulis juga
dan perilaku kelompok yang ingin mencoba menguji kembali
bersangkutan. Budaya organisasi variabel-variabel yang diduga
sesuai dengan saran Douglass dan memiliki pengaruh terhadap
Wier (2000) dalam Falikhatun (2007) senjangan anggaran, agar nantinya
diduga mampu menjelaskan dapat mendukung riset yang sudah
ketidakseragaman pandangan ada dan dapat meminimalisir
manajer atas etis atau tidaknya terjadinya senjangan anggaran.
budgetary slack. Sesuai dengan Beberapa penelitian menunjukkan
theory agency, bawahan akan berbagai faktor yang mempengaruhi
membuat target yang lebih mudah hubungan antara partisipasi anggaran
untuk dicapai dengan cara membuat dengan kesenjangan anggaran.
target anggaran yang lebih rendah Belianus (2005) dalam
pada sisi pendapatan, dan membuat penelitiannya menguji pengaruh
ajuan biaya yang lebih tinggi pada partisipasi anggaran terhadap
sisi biaya. Pengaruh negatif budaya kesenjangan anggaran dengan
organisasi yang berorientasi pada komitmen organisasi sebagai
pekerjaaan akan meningkatkan variabel pemoderasi. Penelitian
budgetary slack (kesenjangan Falikhatun (2007) menguji interaksi
anggaran). asimetri informasi, budaya
Kohesivitas kelompok (group organisasi, dan group cohesiveness
cohesiveness) dapat didefinisikan dalam hubungan antara partisipasi
sebagai tingkat yang anggaran dan budgetary slack.

3
Sedangkan Sepanjang pengetahuan hubungan partisipasi anggaran dan
penulis yang menbedakan penelitian kesenjangan anggaran, 4) Pengaruh
ini dengan penelitian sebelumnya kohesivitas kelompok terhadap
adalah tempat penelitian dimana hubungan partisipasi anggaran dan
penulis mengadakan penelitian pada kesenjangan anggaran?
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Kebanyakan penelitian lain 3. Manfaat Penelitian
melakukan penelitian pada sektor Manfaat yang diharapkan dari
swasta khususnya perusahaan penelitian ini adalah: 1) Bagi
manufaktur. peneliti, dengan penelitian ini
Perbedaan dalam diharapkan wawasan dan
perencanaan dan persiapan anggaran pengetahuan sipeneliti tentang
sektor pemerintahan serta adanya partisipasi anggaran dan kesenjangan
pendanaan dari pemerintah pusat anggaran (budgetary slack) dapat
kepemerintah daerah cenderung bertambah. 2) Bagi lembaga atau
menyebabkan ketergantungan perguruan tinggi, menambah
keuangan yang menyebabkan adanya referensi dipustaka khususnya dalam
kesenjangan (slack) (Mardiasmo bidang akuntansi dan dapat dijadikan
2009). Pentingnya fungsi anggaran acuan bagi peneliti selanjutnya. 3)
pada organisasi pemerintah daerah Bagi pemerintah daerah, dengan
sering kali menjadikan anggaran penelitian ini diharapkan pemerintah
sebagai pengukur kinerja organisasi daerah dapat mengambil manfaat,
pemerintah daerah. Penekanan setidaknya dapat digunakan untuk
anggaran seperti ini dapat justifikasi dalam perencanaan dan
menimbulkan senjangan anggaran evaluasi khususnya sistem
(budgetary slack). penganggaran dan pengendalian di
Berdasarkan uraian diatas sektor publik.
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh B. KAJIAN TEORI,
Asimetri Informasi, Budaya KERANGKA KONSEPTUAL,
Organisasi dan Kohesivitas DAN HIPOTESIS
Kelompok terhadap Hubungan 1. Kajian Teori
Partisipasi Anggaran dan a. Senjangan Anggaran
Kesenjangan Anggaran. Menurut Anthony dan
Govindarajan, (2005:85)
2. Tujuan Penelitian kesenjangan anggaran (budgetary
Berkaitan dengan slack) adalah perbedaan jumlah
permasalahan yang telah dirumuskan anggaran yang diajukan oleh
diatas maka penelitian ini bertujuan bawahan dengan jumlah estimasi
untuk mengetahui: 1) Pengaruh yang terbaik dari organisasi.
partisipasi anggaran terhadap Kesenjangan Anggaran (Budgetary
kesenjangan anggaran, 2) Pengaruh slack) adalah selisih atau perbedaan
asimetri informasi terhadap antara sumber daya yang sebenarnya
hubungan partisipasi anggaran dan dibutuhkan untuk melaksanakan
kesenjangan anggaran, 3) Pengaruh sebuah pekerjaan dengan sumber
budaya organisasi terhadap daya yang diajukan dalam anggaran

4
(Resti, 2012) (2001) partisipasi dalam penyusunan
Menurut Hansen dan Mowen anggaran berarti keikutsertaan
(2004:337) kesenjangan anggaran operating managers dalam
(budgetary slack) muncul ketika memutuskan bersama dengan komite
seorang manajer dengan sengaja anggaran mengenai rangkaian
memperkirakan pendapatan rendah kegiatan dimasa yang akan datang
atau menaikkan biaya sehingga akan yang akan ditempuh oleh operating
meningkatkan kemungkinan manajer managers tersebut dalam pencapaian
untuk mencapai anggaran dan sasaran anggaran.
tentunya akan menurunkan resiko Dari beberapa definisi di atas
yang akan dihadapi manajer. Para dapat disimpulkan bahwa partisipasi
peneliti akuntansi menemukan anggaran merupakan suatu proses
bahwa senjangan anggaran dalam organisasi yang melibatkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor para manajer dalam penentuan tujuan
termasuk diantaranya partisipasi anggaran yang menjadi tanggung
bawahan dalam penyusunan jawabnya/penyusunan anggaran yang
anggaran (Yuwono,1999). Schiff memungkinkan bawahan untuk ikut
dan Lewin (1970) dalam Falikhatun bekerja sama menentukan rencana.
(2007) menyatakan bahwa bawahan c. Asimetri Informasi
menciptakan senjangan anggaran Menurut Dunk (1993) dalam
karena dipengaruhi oleh keinginan Fitri (2004) Asimetri informasi
dan kepentingan pribadi sehingga terjadi ketika bawahan memliki
akan memudahkan pencapaian target informasi lebih dibanding atasan
anggaran, terutama jika penilaian mengenai suatu unit organisasi atau
prestasi manajer ditentukan pusat pertanggungjawaban bawahan.
berdasarkan pencapaian anggaran. Anthony dan Govindarajan
b. Partisipasi Anggaran (2001) menyatakan bahwa kondisi
Menurut Kenis (1979) dalam asimetri informasi muncul dalam
Anissarahma (2008) partisipasi teori keagenan (agency theory),
anggaran adalah proses keikutsertaan menurut teori keagenan, bawahan
manajer pusat pertanggungjawaban mempunyai lebih banyak informasi
dalam menyusun anggaran. tentang kinerja aktual, motivasi, dan
Anggraeni (2008) memandang tujuan yang ingin dicapai.
partisipasi anggaran sebagai proses Informasi yang akurat
memberikan kesempatan kepada mengenai faktor-faktor yang
bawahan/pelaksana anggaran untuk mempengaruhi kinerja manajer di
terlibat dalam proses penyusunan beberapa organisasi ternyata lebih
anggaran. Menurut Muhammad banyak dimiliki oleh bawahan.
(2001) partisipasi anggaran dapat Perbedaan informasi antara bawahan
meningkatkan perasaan menjadi satu dengan atasan sebenarnya dapat
kesatuan dalam kelompok (sense of dimanfaatkan dengan cara
group cohesiveness) yang pada melakukan partisipasi anggaran,
akhirnya dapat meningkatkan tujuannya agar informasi yang
kerjasama di antara anggota dimiliki bawahan bisa
kelompok. dikomunikasikan dengan atasan
Sedangkan menurut Mulyadi sehingga dapat menghasilkan

5
anggaran yang lebih realistis untuk jelas kepada pegawai baru, 4)
organisasi. Tetapi, partisipasi Kurang peduli terhadap masalah
anggaran juga dapat menimbulkan pegawai.
permasalahan lain yang disebut e. Kohesivitas Kelompok
dengan senjangan anggaran. Robbins (1996)
d. Budaya Organisasi mendefinisikan kohesivitas
Hofstede (1994) dalam kelompok (group cohesiveness)
Sulaksono (2005) menyatakan merupakan suatu tingkat yang
bahwa budaya pada tingkat menggambarkan para anggotanya
organisasional adalah seperangkat tertarik satu sama lain dan dimotivasi
asumsi-asumsi, keyakinan- untuk tetap berada di dalam
keyakinan, nilai-nilai dan persepsi kelompok. Mcshane dan Glinow
yang dimiliki para anggota kelompok (2003) dalam Sri Ulina Ginting
dan suatu organisasi yang (2010) mengatakan kohesivitas
membentuk dan mempengaruhi sikap kelompok merupakan perasaan daya
dan perilaku kelompok yang tarik individu terhadap kelompok dan
bersangkutan. Disamping tercermin motivasi mereka untuk tetap bersama
dalam nilai-nilai, budaya kelompok dimana hal tersebut
organisasional juga dimanifestasikan menjadi faktor penting dalam
pada praktik-praktik organisasional keberhasilan kelompok.
yang membedakan antara satu Robbins (2002) menyatakan
kelompok dengan kelompok bahwa semakin kohesif suatu
organisasional yang lain (Kotter dan kelompok, para anggota semakin
Hesket, 1992 dalam Sulaksono mengarah ke tujuan. Selanjutnya
2005). tingkat kohesivitas akan memiliki
Hofstede, et al., (1990) pengaruh terhadap komitmen
membagi budaya organisasional terhadap organisasi tergantung dari
kedalam enam dimensi praktis. Dari seberapa jauh kesamaan tujuan
keenam dimensi praktek budaya kelompok dengan organisasi. Pada
organisasional tersebut, yang kelompok dengan kohesivitas tinggi
mempunyai kaitan erat dengan yang disertai adanya penyesuaian
praktek-praktek pembuatan yang tinggi dengan tujuan organisasi
keputusan partisipatif adalah dimensi maka kelompok tersebut akan
praktek yang kedua, yaitu: orientasi berorientasi pada hasil kearah
pada orang (employee oriented) dan pencapaian tujuan organisasi.
orientasi pada pekerjaan (job Sedangkan jika pada kelompok
oriented). dengan kohesivitas tinggi tidak
Aida (2002) dalam Sulaksono disertai adanya penyesuaian yang
(2005) menyatakan karakteristik tinggi dengan tujuan organisasi maka
dimensi budaya organisasional yang kelompok tersebut akan berorientasi
berorientasi pada pekerjaan yaitu: 1) pada hasil kearah pencapaian tujuan
Keputusan-keputusan yang penting kelompok.
lebih sering dibuat oleh individu, 2)
Lebih tertarik pada hasil pekerjaan 2. Penelitian yang Relevan
daripada orang yang mengerjakan, 3) Falikhatun (2007) di Provinsi
Kurang memberikan petunjuk yang Jawa Tengah melakukan penelitian

6
tentang Interaksi Informasi Asimetri, signifikan terhadap hubungan
Budaya Organisasi dan Group partisipasi penganggaran dengan
Cohesiveness Dalam Hubungan kesenjangan anggaran dan motivasi
Antara Partisipasi Penganggaran dan juga mempunyai pengaruh yang
Budgetary Slack. Hasil penelitian positif dan signifikan terhadap
Falikhatun membuktikan bahwa hubungan partisipasi anggaran
partisipasi anggaran berpengaruh dengan kesenjangan anggaran..
positif dan signifikan terhadap
kesenjangan anggaran (budgetary 3. Hubungan Antar Variabel
slack). Asimetri informasi a. Hubungan Partisipasi anggaran
mempunyai pengaruh negatif dan terhadap Kesenjangan
signifikan terhadap hubungan Anggaran
partisipasi penganggaran dengan Partisipasi menyebabkan
kesenjangan anggaran. Budaya kesenjangan anggaran (Young, 1985;
organisasi tidak mempunyai Yuwono, 1999; Hermanto, 2003).
pengaruh terhadap hubungan Budgetary Slack mencerminkan
partisipasi penganggaran dengan adanya perbedaan antara jumlah
kesenjangan anggaran. Kohesivitas anggaran yang sengaja disusun oleh
kelompok (group cohesiveness) manajer dengan jumlah estimasi
mempunyai pengaruh positif dan terbaik perusahaan (Anthony dan
signifikan terhadap hubungan Govindarajan, 2001).
partisipasi anggaran dengan Sesuai dengan agency theory,
kesenjangan anggaran. bawahan akan membuat target yang
Mohamad (2011) di lebih mudah untuk dicapai dengan
Kabupaten Bangkalan melakukan cara membuat target anggaran yang
penelitian tentang Efek Interaksi lebih rendah pada sisi pendapatan,
Informasi Asimetri, Budaya dan membuat ajuan biaya yang lebih
Organisasi, Group Cohesiveness, dan tinggi pada sisi biaya. Menurut
Motivasi Dalam Hubungan Kausal Amelia dan Komang (2008;3),
Antara Budgeting Participation dan partisipasi yang tinggi dalam proses
Budgetary Slack. Hasil penelitian pembuatan anggaran akan
Mohamad membuktikan bahwa memberikan kesempatan yang lebih
partisipasi anggaran berpengaruh besar kepada bawahan untuk
positif dan signifikan terhadap melakukan slack, Karena adanya
kesenjangan anggaran (budgetary keinginan untuk menghindari resiko,
slack). Asimetri informasi bawahan yang terlibat dalam
mempunyai pengaruh positif dan penyusunan anggaran cendrung
signifikan terhadap hubungan untuk melakukan kesenjangan
partisipasi anggaran dengan (slack). Semakin tinggi resiko,
kesenjangan anggaran. Budaya bawahan yang berpartisipasi dalam
organisasi tidak mempunyai penyusunan anggaran akan
pengaruh terhadap hubungan melakukan kesenjangan dalam
partisipasi penganggaran dengan anggarannya (Falikhatun, 2007).
kesenjangan anggaran. Kohesivitas Berdasarkan uraian di atas,
kelompok (group cohesiveness) peneliti menduga bahwa partisipasi
mempunyai pengaruh positif dan penyusunan anggaran berpengaruh

7
signifikan dengan arah yang positif Berdasarkan uraian di atas,
terhadap kesenjangan anggaran, peneliti menduga bahwa asimetri
artinya semakin tinggi partisipasi informasi memiliki pengaruh yang
bawahan dalam penyusunan positif terhadap hubungan antara
anggaran maka kemungkinan partisipasi penyusunan anggaran
terjadinya kesenjangan anggaran dengan kesenjangan anggaran artinya
juga akan semakin besar. jika terdapat informasi yang asimetri
b. Hubungan Partisipasi maka bawahan mengambil
Anggaran, Kesenjangan kesempatan dari partisipasi
Anggaran, dan Informasi anggaran..
Asimetri c. Hubungan Partisipasi
Anthony dan Govindarajan Anggaran, Kesenjangan
(2001) menyatakan bahwa kondisi Anggaran, dan Budaya
asimetri informasi muncul dalam Organisasi
teori keagenan (agency theory), Hofstede (1994) dalam
Asimetri informasi adalah suatu Sulaksono (2005) menyatakan
kondisi apabila pemilik/atasan tidak bahwa budaya pada tingkat
mempunyai informasi yang cukup organisasional adalah seperangkat
mengenai kinerja agen/bawahan asumsi-asumsi, keyakinan-
sehingga atasan tidak dapat keyakinan, nilai-nilai dan persepsi
menentukan kontribusi bawahan yang dimiliki para anggota kelompok
terhadap hasil aktual perusahaan. dan suatu organisasi yang
Bagi tujuan perencanaan, membentuk dan mempengaruhi sikap
anggaran yang dilaporkan dan perilaku kelompok yang
seharusnya sama dengan kinerja bersangkutan. Supomo dan
yang diharapkan. Namun, oleh Indriantoro (1998) menemukan ada
karena informasi bawahan lebih baik pengaruh negatif pada budaya
daripada atasan (terdapat asimetri organisasi yang berorientasi pada
informasi), maka bawahan pekerjaan terhadap keefektifan
mengambil kesempatan dari partisipasi anggaran dalam
partisipasi penganggaran. Ia peningkatan kinerja manajerial.
memberikan informasi yang bias dari Menurut Hofstede (1990) dalam
informasi pribadi mereka, dengan Supomo (1998), pembuatan
membuat budget yang relatif lebih keputusan secara kelompok
mudah dicapai, sehingga terjadilah merupakan krakteristik yang
kesenjangan anggaran (yaitu dengan menonjol dari dimensi budaya yang
melaporkan anggaran dibawah berorientasi pada orang. Bahwa
kinerja yang diharapkan) (Schiff and partisipasi anggaran yang tinggi pada
Lewin, 1970). Hal ini dikuatkan lagi budaya organisasi yang berorientasi
oleh penelitian Christensen, (1982), pada pekerjaan menyebabkan kinerja
Pope, (1984) yang mengungkapkan manajerial rendah, sehingga diduga
bahwa dalam partisipasi anggaran, budgetary tinggi.
bawahan dapat menyembunyikan Berdasarkan uraian di atas,
sebagian dari informasi pribadi peneliti menduga bahwa partisipasi
mereka, yang dapat menyebabkan anggaran berpengaruh positif
kesenjangan anggaran. terhadap kesenjangan anggaran pada

8
budaya yang berorientasi pada kesenjangan anggaran pengaruh
pekerjaan, dan sebaliknya ada tersebut akan semakin kuat jika
pengaruh positif pada budaya tujuan kelompok dengan kohesivitas
organisasi yang berorientasi pada yang tinggi tidak sesuai dengan
orang. tujuan organisasi, dan sebaliknya.
d. Partisipasi Anggaran,
Kesenjangan Anggaran, dan 4. Kerangka Konseptual
Kohesivitas Kelompok Penelitian ini bertujuan untuk
Robbins (1996) meneliti faktor-faktor yang
mendefinisikan kohesivitas diperkirakan mempengaruhi
kelompok merupakan suatu tingkat partisipasi penganggaran terhadap
yang menggambarkan para senjangan anggaran. faktor-faktor
anggotanya tertarik satu sama lain tersebut meliputi: asimetri informasi,
dan dimotivasi untuk tetap berada di budaya organisasi dan kohesivitas
dalam kelompok. kelompok. Kerangka konseptual
Tingkat kohesivitas bisa yang menggambarkan hubungan
mempunyai akibat positif atau antar variabel dalam penelitian ini,
negatif tergantung seberapa baik dapat digambarkan sebagai berikut:
tujuan kelompok sesuai dengan
tujuan organisasi formal. Bila Asimetri
kohesivitas tinggi dan kelompok informasi (X2)
menerima serta sepakat dengan
tujuan formal organisasi, maka
perilaku kelompok akan positif Partisipasi Kesenjangan
Anggaran (X1) Anggaran (Y)
ditinjau dari sisi organisasi formal.
Tetapi bila kelompok sangat kohesif
tetapi tujuannya tidak sejalan dengan
organisasi formal, maka perilaku Budaya Kohesivitas
kelompok akan negatif ditinjau dari Organisasi (X3) Kelompok (X4)

sisi organisasi formal (Robbins,


1996). Gambar Kerangka Konseptual
Demikian pula dalam
partisipasi penyusunan anggaran, jika 5. Pengembangan Hipotesis
tujuan kelompok dengan kohesivitas H1: Partisipasi anggaran
yang tinggi tidak sesuai dengan berpengaruh signifikan positif
tujuan manajemen organisasi, maka terhadap kesenjangan anggaran.
hal tersebut dapat menyebabkan H2:Partisipasi anggaran berpengaruh
terjadinya kesenjangan anggaran. signifikan positif terhadap
Berdasarkan uraian di atas, kesenjangan anggaran, pengaruh
peneliti menduga bahwa kesenjangan tersebut akan semakin kuat pada
anggaran memliki pengaruh yang asimetri informasi yang tinggi,
positif terhadap hubungan antara dan sebaliknya.
partisipasi anggaran dengan H3: Partisipasi anggaran
senjangan anggaran artinya berpengaruh signifikan positif
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kesenjangan anggaran,
signifikan positif terhadap pengaruh tersebut akan semakin

9
kuat pada budaya yang 4. Metode Pengumpulan Data
berorientasi pada pekerjaan dan Pengumpulan data dilakukan
sebaliknya. dengan menyebar kuesioner kepada
H4: Partisipasi anggaran seluruh responden pada SKPD di
berpengaruh signifikan positif kota Padang, yang diberikan secara
terhadap kesenjangan anggaran, langsung kepada aparat pemerintah
pengaruh tersebut akan semakin dan untuk pengembaliannya akan
kuat jika tujuan kelompok dijemput sendiri oleh peneliti sesuai
dengan kohesivitas yang tinggi kesepakatan pengembalian, dan
tidak sesuai dengan tujuan kuesioner harus diisi sendiri oleh
organisasi, dan sebaliknya. responden yang bersangkutan.

C. METODE PENELITIAN 5. Variabel Penelitian dan


1. Jenis Penelitian Pengukuran Variabel
Sesuai dengan masalah dan Berikut ini adalah variabel-
tujuan yang dirumuskan maka variabel penelitian yang digunakan
penelitian ini tergolong penelitian serta pengukurannya :
kausatif. Dalam hal ini menjelaskan a. Variabel Terikat (Y)
dan melihat seberapa jauh pengaruh Variabel terikat dalam
partisipasi penganggaran dan penelitian ini adalah Kesenjangan
variabel kontijensi lainnya terhadap Anggaran (Y). Variabel ini diukur
kesenjangan anggaran. dengan instrument Dunk (1993) yang
2. Populasi dan Sampel terdiri atas tujuh item pertanyaan,
Dalam penelitian ini, penulis dengan menggunakan 5 skala likert.
mengambil objek penelitian seluruh b. Variabel Bebas (X1)
Satuan Kerja Perangkat Daerah Dalam penelitian ini yang
(SKPD) di lingkungan pemerintah menjadi variabel bebas adalah
Kota Padang yang berjumlah 44 Partisipasi Penyusunan Anggaran
SKPD. Penelitian ini menggunakan (X). Variabel ini diukur dengan
metode total sampling dikarenakan instrument Kenis (1979), dengan
populasinya kurang dari 100 subjek. menggunakan 5 skala likert.
Responden pada penelitian ini adalah c. Variabel Moderating
kepala bagian, kepala subbagian, dan Dalam penelitian ini yang
kepala bidang . menjadi variabel moderating adalah :
3. Jenis dan Sumber Data a. Asimetri Informasi
Jenis data yang digunakan b. Budaya Organisasi
dalam penelitian ini adalah data c. Kohesivitas Kelompok
subjek yang berupa tanggapan tulisan Dalam penelitian ini
atas pertanyaan dari subjek peneliti. digunakan kuesioner dengan
Sumber data dalam penelitian pengukuran skala Likert 5 alternatif
ini adalah data primer data. Data jawaban. Senjangan Anggaran (Y)
tersebut diperoleh secara langsung mengacu pada instrumen yang
dari SKPD di pemerintahan kota dikembangkan oleh Dunk (1993),
Padang, dengan menggunakan daftar Darlis (2000). Partisipasi anggaran
pertanyaan dalam bentuk kuesioner. (X1) dalam penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian

10
yang dikembangkan oleh Kenis umum yang ditetapkan dalam
(1979) dalam Purnama (2008). anggaran sulit untuk dicapai.
Asimetri Informasi (X2) 2) Partisipasi Anggaran
dalam penelitian ini menggunakan Partisipasi anggaran
instrumen penelitian yang merupakan keterlibatan manajer
dikembangkan oleh Dunk (1993) dalam proses penyusunan anggaran.
dalam Apriyandi (2011). Partisipatif anggaran dapat berupa
Budaya organisasi (X3) keikutsertaan manajer pusat
dalam penelitian ini diukur dengan pertanggungjawaban dalam
skala likert dengan menggunakan penyusunan anggaran, keterlibatan
instrumen yang dikembangkan oleh dalam memberikan pendapat, dan
Aida Nahar (2002) dalam Tri seringnya manajer puncak
Laksono (2005). menanyakan pendapat manajer pusat
Kohesivitas Kelompok (X4) pertanggungjawaban dalam
dalam penelitian ini diukur dengan menyusun anggaran.
skala likert dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh 3) Informasi Asimetri
Forsyth (1999) dalam Sri (2009). Asimetri informasi
Untuk lebih memudahkan menunjukkan perbedaan informasi
dalam penulisan dan untuk yang dimiliki atasan dan bawahan
menghindari penafsiran yang berbeda dalam suatu organisasi. Informasi
pada penelitian ini, maka perlu asimetri adalah perbedaan informasi
menjelaskan definisi operasional yang dimiliki antara bawahan dengan
variabel sebagai berikut : atasan tentang suatu pusat
1) Kesenjangan anggaran pertanggungjawaban. Asimetri
Slack adalah perbedaan informasi tersebut diantaranya yaitu
jumlah anggaran yang disusun pertama, manajer mengetahui lebih
manajer pusat pertanggungjawaban baik mengenai kegiatan pusat
dengan estimasi terbaik perusahaan. pertanggungjawabannya dibanding
Kesenjangan anggaran biasanya dengan atasannya atau sebaliknya
dilakukan dengan menetapkan dan kedua, manajer mengetahui lebih
pendapatan lebih rendah daripada baik apa yang bisa dicapai oleh pusat
estimasi terbaik yang bisa dicapai pertanggungjawabannya atau
dan menetapkan biaya yang terlalu sebaliknya.
tinggi dari estimasi yang seharusnya 4) Budaya organisasi
bisa lebih rendah atau menyatakan Budaya organisasi adalah
jumlah input terlalu tinggi dari yang nilai-nilai dan keyakinan (belief)
dibutuhkan untuk memproduksi yang dimiliki
suatu unit output. Indikator adanya oleh anggota organisasi, yang
kesenjangan anggaran antara lain dimanifestasikan dalam bentuk
yaitu sulit atau tidaknya target norma-norma perilaku para individu
anggaran dicapai, pengeluaran yang atau kelompok organisasi yang
terjadi dalam pusat bersangkutan (pendekatan dimensi
pertanggungjawaban tidak dibatasi praktik) (Hofstede et.al., dalam
oleh anggaran, ada tidaknya tuntutan Falikhatun 2007).
khusus dalam anggaran, dan target

11
5) Kohesivitas kelompok Kepala bagian, kasubag, dan kabid
Kohesivitas kelompok yang ada pada setiap SKPD di
menunjukkan kekuatan anggota lingkungan Pemko Padang.
dalam kelompok dan komitmen Rentang waktu penyebaran
mereka dalam kelompok. dan pengumpulan kuesioner adalah
Kohesivitas kelompok tanggal 18 Desember 2012 s/d 16
merupakan sebuah penyatuan Januari 2013. Gambaran penyebaran
kelompok dari para anggotanya dan pengembalian kuesioner dapat
yang didasari atas rasa saling dilihat dalam Tabel 6 berikut:
memiliki, menyukai, membantu, dan Tabel 6
bersama-sama saling mendukung Tingkat Pengembalian Kuesioner
untuk tetap bertahan dalam sebuah Jumlah
kelompok untuk mencapai tujuan Keterangan kuesioner
yang sama. Jumlah kuesioner yang disebar 123
Jumlah Kuesioner yang tidak kembali 14
Jumlah Kuesioner yang kembali 109
6. Metode Analisis Data Jumlah Kuesioner yang dapat diolah 97
Pengujian hipotesis dalam Respon rate 88,62%
penelitian ini akan menggunakan Sumber: Data primer yang diolah, 2013
model regresi linier berganda, 2. Demografi Responden
dimana dalam analisis regresi Berdasarkan data yang diisi
tersebut akan diuji pengaruh antara oleh responden pada kuesioner
variabel partisipasi penganggaran, penelitian, diketahui karakteristik
asimetri informasi, budaya responden disajikan secara umum
organisasi, dan kohesivitas kelompok menurut jenis kelamin, pendidikan
terhadap senjangan anggaran. Namun terakhir, latar belakang pendidikan
sebelumnya akan dilakukan uji dan lama bekerja.
asumsi kasik yang terdiri atas uji a. Karakteristik Responden
normalitas residual, uji Berdasarkan Jenis Kelamin
heterokedasitas dan uji Data tentang responden
multikolinearitas. Setelah berdasarkan jenis kelamin ini
dilakukan uji asumsi klasik akan tersusun dalam Tabel 7 sebagai
dilakukan uji model yang terdiri atas berikut:
uji f, uji koefisien determinasi, uji Tabel 7
Karakteristik Responden Berdasarkan
regresi dan uji hipotesis (uji t). Jenis Kelamin
Jenis
D. HASIL ANALISIS DATA DAN Jumlah
No Kelamin Persentase
PEMBAHASAN 1 Laki-laki 48 49,48%
1. Gambaran Umum Objek
2 Perempuan 49 50,52%
Penelitian
Jumlah 97 100.00%
Jumlah populasi pada
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
penelitian ini adalah 45 Satuan Kerja
Berdasarkan Tabel 7 dapat
Perangkat Daerah (SKPD) di
diketahui bahwa mayoritas
lingkungan Pemerintah Kota Padang
responden berjenis kelamin laki-laki
yang terdiri dari Dinas, Kantor,
sebesar 50,52% atau sebanyak 49
Badan, dan inspektorat daerah.
orang, sedangkan responden berjenis
Responden pada penelitian ini yaitu
kelamin perempuan sebesar 49,48%

12
atau sebanyak 48 orang. Tabel 9
b. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan
Latar Belakang Pendidikan
Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Latar Belakang
No Pendidikan Jumlah Persentase
Adapun secara lengkap data
1 Akuntansi 21 21,65%
tentang responden berdasarkan
tingkat pendidikan ini disusun dalam 2 Manajemen 16 16,50%
Tabel 8 sebagai berikut: 3 Ekonomi 10 10,31%
Tabel 8 4 Hukum 6 6,19%
Karakteristik Responden Berdasarkan 5 Pertanian 5 5,15%
Pendidikan Terakhir
Persentase 6 MIPA 5 5,15%
No Pendidikan Terakhir Jumlah
7 Lain-lain 34 35,05%
1 Sekolah Menengah Atas 5 5,16%
2 Diploma 3 (D3) 15 15,46% Jumlah 97 100.00%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
3 Strata 1 (S1) 48 49,48%
4 Strata 2 (S2) 29 29,90%
Berdasarkan Tabel 9 terlihat
5 Strata 3 (S3) 0 0.00%
bahwa latar belakang pendidikan
Jumlah 97 100.00%
responden pada jurusan Akuntansi
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 sebesar 21,65% atau sebanyak 21
Berdasarkan Tabel 8 terlihat orang, jurusan Manajemen sebesar
bahwa tingkat pendidikan responden 16,50% atau sebanyak 16 orang,
dengan persentase terbesar adalah pada jurusan Ekonomi sebesar
pada tingkat Strata 1 (S1) sebesar 10,31%, pada jurusan Hukum
49,48% atau sebanyak 48 orang, sebesar 6,19% atau sebanyak 8
pada tingkat Sekolah Menengah Atas orang, dari jurusan Pertanian sebesar
sebesar 5,16% atau sebanyak 5 5,15% atau sebanyak 5 orang pada
orang, pada tingkat Diploma 3 (D3) jurusan MIPA sebesar 5,15%. Dan
sebesar 15,46% atau sebanyak 15 sisanya sebesar 35,05% atau
orang, pada tingkat Strata 2 (S2) sebanyak 34 orang dari jurusan lain-
sebesar 29,90% atau sebanyak 29 lain seperti jurusan Pemerintahan,
orang, dan tidak satupun responden Sosial, dan lain-lain.
berlatar belakang pendidikan Strata 3 d. Karakteristik Responden
(S3). Berdasarkan Lama Bekerja
c. Karakteristik Responden Berdasarkan kuesioner yang
Berdasarkan Latar Belakang dikumpulkan dari Kasubag pada
Pendidikan masing-masing SKPD yang bekerja
Berdasarkan kuesioner yang di Instansi Pemerintah Daerah Kota
dikumpulkan dari setiap responden Padang diperoleh data tentang lama
yang ada pada setiap SKPD yang bekerja. Adapun secara lengkap data
bekerja di Instansi Pemerintah tentang responden berdasarkan lama
Daerah Kota Padang diperoleh data bekerja ini tersusun dalam Tabel 10
tentang latar belakang pendidikan sebesar berikut:
responden. Adapun secara lengkap Tabel 10
data tentang responden berdasarkan Karakteristik Responden Berdasarkan
Lama Bekerja
latar belakang pendidikan disusun
No Lama Bekerja Jumlah Persentase
dalam Tabel 9 sebagai berikut:
1 1-5 9 9,28%

13
2 6-10 35 36,08% Total Correlation untuk masing-
3 >10 53 54,64%
masing variabel X1, X2, X3,X4 dan Y
semuanya di atas rtabel. Jadi dapat
Jumlah 97 100.00%
Sumber: Data primer yang diolah, 2013
dikatakan bahwa seluruh item
Berdasarkan Tabel 10 terlihat pernyataan variabel X1, X2, X3, X4 dan
bahwa masa kerja responden dengan Y adalah valid.
persentase terbesar adalah dalam Tabel 12
Nilai Corrected Item-Total Correlation
rentang >10 tahun yaitu sebesar terkecil
54,64% atau sebanyak 53 orang. Nilai Corrected Item-
Selanjutnya diikuti masa kerja Instrumen Variabel Total Correlation
terkecil
rentang 6-10 tahun sebesar 36,08% Kesenjangan Anggaran (Y) 0,308
atau sebanyak 35 orang, sedangkan Anggaran Partisipatif (X1) 0,285
rentang 1-5 tahun sebesar 9.28% atau Asimetri informasi (X2) 0,241
Budaya Organisasi (X3) 0,307
sebanyak 9 orang. Kohesivitas Kelompok (X4) 0,550
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16
3. Statistik Deskriptif Dari Tabel 12 dapat dilihat
Hasil pengukuran statistik nilai terkecil dari Corrected Item-
deskriptif dapat dilihat pada tabel Total Correlation untuk masing-
berikut: masing instrumen. Untuk instrumen
Tabel 11 kesenjangan anggaran diketahui nilai
Corrected Item-Total Correlation
Descriptive Statistics
terkecil 0,308, untuk instrumen
Std. anggaran partisipatif nilai terkecil 0,
N Minimum Maximum Mean Deviation
285, untuk instrumen asimetri
KA_Y 97 13.00 28.00 20.4742 3.04170 informasi nilai terkecil 0,241,budaya
PA_X1 97 16.00 32.00 25.1959 3.37466 organisasi nilai terkecil 0,307 dan
AI_X2 97 12.00 29.00 20.5258 3.52105 untuk instrumen kohesivitas
BO_X3 97 9.00 23.00 16.5052 3.44034 kelompok nilai terkecil 0,550.
KK_X4 97 8.00 24.00 17.1856 3.60939
2. Uji Reliabilitas
Valid N
Untuk uji reliabilitas instrumen
(listwise) 97 dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana hasil penelitian tetap
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS konsisten. Berikut ini merupakan
versi 16 tabel nilai cronbachs alpha masing-
masing instrumen:
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 13
Penelitian Nilai Cronbachs Alpha
1. Uji Validitas Nilai Cronbachs
Instrumen Variabel
Untuk melihat validitas dari Alpha
Kesenjangan Anggran (Y) 0,706
masing-masing item kuesioner, Anggaran Partisipatif (X1) 0,783
digunakan Corrected Item-Total Asimetri informasi (X2) 0,815
Correlation. Jika rhitung > rtabel, maka Budaya Organisasi (X3) 0,787
data dikatakan valid, dimana rtabel Kohesivitas Kelompok (X4) 0,847
untuk N=97 adalah 0,1680. Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 16
Berdasarkan hasil pengolahan
didapatkan nilai Corrected Item-

14
5. Uji Asumsi Klasik independen. Apabila tolerance value
a. Uji Normalitas > 0,10 dan VIF < 10 maka dikatakan
Pengujian normalitas dapat tidak terdapat gejala
dilakukan dengan menggunakan One multikolinearitas. Hasil perhitungan
Sample Kolmogorov-Smirnov Test, nilai VIF untuk pengujian
dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%. multikolinearitas antara sesama
Jika signifikan yang dihasilkan > variabel bebas dapat dilihat pada
0,05 maka distribusi datanya Tabel berikut:
dikatakan normal. Sebaliknya jika Tabel 15
signifikan yang dihasilkan < 0,05 Uji Multikolinearitas
maka data tidak terdistribusi secara
normal. Hasil perhitungan nilai Collinearity Statistics
Kolmogorov-Smirnov Test untuk Model Tolerance VIF
model yang diperoleh dapat dilihat 1 (Constant)
pada Tabel di bawah ini : Anggaran
.717 1.394
Tabel 14 Patisipatif (X1)
Asimetri
.975 1.025
Informasi (X2)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Budaya
Unstandardized Organisasi .961 1.041
Residual (X3)
Kohesivitas
N 97 Kelompok .717 1.394
(X4)
Normal Mean .0000000 a Dependent Variable: Kesenjangan Anggaran (Y)
Parametersa
Std. Deviation 1.18772628 Sumber: Pengolahan data statistik SPSS
Most Extreme Absolute
versi 16
.094
Differences Hasil nilai VIF yang
Positive .049 diperoleh dalam tabel 20
Negative -.094
menunjukkan variabel bebas dalam
Kolmogorov-Smirnov Z .925
model regresi tidak saling
Asymp. Sig. (2-tailed) .359 berkorelasi. Diperoleh nilai VIF
a. Test distribution is Normal.
untuk masing-masing variabel bebas
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS kurang dari 10 dan tolerance value
versi 16 berada diatas 0,10. Hal ini
Dari Tabel 14 terlihat bahwa menunjukkan tidak adanya korelasi
hasil uji normalitas menyatakan nilai antara sesama variabel bebas dalam
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,925 model regresi dan disimpulkan tidak
dengan signifikan 0,359. terdapat masalah multikolinearitas
Berdasarkan hasil tersebut dapat diantara sesama variabel bebas dalam
dinyatakan data yang digunakan model regresi yang dibentuk.
dalam penelitian ini telah b. Uji Heteroskedastisitas
berdistribusi normal dan bisa Untuk mendeteksi adanya
dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut. heteroskedastisitas pada penelitian
a. Uji Multikolinearitas ini menggunakan uji Glejser.
Untuk menguji adanya Pengujian ini membandingkan
multikolinearitas dapat dilihat signifikan dari uji ini apabila
melalui nilai Variance Inflantion hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika
Factor (VIF) dan tolerance value signifikan di atas 5% maka
untuk masing-masing variabel disimpulkan model regresi tidak

15
mengandung adanya Tabel 22
Model Summary
heteroskedastisitas. Adapun hasil
pengujian dapat dilihat pada Tabel Adjusted
Std. Error of
R R
21 berikut: the Estimate
Model R Square Square
Tabel 21 1 .925(a) .856 .844 1.200
Uji Heteroskedastisitas
a Predictors: (Constant), Moderat 3, Budaya
Organisasi (X3), Asimetri Informasi (X2), Anggaran
Unstandardized Standardized Patisipatif (X1), Kohesivitas Kelompok (X4),
Model Coefficients Coefficients t Sig. Moderat 2, Moderat 1
Std. b Dependent Variable: Kesenjangan Anggaran (Y)
B Error Beta
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS
1 (Constant) -1.593 .808 -1.971 052
Anggaran versi 16
Patisipatif .050 .026 .213 1.900 .061 Dari tampilan output SPSS
(X1)
Asimetri
model summary pada Tabel 22
Informasi .042 .022 .190 1.970 .052 besarnya Adjusted R Square adalah
(X2)
Budaya
0,844. Hal ini mengindikasi bahwa
Organisasi -.025 .022 -.108 -1.116 .267 kontribusi variabel partisipasi
(X3)
Kohesivitas
anggaran, asimetri informasi, budaya
Kelompok .044 .024 .203 1.812 .073 organisasi, dan kohesivitas kelompok
(X4)
adalah adalah 84,4%, sedangkan
15,6% di tentukan oleh faktor lain
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS diluar model yang tidak terdeteksi
versi 16 dalam penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 21, dapat b. Persamaan Regresi
dilihat tidak ada variabel yang Tabel 23
Coefficients
signifikan dalam regresi dengan Unstandardize Standardized
variabel AbsUt. Tingkat signifikansi Model d Coefficients Coefficients t Sig.
> 0.05, sehingga dapat Std.
B Error Beta
disimpulkan bahwa model regresi (Constant) 7.01
1.406 .201 .842
yang digunakan dalam penelitian ini 2
Anggaran
terbebas dari heteroskedastisitas. Patisipatif .725 .288 .804 2.521 .013
(X1)
Asimetri
6. Analisis Data Informasi .306 .259 .354 1.184 .239
a. Uji koefisien determinasi (X2)
Budaya
Koefisien Determinasi Organisasi -.014 .254 -.016 -.056 .956
bertujuan untuk mengukur seberapa (X3)
Kohesivitas
jauh kemampuan model dalam Kelompok -.392 .229 -.465 -1.710 .091
menerangkan variabel dependen. (X4)
Moderat 1 -.013 .010 -.468 -1.310 .193
Hasil pengukuran koefisien Moderat 2 .000 .010 -.004 -.011 .991
determinasi dapat dilihat pada tabel Moderat 3 .019 .009 .794 2.036 .045
di bawah ini: Berdasarkan analisis MRA diatas
maka didapat model analisis sebagai
berikut :
Y = 1.406+0,725X1+0,306X2-0,014X3-0,392X4-
0,013(X1.X2)+0,000(X1.X3)+0,019(X1.X4)+e
Keterangan :
Y = Kesenjangan Anggaran

16
X = Anggaran Partisipatif bahwa setiap peningkatan peran
1
X = Asimetri Informasi budaya organisasi satu satuan
2 akan mengakibatkan penurunan
X = Budaya Organisasi kesenjangan anggaran sebesar -
3
X = Kohesivitas Kelompok 0,014 satuan. Nilai koefisien
4
dari variabel budaya organisasi
X .X =Interaksi antara Anggaran
1 2 bernilai negatif yaitu -0,014
partisipatif dengan Asimetri e. Koefisien kohesivitas kelompok
Informasi sebesar -0,392 mengindikasikan
X .X =Interaksi antara Anggaran bahwa setiap peningkatan
1 3
partisipatif dengan Budaya kohesivitas kelompok satu satuan
Organisasi akan mengakibatkan penurunan
X .X =Interaksi antara Anggaran kesenjangan anggaran sebesar -
1 4
0,392 satuan. Nilai koefisien
partisipatif dengan
dari variabel kohesivitas
Kohesivitas Kelompok
kelompok bernilai negatif yaitu -
e = Standar Error
0,392.
Dari persamaan di atas dapat
f. Koefisien Moderat (X1.X2)
dijelaskan bahwa:
sebesar -0,013 mengindikasi
a. Nilai konstanta sebesar 1.406
bahwa setiap peningkatan
mengindikasi bahwa jika variabel
interaksi anggaran partisipatif
independen yaitu partisipasi
dengan asimetri informasi satu
anggaran, asimetri informasi,
satuan akan mengakibatkan
budaya organisasi dan kohesivitas
penurunan kesenjangan anggaran
kelompok tidak ada maka nilai
sebesar -0,013. Nilai koefisien
kesenjangan anggaran adalah
dari variabel anggaran partisipatif
sebesar konstanta 1.406
dan asimetri informasi bernilai
b. Koefisien anggaran partisipasi
negatif yaitu -0,013.
sebesar 0,725 mengindikasikan
g. Koefisien Moderat (X1.X3)
bahwa setiap peningkatan peran
sebesar 0,000 mengindikasi
anggaran partisipatif satu satuan
bahwa setiap peningkatan
akan mengakibatkan kenaikan
interaksi anggaran partisipatif
kesenjangan anggaran sebesar
dengan budaya organisasi satu
0,725 satuan. Nilai koefisien
satuan akan mengakibatkan
dari variabel anggaran partisipatif
kenaikan kesenjangan anggaran
bernilai positif yaitu 0,725.
sebesar 0,000. Nilai koefisien
c. Koefisien asimetri informasi
dari variabel anggaran partisipatif
sebesar 0,306 mengindikasikan
dan budaya organisasi bernilai
bahwa setiap peningkatan peran
positif yaitu 0,000.
asimetri informasi satu satuan
h. Koefisien Moderat (X1.X4)
akan mengakibatkan kenaikan
sebesar 0,019 mengindikasi
kesenjangan anggaran sebesar
bahwa setiap peningkatan
0,306 satuan. Nilai koefisien
interaksi anggaran partisipatif
dari variabel asimetri informasi
dengan kohesivitas kelompok satu
bernilai positif yaitu 0,306
satuan akan mengakibatkan
d. Koefisien budaya organisasi
kenaikan kesenjangan anggaran
sebesar -0,014 mengindikasikan

17
sebesar 0,019. Nilai koefisien thitung > ttabel yaitu 2,521 > 1,6615
dari variabel anggaran partisipatif (sig. 0,013< 0,050). Selanjutnya
dan kohesifitas kelompok bernilai untuk melihat apakah arahnya positif
positif yaitu 0,019. atau negatif dilihat dari koefisien ,
c. Uji F (F-test) pada tabel koefisien positif sebesar
Tabel b24 0,725. Hal ini menunjukkan bahwa
ANOVA anggaran partisipatif (X1)
berpengaruh signifikan positif
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig. terhadap kesenjangan anggaran,
1 Regressi
760.101 7
108.58
75.451 .000(a)
sehingga hipotesis pertama dalam
on 6
Residual
penelitian ini diterima.
128.085 89 1.439
Total
2. Asimetri Informasi
888.186 96
berpengaruh signifikan positif
a. Predictors: (Constant), Moderat 3, Budaya terhadap hubungan Anggaran
Organisasi (X3), Asimetri Informasi (X2), Anggaran Partisipatif dengan
Patisipatif (X1), Kohesivitas Kelompok (X4),
Moderat 2, Moderat 1 Kesenjangan Anggaran.
b Dependent Variable: Kesenjangan Anggaran (Y) Hasil analisis dari tabel 23 di
Nilai Ftabel pada level atas, diperoleh nilai signifikansi
signifikansi 0,05 adalah 2,47, untuk variabel moderat asimetri
berdasarkan Tabel 24 di atas, hasil informasi mempengaruhi hubungan
pengolahan SPSS menunjukkan nilai antara anggaran partisipatif terhadap
Fhitung = 75,451 yang signifikan pada kesenjangan anggaran sebesar 0,193.
level 0,000. Jadi Fhitung > F tabel yaitu Nilai thitung untuk variabel moderat
75,451> 2,47 (sig. 0,000 < 0,050). asimetri informasi (X2) adalah -
Hal ini menunjukkan bahwa 1,310. Dengan demikian dapat
anggaran partisipatif, asimetri diketahui bahwa thitung < ttabel yaitu -
informasi, budaya organisasi, 1,310 < 1,6615. Nilai koefisien
kohesivitas kelompok serta interaksi bernilai negatif sebesar -0,013. Hasil
anggaran partisipatif dengan asimetri ini menunjukkan bahwa penelitian
informasi, interaksi anggaran ini tidak dapat membuktikan bahwa
partisipatif dengan budaya asimetri informasi (X2) berpengaruh
organisasi, dan interaksi anggaran signifikan dan positif terhadap
partisipatif dengan kohesivitas hubungan anggaran partisipatif
kelompok secara bersama-sama dengan kesenjangan anggaran,
berpengaruh terhadap kesenjangan sehingga hipotesis kedua ditolak.
anggaran. 3. Budaya Organisasi yang
d. Uji Hipotesis (t-test) berorientasi pada pekerjaan
1. Anggaran Partisipatif berpengaruh signifikan positif
berpengaruh signifikan positif terhadap hubungan Anggaran
terhadap Kinerja Manajerial. Partisipatif dengan Kinerja
Hasil analisis dari tabel 23, Manajerial.
nilai ttabel pada =0,05 adalah 1,6615, Hasil analisis dari tabel 23 di
nilai thitung untuk variabel anggaran atas, diperoleh nilai signifikansi
partisipatif (X1) adalah 2,521 untuk variabel moderat budaya
signifikan pada level 0,013. Dengan organisasi mempengaruhi hubungan
demikian dapat diketahui bahwa antara anggaran partisipatif terhadap

18
kesenjangan anggaran sebesar 0,991. e. Pembahasan
Nilai thitung untuk variabel moderat 1. Pengaruh Anggaran Partisipatif
budaya organisasi (X3) adalah - terhadap Kinerja Manajerial
0,011. Dengan demikian dapat Berdasarkan analisis statistik
diketahui bahwa thitung < ttabel yaitu - dalam penelitian ini ditemukan
0,011< 1,6615. Nilai koefisien bahwa hipotesis pertama (H1)
bernilai positif sebesar 0,000. Hasil diterima dan disimpulkan bahwa
ini menunjukkan bahwa penelitian anggaran partisipatif berpengaruh
ini tidak dapat membuktikan bahwa signifikan positif terhadap
budaya organisasi yang berorientasi kesenjangan anggaran. Hal ini dapat
pada pekerjaan (X3) berpengaruh dilihat dari nilai signifikansi yaitu
signifikan dan positif terhadap 0,013 < = 0,05dan koefisien
hubungan anggaran partisipatif sebesar 0,725. Artinya bahwa
dengan kesenjangan anggaran, partisipasi bawahan dalam
sehingga hipotesis ketiga ditolak. pembuatan anggaran akan
4. Kohesivitas kelompok menghasilkan budgetary slack.
berpengaruh signifikan positif Hasil ini konsisten dengan hasil
terhadap hubungan Anggaran penelitian yang dilakukan Falikhatun
Partisipatif dengan (2007), Hafsah (2005), Mohamad
Kesenjangan Anggaran jika (2011) yang menyatakan bahwa
tujuan kelompok berbeda partisipasi anggaran dapat
dengan tujuan organisasi. meningkatkan kesenjangan anggaran
Hasil analisis dari tabel 23 di serta teori yang dikemukakan oleh
atas, diperoleh nilai signifikansi Seperti yang diungkapkan abdul
untuk variabel moderat asimetri Rahman dan Supomo (2003:132)
informasi mempengaruhi hubungan peningkatan Slack tergantung pada
antara anggaran partisipatif terhadap sejauhmana individu lebih
kesenjangan anggaran sebesar 0,045. mementingkan diri sendiri artinya
Nilai ini kecil dari =0,05 jika ada konflik kepentingan antar
(0,045<0.050).Nilai thitung untuk karyawan dalam suatu organisasi
variabel moderat kohesivitas maka penerapan anggaran partisipatif
kelompok (X4) adalah 2,036. Dengan kemungkinan akan menyebabkan
demikian dapat diketahui bahwa timbulnya slack dalam organisasi
thitung > ttabel yaitu 2,036 < 1,6615. tersebut, untuk itu penyusunan
Nilai koefisien bernilai positif anggaran secara partisipatif harus
sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan dibarengi dengan tingkat goal
bahwa kohesivitas kelompok congruence yang tinggi, yaitu
berpengaruh signifikan positif kesetaraan tujuan antara organisasi
terhadap hubungan anggaran dan karyawan.
partisipatif dengan kesenjangan Jika dilihat dari tabel distribusi
anggaran jika tujuan kelompok frekuensi, nilai TCR terendah yaitu
berbeda dengan tujuan organisasi, 55,7 % yang berarti bahwa pengaruh
sehingga hipotesis keempat dalam semua pegawai struktural pada
penelitian ini diterima. SKPD pada setiap tingkatan dalam
penyusunan anggaran akhir masih
dikategorikan cukup tinggi. Nilai

19
rerata anggaran partisipatif Hasil penelitian ini tidak
dikategorikan cukup baik dengan konsisten dengan penelitian
nilai TCR 72,0 %. Dapat dikatakan Mohamad (2011), Andriyani,
bahwa pada Satuan Kerja Perangkat Supanto (2010), Dina (2010) yang
Daerah (SKPD) Kota Padang menyatakan bahwa asimetri
partisipasi dalam penganggaran yang informasi mempunyai pengaruh yang
dimiliki aparat dikategorikan cukup signifikan positif terhadap hubungan
tinggi dan dapat berpengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan
signifikan positif terhadap anggaran. Begitu juga dengan konsep
kesenjangan anggaran. yang dikemukan oleh Christensen
Dari hasil ini dapat (1982), dalam Rizki terkait asimetri
disimpulkan bahwa partisipasi informasi yang mengungkapkan
pegawai dalam penyusunan anggaran bahwa dalam partisipasi
dapat menyebabkan terjadinya slack. penganggaran, bawahan dapat
2. Pengaruh Informasi Asimetri menyembunyikan sebagian dari
Terhadap Hubungan Partisipasi informasi pribadi mereka, yang dapat
Anggaran dengan Kesenjangan menyebabkan kesenjangan anggaran.
Anggaran Hasil penelitian ini konsisten
Berdasarkan analisis statistik dengan penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini ditemukan oleh Hafsah (2005) yang
bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak membuktikan bahwa asimetri
dan disimpulkan bahwa asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap
informasi yang tidak mempengaruhi hubungan partisipasi penganggaran
hubungan anggaran partisipatif dengan kesenjangan anggaran. Hal
dengan kesenjangan anggaran. Hal ini juga konsisten dengan teori yang
ini dapat dilihat dari nilai signifikansi dikemukakan Shield and Young
yaitu 0,193 dan koefisien sebesar - (1993) dalam Falikhatun (2007) yaitu
0,013. perbedaan informasi antara bawahan
Hasil penelitian didapatkan dengan atasan sebenarnya dapat
pejabat struktural di SKPD Kota dimanfaatkan dengan cara
Padang yang menjadi responden melakukan partisipasi anggaran,
penelitian memiliki informasi yang tujuannya agar informasi yang
lebih baik terkait dengan kegiatan dimiliki bawahan bisa
yang menjadi tanggung jawab dikomunikasikan dengan atasan
mereka. sehingga dapat menghasilkan
Tindakan yang diambil anggaran yang lebih realistis untuk
pegawai sebagai pihak yang organisasi sehingga tidak terjadi
mempunyai kepentingan terhadap kesenjangan anggaran.
perencanaan anggaran, melaporkan Dilihat dari nilai rerata TCR
kekosistenan terhadap target kerja Asimetri informasi dikategorikan
yang diharapkan atau menyatukan cukup tinggi dengan nilai TCR
hubungan antaraa masukan (input) 68,4%. Dapat dikatakan bahwa pada
dan keluaran (output) suatu kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
sesuai dengan kenyataan yang ada (SKPD) kota Padang asimetri
sehingga terjadi penurunan informasi dalam penganggaran yang
kesenjangan anggaran. dimiliki aparat pemerintah

20
dikategorikan cukup baik namun birokaratis selalu menerapkan
tidak berpengaruh signifikan pengawasan yang sangat ketat dalam
terhadap kesenjangan anggaran. bentuk penetapan aturan
3. Pengaruh Budaya Organisasi baku/standar, sehingga garis
Terhadap Hubungan Partisipasi wewenang dan tanggung jawab
Anggaran dengan Kesenjangan sangat jelas dan tegas sesuai dengan
Anggaran level organisasi sehingga dapat
Berdasarkan analisis statistik menghindari kesenjangan anggaran.
dalam penelitian ini ditemukan Dilihat dari nilai rerata TCR
bahwa hipotesis ketiga (H3) ditolak budaya organisasi dikategorikan
dan disimpulkan bahwa budaya cukup tinggi dengan nilai TCR
organisasi yang berorientasi kepada 66,0%. Dapat dikatakan bahwa pada
pekerjaan mempengaruhi hubungan Satuan Kerja Perangkat Daerah
anggaran partisipatif dengan (SKPD) kota Padang budaya
kesenjangan anggaran. Hal ini dapat organisasi dalam penganggaran yang
dilihat dari nilai signifikansi yaitu dimiliki aparat dikategorikan cukup
0,991 dan koefisien sebesar 0,000. baik namun tidak berpengaruh
Hasil penelitian ini tidak signifikan terhadap kesenjangan
sejalan dengan konsep yang anggaran.
dikemukakan Supomo (1998) bahwa 4. Pengaruh Kohesivitas
ada pengaruh negatif pada budaya Kelompok Terhadap Hubungan
organisasi yang berorientasi pada Partisipasi Anggaran dengan
pekerjaan terhadap keefektifan Kesenjangan Anggaran
anggaran partisipatif dalam Berdasarkan analisis statistik
peningkatan kinerja manajerial. dalam penelitian ini ditemukan
Begitu juga Mardiasmo (2002) dalam bahwa hipotesis keempat (H4)
Resti (2012) yang menyatakan diterima dan disimpulkan bahwa
bahwa Budaya mempengaruhi cara kohesivitas kelompok berpengaruh
manusia bertindak dalam organisasi, signifikan positif terhadap hubungan
atas pertimbangan bahwa anggaran anggaran partisipatif dengan
dapat digunakan untuk menilai kesenjangan anggaran. Hal ini dapat
kinerja client bawahan maka agar dilihat dari nilai signifikansi yaitu
kinerjanya dinilai bagus bawahan 0,045 < = 0,05dan koefisien
menginginkan target anggaran yang sebesar 0,019. Artinya kohesivitas
lebih mudah dicapai atau melakukan kelompok dapat memperkuat atau
kesenjangan anggaran (budgetary memperlemah pangaruh dari
slack ). partisipasi anggaran terhadap
Menurut hasil penelitian yang kesenjangan anggaran. Sehingga
dilakukan oleh Retno (1995), pada dapat dinyatakan bahwa kohesivitas
organisasi sektor publik, tipe budaya kelompok sebagai variabel
yang paling dominan adalah tipe pemoderasi dalam penelitian ini.
budaya birokratis. Tipe budaya ini Hasil ini konsisten dengan
ditandai dengan adanya lingkungan hasil penelitian yang dilakukan
kerja yang terstruktur, teratur, tertib, Falikhatun (2007), Mohamad (2011)
berurutan dan memiliki regulasi yang yang menyatakan bahwa kohesivitas
jelas. Selanjutnya tipe budaya kelompok mempunyai pengaruh

21
signifikan positif terhadap hubungan disimpulkan bahwa :
partisipasi anggaran dengan 1. Partisipasi anggaran berpengaruh
kesenjangan anggaran artinya signifikan positif terhadap
kohesivitas yang tinggi yang disertai kesenjangan anggaran.
perbedaan tujuan kelompok dengan 2. Asimetri informasi tidak
tujuan organisasi dapat mempengaruhi hubungan
meningkatkan kesenjangan anggaran, partisipasi anggaran dengan
hal ini juga sejalan dengan konsep kesenjangan anggaran.
yang dikemukakan oleh (Robbins, 3. Budaya organisasi yang
1996) yaitu bila kelompok sangat berorientasi pekerjaan pada tidak
kohesif tetapi tujuannya tidak sejalan mempengaruhi hubungan
dengan organisasi formal, maka partisipasi anggaran dengan
perilaku kelompok akan negatif kesenjangan anggaran.
ditinjau dari sisi organisasi formal 4. Kohesivitas kelompok
begitu juga dalam partisipasi berpengaruh signifikan positif
anggaran jika tujuan kelompok tidak terhadap hubungan partisipasi
sesuai dengan tujuan organisasi maka anggaran dengan kesenjangan
hal tersebut dapat menimbulkan anggaran.
kesenjangan anggaran. 2. Keterbatasan
Nilai rerata kohesivitas Meskipun penelitian ini telah
kelompok dikategorikan cukup tinggi selesai dilaksanakan, tetapi penelitian
dengan nilai TCR 68,7 %. Dapat ini masih memiliki kelemahan-
dikatakan bahwa pada Satuan Kerja kelemahan sebagai berikut :
Perangkat Daerah (SKPD) Kota 1. Penyebaran kuesioner pada
Padang kohesivitas kelompok yang beberapa SKPD masih memiliki
dimiliki aparat dikategorikan cukup kendala dalam prosedur
baik dan dapat berpengaruh perizinan dan pengisian
signifikan positif terhadap hubungan kuesioner. Hal tersebut
parisipasi anggaran dengan menyebabkan data yang diolah
kesenjangan anggaran. kurang optimal, untuk penelitian
. Dari hasil ini dapat selanjutnya diharapkan
disimpulkan bahwa kohesivitas yang responden yang dituju dapat
tinggi dalam partisipasi anggaran melakukan pengisian kuesioner
dapat meningkatkan kesenjangan yang disebarkan.
anggaran dalam hal ini terjadi jika 2. Data penelitian yang berasal dari
kohesivitas kelompok dalam responden yang disampaikan
partisipasi anggaran tersebut secara tertulis dalam bentuk
dilandasi perbedaan tujuan kelompok kuesioner akan mempengaruhi
dengan tujuan organisasi. hasil penelitian. Karena persepsi
E. KESIMPULAN, responden yang disampaikan
KETERBATASAN, DAN belum tentu mencerminkan
SARAN keadaan yang sebenarnya
1. Kesimpulan (subjektif) dan akan berbeda
Berdasarkan hasil temuan apabila data diperoleh melalui
penelitian dan pengujian hipotesis wawancara langsung dengan
yang telah diajukan dapat responden.

22
3. Penelitian ini belum Budaya Organisasi dan
memperhatikan faktor lain yang Group Cohesiveness dalam
mungkin berpengaruh terhadap Hubungan Partisipasi
munculnya kesenjangan anggaran Dan Budgetary
anggaran. Slack.Fakultas Ekonmomi
3. Saran Muhamadiyah Magelang.
Berdasarkan pembahasan dan Anissarahma, Dinni. 2008. Pengaruh
kesimpulan yang diuraikan di atas, Partisipasi Anggaran,
maka penulis mencoba untuk Informasi Asimetri, Budget
memberikan saran-saran sebagai Emphasis dan Komitmen
Organisasi terhadap
berikut :
Timbulnya Slack Anggaran.
1. Hasil penelitian menunjukkan
Skripsi S-1 UII.
bahwa partisipasi penganggaran
Anthony, R.N dan V. Govindarajan.
berpengaruh terhadap
2001. Management Controls
kesenjangan anggaran, sehingga
Systems. Boston: Mc Graw-
perlu dilakukan pengendalian
Hill Co.
internal yang lebih memadai
Apriyandi. 2011. Pengaruh informasi
dalam pelaksanaan anggaran
asimetri terhadap hubungan
pada SKPD di Kota Padang
antara anggaran partisipatif
2. Kohesivitas kelompok
dengan budgetary
merupakan variabel yang dapat
slack.skripsi S-1.Universitas
memperkuat pengaruh
Hasanudin. Makasar.
partisipasi penganggaran
Arikunto, S.2006. Prosedur
terhadap kesenjangan anggaran,
Penelitian Suatu Pendekatan
sehingga perlu peningkatan
Praktik. Jakarta: Rineka
komitmen dalam pelaksanaan
Cipta
anggaran.
Bastian, indra. 2006. Akuntansi
3. Untuk penelitian selanjutnya,
Sektor Publik: Suatu
dapat dilakukan dengan metode
Pengantar. Erlangga.
lain untuk mendapatkan data Belianus Patria Latuheru. 2005.
yang lengkap, misalnya dengan Pengaruh Partisipasi
melakukan wawancara secara Anggaran terhadap
langsung dengan responden Senjangan Anggaran Dengan
dalam pengisian kuesioner Komitmen Organisasi
sehingga jawaban responden sebagai Variabel Moderating.
lebih mencerminkan jawaban Jurnal Akuntansi dan
yang sebenarnya. Keuangan Vol. 7 No.2.
4. Bagi peneliti lain yang tertarik November hal 117-130.
untuk meneliti judul yang sama, Darlis, Edfan. 2002. Analisis
maka peneliti menyarankan Pengaruh Komitmen
untuk penelitian selanjutnya agar Organisasi dan
dapat menambahkan dan Ketidakpastian Lingkungan
menggunakan variabel lain. terhadap Hubungan antara
Partisipasi dengan
DAFTAR PUSTAKA Senjangan Anggaran. Jurnal
Andriyani,Lilik. Informasi Asimetri, Riset dan Akuntansi

23
Indonesia, Vol.1:85-101. dengan Kesenjangan
Dewi, Ratna Purnama.2008. Pengaruh Anggaran. Tesis.
Budgetary Goal Characteristic Universitas Sumatera Utara.
terhadap Senjangan Medan
Anggaran: Instansi Hansen, and Maryanne M.
Pemerintah Daerah Kota Mowen,2004. Akuntansi
Padang. Skripsi. Universitas Manajemen. Jilid Satu.
Negeri Padang. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Falikhatun, 2007. Interaksi Informasi Ikhsan, Arfan dan Ishak,
Asimetri, Budaya Muhammad. 2005.
Organisasi dan Group Akuntansi Keperilakuan.
Cohensiveness Dalam Penerbit: Salemba Empat.
Hubungan Antara Kenis, I. 1979. Effect of Goal
Partisipasi Penganggaran Characteristics on
dan Budgetary Slack (Studi Managerial Attitudes and
Kasus Pada Rumah Sakit Performance. The
Umum Daerah Se-Jawa Accounting Review, Vol.
Tengah). Simposium 54:702-721
Nasional Akuntansi (SNA) Mardiasmo.2009. Akuntansi Sektor
X, Makasar Publik. Yogyakarta : Andi
Fitri, Yulia. 2004. Pengaruh Yogyakarta
Informasi Asimetri, Muhammad, Gamal. 2001. Pengaruh
Partisipasi Penganggaran Interaksi Partisipasi
dan Komitmen Organisasi Anggaran, informasi
terhadap Timbulnya Asimetris dan Penekanan
Senjangan Anggaran. Anggaran terhadap Budget
Simposium Naional Slack (Studi Kasus Pada
Akuntansi VII, Denpasar Samudra Indonesia Group).
Bali Tesis. Universitas
Garrison, Ray H, dan Eric W. Diponegoro. Semarang
Norren. 2000. Akuntansi Mulyadi. 2001. Akuntansi
Manajerial. Jakarta: Manajemen.Yogyakarta :
Salemba Empat Salemba Empat
Ghozali,Imam,Prof,Dr,H,M.com,Ak. Umar, husein. 2009. Metode
2007.Aplikasi Analisis Penelitian Untuk Skripsi
Multivariate dengan Program dan Tesis Bisnis. Jakarta:
SPSS.Semarang. Universitas Rajawali Pers.
Diponegoro Rahman, Firdaus Abdul dan
Gibson, dkk. 1997. Organisasi dan Supomo, Bambang, 2003,
Manajemen, Perilaku, Pengaruh Partisipasi
Struktur, Proses. Anggaran dan Keterlibatan
Terjemahan. Jakarta: Kerja terhadap Senjangan
Erlangga Anggaran dengan
Hafsah. 2005. Pengaruh Asimetri Komitmen Organisasi
Informasi dan Komitmen sebagai Variabel
Organisasi Terhadap Moderating, Jurnal Bisnis
Hubungan Anggaran

24
dan Akuntansi, Vol. 5, No. Supanto. 2010. Analisis Pengaruh
2, Agustus, Hlm. 127 146, Partisipasi Penganggaran
Universitas Islam Riau dan Terhadap Budgetary Slack
Universitas Diponegoro. dengan Informasi Asimetri,
Riyadi, Slamet, 1998. Motivasi dan Motivasi, Budaya
Pelimpahan Wewenang Organisasi sebagai
Sebagai Variabel Pemoderasi. Tesis.
Moderating Dalam Universitas Diponegoro.
Hubungan Antara Partisipasi Semarang
Penyusunan Anggaran Dan Supomo, Bambang dan Indriantoro,
Kinerja Manajerial Tesis S- Nur. 1998. Pengaruh
2 Tidak Dipublikasikan, Struktur dan Kultur
Universitas Gadjah Mada Organisasional terhadap
Yogyakarta. Keefektifan Anggaran
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Partisipatif dalam
Organisasi. Terjemahan. Peningkatan Kinerja
Jakarta: PT Prenhallindo. Manajerial: Studi Empiris
Sekaran, Uma. 2006. Research Method pada Perusahaan Manufaktur
For Business. Edisi di Indonesia, Kelola No.
Empat.Buku 18/VII: 61-84.
Dua.Jakarta:Salemba Empat. Veronica,Amelia dan Komang Ayu
Setyorini, Dwi The. (2004). Peran Krisnadewi.2008.Pengaruh
Pemimpin Dalam Partisipasi Penganggaran,
Pengejawantahan Budaya. Komitmen Organisasi, dan
www.unika.ac.id. Kompleksitas Tugas terhadap
Sugiwardani, Resti. 2012. Analisis Slack Anggaran pada Bank
Pengaruh Partisipasi Perkreditan Rakyat (BPR) di
Anggaran, Informasi Kabupaten
Simetris, Budaya dan Badung.Bali.Fakultas
Komitmen Organisasi Ekonomi Universitas
Terhadap Budgetary Slack. Udayana.
Artikel Ilmiah. Fakultas Wartono. 1998. Interaksi antara
Ekonomi Perbanas Partisipasi Anggaran,
Surabaya. Informasi Asimetri dan
Sulaksono, Tri. 2005. Budaya Penekanan Anggaran
organisasi dan terhadap Slack. Tesis S-2
ketidakpastian Lingkungan UGM.
sebagai variabel moderating Yuwono, I.B. 1999. Pengaruh
dalam Hubungan antara Komitmen Organisasi dan
gaya evaluasi atasan Ketidakpastian Lingkungan
terhadap Tekanan kerja dan terhadap Hubungan antara
kepuasan kerja bawahan Partisipasi Anggaran dengan
(studi pada pt. Bank Senjangan Anggaran. Jurnal
perkreditan rakyat wilayah Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1:
kantor bi solo). Tesis S-2. 37-55.
UNDIP

25

S-ar putea să vă placă și