Sunteți pe pagina 1din 7

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI DENGAN KONDISI SISA AKAR (GANGREN RADIK)

Budi Yuwono
Bagian Ilmu Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstract

One of dental treatments on gangrene radix is an extraction. However, tooth extraction on the chronic
gangrene radix needs particular procedure since this condition frequently emerges periapical disorder like dental
granuloma or radicular cyst. Both dental granuloma and radicular cyst may rest and grow to be jaw cyst leading to
the damage of jawbone although the causing tooth has already been removed. The procedure of tooth extraction
with chronic gangrene radix covers extraction accompanied with enucleation and curettage of periodontal tissue
using both close method and open method.

Keyword: extraction, dental granuloma, radicular cyst

Korespondensi (correspondence) : Budi Yuwono, Bagian Ilmu Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember, Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121, Indonesia

Gigi dicabut karena beberapa mengurangi kegagalan perawatan, perlu


alasan, termasuk di dalamnya adalah karies1, dilakukan reseksi apeks dan kuretase apical.
karies gigi merupakan sebagai penyakit Ada bukti yang baik bahwa granuloma
jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan periapikal memiliki respon yang bagus
jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, dengan pengobatan endodontic tanpa
fissure dan daerah interproximal) meluas ke bedah, namun belum diketahui respon dari
arah pulpa. Pulpa yang terinfeksi akan pengobatan kista tanpa bedah7.
menyebabkan terjadinya pulpitis yang lama Pencabutan adalah salah satu
kelamaan dapat mengakibatkan kematian terapi dari lesi periapikal di atas untuk
pulpa karena gangrene pulpa. Infeksi dari menghilangkan sumber infeksi, namun perlu
gangrene pulpa akan meluas keluar dari diperhatikan bahwa penatalaksanaan
foramen apical menuju ke arah periapikal pencabutan yang tidak tepat dapat
menyebabkan lesi di daerah periapikal2. mengakibatkan kegagalan dalam
Karies yang meluas dan tidak menghilangkan lesi atau dapat terjadi infeksi
dirawat dapat mengakibatkan hilangnya sekunder bahkan dapat terjadi kerusakan
mahkota gigi sepenuhnya dan menyisakan tulang rahang akibat ekspansi kista radikular
akar (sisa akar) atau disebut juga sebagai yang tidak terambil.
gangren radiks. Gangren radiks biasanya
memiliki lesi periapikal yang bersifat kronis TELAAH PUSTAKA
dengan tidak ada gejala ataupun Kondisi gigi sisa akar
eksaserbasi akut akibat infeksi sekunder yang Gigi dengan kondisi sisa akar yang
mengakibatkan rasa sakit. Beberapa lesi kronis menyebabkan jaringan periapikal
periapikal yang sering terjadi di antaranya rentan infeksi (gangren radik) karena jaringan
adalah, granuloma periapikal dan kista pulpa yang mati merupakan media yang
radikular3.4.5. baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Gejala klinis dari granuloma Melalui foramen apikal gigi, mikroorganisme
periapikal dan kista radikular sangat sulit penyebab infeksi pada jaringan pulpa dapat
dibedakan, biasanya pasien tidak menjalar ke jaringan periodontal di sekitar
mengeluhkan adanya nyeri, dengan tes apeks gigi, menyebabkan keradangan atau
perkusi dan druk negatif. Oleh karena infeksi jaringan3. 8. Keradangan ini
berhubungan dengan pulpa yang telah mengakibatkan pembentukan lesi pada
nekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan periapikal. Lesi periapikal yang sering terjadi
nilai yang negatif. Gambaran radiografi akan adalah periapikal granuloma dan juga kista
menunjukkan adanya radiolusen dengan radikular.4. 9.
batas yang jelas. Meskipun pemeriksaan
dengan radiografi merupakan kunci Diagnosa klinis dan radiografis
diagnostik, namun terkadang masih terdapat Lesi periapikal yang sering terjadi
kesulitan pada penegakan diagnose antara akibat adanya kematian pulpa di antaranya
kedua lesi ini. satu satunya cara untuk dapat adalah, granuloma periapikal dan kista
membedakan keduanya secara akurat radikular. Gejala klinis kedua lesi ini sulit untuk
adalah dengan menggunakan pemeriksaan dibedakan, untuk penegakan diagnosa
mikroskopik6. diperlukan adanya pemeriksaan penunjang.
Pilihan perawatan dari kedua lesi ini Periapikal granuloma
adalah endodontic intrakanal ataupun Periapikal granuloma atau dental
pencabutan. Pada kista periapikal, granuloma merupakan lesi yang berbentuk
perawatan endodontik intrakanal bulat dengan perkembangan yang lambat
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 7 No. 2 2010: 89-95

yang berada dekat dengan apex dari akar Pendekatan klinis


gigi, biasanya merupakan komplikasi dari Gejala klinis dari periapikal
pulpitis. Terdiri dari massa jaringan inflamasi granuloma ini biasanya asimptomatis, yakni
kronik yang berprolifersi diantara kapsul tidak menunjukkan gejala subyektif dan
fibrous yang merupakan ekstensi dari ligamen gambaran klinis nyata. Pada anamnesa
periodontal6. biasanya tidak terdapat rasa sakit, dan
Dental granuloma merupakan kemungkinan beberapa waktu sebelumnya
bentuk keradangan kronis akibat infeksi gigi tersebut pernah sakit dan sembuh sendiri.
periapikal yang ditandai terbentuknya Gigi sudah non vital (gangrene pulpa atau
jaringan granulasi pada tulang alveolar di gangrene radiks) dan biasanya ada rasa sakit
daerah apical gigi. Jaringan granulasi ringan (kemeng pada pemeriksaan perkusi)
merupakan respon fibroblastic dan proliferasi atau mungkin bahkan tidak ada3.
kapiler muda secara bersama-sama. Jaringan
ini bersama dengan sel makrositik dan Pendekatan Radiografis
limfositik juga proliferasi sel sel untuk Pada pemeriksaan roentgenografik
membentuk jaringan pengganti merupakan tampak gambaran radiolusen berbatas jelas
tanda khas dari radang kronis. Apabila faktor di sekitar apical gigi dengan ukuran yang
jejas tetap ada (persisten), maka respon bervariasi.. Terkadang pada beberapa kasus,
radang kronis akan tetap bertahan dalam radiolusensi memiliki batas yang sangat jelas
waktu yang lama tanpa ada proses resolusi yang ditandai dengan garis radiopaque atau
jaringan, inilah yang menyebabkan terjadinya daerah sclerotic bone di sekeliling lesi. Batas
granuloma pada apical gigi yang non vital3 . yang jelas inilah yang membedakan
gambaran radiografis antara granuloma
dengan abses, dimana pada gambaran
radiografis abses, radiolusensi tidak memiliki
batas yang jelas.

a b

Gambar 1. Radiografi periapikal; a. dental granuloma, b. kista radikular

90
Penatalaksanaan pencabutan gigi(Budi Y)

Pendekatan histopatologis dengan membesarnya kista maka tulang


Secara histologi, granuloma penutupnya menjadi sangat tipis, meskipun
periapikal didominasi oleh jaringan granulasi ada pengendapan tulang subperiosteum.
inflamasi dengan banyak kapiler, fibroblast, Fluktuasi hanya ada apabila kista telah
jaringan serat penunjang, infiltrat inflamasi, mengerosi tulang secara sempurna. Di
dan biasanya dengan sebuah kapsul. maksila bisa terdapat pembengkakan bukal
Jaringan ini menggantikan kedudukan dari atau palatal sedangkan di mandibula
ligamen periodontal, tulang apikal dan pembengkakan biasanya pada labial atau
kadangkala dentin dan sementum akar gigi, bukal dan jarang pada lingual.
yang diinfiltrasi oleh sel plasma, limfosit, Gambaran klinis lainnya dari beberapa kista
mononuklear fagosit, dan neutrofil10. 11 radikular adalah rasa nyeri dan infeksi. Sering
dikatakan bahwa kista radikular tanpa
Kista radikuler adanya rasa nyeri kecuali bila terinfeksi.
Ksta radikuler adalah dental Tetapi beberapa kasus dengan lesi ini
granuloma yang mengalami degenerasi kistik. mengeluh nyeri meskipun tidak ditemukan
Kista radikuler adalah kista yang infeksi dan secara histology tidak terlihat bukti
sesungguhnya karena lesi berupa rongga bukti perasangan akut setelah kista diangkat.
patologis yang dilapisi epitel dan berisi Juga beberapa pasien tidak mengalami rasa
cairan3. 4 nyeri meskipun secara klinis dan histologist
Kista radikuler ini timbul dari sisa sisa kista meradang7.
epitel pada ligamentum periodontal sebagai
akibat peradangan. Biasanya peradangan Pendekatan Radiografis
mengikuti kematian pulpa dan kista dengan Gambaran kista radikular dan
cara ini tersering ditemukan pada apeks gigi granuloma periapikal sukar dibedakan secara
yang terkena atau juga bisa ditemukan pada radiografis. Dalam gambaran radiografis, kista
sisi lateral akar gigi, dalam hubungannya tampak radiolusensi bulat atau ovoid yang
dengan saluran gigi tambahan lateral. dikelilingi tepi radiopak sempit yang meluas
Sedangkan kista yang tetap tertinggal di dari lamina dura gigi yang terlibat. Pada kista
dalam rahang setelah pengangkatan gigi yang terinfeksi atau cepat membesar,
penyebab disebut sebagai kista residual7. mungkin tidak ada tepi yang radiopak7.
Kista radikular berasal dari sisa epitel
Pendekatan klinis mallasez yang berada di ligament
Kista radikuler biasanya asimptomatik periodontal, Karena suatu infeksi gigi
dan tidak menunjukkan gambaran klinis yang (gangrene pulpa, gangrene radik) ataupun
mencurigakan (Soemartono, 2000). Sering trauma yang menyebabkan gigi nekrosis5. 12.
pasien mengeluh pembengkakan yang Gambaran histologis kista radikuler dapat
membesar perlahan-perlahan. Pertama-tama dilihat pada gambar berikut di bawah ini.
pembesaran ini keras seperti tulang tetapi

Gambar 2. histologis kista radikular

91
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 7 No. 2 2010: 89-95

Prevalensi kelainan periapikal gigi sisa akar parut periapikal dan 6.7% lainnya. Presentase
Nobuhara dan del Rio dalam dapat digambarkan dalam diagram batang
penelitiannya menunjukkan bahwa 59.3% dari di bawah ini13 dan presentase kejadian kista
lesi periapikal merupakan granuloma dan granuloma ditunjukkan pada gambar 4.
periapikal, 22% kista radikular, 12% jaringan

70
60
granulo
50
ma
40
30 kista
20
10 jarparut
0
lesiperiapikal

Gambar 3.Diagram batang prevalensi lesi periapikal13

Gambar 4.Tabel insidensi kista dan granuloma pada beberapa studi13

92
Penatalaksanaan pencabutan gigi(Budi Y)

Distribusi kista radikular gigi sisa akar sebesar 37%, ada banyak alasan yang
Dalam laporan klinis Mevyn Shear, mungkin untuk ini. Dulu insisif maksila lebih
1995, tipe kista yang paling banyak sering terkena dibandingkan gigi lainnya,
ditemukan adalah kista radikular, sekitar 55 memiliki tambalan dengan akibat resiko tinggi
persen dari 1354 kista yang didapat. Distribusi terhadap pulpa. Kemudian terdapat
umur dapat terlihat pada gambar 5 dengan prevalensi tinggi bagi invaginasi palatal di
jumlah pasien afrika selatan sebesar 558 insisif kedua maksila sedangkan frekuensi
pasien dan inggris sebesar 161 pasien7. terjadinya kematian pulpa hanya merupakan
Pada pembedaan jenis kelamin, factor tambahan, dan ketiga gigi anterior
terdapat sekitar 58% pada laki laki dan 42% maksila mungkin lebih cenderung terkena
pada perempuan, perbedaan ini bermakna cedera traumatic daripada gigi lainnya,
secara statistik. Kecenderungan pada lelaki ini sehingga menyebabkan kematian pulpa.
kurang lebih karena merak mengabaikan Sedangkan pada rahang bawah, prevalensi
giginya terutama gigi anterior insisif maksila, tertinggi ada pada region molar7. Hal tersebut
tampat terjadi sebagian kista radikular. Juga dimungkinkan karena region molar rahang
karena laki laki lebih sering menderita trauma adalah region yang sering terkena karies. Bila
pada gigi anterior maksilanya. digambarkan, presentase insidensi
Sekitar 60% dari kista ditemukan di berdasarkan letak anatomis dari kista
maksila dan 40% di mandibula. Untuk region radikular dapat dilihat pada gambar 6.
anterior maksila, frekuensinya sangat tinggi

200 09
1019'
150
2029

100 3039
4049
50 5059
6069
0
pasienafrikaselatan pasieninggris 7079

Gambar 5.Distribusi umur pada pasien kista radikular di afrika selatan dan inggris7

200

0 Rahangatas
Rahangatas

Gambar 6 Diagram batang distribusi kista radikular menurut letak anatomi giginya7

93
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 7 No. 2 2010: 89-95

PEMBAHASAN kebetulan saat dilakukan pemeriksaan


radiografi dental.
Penatalaksanaan perawatan gigi dengan Pencabutan gigi secara umum
kondisi sisa akar (Gangren Radik) memang harus mengikuti falsafah kehati-
Penatalaksanaan gigi dengan hatian, namun pencabutan gigi dengan
kondisi sisa akar harus memperhatikan kondisi sisa akar seharusnya hal tersebut
kemungkinan terjadi kelainan pada periapikal betul-betul diterapkan. Adakalanya para
yang terjadi pada gigi tersebut. Tindakan praktisi dokter gigi yang bertugas didaerah
medis yang harus dilakukan tergantung dari terpencil dimana peralatan yang tersedia di
kelainan periapikal yang ada. pusat pelayanan kesehatan terbatas
biasanya pencabutan gigi tanpa disertai
Medikasi kajian radiografis gigi yang bersangkutan.
Gigi dengan kondisi sisa akar yang Sehingga alangkah bijak bila pencabutan
memiliki kelainan pada periapikal yang gigi sisa akar yang kronis minimal selalu
bersifat akut, sebaiknya dilakukan terapi disertai tindakan kuretase pada jaringan
medikasi terlebih dahulu, ekstraksi gigi yang periodontalnya untuk menghindari sisa dental
memiliki abses di daerah periapikalnya granuloma maupun kista yang mungkin
apabila dalam keadaan infeksi akut sudah terbentuk di periapikal gigi tersebut.
sebaiknya dihilangkan dulu infeksinya Teknik yang digunakan dalam
kemudian dilakukan ekstraksi. Hal tersebut pencabutan gigi dengan kondisi sisa akar
karena ekstraksi pada stadium infeksi akut hampir sama dengan pencabutan gigi geligi
tidak hanya dikuatirkan terjadi penyebaran biasa, hanya pada pemilihan penggunaan
infeksi tetapi juga kerja anastesi local yang forcep yang berbeda dimana pada gigi
kurang efektif, sehingga menimbulkan rasa dengan kondisi sisa akar, digunakan forcep
sakit yang menambah penderitaan pasien, yang memiliki beak yang tertutup dan
meskipun ada beberapa ahli yang penggunaan elevator sering kali diterapkan.
berpendapat bahwa ekstraksi gigi pada Penentuan metode pencabutan gigi
stadium akut justru akan menyebabkan sisa akar dengan kelainan periapikal
terjadinya drainase pus dan akan ditentukan setelah dilakukan diagnostik klinis
menyebabkan penyembuhan dini14. maupun radiografis (bila memungkinkan),
terdapat dua macam metode pencabutan
Perawatan Endodontik gigi sisa akar dengan kelainan periapikal
Pilihan terapi lain dari granuloma dental granuloma maupun kista radikular dan
juga kista adalah endodontik non bedah, pilihan metode yang digunakan tergantung
atau konvensional. Granuloma periapikal ukuran dan lokasi kista yang terlibat.4. 9. 15.
mempunyai respon yang baik terhadap Metode pertama adalah close
penanganan ini6. Sedangkan pada kista, ada methode yaitu pencabutan gigi disertai
ahli yang berpendapat bahwa sebagian kuretase pada jaringan periodontal tanpa
besar kista radikular mengalami resolusi prosedur pembuatan flap mukosa, metode ini
setelah terapi endodontic konvensional. digunakan bila kelainan periapikal dental
Dikatakan bahwa selama tindakan granuloma atau kista radikular ukuranya kecil
endodontic, instrumentasi harus dilakukan sehingga biasanya granuloma atau kista
sedikit di bawah foramen apikalis. Ia tersebut ikut terambil saat dilakukan
menimbulkan peradangan akut sepintas pencabutan gigi.
yang bisa menghancurkan lapisan epitel kista Metode kedua adalah open
radikular dan mengubahnya menjadi methode yaitu pencabutan gigi disertai
granuloma, jadi menyebabkan resolusi. pengambilan kista dengan prosedur
Namun argumentasi ini masih sulit diterima pembuatan flap mukosa dan pengambilan
beberapa ahli lain7. Tindakan endodontic sebagian tulang yang menutupinya, metode
konvensional ini juga dapat diikuti dengan ini digunakan bila kista radikular yang terlibat
tindakan apikoektomi. cukup besar sehingga diperlukan akses yang
cukup untuk mengambil kista, metode ini
Pencabutan gigi dengan kondisi sisa akar diakhiri dengan pengembalian flap dan
Berdasarkan beberapa penelitian penjahitan..
yang telah dilaporkan seperti yang disajikan Prosedur pencabutan gigi sisa akar
dalam gambar diagram tersebut diatas sama seperti prosedur pencabutan pada gigi
menunjukkan kelainan periapikal dental biasa hanya setelah pencabutan gigi,
granuloma maupun kista radikular terdistribusi alveolus diperiksa secara teliti dengan cara
merata hampir dijumpai pada segala usia visual. Kondisi alveolus dan tepi oklusal
maupun pada regio gigi yang ada baik gigi alveolus, serta adanya jaringan lunak
anterior maupun posterior baik rahang atas patologis semuanya harus diperhatikan. Kuret
maupun bawah, hal ini menunjukkan bahwa yang tersedia dalam berbagai konfigurasi
pada kondisi gigi sisa akar yang kronis perlu merupakan alat yang ideal untuk memeriksa
diwaspadai adanya kelainan periapikal alveolus. Alat ini digunakan untuk melepaskan
terutama dental granuloma dan kista keping-keping atau potongan-potongan
radikular mengingat kelainan periapikal ini tulang, jaringan granulasi dan juga dinding
tidak selalu memberikan tanda dan gejala, granuloma maupun kista.
kalaupun ditemukan biasannya hanya

94
Penatalaksanaan pencabutan gigi(Budi Y)

Pada kista radikular, ada dua 9. Kruger. Gustav O. Textbook of Oral


metode utama dalam perawatannya, yaitu Surgery. W.B. Sounders. 1974.
enukleasi (pengambilan epitel tepi kista
secara total) dan juga marsupiliasi 10. Fahlevi, Reza. Periapikal Granuloma.
(pembuatan bukaan permanen ke dalam http//usebrain.wordpress.com. 2008.
kavitas kista). Pada enukelasi, dibentuk
mukoperiosteal flap kemudaian dilakukan 11. Nevile B.W., Damm D.D Bauquot J.B.
pengeboran tulang untuk membentuk akses Oral and Maxillofacial Phatology.
yang cukup, kemudian tepi kista dipisahkan Philadelphia: W.B. Saunders Company.
dengan elevator tulang atau kuret. 1995.
Marsupiliasi dilakukan agar cairan kista dapat
memiliki akses keluar sehingga tidak terjadi 12. Syafriadi, Mei. Patologi Mulut Tumor
ekspansi dan penekanan tulang yang Neoplastik dan Non Neoplastik
mengakibatkan kerusakan juga Rongga Mulut. Yogyakarta : ANDI.
menyebabkan kavitas kista semakin kecil. 2008.
Mayoritas kista dirawat dengan enukleasi,
sedangkan marsupiliasi dilakukan pada 13. Safi, Laaya etal. A Twenty-Year Survey
kategori pasien dengan kista yang besar1. 4 . 9. of Pathologic Reports of Two Common
15. Types of Chronic Periapical Lesions in
Shiraz Dental School. Shiraz : JODDD.
KESIMPULAN 2008.
Penatalaksanaan pencabutan 14. Susanto, Hendarmin. Penjalaran Infeksi
pada gigi dengan kondisi sisa akar yang kronis Odontogenik. Dalam Kumpulan
sebaiknya diikuti dengan tindakan minimal Makalah Ilmiah Kongres PDGI XVIII.
kuretase pada jaringan periodontal untuk Semarang. 1992.
menghindari sisa dental granuloma maupun
kista yang mungkin sudah terbentuk di 15. Peterson et .al. Contemporary Oral
periapikal gigi tersebut dan tidak ikut terambil and Maxillofacial Surgery. Mosby. 1998.
saat tindakan pencabutan gigi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wray, David. General and Oral
Surgery. London : Churchill Livingstone.
2003.

2. Heiserman, David. Oral and


Maxilofacial Pathology. www.Free-
Ed.net. 2006.

3. Soemartono. Infeksi Odontogenik dan


Penyebarannya. Untuk pelatihan
spesialis kedokteran gigi bidang
bedah mulut 6 juni 2000 s/d 30 juni.
2000.

4. Archer W.H. Oral and Maxillofacial


Surgery. W.B. Sounders. 1975.

5. Pramono D. Coen. Kista Odontogen


dan Nonodontogen. Airlangga
university Press. 2006.

6. Hamsafir, Evan. Diagnosis dan


Penatalaksanaan pada Periapikal
granuloma.
www.infogigi.com/kesehatan-gigi.
2010.

7. Shear, Mevyn. Kista Rongga Mulut.


Jakarta : EGC. 1995.

8. Topazian, Richard G., Goldberg M. H.


Oral and Maxillofacial Infections.
Philadelphia: WB.Saunders Company.
1994.

95

S-ar putea să vă placă și