Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Migraine
Oleh :
PRESEPTOR :
Prof. Dr.dr. Darwin Amir, SpS (K)
dr. Lydia Susanti, SpS. M.Biomed
PADANG
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
pasien saat berkunjung ke seorang dokter. Namun karena sering di dengar dan
keluhan atau gejala yang pada umumnyamasih dianggap ringan dan tidak di
Sakit kepala bisa di sebabkan oleh karena faktor fisik dan psikis. Untuk sakit
kepala yang di sebabkan oleh faktor fisik memang mudah untuk di diagnosa
karena pada pasien akan di temukan gejala fisik lain yang menyertai sakit kepala,
namun tidak begitu halnya bila sakit kepala di sebabkan oleh faktor psikis untuk
itu di perlukan waktu yang lebih lama untuk mencai tahu penyebabnya. Migrain
merupakan salah satu penyakit tertua yang telah di deskripsikan oleh Galen
padatahun 200 M, dalam bukunya di gambarkan nyeri kepala yang disebut herni
crania, dari istilah tersebut muncul istilah migrain yang digunakan samapai saat
ini. Migrain kadang kala agak sulit di bedakan dengan sakit kepala jenis lain.
Migrain adalah sakit kepala yang sering kita jumpai di masyarakat. Migrain
merupakan salah satu sakit kepala dengan gejala yang cukup berat dan berulang.
Selain sakit kepala yang khas pada satu sisi kepala (beberapa kasus bisa
menyerang kedua sisi kepala ), bersamaan dengan itu pasien juga merasakan
gejala lain seperti gangguan pada penglihatan dan mual-mual. Sebelum pasien
merasakan sakit kepala migrain, terlebih dahulu mereka akan merasakan semacam
aura ( gejala peringatan akan timbulnya migrain ) seperti kepala terasa berdenyut-
denyut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam.
bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan mual
2.2. Etiologi
migren memiliki anggota keluarga dekat dengan riwayat migren juga. Risiko
terkena migren meningkat 4 kali lipat pada anggota keluarga para penderita
migren dengan aura.1,3 Namun, dalam migren tanpa aura tidak ada keterkaitan
antara riwayat migren dari pihak ibu. Migren juga meningkat frekuensinya
2.3. Klasifikasi
Diagnosis akurat untuk nyeri kepala sangatlah penting karena terkait pada
pengoatan yang akan diberikan1. Hingga saat ini, dalam mendiagnosis nyeri
Gold Standard ataupun biological marker untuk nyeri kepala1. Banyak system
klasifikasi yang digunakan dalam mengelompokkan nyeri kepala berdasarkan
gambaran klasik dari nyeri kepala. System klasifikasi yang banyak digunakan
dikembangkan pada tahun 1988 oleh International Headache Society (IHS) yang
migraine)
e. Migren dengan basilaris
f. Migren dengan lumpuh separuh badan (Sporadic
hemiplegic migraine)
3. Sindrom periodic pada usia muda yang didahului migren
4. Migren Retinal
5. Migren dengan komplikasi
6. Kumungkinan Migren
a. Mungkin migren tanpa aura
b. Mungkin migren dengan aura
c. Mungkin migren kronik
2.4
Patofisiologi3,4
terjadinya migren dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri
kepala disertai denyut yang sama dengan jantung. Pembuluh darah yang
adrenomedulin, dan amilin. Seperti calcitonin, CGRP ada dalam jumlah besar
di sel C dari kelenjar tiroid. Namun CGRP juga terdistribusi luas di dalam
akan terjadi adalah hipotensi dan takikardia. CGRP adalah peptida yang
memiliki aksi kerja sebagai vasodilator poten. Aksi keja CGRP dimediasi oleh
pada korteks serebral, terutama di korteks oksipital, yang diketahui dari studi
keadaan yang sama dengan para pengidap epilepsi. Pendapat ini diperkuat
fakta bahwa pada saat serangan migren, sering terjadi alodinia (hipersensitif
nyeri) kulit karena jalur trigeminotalamus ikut tersensitisasi saat episode
yang tidak stabil dengan cacat segmental pada jalur nyeri. Cacat segmental ini
nigra yang menyebar dengan kecepatan 2-6 mm/menit. Penyebaran ini diikuti
neurokimia CSD ialah pelepasan kalium atau asam amino eksitatorik seperti
neurotransmiter lagi.
kaudatus, memulai terjadinya migren. Pada migren tanpa aura, kejadian kecil
efektif.
2.5
Manifestasi Klinis2,3
durasi serangan selama 4-72 jam. Nyeri bertambah berat dengan aktivitas
fisik dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.
Sekitar 10-30 menit sebelum sakit kepala dimulai (suatu periode yang
hilangnya nafsu makan muncul pada sekitar 20% penderita. Penderita yang
atau skotoma) atau melihat cahaya yang berkelap-kelip. Ada juga penderita
gejala tersebut menghilang sesaat sebelum sakit kepala dimulai, tetapi kadang
timbul bersamaan dengan munculnya sakit kepala. Nyeri karena migren bisa
dirasakan pada salah satu sisi kepala atau di seluruh kepala. Kadang tangan
dan kaki teraba dingin dan menjadi kebiru-biruan. Pada penderita yang
memiliki aura, pola dan lokasi sakit kepalanya pada setiap serangan migran
adalah sama. Migren bisa sering terjadi selama waktu yang panjang tetapi
Fase I Prodromal
Fase II Aura.
serangan yang dalam. Gejala dari periode ini adalah gangguan penglihatan
Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu
yang dihubungkan dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini
Fase IV postdromal
Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan
sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat
2.6.2 Pencitraan
CT scan dan MRI dapa dilakukan dengan indikasi tertentu, seperti: pasien
baru pertama kali mengalami sakit kepala, ada perubahan dalam frekuensi
serta derajat keparahan sakit kepala, pasien mengeluh sakit kepala hebat, sakit
merespon terhadap pengobatan, sakit kepala unilateral selalu pada sisi yang
Indikasinya adalah jika pasien baru pertama kali mengalami sakit kepala,
sakit kepala yang dirasakan adalah yang terburuk sepanjang hidupnya, sakit
intracranial.
2.7
Diagnosis
berhasil diobati).
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
Aura tipikal terdiri dari gejala visual dan/atau sensoris dan/atau berbahasa.
Yang berkembang secara bertahap, durasi tidak lebih dari 1 jam, bercampur
Kriteria diagnostik:
B. Adanya aura yang terdiri paling sedikit satu dari dibawah ini tetapi tidak
2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual > 5 menit dan /atau
Perubahan hormonal seperti haid, obat hormonal serta kadar estrogen yang
14
pengganti estrogen.
(anggur merah, prot, sherry, scotch, bourbon), keju (Colby, Roquefort, Brie,
aspartame. Diet dilakukan selama 1 bulan. Apabila setelah 1 bulan gejala tidak
membaik, berarti modifikasi diet tidak bermanfaat. Apabila makanan menjadi
pencetus gejala, maka jenis makanan tersebut harus diidentifikasi dengan cara
menambahkan satu jenis makanan sampai gejala muncul. Sebaiknya dibuat diari
merah, MSG), sementara makanan lain baru menimbulkan gejala setelah 1 hari
16
(coklat, keju).
untuk meredakan serangan nyeri dan disabilitas pada saat itu dan menghentikan
14
progresivitas. Pada terapi abortif dapat diberikan :
A.Analgesia Nonspesifik
Analgesia yang dapat diberikan pada kasus nyeri lain selain nyeri kepala.
Secara umum dapat dikatakan bahwa terapi memakai analgesia nonspesifik masih
14
dapat menolong pada migrain dengan intensitas nyer ringan sampai sedang.
aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS). Pada umumnya pemberian
analgesia opioid dihindari. Beberapa obat OAINS yang telah diteliti diberikan
14
Ibuprofen, Naproksen, Golongan fenamat.
Ketorolak IM membantu pasien dengan mual atau muntah yang berat.
kafein dikatakan dapat menambah efek analgetik, dan dengan dosis masing-
masing obat yang lebih rendah diharapkan akan mengurangi efek samping obat.
15
siklooksigenase sehingga sintesa prostaglandin dihambat.
Pasien diminta meminum obatnya begitu serangan migrain terasa. Dosis obat
harus adekuat baik secara obat tunggal atau kombinasi. Apabila satu OAINS tidak
efektif dapat dicoba OAINS yang lain. Efek samping pemberian OAINS perlu
dipahami untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pada wanita hamil
12
dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen.
B.Analgesia Spesifik
Hanya bekerja sebagai analgesia nyeri kepala. Pada kasus sedang sampai
berat atau berespons buruk dengan OAINS pemberian analgesia spesifik lebih
13
bermanfaat.
samping itu ergotamin dan DHE juga berikatan dengan reseptor 5-HT2, 1dan
15
2- nonadrenergik dan dopamin.
Ergotamin dan DHE diberikan pada migrain sedang sampai berat apabila
analgesia nonspesifik kurang terlihat hasilnya atau memberi efek samping. Dosis
dan cara pemberian ergotamin dan DHE harus diperhatikan. Kombinasi ergotamin
pasien > 40 tahun) serta gagal ginjal, gagal hati dan sepsis. Efek samping yang
15
melebihi 10 mg/minggu.
memperbaiki disabilitas pasien. Diberikan pada migrain berat atau pasien yang
24 jam 200 mg. Kontra indikasi antara lain adalah pasien, yang berisiko penyakit
migrain tipe basiler. Efek samping berupa dizziness, heaviness, mengantuk, nyeri
13
dada non kardial, disforia.
rizatriptan) yang tidak ada di Indonesia sebenarnya mempunyai respons yang lebih
13
baik, rekurensi nyeri kepala yang lebih rendah dan lebih dapat ditoleransi.
mengurangi frekwensi, durasi dan beratnya nyeri kepala.1,4 Terapi preventif harus
selalu diminum tanpa melihat adanya serangan atau tidak. Pengobatan dapat
diberikan dalam jangka waktu episodik, jangka pendek (subakut) atau jangka
panjang (kronis). Terapi profilaksis lini pertama yaitu calcium channel blocker
13
Terapi profilaksis lini kedua yaitu methysergide, asam valproat, asetazolamid.
Mekanisme kerja obat-obat tersebut tidak seluruhnya dimengerti. Diduga obat
melalui efek antagonis pada reseptor 5-HT2. Satu jenis obat profilaksis tidak lebih
efektif daripada obat yang lain. oleh karena itu, bila tidak ada kontraindikasi,
verapamil lebih sering digunakan pada awal terapi karena efek sampingnya paling
13
minimal dibandingkan yang lain.
Apabila dizziness tidak dapat dikontrol dengan satu obat, gunakan jenis obat
yang lain. Bila dizziness sudah terkontrol, obat diberikan terus menerus selama
selama 3-4 minggu pada bulan ke-6 terapi). Obat dapat diberikan ulang pada tahun
13
berikutnya apabilandizziness muncul lagi setelah terapi dihentikan.
Terapi episodik diberikan apabila faktor pencetus nyeri kepala dikenal dengan
pendek berguna apabila pasien akan terkena faktor risiko yang telah dikenal dalam
jangka waktu tertentu seperti pada migrain menstrual. Terapi preventif kronis akan
diberikan dalam beberapa bulan bahkan tahun tergantung respons pasien. Biasanya
13
diambil patokan minimal dua sampai tiga bulan. Indikasi:
12
terapi pencegahan yang murah.
atau memakai suhu kulit atau pulsasi arteri temporalis. Olahraga terarah
12
dianjurkan mengurangi garam dan retensi cairan.
dipertimbangkan jika pasien sakit kepala lebih dari dua kali seminggu.
Jika pemberian obat oral tidak mungkin karena mual atau jika agen oral
10
intravena) dapat digunakan.
Narcotic Analgesic
1. Meperidine 50-150mg IM atau IV 3
Dapat diulang 50-150mg tiap 3-4 jam
Terapi ajuvan
1.Metoclorpamid 10mg IV atau oral 20-30menit sebelum 2
atau bersamaan dengan analgesik
ringan, NSAID, atau derivat ergotamin
11
Tabel 2.3. Penatalaksanaan Spesifik Migrain Akut menurut The U.S. Headache Consortium
Derivat Ergotamin
1.Ergotamine 1-2 mg oral tiap jam, dosis maksimal 3 3
dosis dalam 24 jam
Suppositoria: 1mg, dosis maksimal 2-3
kali sehari, 12 kali sebulan
11
Tabel 2.2. Penatalaksanaan Nonspesifik Migrain Akut menurut The U.S. Headache Consortium
2.9.2. Perbandingan Penatalaksanaan Migrain Menurut The U.S. Headache
Consortium dengan AAFP/ACPASIM Recommendations10
http://emedicine.medscape.com/article/1144656-overview
4. Katzung, Bertram. Basic and Clinical Pharmacology. 10th edition. Boston: McGraw Hill.
2007. p 289
5. Chawla J. Migraine Headache: Differential Diagnoses & Workup. [cited 2017 March 09].
Available from:
http://www.umm.edu/patiented/articles/how_serious_migraines_000097_2.htm
9. Blanda, M. Migraine headache. [Internet]; 2010 Jul 12 [cited 2017 March 09]. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/792267-overview
10. Chawla J. Migraine headache: Follow-up. [Internet]; 2010 Jun 3 [cited 2017 March 09].
Drugs 1999;58:699-723.
12. Lipton RB, Stewart WF, Stone AM, Lainez MJ, Sawyer JP. Stratified care vs step care
strategies for migraine: the Disability in Strategies of Care (DISC) Study: a randomized
13. Matchar DB, McCrory DC, Gray RN. Toward evidence-based management of migraine.
JAMA 2000;284:2640-1.
14. Mathew NT, Kailasam J, Gentry P, Chernyshev O. Treatment of nonresponders to oral
sumatriptan with zolmitriptan and rizatriptan: a comparative open trial. Headache
2000;40:464-5.
15. Sadeli H. A. 2006. Penatalaksanaan Terkini Nyeri Kepala Migrain. Dalam Kumpulan
Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
Airlangga University Press. Surabaya.
16. Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua. Gajahmada University Press.
Yogyakarta
17. Sadeli H. A. 2006. Penatalaksanaan Terkini Nyeri Kepala Migrain. Dalam Kumpulan
Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
Airlangga University Press. Surabaya.
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Nn. MS
Umur : 25 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa S2
Suku : Minang
Agama : Islam
No. MR : 974668
Tanggal pemeriksaan : 7 Maret 2017
25
II. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri kepala sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Saraf RSUP DR.M.DJAMIL tanggal 7 Maret 2017 dengan
keluhan nyeri kepala sebelah kanan yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan
berdenyut di sebelah kanan menjalar sampai belakang mata. Pandangan kabur sebelum nyeri
kepala tidak ada, pandangan ganda tidak ada.
Pasien mengeluhkan sekali serangan, lama waktu nyeri bisa sampai lebih dari 72 jam
sampai 5 hari. Nyeri semakin berat jika digunakan untuk berjalan dan melakukan aktivitas.
Nyeri berkurang jika digunakan untuk berbaring. Pasien sudah minum obat anti nyeri, namun
tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan pusing bergoyang. Pasien juga mengeluhkan
terganggunya aktifitas akibat nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Pasien
mengatakan terkadang sering terbangun malam karena nyeri kepala yang muncul secara tiba-
tiba.
Nyeri kepala sebelah ini pertama kali dirasakan pasien sejak 3 tahun yang lalu. Dan
kekambuhannya sering setiap hari hampir setiap bulan 1 kali.
Pasien menyatakan tidak demam, tidak ada sesak. tidak ada penurunan kesadaran tidak
ada, kelemahan anggota tubuh lainnya tidak ada, BAB dan BAK lancar.
27
Auskultasi : Regular, murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri normal
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler, Rhonchi -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia : Tidak dievaluasi
Ekstrimitas : Akral hangat, edema (-)
Kulit : Kesan normal
29
Ujung lidah saat dijulurkan : Normal
Reflek muntah : +
Mengangkat bahu : Normal
Fungsi m. strenokleidomastoid : Normal
Inervasi simpatik dan para simpatik : Normal
Anggota Gerak Atas
Kanan Kiri
Simetris : Simetris
Tenaga
m. deltoid : 5 5
m. bisep : 5 5
m. trisep : 5 5
fleksi pergelangan tangan : 5 5
ekstensi pergelangan tangan : 5 5
membuka jari-jari tangan : 5 5
menutup jari-jari tangan : 5 5
Tonus : Eutonus Eutonus
Trofik : Eutrofik Eutrofik
Refleks
Biseps : ++ ++
Triseps : ++ ++
Radius : ++ ++
Ulna : ++ ++
Hoffman-Trommer : - -
Sensibilitas
Rasa raba : Normal Normal
Rasa nyeri : Normal Normal
Rasa suhu : Normal
Proprioseptif : Normal
Vibrasi : Tidak dikerjakan
30
Stereognosis : Normal
Barogenesis : Normal
Diskriminasi 2 titik : Normal
Grafestesia : Normal
Topognosis : Normal
Parestesia : Tidak ada Tidak ada
Koordinasi
Tes telunjuk-telunjuk : Tidak dikerjakan
Tes telunjuk-hidung : Tidak dikerjakan
Tes telunjuk-hidung-telunjuk: Tidak dikerjakan
Tes pronasi- supinasi : Tidak dikerjakan
Tes tepuk lutut : Tidak dikerjakan
Dismetri : Tidak dikerjakan
Fenomena Lajak : Tidak dikerjakan
Vegetatif
Vasomotorik : Normal
Sudomotorik : Normal
Piloarektor : Normal
Gerakan involunter : Tidak ada
Badan
Keadaan kolumna vertebralis
Kelainan lokal/nyeri : Tidak ada
Gerakan fleksi : Normal
Gerakan ekstensi : Normal
Gerakan deviasi lateral : Normal
Gerakan rotasi : Normal
Keadaan otot-otot
Refleks kulit dinding perut : +/+
Refleks kremaster atau anal : tidak dikerjakan
Sensibilitas : Normal
Koordinasi
31
Asinergia serebeler : Tidak dikerjakan
Vegetatif
Kandung Kemih : Normal
Rektum : Normal
Genitalia : Normal
Gerakan involunter : Tidak ada
Anggota Gerak Bawah
Kanan Kiri
Simetris : Simetris
Tenaga
Fleksi panggul : 5 5
Ekstensi panggul : 5 5
Fleksi lutut : 5 5
Ekstensi lutut : 5 5
Plantar fleksi : 5 5
Dorsi fleksi : 5 5
Tonus : Eutonus Eutonus
Trofik : Eutrofik Eutrofik
Refleks
Lutut : ++ ++
Achilles : ++ ++
Plantar : ++ ++
Balbinski : - -
Oppenheim : - -
Chaddock : - -
Gordon : - -
Schaeffer : - -
Stransky : - -
Gonda : - -
Bing : - -
Mendel-Bechterew : - -
32
Rossolimo : - -
Sensibilitas
Rasa raba : Normal
Rasa nyeri : Normal
Rasa suhu : Normal
Proprioseptif : Normal
Vibrasi : Tidak dikerjakan
Stereognosis : Normal
Barogenesis : Normal
Diskriminasi 2 titik : Normal
Grafestesia : Normal
Topognosis : Normal
Parestesia : Normal
Koordinasi
Tes tumit lutut ibu jari kaki : Tidak dikerjakan
Tes ibu jari kaki telunjuk : Tidak dikerjakan
Berjalan mengikuti garis lurus : Tidak dikerjakan
Berjalan memutar : Tidak dikerjakan
Berjalan maju mundur : Tidak dikerjakan
Gaya jalan : Tidak dikerjakan
Vegetatif
Vasomotorik : Normal
Sudomotorik : Normal
Piloarektor : Normal
Gerakan involunter : Tidak ada
Tes Romberg : Tidak dikerjakan
Nyeri tekan saraf : Tidak ada
Fungsi luhur
Afasia
Motorik : Tidak ada
Sensorik : Tidak ada
33
Amnestik : Tidak ada
Global : Tidak ada
Pemeriksaan Lain
Tanda Lasegue : Tidak dikerjakan
IV. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
V. Diagnosis Kerja
Migrain tanpa aura
VI. Diagnosis Banding
Cluster Headache
VII.Terapi
Non Farmakoterapi:
Menjelaskan bahwa penyakit pasien tersebut dapat sembuh sempurna.
Kurangi stress, dan lakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
Apabila Nyeri kepala, konsumsi obat sesuai anjuran dokter
Farmakoterapi:
Ergotamin Tab 3x2 mg
VIII.Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
BAB 4
DISKUSI
34
Pasien wanita, usia 25 tahun datang ke Poliklinik RSUP DR.M.DJAMIL tanggal 7 Maret
2017 dengan keluhan nyeri kepala sebelah kanan yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti berdenyut di area temporofrontalis sebelah kiri menjalar sampai ke daerah
orbita. Nyeri muncul tidak tentu dan mendadak, dirasakan terus-menerus. Pasien mengeluhkan
sekali serangan, lama waktu nyeri bisa sampai lebih dari 72 jam sampai 5 hari. Nyeri semakin
berat jika digunakan untuk berjalan dan melakukan aktivitas. Nyeri berkurang jika digunakan
untuk berbaring. Pasien sudah minum obat anti nyeri, namun tidak berkurang. Pasien juga
mengeluhkan pusing. Pasien juga mengeluhkan terganggunya aktifitas akibat nyeri kepala yang
dirasakan oleh pasien saat ini. Pasien mengatakan terkadang sering terbangun malam karena
nyeri kepala yang muncul secara tiba-tiba. Nyeri kepala sebelah ini pertama kali dirasakan pasien
sejak 3 tahun yang lalu. Dan kekambuhannya sering setiap hari hampir setaip bulan 1 kali. Nyeri
kepala yang terjadi pada pasien sesuai dengan karakteristik dari migren seperti nyeri kepala yang
bersifat unilateral, berdenyut, berintensitas sedang berat, dipengaruhi oleh aktivitas dan terjadi
Hasil Pemeriksaan fisik kondisi umum dalam keadaan baik. Pada pemeriksaan neurologis
35