Sunteți pe pagina 1din 4

BAYI BARU LAHIR ATAU NEONATUS DENGAN OBS. FEBRIS DAN SUSP.

ASPIRASI

BAYI BARU LAHIR / NEONATUS


DENGAN OBS. FEBRIS DAN SUSP. ASPIRASI

I. PENDAHULUAN
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar
rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Neonatus mengalami
masa perubahan dari kehidupan di dalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi
kehidupan di luar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama
jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting
adalah sistem pernafasan (sirkulasi), ginjal dan hepar.
Gangguan pernapasan sampai saat ini masih merupakan salah satu faktor penting sebagai
penyebab tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada masa neonatus. Di luar negri
kurang lebih 50 % kematian neonatus disebabkan oleh kelainan saluran pernapasan. Di Indonesia
berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, sebesar 2 % disebabkan oleh
gangguan saluran pernapasan. Hal ini terutama disebabkan kompleksnya faktor etiologi pada
beberapa penyakit tertentu terhadap keterbatasan dalam penatalaksanaan dari permasalahan yang
ada.
Neonatus dianggap menderita gangguan pernapasan apabila ditemukan gejala
meningkatnya frekuensi napas (lebih dari 60 x/menit). Penyakit gangguan pernapasan pada
neonatus perlu ditanggulangi secara cepat dan tepat karena keadaan neonatus dapat memburuk
dengan sangat cepat. Penatalaksanaan penderita gangguan pernapasan sangat bergantung dari
penyebabnya.

II. GANGGUAN PERNAPASAN


A. MEKANISME PERNAPASAN NORMAL
Udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ketempat yang bertekanan rendah,
karena itu untuk memindahkan udara keluar dan kedalam paru-paru dibutuhkan perbedaan
tekanan atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi tekanan alveoli akan jatuh dibawah tekanan
atmosfir sehingga udara mengalir masuk. Jika alveoli sudah terisi penuh, maka tekanannya akan
menjadi lebih tinggi dari tekanan atmosfir dan elastisisitas dinding alveoli yang telah teregang
tadi akan menyebabkan mengalirnya udara keluar paru-paru (ekspirasi). Jika terdapat gangguan
pernapasan, otot-otot pernapasan akan ikut aktif bekerja yang kita lihat sebagai retraksi.
B. PATOGENESIS
Tersedak atau aspirasi ini pun bisa menyebabkan sesak napas. Bisa karena tersedak susu atau
makanan lain, semisal pisang atau yang lain. Kadang juga disebabkan mereka menangis kala
mulutnya sedang penuh makanan, atau ibu yang tidak berhati-hati kala menyusui, sehingga tiba-
tiba bayinya muntah. Mungkin saja sisa muntahnya ada yang masih tertinggal di hidung atau
tenggorokan. Biasanya setelah muntah, anak tersebut akan menangis. Saat menarik napas itulah,
sisa makanan masuk ke paru-paru.
Akibatnya, setelah tersedak anak batuk-batuk. Mungkin setelah batuk ia akan tenang, tapi
setelah 1-2 hari napasnya mulai bunyi. Bahkan bisa juga kemudian terjadi peradangan dalam
paru-paru. Anak bisa panas karena terjadi infeksi. Yang sering adalah napas berbunyi seperti
asma dan banyak lendir.
Biasanya setelah dilakukan rontgen akan diketahui adanya penyumbatan/atelektasis.
Pengobatan dapat dilakukan dengan bronkoskopi, yaitu dengan mengambil cairan atau makanan
yang menyumbatnya.
Aspirasi terjadi apabila bayi atau neonatus tersedak dari pemberian ASI ataupun susu botol
dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan (paru-paru). Aspirasi akan lebih bahaya lagi jika
bayi yang tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan
akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain kecuali membawanya ke
dokter.
Untuk mencegah kemungkinan tersedak dianjurkan agar setiap kali bayi muntah selalu
dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-
tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk
punggungnya.
C. BATASAN
Frekuensi pernapasan yaitu lebih dari 60 x/menit
Terisapnya cairan kedalam paru-paru pada bayi, yang dapat terjadi pada saat pemberian susu atau
ASI.

D. KRITERIA DIAGNOSIS DAN GEJALA GANGGUAN PERNAPASAN


Pada neonatus dengan gangguan pernapasan dapat disertai dengan gejala seperti:
Frekuensi pernapasan lebih dari 60 x/menit
Dispnea (sesak napas)
Sianosis
Pada neonatus dapat pula memperlihatkan kesulitan melakukan pertukaran udara pernapasan
berupa adanya retraksi otot-otot pernapasan pada saat inspirasi dan suara merintih.

Sesudah aspirasi isi lambung biasanya sering ada periode laten yang relatif singkat sebelum
mulainya tanda-tanda dan gejala-gejala dari gangguan pernapasan itu sendiri. Lebih dari 90 %
penderita bergejala dalam 1 jam dan hampir semua penderita bergejala dalam 2 jam, seperti:
demam, takipnea dan batuk lazim juga terdapat. Selanjutnya apnea dan syok dapat juga terjadi.

E. PERAWATAN
1. Pertahankan suhu tubuh bayi 36,5-37,5 0C
2. Berikan oksigen lembab melalui headbox atau oksibox. Monitoring oksigen
3. Terapi cairan dengan pemasangan cairan infus Dekstrose 10%
4. Posisikan bayi telungkup untuk memperbaiki oksigenasi, mengurangi kerja pernapasan dan
kehilangan panas.
5. Foto thoraks
6. Pemberian antibiotik
7. Monitoring keadaan umum dan tanda-tanda vital serta gula darah pada neonatus

F. TUGAS BIDAN
Bidan yang merawat bayi baru lahir atau neonatus dengan tanda-tanda gangguan pernapasan
bertugas menyediakan perawatan suportif sambil menunggu datangnya tim medis atau
merujuknya ke tempat yang mempunyai fasilitas yang lebih lengkap. Perawatan meliputi:
1. Pemberian oksigen menggunakan sungkup muka (mulai dengan kadar 40 %) untuk meringankan
dispnea dalam upaya untuk memperoleh oksigen.
2. Bayi baru lahir atau neonatus harus terus menerus dipantau laju jantung dan laju napasnya.
3. Selain itu bayi baru lahir atau neonatus juga harus dipantau suhu tubuhnya dan pemberian ASI
melalui mulut harus dihentikan karena adanya resiko aspirasi dan kebutuhan tambahan akan
oksigen.
4. Bidan harus secara hati-hati mengkaji ulang riwayat kehamilan, persalinan dan pasca persalinan
untuk mencari tanda-tanda infeksi.

S-ar putea să vă placă și