Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Do your best and don't give up. Fighting~\^o^/~ God Bless You
A. PENDAHULUAN
Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan (penafasan
dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar). Dengan bernafas setiap sel dalam
tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk
oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan,
memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti
pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan (Pearce,
2008).
System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang merupakan parameter
kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu maka secara system lain yang
bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat menimbulkan terganggunya proses
homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
1. KONSEP-KONSEP KUNCI
a. Sistem Pernafasan
b. Mekanisme Pernafasan
2. PETUNJUK
a. Pelajarai materi BAB V mengenai Pengertian Metode dengan tekun dan disiplin!
b. Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk, kerangka isi,
tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan,
rangkuman dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.
c. Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test ini dapat menjadi tuntunan pembaca
dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.
d. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dngan tekun dan disiplin!
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
3) Memahami intervensi dan implementasi pada klien dengan gangguan sistem respirasi.
A. PENYAJIAN MATERI
1. Sistem Pernafasan
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
Pertukaran gas antara organel sel (mitokondria) dan medium cairnya. Hal tersebut
menggambarkan proses metabolism intraseluler yang meliputi konsumsi O2 (digunakan untuk
oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran CO2 (terdapat dalam sitoplasma) sampai menghasilkan
energy.
Absorpsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan luar. Urutan
proses pernapasan eksternal adalah:
1) Pertukaran udara luar ke dalam alveoli melalui aksi mekanik pernapasan yaitu melalui proses
ventilasi.
2) Pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di antara alveolus dan darah pada pembuluh kapiler
paru-paru melalui proses difusi.
3) Pengangkutan O2 dan CO2 oleh system peredaran darah dari paru-paru ke jaringan dan
sebaliknya yang disebut proses transportasi.
4) Pertukaran O2 dan CO2 darah dalam pembuluh darah kapilerjaringan dengan sel-sel
jaringan melalui proses difusi.
1) Air conduction (penyalur udara) sebagai saluran yang meneruskan udara menuju saluran
napas bagian bawah untuk pertukaran gas.
2) Protection (perlindungan) sebagai pelindung saluran napas bagian bawah agar terhindar
dari masuknya benda asing.
Secara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya yaitu:
1) Saluran udara konduktif, yang biasa disebut sebagai percabangan trakheobronkhialis yang
terdiri atas trakea, bronkus, dan bronkiolus.
2) Saluran respiratorius terminal, yang biasa disebut dengan acini yang berfungsi sebagai
penyalur (konduksi) gas masuk dan keluar dari saluran respiratorius terminal yang merupakan
tempat pertukaran gas yang sesungguhnya.
2. Mekanisme Pernafasan
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras
pernafasan yang tergantung pada:
a. Tekanan intrapleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru. Dalamkeadaan normal
paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan karenaada perbedaan tekanan atau
selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan tekanan intrapleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi
diafrgama berkontraksi, volume rongga dada meningkat, tekanan intra pleural dan intra alveolar
turun dibawah tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga
dada mengecil mengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar meningkat diatas
atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
1) Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal sebagai
compliance. Ada dua bentuk compliance yaitu:
a) Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan tekanan saluran nafas
(airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada orang dewasa muda normal : 100 ml/cm
H2O
Resistensi saluran napas adalah oposisi terhadap mengalir disebabkan oleh kekuatan gesekan.
Hal ini didefinisikan sebagai rasio dari tekanan mengemudi dengan laju aliran udara. Perlawanan
mengalir di saluran udara tergantung pada apakah aliran adalah laminar atau turbulen, pada
dimensi jalan napas, dan pada viskositas gas.
Untuk aliran laminar, resistensi cukup rendah. Artinya, tekanan mengemudi relatif kecil
dibutuhkan untuk menghasilkan laju aliran tertentu. Perlawanan selama arus laminer dapat
dihitung melalui penataan ulang Hukum Poiseuille ini:
Variabel yang paling penting di sini adalah jari-jari, yang, berdasarkan elevasi dengan kekuatan
keempat, memiliki dampak luar biasa pada perlawanan.Jadi, jika diameter tabung adalah dua kali
lipat, ketahanan akan turun dengan faktor enam belas.
Untuk aliran turbulen, resistensi relatif besar. Artinya, dibandingkan dengan aliran laminar,
tekanan mengemudi jauh lebih besar akan diperlukan untuk menghasilkan laju alir yang sama.
Karena hubungan tekanan-aliran berhenti menjadi linier selama aliran turbulen, tidak ada
persamaan untuk menghitung rapi ada hambatannya.
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan
perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2005). Bandman
dan Bandman (1995) menguraikan seluruh proses keperawatan sebagai suatu rangkai hubungan
cara-hasil (means-ends). Cara adalah keakuratan perawat dalam mengkaji, mendiagnosis,
menangani klien, dan hasil adalah peningkatan fungsi dan kesejahteraan klien.
a. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari
klien.Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau
kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
1) Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, social kultural, dan spiritual yang bisa
mempengaruhi status kesehatannya.
2) Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan
bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang
lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang
lain. (Gordon, 1994)
4) Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan
catatan kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi
data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data
dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data
sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan Bandman, 1995). Metode
pengumpulan data meliputi berikut ini :
1) Melakukan wawancara.
2) Riwayat kesehatan/keperawatan.
3) Pemeriksaan fisik.
4) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan
kesehatan (rekam medik).
Secara umum pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan gangguan pernafasan dimulai
dengan mengumpulkan data tentang :
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis,
jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan
klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2) Riwayat Kesehatan
Meliputi :
a) Keluhan Utama
Keluhan Utama meliputi keluhan saat masuk rumah sakit dan keluhan saat pengkajian. Keluhan
utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Pain, Quality, Regio, Skala, dan Time)
Yang sering ditanyakan disini antara lain adalah apakah pasien pernah mengalami penyakit yang
sama sebelumnya. Dan khusus untuk gangguan pernafasan dapat ditanyakan kebiasaan merokok
pasien.
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru ada tiga hal yaitu:
a) Penyakit infeksi
Khususnya tuberkulosis paru ditularkan melalui satu orang ke orang lain. Manfaat menanyakan
riwayat kontak dengan orang terinfeksi akan dapat diketahui sumber penularannya.
b) Kelainan alergi
3) Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual meliputi kajian tentang aspek kebiasaan hidup pasien yang
secara signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi. Beberapa kondisi respiratori timbul
akibat stres. Penyakit pernapasan kronis dapat menyebabkan perubahan dalam peran keluarga
dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan, atau
ketidakmampuan. Dengan mendiskusikan mekanisme pengobatan, perawat dapat mengkaji
reaksi pasien terhadap masalah stres bio-psiko-sosial-spiritual dan mencari jalan keluar.
Yang umum dikaji adalah empat belas kebutuhan menurut Virginia Handerson, yaitu Bernafas,
Makan dan Minum, Eliminasi, Gerak dan Aktifitas, Istirahat Tidur, Kebersihan Diri,Pengaturan
Suhu Tubuh, Rasa Aman, Rasa Nyaman, Pengetahuan, Prestasi dan Produktifitas, Rekreasi,
Sosialisasi dan Komunikasi, dan Spiritual.
4) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara Inspeksi, Palpasi< Perkusi, dan Auskultasi.
a) Inspeksi
1. Barrel chest
Timbul akibat terjadinya over inflation paru-paru. Terdapat peningkatan diameter AP:T (1:1),
sering terjadi pada pasien emfisemia.
Timbul jika terjadi depresi pada bagian bawah dari sternum. Hal ini akan menekan jantung dan
pembuluh darah besar yang mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia,
marfans syndrome atau akibat kecelakaan kerja.
Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum yang mengakibatkan terjadi peningkatan
diameter AP. Terjadi pada pasien dengan kifoskoliosis berat.
4. Kyphoscoliosis (kifoskoliosis)
Terlihat dengan adanya elevasi scapula yang akan mengganggu pergerakan paru-paru. Kelainan
ini dapat timbul pada pasien dengan osteoporosis dan kelainan musculoskeletal lain yang
mempengaruhi toraks. Kifosis adalah meningkatnya kelengkungan normal columna vertebrae
thoracalis menyebabkan pasien tampak bongkok. Sedangkan skoliosis adalah melengkungnya
vertebrae thoracalis ke samping, disertai rotasi vertebrae.
b) Palpasi
c) Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di sekitarnya,
dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi ada dua jenis yaitu:
i. Suara perkusi normal
1. Resonan (sonor): dihasilkan pada jaringan paru-paru dan normalnya bergaung dan bersuara
rendah.
3. Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat musical.
1. Hiperresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian
paru-paru yang abnormal berisi udara.
2. Flatness: nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi daerah paha,
dimana seluruh areanya berisi jaringan.
d) Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup mendengar suara napas
normal dan suara tambahan (abnormal).Suara napas normal dihasilkan dari getaran udara ketika
melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.
1. Bronchial: sering juga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh udara yang
melalui suatu tube (pipa), suaranya terdngar keras, nyaring, dengan hembusan yang lembut. Fase
ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda di antara kedua fase tersebut (E >
I). Normal terdengar di atas trachea atau daerah lekuk suprasternal.
2. Bronkovesikular: merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan vesikular. Suaranya
terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi (E = I).
Suara ini terdengar di daerah dada dimana bronkus tertutupoleh dinding dada.
3. Vesikular: terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan (E < I).
1. Wheezing: terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring, musical,
suara terus-menerus yang disebabkan aliran udara melalui jalan napas yang menyempit.
2. Ronchi: terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan,
nyaring, dan suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan
peningkatan produksi sputum.
3. Pleural fiction rub: terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara kasar, berciut, dan
suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali pasien mengalami
nyeri saat bernapas dalam.
a. Fine crackles: setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara meletup,
terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronkhiolus. Suara
seperti rambut yang digesekkan.
b. Coarse crackles: lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan
terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan napas yang besar. Mungkin akan
berubah ketika pasien batuk.
5) Data Penunjang
Data Penunjang merupakan data tambahan yang di dapat dari hasil pemeriksaan penunjang
seperti:
1. Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri
serta pemeriksaan darah lengkap.
3. Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernafasan: kultur kerongkongan, sputum , uji
kulit, torakentesis.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan
diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan
memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara
sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi diantaranya adalah :
Yaitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna
mempertahankan jalan napas yang bersih.
Tanda-tandanya :
3) Cianosis
4) Dispnea
6) Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran
7) Immobilisasi
Ketidakefektifan pola nafas merupakan kondisi ketika individu mengalami penurunan ventilasi
yang adekuat, actual atau potensial, karena perubahan pola nafas.
Tanda-tandanya :
1) Dispnea
4) Retraksi dada
9) Vomitus
3) Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru
6) Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial
atau oedema
Tanda-tandanya :
1) Dispnea,
3) Hipoksia
4) Gelisah
5) Takikardia
6) Sianosis
7) Hipoksemia
Kemungkinan penyebab :
4) Bronkhospasme
5) Edema paru
6) Pembedahan paru
c. Intervensi
No
Intervensi
Rasional
Setelah diberikan asuhan keperawatan x24 jam diharapkan bersihan jalan napas klien
efektif dengan kriteria hasil :
-Menunjukan pembersihan jalan napas yang efektif , yang dibuktikan oleh pencegahan aspirasi,;
status pernapasan : kepatenan jalan napas,; dan status pernapasan: ventilasi tidak terganggu.
-Menunjukan status pernapasan : kepatenan jalan napas , yang dibuktikan oleh indicator:
-Kemudahan bernapas
Intervensi NIC
1).Pemantauan pernapasan pasien , mengumpulkan dan menganalisis data pasien ( tanda vital )
3).Berikan udara/oksigen
1).Untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
Setelah diberikan asuhan keperawatan x24 jam diharapkan pola napas klien efektif
dengan kriteria hasil :
Hasil NOC
-Menunjukan pola pernapasan efektif , yang dibuktikan oleh status pernapasan ; status pentilasi
pernapasan tidak terganggu , kepatenan jalan napas, tidak ada penyimpangan tanda vital dari
rentang normal.
c. pendek napas
Intervensi NIC
3).Mengetahui tindakan selanjutnya yang akan dilakukan serta mengetahui adanya suara
tambahan
5).Mengeluarkan sekret
7).Mengoptimalkan pernapasan
Gangguan pertukaran
kriteria hasi:
NOC:
-Mendemonstrasikan peningkatan
yang adekuat
tanda distress
pernafasan
-Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas dengan
Normal
-Status neurologis
Intervensi NIC
Ventilasi
3.Keluarkan sekret dengan batuk atau
Suction
suara tambahan
retraksi otot .
suara tambahan
2.Memaksimalkan ventilasi
3.Mengoptimalkan pernapasan
e. Evaluasi
b. fisioterapi dada
d. a, b, dan c benar
e. a, b, dan c salah
a. Hidung
c. Bronkus
d. Trakea
e. Faring
a. Ventilasi
b. Transportasi
c. Difusi
d. Perfusi
e. Omosis
a. 30 - 60 x/mnt
b. 44 x/mnt
c. 20 - 25 x/mnt
d. 15 - 20 x/mnt
e. 10 15 x/mnt
6. Bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior
membesar dan sternum sangat menonjol ke depan adalah
a. Pigeon chest
b. Funnel chest
c. Barrel chest
d. Kyposis
e. Scoliosis
7. Pada saat pemeriksaan fisik tepatnya auskultasi pada bagian dada pasien ditemukan suara
nafas tambahan yang terdengar pada pasien adalah suara nafas wheesing. Yang merupakan
pengertian dari Bunyi Wheesing adalah..
c. bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi
e. bunyi yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas
8. Bunyi napas tambahan yang terdengar kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi
merupakan bunyi..
a. Ronchi
b. Wheesing
c. Rales
d. Stidor
e. Stertor
9. Pemeriksaan Diagnostik yang biasa dilakukan pada pasien dengan gangguan pernafasan
adalah, kecuali..
a. Oksimetri
b. Thoraks foto
c. Bronkoskopi
d. Endoskopi
e. AGD
10. Tindakan mengetuk ngetuk suatu objek untuk mengetahui adanya udara, cairan atau
benda padat yang berada di bawah jaringan disebut dengan teknik
a. Perkusi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Inspeksi
e. Semua Benar
f.
C. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu Pernapasan dalam (internal) dan
Pernapasan Luar (ekternal). Pernapasan Dalam (internal) yaitu Pertukaran gas antara organel sel
(mitokondria) dan medium cairnya, sedangkan Pernapasan luar (eksternal) yaitu Absorpsi O2 dan
pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan luar
Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan usaha keras
pernafasan yang tergantung pada Tekanan intrapleural. Namun dalam proses respirasi pasti ada
gangguan yang di sebabkan oleh berbagai faktor, sehingga pemenuhan oksigenasi terganggu.
Adapun beberapa gangguan sistem Respirasi diantaranya: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas,
gangguan pertukaran gas, dan ketidakefektifan pola nafas. Untuk membantu pemenuhan
kebutuhan oksigenasi tersebut perawat memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari lima
tahapan penting yaitu: Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.
a. Soal
1. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen yang
dapat dilakukan dengan menggunakan
b. fisioterapi dada
d. a, b, dan c benar
e. a, b, dan c salah
a. Hidung
c. Bronkus
d. Trakea
e. Faring
a. Ventilasi
b. Transportasi
c. Difusi
d. Perfusi
e. Omosis
a. 30 - 60 x/mnt
b. 44 x/mnt
c. 20 - 25 x/mnt
d. 15 - 20 x/mnt
e. 10 15 x/mnt
5. Riwayat pengkajian Keluhan utama pada pasien dengan gangguan pernafasan seharusnya
mengandung unsure..
6. Bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior
membesar dan sternum sangat menonjol ke depan adalah
a. Pigeon chest
b. Funnel chest
c. Barrel chest
d. Kyposis
e. Scoliosis
7. Pada saat pemeriksaan fisik tepatnya auskultasi pada bagian dada pasien ditemukan suara
nafas tambahan yang terdengar pada pasien adalah suara nafas wheesing. Yang merupakan
pengertian dari Bunyi Wheesing adalah..
c. bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi
e. bunyi yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas
8. Bunyi napas tambahan yang terdengar kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi
merupakan bunyi..
a. Ronchi
b. Wheesing
c. Rales
d. Stidor
e. Stertor
9. Pemeriksaan Diagnostik yang biasa dilakukan pada pasien dengan gangguan pernafasan
adalah, kecuali..
a. Oksimetri
b. Thoraks foto
c. Bronkoskopi
d. Endoskopi
e. AGD
10. Tindakan mengetuk ngetuk suatu objek untuk mengetahui adanya udara, cairan atau
benda padat yang berada di bawah jaringan disebut dengan teknik
a. Perkusi
b. Auskultasi
c. Palpasi
d. Inspeksi
e. Semua Benar
b. Kunci Jawaban
1. D 6. A
2. C 7. B
3. E 8. A
4. D 9. D
5. A 10.A
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia Cahyani, Rifa.2012. Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Sistem Pernapasan.
(Online),( http://rifaaprillia-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-49968-Umum-Asuhan
%20Keperawatan%20pada%20Pasien%20Gangguan%20Sistem%20Pernapasan.html, diakses
6 September 2014)
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.
1 komentar:
Balas
Beranda
ABOUT ME^^
Foto Saya
Daek Chin