Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh:
Annissa Nabella Fitriany
12100115143
Preseptor:
Alya Tursina, dr., SpS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Usia : 35 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Wirasawasta
Suku : Sunda
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Anamnesis khusus:
Pasien datang ke RSAU dr. M. Salamun Bandung dengan keluhan utama pusing seperti berputar.
Keluhan dirasakan sejak 4 hari SMRS. Keluhan muncul ketika pasien selesai sholat dimana pasien merasa
lingkungan di sekitarnya terasa berputar dan terjadi selama 15-20 detik. Keluhan menjadi semakin berat
ketika pasien berubah posisi seperti dari berbaring lalu duduk, berdiri ataupun ketika pasien memiringkan
kepala ke kanan dan ke kiri. Keluhan menjadi lebih baik ketika pasien berbaring atau berdiam diri.
Keluhan pasien juga disertai dengan rasa seperti ingin terjatuh, mual, muntah serta berkeringat.
Pasien juga mengeluh terkadang keluhan diikuti dengan telinga berdenging dan terasa penuh pada telinga
kiri namun tidak terlalu mengganggu fungsi pendengaran. Keluhan merupakan keluhan yang kedua kali
dialami oleh pasien dengan keluhan yang pertama kali muncul sekitar 2 bulan yang lalu. Pasien
menyangkal terdapat keluhan lain seperti demam, batuk pilek, penglihatan terganggu, telinga tidak dapat
mendengar ataupun kelemahan anggota gerak.
Pasien menyangkal memiliki riwayat hiperteensi, diabetes mellitus ataupun penyakit telinga
sebelumnya. Pasien mengaku mempunyai riwayat kepala terbentur sekitar 4 tahun SMRS. Pasien juga
mengaku bahwa pasien merupakan seorang perokok berat dan merupakan seorang pengkonsumsi alkohol.
Pasien juga mengaku sudah pernah memeriksakan keluhannya saat pertama kali terjadi ke
puskesmas, dokter spesialis THT-KL dan dokter spesialis mata, namun dikatakan tidak terdapat kelainan
apapun. Keluhan pasien saat ini belum pernah diobati sebelum masuk ke rumah sakit.
Status Generalis
Tanda Vital:
- Nadi : 80/m
- Respirasi : 19/m
- Suhu : 36,6'C
Kepala : normocephal
STATUS NEUROLOGIS
1. MENINGEAL SIGN
- Nuchal Rigidity (-)
- Brudzinski: I, II, III, IV (-)
- Laseuqe sign (-)
- Kernig sign (-)
2. CRANIAL NERVE
- I : dalam batas normal
- II : dalam batas normal
- III, IV, VI : dalam batas normal :
- V : dalam batas normal
- VII : dalam batas normal
- VIII : Rinne test: auris sinistra BC > AC tuli konduktif
Weber test: laterasisai ke telinga kiri tuli konduktif
- IX dan X : dalam batas normal
- XI : dalam batas normal
- XII : dalam batas normal
3. PEMERIKSAAN MOTORIK
- Inspeksi : Artrofi upper dan lower limb (-/-), deformitas upper dan lower limb (-/-)
- Palpasi : Muscle tone : Normotonus
Muscle strength :5
- Perkusi : Fasikulasi (-)
4. PEMERIKSAAN SENSORIK
- Eksterosepsi: Light touch : dalam batas normal
Pain & Temperature : dalam batas normal
- Propiosepsi : Position : dalam batas normal
Vibration sense : dalam batas normal
5. PEMERIKSAAN REFLEKS
- Fisiologis:
Bicep : +/+
Tricep : +/+
Brachioradialis : +/+
Patellar : +/+
Achiles : +/+
- Patologis:
Babinski : -/-
PEMERIKSAAN TAMBAHAN:
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
VI. PENATALAKSANAAN
VII. PROGNOSIS
DEFINISI
Vertigo adalah perasaan berputar akibat gangguan simetri tonik pada jalur nucleus
vestibuler. Vertigo merupakan suatu ilusi dari pergerakan tubuh atau lingkungan sekitar yang
dapat disertai dengan impulsi, oscillopsia (sensasi seperti berputar), mual, muntah ataupun gait
ataxia.
Secara umum, vertigo merupakan sensasi gerak dari tubuh atau lingkungan sekitar akibat
gangguan sistem keseimbangan tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan atau penyakit
yang sering disertai dengan mual, muntah, kehilangan keseimbangan dan telinga berdenging.
ANATOMI & FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN TUBUH
Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh tiga sistem yang terdapat didalam tubuh
diantaranya sistem optikus, sistem vestibuler dan sistem propioseptif. Sistem vestibular meliputi
labirin (aparatus vestibularis), nervus vestibularis dan vestibular sentral. Labirin terletak pada
pars petrosa os temporalis yang terdapat pada telinga bagian dalam dan dibagi atas koklea (alat
pendengaran) dan aparatus vestibularis (alat keseimbangan). Labirin yang merupakan saluran,
terdiri atas labirin membran yang berisi endolimfe dan labirin tulang yang berisi perilimfe,
dimana kedua cairan ini mempunyai komposisi kimia berbeda dan tidak saling berhubungan.
Aparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolith dan tiga pasang kanalis semisirkularis.
Otolith terbagi atas sepasang kantong yang disebut sakulus dan utrikulus. Sakulus dan utrikulus
masing-masing mempunyai suatu penebalan atau makula sebagai mekanoreseptor khusus.
Makula terdiri dari sel-sel rambut dan sel penyokong. Kanalis semisirkularis adalah saluran
labirin tulang yang berisi perilimfe, sedangkan duktus semisirkularis adalah saluran labirin yang
berisi endolimfe. Ketiga duktus semisirkularis terletak saling tegak lurus. Masing-masing dari
ketiga kanalis semisirkularis berhubungan dengan utrikulus. Setiap kanalis semisirkularis
melebar pada salah satu ujungnya untuk membentuk ampula, yang berisi organ reseptor sistem
vestibular yang disebut krista ampularis. Rambut-rambut sensorik krista tertanam pada salah satu
ujung massa gelatinosa yang memanjang yang disebut kupula, yang tidak mengandung otolit.
Pergerakan endolimfe di kanalis semisirkularis menstimulasi rambut-rambut sensorik krista yang
dapat berperan sebagai reseptor kinetik (reseptor pergerakan). Utrikulus dan sakulus
mengandung organ resptor lainnya, makula utrikularis dan makula sakularis. Makula utrikulus
terletak di dasar utrikulus paralel dengan dasar tengkorak, dan makula sakularis terletak secara
vertikal di dinding medial sakulus. Sel-sel rambut makula tertanam di membrana gelatinosa yang
mengandung kristal kalsium karbonat, disebut statolit. Reseptor ini menghantarkan implus statik,
yang menunjukkan posisi kepala terhadap lingkungan, ke batang otak. Struktur ini juga
memberikan pengaruh pada tonus otot. Implus yang berasal dari reseptor labirin membentuk
bagian aferen lengkung refleks yang berfungsi untuk mengkoordinasikan otot ekstraokular, leher,
dan tubuh sehingga keseimbangan tetap terjaga pada setiap posisi dan setiap jenis pergerakan
kepala.
Selanjutnya transmisi implus yang berasal dari sistem vestibular akan dihantarkan
memalui nervus vestibulokokhlearis. Ganglion vestibulare terletak di kanalis auditorius internus;
mengandung sel-sel bipolar yang prosesus perifernya menerima input dari sel resptor di organ
vestibular, dan yang proseus sentral akan membentuk nervus vestibularis. Nervus ini bergabung
dengan nervus kokhlearis, yang kemudian melintasi kanalis auditorius internus, menembus ruang
subarakhnoid di cerebellopontine angle, dan masuk ke batang otak tepatnya pada
pontomedularis. Serabut-serabutnya kemudian melanjutkan ke nukleus vestibularis, yang terletak
di dasar ventrikel keempat. Nukleus vestibular sentral yang terdiri dari neuron pada batang otak
yang berfungsi menerima, mengitegrasikan, dan mendistribusikan informasi yang mengontrol
aktivitas motorik seperti gerakan kepala, refleks postural, dan refleks otonom terkait gravitas
serta orientasi spasial.
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan cairan
endolimfe yang mengandung ion kalium di labirin dan selanjutnya akan menekukkan silia sel
rambut. Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel rambut berubah, sehingga ion
kalsium yang berasal dari endolimfe dapat masuk ke dalam sel rambut yang menyebabkan
terjadinya proses depolarisasi (tahap transduksi) dan akan merangsang pelepasan neurotransmiter
eksitator yang berupa glutamate yang selanjutnya akan menghantarkan transmisi impuls ke saraf
aferen vestibularis dan selanjutnya ke pusat keseimbangan di otak (tahap transmisi). Selanjutnya
akan di proses oleh beberapa struktr yang terdapat di otak yang diduga sebagai pusat
keseimbangan tubuh antara lain nucleus vestibularis, jaras vestibuloserebelum, nucleus
okulomotorius, hipotalamus, formasio retikularis, korteks prefrontal dan kortek limbik.
Sebaliknya sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi.
Proses inilah yang mengolah informasi yang masuk dan memberi respon (tahap modulasi).
Dimana secara keselurahan, organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi
mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfe di dalam kanalis semisirkularis menjadi
energi biolistrik, sehingga dapat memberi informasi mengenai perubahan posisi tubuh atau
semua gerak tubuh yang sedang berlangsung.
Beberapa teori yang menununjukkan proses pathogenesis dan patofisiologi dari vertigo adalah:
KLASIFIKASI
Secara umum, vertigo dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular dan vertigo non vestibular.
Vertigo vestibular menimbulkan sensasi berputar, timbul secara episodic, diprovokasi oleh
gerakan kepala dan dapat disertai dengan mual atau muntah.
- Mual, muntah
- Berkeringat
EPIDEMIOLOGI
- BPPV terjadi 2,4 % dari total populasi
- Wanita lebih sering daripada Laki-laki
- Usia dewasa muda 20-40 tahun dan meningkat 7 kali lebih banyak pada usia > 60
tahun
- 20% kasus memiliki riwayat trauma kepala dan 15% memiliki riwayat neuronitis
vestibuler
DIAGNOSIS BANDING
- Menieres disease
- Neuritis vestibularis
DIAGNOSIS
1. Anamnesis (Faktor risiko, tanda dan Gejala BPPV yang dialami oleh pasien)
2. Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Nystagmus)
3. Pemeriksaan Tambahan:
- Dix Hallpike Manuever:
a. Pasien duduk dekat bagian ujung meja pemeriksaan
b. Pada posisi duduk kepala menengok kearah kiri atau kanan lalu dengan cepat
badan pasien dibaringkan sehingga kepala tergantung pada ujung meja
pemeriksaan
c. Lihat nystagmus dan keluhan vertigo yang muncul
d. Pertahankan posisi selama 10-15 detik
e. Lalu dudukkan kembali pasien dengan cepat
f. Lakukan pada arah sebaliknya
g. Lakukan 2-3 kali untuk melihat fatigue maneuver
Interpretasi: pada BPPV terdapat nystagmus yang memiliki ciri yaitu adanya masa
laten, lamanya kurang dari 30 detik, disertai vertigo yang memiliki durasi sama
dengan nystagmus dan gejala akan semakin berkurang ketika maneuver diulang.
Kriteria diagnosis Vertigo Vestibular dan BPPV (harus terdapat salah satu dari kriteria):
1. Vertigo rotasional spontan
2. Vertigo positional
3. Recurrent dizziness dengan mual, dan osilopsia atau imbalanss
BPPV (harus terdapat A-D):
a. Vertigo vestibular rekuren
b. Durasi serangan selalu kurang dari 1 menit
c. Gejala bias diprovokasi oleh perubahan posisi kepala:
- Dari duduk ke terlentang
- Miring ke kanan atau ke kiri saat terlentang
- Atau minimal 2 manuever dibawah ini:
1) Merebahkan kepala
2) Dari terlentang lalu duduk
3) Membungkuk ke depan
d. Tidak disebabkan oleh penyakit lain
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
- Obat anti Vertigo seringkali tidak diperlukan, namun apabila terjadi disekuilibrium
maka dapat diberikan:
a. Anti histamine:
Betahistine mesylate 3 x 6-12 mg/hari per oral
Dimenhydrinate 4 x 25-50 mg dapat diberikan secara oral atau injeksi
Diphenhydramine 4 x 25-50 mg dapat diberikan secara oral atau injeksi
b. Antagonis Kalsium
Cinnarizine 3 x 15-30 mg atau 1 x 75 mg
Promethazine 4 x 12,5-25 mg secara oral atau injeksi
c. Simpatomimetik
2. Non Farmakologi
Rehabilitasi:
Metode Brandt Daroff
- Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung
- Dengan kedua mata tertutup,baringkan tubuh dengan cepat k salah satu sisi,
pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk kembali
- Setelah 30 detik, baringkan dengan cepat ke sisi yang lain, pertahankan selama 30
detik, lalu duduk kembali
- Lakukan latihan ini3 kali pada pagi, siang dan malam hari, masing-masing diulang
sebanyak 5 kali
- Lakukan selama 2 atau 3 minggu
Brandt-Daroff
Terapi Operatif
Pada sebagian kecil penderita BPPV yang berkepanjangan dan tidak sembuh dengan
terapi konservatif dapat dilakukan operasi yang berupa neurektomi atau canal plugging.
Namun tindakan operatif ini dapat menimbulkan komplikasi tuli sensorineural sebanyak
10% kasus.
PROGNOSIS
- Dapat terjadi rekurensi
- Keberhasilan terapi 40-50%
DAFTAR PUSTAKA