Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstract: Choosing the materials has a very important role in Architecture. An architectural
work is categorized as an outstanding work if it has criterias, such as an interesting
appearance, comfortable, aesthetic, safety in construction, has a local wisdom, and the
consideration to ecological aspects. Nowadays, those criterias seem to change, especially in
the residential buildings in the city. This research aims to find out the reasons why people in
the city have changed those criterias in building their house. The method is a site survey by
questionnaire and direct interview. The result is the people in the city prefer to choose the
trend and the materials that easy to maintain than considering the local wisdom and ecological
aspects. It can be seen from the increasing number of houses which is built by using the
modern building materials, such as concrete, steel, and glass. The trend is not just seen in the
residential of the upper-middle classes, i.e. in some real estate within the city, but also in the
residential of the low-middle classes, such as the settlements in Code RT 01 RW 01 Girli Code,
Yogyakarta.
44
Praptiningrum. U., Fenomena Pemilihan Bahan Bangunan pada Hunian di Surabaya dan Permukiman di Kali Code
Dahulu banyak dipergunakan pe- lainnya, seperti: penutup atap dengan bahan
nutup atap dari genteng dengan bahan dasar baku rumbia, sirap, dan masih banyak lagi.
tanah liat. Pembuatannya melalui proses
pembakaran dengan temperatur rendah, METODOLOGI
sehingga genteng tersebut sangat ringan dan
mudah pecah, dan sudut kemiringan Penelitian ini bertujuan untuk mene-
pemasangannya pun sangat terbatas. Sekitar mukan penyebab pemilihan bahan bangunan
lima belas tahun terakhir ini, ada pada rumah tinggal di Surabaya. Pengum-
kecenderungan penggunaan bahan dasar pulan data dilakukan dengan survei berda-
beton atau tanah liat dengan pembakaran sarkan wawancara dan penyebaran kuesioner
yang menggunakan temperatur tinggi. kepada 120 responden di beberapa rumah
Hasilnya memang lebih berat, tetapi lebih tinggal di Surabaya.
awet dalam pemakaian. Demikian juga
dengan kontruksi atap, saat ini banyak Hasil survei yang dilakukan pada 120
dipergunakan rangka atap besi, galvanis dan rumah (responden) di beberapa kawasan
sejenisnya. Rangka atap kayu sudah jarang perumahan dan real estate di Surabaya,
digunakan karena lebih mudah terbakar dan seperti di Darmahusada Indah Utara dan
rawan terhadap serangan rayap. Selatan, Babatan Pratama (Surabaya Barat),
Tenggilis Utara, Galaxy Bumi Permai,
Untuk penutup lantai, pada umumnya Medokan Ayu, dan Graha Family mene-
menggunakan bahan keramik, tetapi ada juga mukan adanya kecenderungan penggunaan
yang menggunakan marmer atau sejenis bahan-bahan bangunan modern, seperti jenis
granit untuk bagian-bagian tertentu ruang di penutup lantai, yang dahulu banyak
dalam rumahnya. Bahan kayu masih banyak digunakan ubin, teraso, dan semen, kini
digunakan untuk kusen, daun jendela, dan sebagian besar menggunakan bahan keramik.
daun pintu, tetapi untuk bangunan-bangunan Bervariasinya bahan dasar yang dipergu-
dengan gaya minimalis sudah mulai beralih nakan akan berpengaruh terhadap penam-
ke bahan alumunium sebagai kusen. Alasan pilan dan keawetan maupun sudut kemi-
penggunaan aluminium adalah karena lebih ringan pemasangan dari penutup atap.
awet, bebas rayap, dan mudah perawatannya.
Sebagai studi banding, survei
Pada dasarnya, hampir semua bahan dilakukan di Girli Code atau Pinggir Kali
bangunan yang biasa dipergunakan, pasti Code Yogyakarta, tepatnya di perkampungan
memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, peninggalan binaan almarhum Y.B. Mangun-
dengan perkembangan teknologi, kelemahan- wijaya yang sudah berusia lebih dari lima
kelemahan yang ada dapat diminimalisir, dan belas tahun. Hasil survei menunjukkan
kelebihannya dapat lebih dikembangkan, adanya keunikan yang sangat menonjol.
sehingga kualitasnya menjadi lebih tinggi. Selain bangunannya yang unik, rapi, dan
artistik, ternyata konstruksinya juga cukup
Namun, hingga kini, teknologi maju kuat. Saat terjadi gempa bumi dahsyat di
belum banyak menjawab beberapa tuntutan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2006,
terhadap bahan bangunan yang sebenarnya bangunan perumahan di Kampung Code
sangat tepat untuk bangunan di daerah masih berdiri kokoh, hanya beberapa jalan
beriklim tropis lembab dan ramah terhadap setapak dan talud di pinggir sungai yang
kondisi iklim tersebut, misalnya pengelolaan sedikit mengalami keretakan.
bangunan dari bambu, seperti gedeg
(dalam bahasa Jawa), batu alam berpori, dan Namun, kondisi tersebut sudah mulai
sejenisnya. Dengan teknologi tinggi, semes- terjadi banyak perubahan, baik dari segi
tinya bahan bangunan ini dapat diolah untuk bentuk bangunan, dan pemilihan bahan
menjadi bahan bangunan yang lebih berkua- bangunan. Bangunan yang menggunakan
litas, baik dari sisi keawetannya maupun bahan bangunan lokal/tradisional, seperti
keamanannya. Tentunya dengan harga yang bambu, gedeg, kayu hanya tinggal 40%.
dapat terjangkau oleh semua kalangan. Penggunaan bahan-bahan modern, seperti
Demikian juga dengan bahan-bahan lokal beton dan kaca lebih banyak digunakan
45
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 1, April 2011
46
Praptiningrum. U., Fenomena Pemilihan Bahan Bangunan pada Hunian di Surabaya dan Permukiman di Kali Code
47
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 1, April 2011
gunaan untuk daerah tropis lembab harus berongga (2550% lubang) memiliki daya
dipergunakan dengan sistim rangka. penyerapan dan transmisi panas yang lebih
kecil, sehingga cocok untuk iklim tropis
Batu bata dari tanah liat dikeringkan lembab. Kemampuan pantulnya ratarata 30-
dengan udara atau ditekan dengan tangan. 40% kerapatan, tergantung pada komposisi
Penguatan blok tanah liat tekan bisa dibuat bahan, 12002300 kg/m3. Kekuatan tekannya
dengan penambahan 3 20% semen, kapur, juga tergantung pada tingkat dan kualitas
bitumen, damar, atau bahan pengikat lainnya pembakaran dan bahan baku, yaitu antara
disesuaikan dengan komposisi tanah. Adukan 10180 N/mm2. Batu bata tahan terhadap
lumpur lebih tahan lama bila ditambahkan kerusakan mekanis. Penggunaan untuk
dengan bitumen. Laterit lembek dipotong saluran, dapat dibuat tahan asam dengan
dalam blok-blok, dikeringkan, dan digunakan penambahan bahan-bahan mineral dan logam
seperti batu bata, atau diperkuat dengan serta pembakaran sampai keras. Untuk bahan
bahan pengikat dan dibentuk dan ditekan konstruksi dinding, atau pada alur-alur
menjadi blok. Laterit keras dimanfaatkan retakan akibat gempa bumi atau angin,
seperti batu alam. dibutuhkan penguat sejenis besi baja atau
strimin/rangkaian kawat.
Tanah liat padat memiliki kerapatan
2100 kg/m3, tanah liat dengan jerami 1600 Kelemahan batu bata adalah bisa
kg/m3 dan batu laterit 2100 kg/m3. Ketahanan tembus air jika terkena tampias hujan yang
yang baik terdapat pada bahan yang telah terus menerus. Namun, ini bisa ditanggulangi
distabilisasi. Bahan padat memiliki kekuatan dengan mempertebal dinding atau pasangan
tekan tertinggi (sampai 40 N/mm2), terutama batu bata. Tekanan karena tembusan air pada
untuk keawetan, karena secara struktural waktu hujan lebat yang menerobos melalui
tidak diperlukan. Kemampuan pemantulan retakan pada sambungan lebih kuat diban-
2030%, kemampuan pengisolasian baik, dingkan dengan batu bata. Apabila terjadi hal
kemampuan penyerapan panas tinggi, dan seperti ini, penyumbatan dapat dilakukan
tahan terhadap angin. dengan cat silicon atau bahan lain yang tahan
air.
Tanah liat ini bisa dihaluskan,
dicampur dengan air, dibentuk sesuai Batu bata dapat menjadi retak akibat
kebutuhan, lalu dikeringkan, dan dibakar. tingginya pemanasan lapisan luar oleh sinar
Batu bata digunakan untuk dinding sebagai matahari dan pendinginan bagian dalam oleh
bahan pengisi maupun struktur utama, pendingin ruangan. Lubang batu bata yang
sebagai kolom, lantai, pipa drainase, atau tidak tertutup mudah menjadi sarang dan
pipa saluran yang lain. Tanah liat juga bisa jalan bagi serangga, rayap, lipas, tikus
dibuat menjadi tembikar, berupa patung, kelelawar, dan burung sriti. Apabila terkena
peralatan rumah tangga, maupun hiasan kelembaban yang terus menerus, maka akan
dekoratif. Tanah liat sangat bervariasi dalam tumbuh jamur dan lumut. Demikian juga
cara pengolahan, bentuk, ukuran, kualitas, yang terjadi apabila pemasangan pondasi di
dan tingkat kelentingan. Di Indonesia ukuran bawahnya dapat merembeskan air (air tanah
batu bata yang standar dan masih belum ada, dari bawah ke sepanjang pasangan batu bata).
di masing-masing daerah seringkali dite-
mukan batu bata dengan warna dan ukuran Kelemahan bahan dari tanah liat
yang berlainan. Untuk menghemat biaya adalah bila terkena hujan yang terus menerus
transportasi, bentuk-bentuk yang sederhana mudah rusak, daya tahan rendah terhadap
dapat diproduksi di daerah yang dekat de- kelembaban, sehingga diperlukan adanya
ngan lokasi bahan baku utama atau ba- perbaikan setelah musim hujan berhenti,
ngunan. penyusutan dan pemuaian tergantung pada
kadar kelembaban.
Bila diolah secara tepat, batu bata
dapat tahan terhadap cuaca, karena berpori. Batu Alam
Penyerapan panas cukup baik, dengan Batu alam mudah didapat di daerah
kemampuan penyaluran panas rendah. Bata tropis, tetapi jumlahnya lebih sedikit di
48
Praptiningrum. U., Fenomena Pemilihan Bahan Bangunan pada Hunian di Surabaya dan Permukiman di Kali Code
daerah dataran rendah tropis basah (hutan haya, kerusakan oleh akar, kemungkinan
musim) dan di daerah pasir yang tidak terdapat sarang serangga pada batuan
berbata (padang pasir pantai). Bahan ini berpori, dan dapat menjadi jalan rayap masuk
termasuk bahan bangunan lokal Indonesia. ke dalam bangunan. Di daerah bahaya
Jenis sangat bervariasi. Batuan jenis laterit gempa, ketahanan konstruksi batu alam
dan batu koral terdapat di daerah tropis. Batu tergolong rendah. Perubahan warna batu
alam digunakan secara struktural sebagai alam dapat terjadi apabila berhubungan
pondasi rumah tinggal dan bangunan dengan tembaga, perunggu, serta baja atau
sederhana lainnya, perkerasan jalan, trotoar, kayu yang diolah dengan asam tanik.
dam, jembatan, tembok tepi sungai, dan
turap. Selain itu, batu alam juga digunakan Semen Asbes
sebagai dinding pasangan batu, pasangan Semen asbes banyak digunakan,
lantai, dan relief dekoratif. Pada umumnya, terutama yang berbentuk lembaran
batu alam tahan terhadap angin dan cuaca. bergelombang sebagai penutup atap.
Pemasangannya mudah, fleksibel, dan dapat
Batu alam yang padat memiliki dipergunakan untuk bentangan yang cukup
kemampuan penyerapan panas tinggi, lebar. Selain itu, semen asbes juga dapat
sedangkan yang berpori baik sebagai isolator digunakan sebagai dinding, elemen
panas yang tinggi, seperti batu vulkanik dan pelindung matahari, saluran air limbah,
koral. Kerapatan jenis batu alam bervariasi lapisan pencegah api pada konstruksi baja
tergantung jenis batuannya, contohnya batu dan kayu, dan furniture. Semen asbes tahan
koral 1300 kg/m3, basalt 3000 kg/m3, terhadap korosi dan api. Penggunaannya
sedangkan laterit bervariasi menurut sangat cocok untuk daerah tropis dengan
komposisi dari porositasnya. karakteristik kedap angin, kemampuan
penghantaran panas kecil, penyerapan baik,
Kekuatan tekan bervariasi, tergantung dan pemantulan panas ratarata 2550%,
dari jenis batuannya, misalnya batuan tergantung pada usia bahan. Kerapatan
endapan, seperti batu tuff vulkanik 2030 2100kg/m2 (2,1 kg/m2 pada pelat dengan
N/mm2, batu kapur 20180 N/mm2; batuan tebal 1 cm)
eruptif lebih tinggi, seperti lava basalitik 80-
150 N/mm2, granit 160240 N/mm2, clorit Kelemahannya adalah adanya resiko
170300 N/mm2, dan basalt 250400 N/mm2, rusak saat pengangkutan, baik melalui darat
sedangkan batuan metamorfis, seperti maupun laut; sensitif terhadap tumbuhan
marmer 80180 N/mm2 dan kuarsit 50300 mekanik; tidak tahan gempa; mudah pecah
N/mm2. Ketahanan batu alam terhadap oleh tekanan. Namun, semen asbes tahan
kerusakan mekanis cukup tinggi. terhadap gangguan tumbuhan diatasnya, dan
tumbuhan tersebut dapat mengurangi
Batu alam juga memiliki kekurangan, pantulan. Semen asbes dapat dibersihkan
yaitu adanya bahaya gesekan pada batuan dengan larutan tembaga sulfat. Namun,
berpori, seperti batu kapur dan pasir oleh terdapat indikasi bahwa serbuk-serbuk semen
benda-benda keras yang terbawa angin; asbes sangat tidak baik terhadap kesehatan
bahaya korosi karena pencemaran udara; dan tubuh, terutama bagi pernafasan dan dapat
bahaya kerusakan karena pembentukan menyebabkan kanker. Bahanbahan yang
kristal garam yang terbawa oleh air laut, dapat merusak semen asbes, antara lain asam
tanah, atau adukan yang tidak bersih. organik dan anorganik, minyak dan lemak
tumbuhan, larutan garam, kondensasi air
Perubahan warna dan permukaan oleh panas yang terus menerus, dan air yang
perusak organik, seperti ganggang, jamur, agresif.
dan lumut; kerusakan oleh genangan air;
pertukaran ion; dan pembentukan asam juga HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat terjadi. Hal-hal yang perlu diper-
timbangkan juga dalam pemakaian batu alam Pada umumnya, pemilihan bahan
ialah adanya perusak organik yang dapat bangunan rumah tinggal di Indonesia saat ini
mempercepat pertumbuhan tumbuhan berba- lebih mempertimbangkan kepraktisan,
49
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 1, April 2011
keamanan, keawetan, dan perawatan yang dan Graha Family tidak ada satu rumah pun
mudah. Pada dasarnya, bahan-bahan yang menggunakan penutup atap rumbia,
tradisional sangat baik dan tepat digunakan sirap, ijuk, seng gelombang, dan sirap.
pada bangunan beriklim tropis lembab.
Selain itu juga, bahan-bahan tersebut Hasil survei mengenai penggunaan
memiliki nilai estetis yang tinggi. Namun, bahan pada penutup lantai menunjukkan
karena belum banyak teknologi yang bahwa 90% responden menggunakan bahan
mengolah dan mengembangkan bahan-bahan keramik dan 10% menggunakan marmer,
lokal, seperti gedeg, bambu, rumput, ijuk, parket dan granit. Tidak ada satu responden
daun kelapa, dan sebagainya, terutama untuk pun yang menggunakan penutup lantai ubin
meningkatkan keawetan dan dengan harga atau teraso. Sebagai konstruksi dinding dan
terjangkau, maka bahan bangunan ini banyak kolom, hampir 100% responden meng-
ditinggalkan oleh masyarakat kota untuk gunakan bahan batu bata dan beton bertulang
membangun rumah tinggalnya. untuk kolom. Sebagai bahan finishing
dinding, hampir 100% finishing meng-
Hasil survei yang dilakukan terhadap gunakan lapisan semen yang dicat. Tidak
seratus dua puluh responden penghuni rumah satu responden pun yang menggunakan
tinggal yang tersebar di beberapa lingkungan dinding gedeg atau bambu, atau pun kayu.
perumahan atau real estate di Surabaya dan Untuk bahan plafon, 60% responden
sekitarnya, menunjukkan bahwa 99% menggunakan gypsum, 20% menggunakan
responden menggunakan bahan penutup eternit, dan 20% menggunakan kayu,
genteng beton, 80% menggunakan genteng lumbersering, atau asbes. Pada umumnya,
keramik, dan 15% menggunakan dak beton asbes juga berfungsi sebagai atap. Sementara
dan asbes. Pada survei yang dilakukan di itu, tidak ada satu pun yang menggunakan
Darmahusada Indah Utara dan Selatan, bahan gedeg (jalinan bambu) atau material
Babatan Pratama (Surabaya Barat), Tenggilis tradisional.
Utara, Galaxy Bumi Permai, Medokan Ayu,
Tabel 1. Data Hasil Survei 30 Rumah (Responden) dari 120 Rumah yang Disurvei dengan Pengamatan
terhadap Tujuh Macam Bahan Bangunan beserta Alasan Pemilihannya
50
Praptiningrum. U., Fenomena Pemilihan Bahan Bangunan pada Hunian di Surabaya dan Permukiman di Kali Code
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
Mata Kuliah Teknologi Bahan, 2004
51
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 1, April 2011
Sumber: Hasil Survei Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
Mata Kuliah Teknologi Bahan, 2004
Diban
53
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 1, April 2011
54