Sunteți pe pagina 1din 9

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS

1. Pengkajian Data Pada Klien Dengan Hepatitis


2. Identitas klien :

1) Jenis klelamin: pada penyakit hepatitis B banyak dialami laki-laki dibandingkan


perempuan karena terkait dengan beberapa faktor penyebab, pengunaan obat suntikan,
homoseksual, heteroseksual dan orang-orang yang terkait hepatitis B (Muttaqin, 2013)

2) Lingkungan: pada daerah endemitas tinggi dan sebaliknya pada derah dengan
pravelensi rendah penularan secra horizontal telah terjadi oleh penyalah penggunaan
obat, penggunaa instrumens yang tidak steril, tusuk jarum dan tindik (Juffri, 2012)

3) Umur : infeksi sering terjadi pada usia yang lebih tua, ditularkan secra horizontal
pada masa anak dengan kontak erat penggunaan sikat gigi, pisau cukur atau berciuman
dan kontak seksual pada dewasa muda. (Juffri, 2012)

1. Riwayat kesehatan :

1) Keluhan utama :klien merasakan mual muntah, demam, ikterus pada daerah mata
dan kulit, nyeri abdomen kanan atas (Muttaqin, 2013)

2) Riwayat penyakit sekarang :diadapatkan keluhan mual muntah,keluhan nyeri pada


abdomen dan terjadi kelelahan dalam melakukan aktivitas (Muttaqin, 2013)

3) Riwayat penyakit dahulu:anggota keluarga yang juga pernah mengalami penyakit


hepatitis B dan khususnya pada ibu yang pernah menderita hepatitis kronik. (Muttaqin,
2013)

1. Pemeriksaan Fisik Pada Klien Dengan hepatitis B


2. Pemeriksaan head toe-toe

1) Kepala:

I: Muka normal,simetris kan dan kiri warna muka ikterikrambut hitam, bentuk tengkorak
normal, kulit keepala normal tidak mengalami perdangn ,tumor maupun bekas luka

P: Tidak terdapat massa, pembengkakan, nyeri tekan tidak ada

P:-

A:-

2) Mata :
I: Sklera mata tampakmikterik, konjungtiva merah muda, tidak terdapat ptosis
pertumbuhan rambut bulu mata baik, reaksi pupil terhadap cahaya isokor.

P: Tidak terdapat massa, tidak terdapat odem, tidak terdapat nyeri tekan

P:-

A:-

3) Telinga:

I: Bentuk normal,warna coklat, tidak terdapat lesi, tidak terdapat odem, tidak terdapat
serumen, kotoran maupun perdarahan

P: Tidak terdapat nyeri tekan.

P:-

A:-

4) Hidung:

I: Keadaan kulit tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan, lubang hidung
simetris,

P: Tidak terdapat nyeri tekan pada tulang hidung, pada sinis-sinus hidung tidak
mengalami nyeri tekan

P:-

A:-

5) Mulut:

I: Mukosa bibir kering, tidak terdapat lesi, warna lidah pucat tidak terdapat kelainan pada
dasar mulut dan palut lidah atau kecacatan.

P: Tidak terdapat nyeri tekan pada lidah, tidak adanya massa atau tumor

P:-

A:-

6) Leher:

I: Bentuk leher simetris,warna kulit leher ikterus tidak adanya pembengkakan, tidak
terdapat pembesaran tiroid

P: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesran limfe

P:-
A:-

7) Dada:

I: Bentuk dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat odem,tidak terdapat peradangan

P:Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa, kesimetrisan ekspansi dada normal.

P: Terdapat suara paru sonor pada ics 1-5

A: Terdapat suara vesikuler.

8) Perut:

I:Bentuk perut flat, tidak ada lesi, tidak ada odem

A: Terdapat suara bising usus 10-12 kali/menit

P: Terdapat suara timpani

P: Tidak terdapat nyeri tekan, dan tidak terdapat massa

9) Genetalia :

I:Tidak terdapt lesi, tidak terdapat perdangan, pertumbuhan rambut pubis merata, tidak
tedapat odem

P: Tidak terdapat nyeri tekan,tidak terdapat massa

10) Alat gerak :

I: Tidak terdapat atrofi maupun hipertrofi, tidak terdapat kontraktur, tidak terjadi tremor
tidak terdapat kelemahan(paralisi)

P:Tidak terdapat odem,atau nyeri tekan,tidak terdapat krepitasi.

P: Kekuatan otot bisep dan trisep normal.

1. Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan Hepatitis B


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi
dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah (Padilla, 2012)
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamsi hati dan bendungan vena porna (Padilla, 2012)
4. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhdapa inflamsi hepar (padill, 2012)
5. Intoleransi Aktvitas berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan nutrisi
sekunder terhadap hepatitis B, malaise umum, pembatasan aktivitas.(Lusianah,
2010)
6. Resiko tinggi kerusakan intergritas kulit dan jaringan berhubungan dengan priritus
sekuder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu (Lusianah,
2010)
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungn dengn sifat menular dari
agent virus (Lusianah, 2010)
8. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat muntah sekunder terhadap hepatitis B (Lusianah, 2010)

1. Intervensi keperawatan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan gangguan absorbsi
dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah (Padilla, 2012)

Tujuan menurut (NOC, 2008)

1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x 24 Jam diharapkan perubahan


nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

Kriteria hasil:

1) Klien asupan makanan, cairan, dan zat gizi tercukupi

2) Menunjukkan peningkatan berat badan dan tanda-tanda malnutrisi

3) Mempertahankan massa tubuh dan dan berat badan ndalam batas normal

4) Menunjukkan nilai laboratorim (tranferin,albumon dan elektrolit) dalam bats


normal.

5) Menunjukkan status gizi cukup ditandai dengan asupan makanan, cairan dan zat
gizi seimbang

Intervensi keperawatan menurtut (NIC, 2008) :

1) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan

Rasional: keletihan berlamjut menurunkan keinginan untuk makan

2) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering

Rasional: adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastrointestinal dan


menurunkan kapsitasnya

3) Pertahankan hyegiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

Rasional:akumulasi partikel makanan dapat menmbah bau dan rasa tidak sedap yang
menurunkan nafsu makan

4) Anjurkan makan sedikit tapi sering Rasional: untuk mempertahankan asupan nutrisi
sehingga kebutuhan nutrisi tercupi
5) Berikan diit tinggi kalori, rendah lemakRasional: glikosa dalam karbohidrat cukup
efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme
sehingga akan membebani hepar(Padilla, 2013)

6) Kolaborasikan dengan advice dokter dalam pemberian obat antiemetik dan


analgesik sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang dianjurkanRasionalnya:
pemberian antiemetik dapat menekan mual yang dialami klien dan analgesik dapat
menekan nyeri pada andomen sehingga tidak menimbulkan mual dan muntah

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungna dengan pembengkakana hepar yang


mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

Tujuan menurut (NOC,2008) :

1) Setah dilakukan asuhan keperawatanx24 jam diharapakan nyeri teratasi

Kriteria hasil :

1) Klien akan menyatakan secara verbal pengetahuan tentang cara alternatif


pencegahan nyeri

2) Klien melaporkan nyeri yang timbul, lamanya frekensi dan lokasi nyeri

3) klien tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau wajah

4) Klien tampak tenang tidak gelisah

Intervensi keperawatan menurut (NOC,2008) :

1) Beikan informasi tentang nyeri,seperti penyebab, seberapa lama nyeri akan


berakhir.

Rasional: klien disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang dirasakan
ini akan memberi efek klien akan lebih tenang dibanding klien yang mendapakan
penjelasan yang kurang

2) Lakukan observasi nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan,


frekensi, intesitas atau tingkat keparahan nyeri.

Rasional: untuk mengetahui tingkat perkembangna klien mengenai nyeri yang dirasakan

3) Berikan massase punggung dan posisi yang nyaman

Rasional : dengan memberikan posisi yang tepat akan memberikan rasa nyaman.

4) Ajarkan teknik nonfamakologi yaitu distraksi, relaksasi, terapi musik, kompres


hangat sebelum, setelah nyeri terjadi atau meningkat

Rasional: teknik distraksi memberikan pengalihan klien mengenai nyeri yang dirasakan
sedangakan relaksasi akan mempengaruhi ketenangan klien terhadap nyeri dengan
pengambilan nafas dalam
5) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik

Rasional: pengobatan secara farmakologi untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien

1. Hypertemi berhubungan dengan invansi virus agent dalm sirkulasi darah


sekunder terhadap inflamasi hepar

Tujuan menurut (NOC, 2008) :

1) Setelah dilakukan tindakan keperawtan x24 jam diharapkan hypertermi teratasi

Kriteria hasil:

1) Menunjukkan Suhu tubuh dalam batas normal

2) Nadi dan pernapasan dalam batang normal

3) Perubahan warna kulit tidak ada

4) Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan

Intervensi keperawatan Menurut (NIC, 2008)

1) Berikan informasi pada klien dan keluarga klien mengenai penyebab timbulnya
hipertermi dan tindakan yang akan dilakukan

Rasional: keluarga klien dapat mengerti penyenbab hipertemi yang dirasakan, klien
dapat koopertaif dalan tindakan keperawatan

2) Pada suhu minimal setiap 2 jam sesuai dengan kebutuhan

Rasional: dapat menegetahu tingkat perkembangan klien

3) Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat untuk mecegah


dehidrasi

Rasional: dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu dehidrasi

4) Berikan kompres hangat pada lipatan paha, aksila, dan keningRasional:


menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatsi kulkit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan

5) Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan hanya selembar kain

Rasional: memberikan baju tipis pada klien berfungsi mengurangi panas melalui prose
evaporasi.

6) Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian antipiretik

Rasional: pengobatan farmakologi dapat menekan inasi penyebaran virus dan mencegah
terjadinya hipertermi.
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan nutrisi
sekunder terhadap hepatitis,malaise umum, pembatasan aktivitas

Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan .x 24 jam diharapkan intolenrasi


aktivitas teratasi

Kriteria hasil menurut (NOC, 2008):

1) Klien tidak lelah

2) Tidak ada takikardi

3) Dapt melakukan aktivitas sehari-hari

4) Dapat melakukan perawatan diri

Intervensi keperawatan menurut (NIC, 2008):

1) Berikan informasi penyebab keletihan individu

Rasional: dengan penjelasan penyebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih
tenaang

2) Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala, bersandar, duduk dan berdiri.

Rasional: melatih klien untuk setiap aktivitas dan kemandirian klien dan mencegah
dekubitus

3) Anjurkan klien untuk tirah baring

Rasional: tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metaolisme
dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.

4) Observasi bersama tingkat keletihan selam 24 jam meliputi waktu puncak energi,
waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

Rasional: keletihan dapat segera dinimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat
menimbulkan.

5) Bantu klien individu untuk mengidentivikasi kemampuan-kemampuan dan minat

Rasional: memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat


penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting

1. Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan


yang menandakanseberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Evaluasi dari kasus diatas

S: Klien mengatakan masih merasakan mual, namun muntah berkurang


O: Berat badan klien tetap, klien tampak porsi makan dihabiskan hanya setengah,
mukosa bibir lembab, klien tampak istirahat sebelum makan

A: Tujuan yang tercapai sebagian

P: Rencana intervensi yang dilanjutkan,dimodifikasi atau dihentikan sesuai dengan


keadaan klien.

1. Jelaskan perlunya konsumsi protein dan vitamin yand adekuat


2. Diskusikan bersama klien penyebab hilangnya nafsu makan
3. Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tesebut tersaji apabila
memungkinkan
4. Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makanan
5. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan
jenis makan yang sesuai bagi klien

DAFTAR PUSTAKA

Arief Muttaqin dan Kumala Sari.2013.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah,Jakarta: Salemba Medika

Cristina (2012). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan PemenuhanKebutuhan


Nutrisi.http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/viewFile/158/127
diunduh pada tanggal 06-mei-2014 jam 20:08

Elizabeth,(2010).Macam penyakit hepar &


pemeriksaannya, http://fk.uwks.ac.id/archieve/jurnal/Vol1.no2.Juli2008/MACAM
%20%20PENYAKIT%20HEPAR%20DAN%20PEMERIKSAANNYA.pdfdi unduh pada tanggal
06-mei-2014 jam 20:34

Hidayat A.2012.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses


Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika

Muhammad Jufferi.2010. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi,Jakarta:IDAI

Padila.2013.Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam,Yogyakarta:Nuha Medika

Rudi Haryono.2012.Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan ,Yogyakarta


:Tim Gosyen

Suratun dan Lusianah.2010.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal, Jakarta:Transinfo Media

Tjokropraw Askandar, 2008, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Surabaya :Balai Penerbit
FK Airlangga
Wahid & Nurul.2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakata:EGC

Wikinson Judith.2007.Buku Saku Diasagnosis Keperawatan Intervensi NIC dan NOC,


Jakarta: EGC

S-ar putea să vă placă și