Sunteți pe pagina 1din 21

Makalah

Kemampuan Koneksi Matematis

TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah Assesment dan Hasil Belajar Matematika
Dosen Pengampuh: Rika Wahyuni, S.Si, M.Pd

Disusun Oleh :
Pendidikan Matematika 5 D

Kelompok 2 :

1. Samsudin
2. Uray Mayang Sari
3. Winda Lucia Dewi

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


SINGKAWANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat serta karunia-Nya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam makalah ini, khususnya kepada
ibu Rika Wahyuni, S.Si, M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah Assesment dan Hasil
Belajar Matematika yang telah mempercayai penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu teman-teman serta dapat
menambah wawasan mengenai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.

Kami mohon kritik dan saran apabila ada kesalahan atau ada yang kurang dalam
penyusunan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas perhatian saudara/i penulis ucapkan
terimakasih.

Singkawang, November 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.Kemampuan Pemecahan Masalah...........................................................................3
B.Kemampuan Koneksi Matematis.............................................................................4
C.Kemampuan Penalaran Matematis..........................................................................5
D.Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.........................................................6
E.Kemampuan Komunikasi Matematis......................................................................8
F.Kemampuan Representasi Matematis......................................................................9
G.Kemampuan Berpikir Kreatif..................................................................................11
H.Kisi-kisi Soal, Soal, Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran dari
Indikator Kemampuan Koneksi Matematis.............................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................................................
Lampiran..............................................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan nasional khususnya pada bidang matematika merupakan
suatu hal yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kualitas pendidikan nasional diperlihatkan pada
penyempurnaan aspek-aspek pendidikan antara lain kurikulum, sarana dan prasarana, serta
tenaga pengajar.
Berdasarkan Permendiknas Tahun 2006 (dalam Nuraviandini, 2013: 1) (dalam Anandita,
Gustine Primadya: 2015) menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplim ilmu dan mengembangkan daya pikir
manusia. Kompetensi tersebut dibutuhkan agar siswa dapat memanfaatkannya sebagai modal
untuk bertahan hidup dengan berbagai masalah yang muncul pada dunia nyata.
Arwinie (2014) merujuk dari National Council Of Teacher Of Mathematics 2000 dalam
Anandita, Gustine Primadya: 2015 menyebutkan bahwa terdapat lima kemampuan dasar
matematika yang merupakan standar yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran
dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections) dan
representasi (representation). Dengan mengacu pada lima standar kemampuan NCTM
tersebut, maka dalam tujuan pembelajaran matematika yang ditetapkan dalam Kurikulum
2006 yang dikeluarkan Permendiknas pada hakekatnya meliputi (1) koneksi antar konsep
dalam matematika dan penggunaannya dalam memecahkan masalah; (2) penalaran; (3)
pemecahan masalah; (4) komunikasi dan representasi; (5) faktor afektif. Mengingat terlalu
banyak konsep dan prosedur matematika yang saling terpisah, koneksi matematis berperan
penting dalam proses penyelesaian masalah matematika. Jadi, koneksi matematis merupakan
salah satu komponen penting dari kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar
matematika.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan pemecahan masalah menurut beberapa
ahli?
2. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan koneksi matematis menurut beberapa ahli?
Sertakan dengan contoh soal, kunci jawaban, kisi-kisi soal dan pedoman penskoran.
3. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan penalaran matematis menurut beberapa
ahli?
4. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis menurut
beberapa ahli?
5. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan komunikasi matematis menurut beberapa
ahli?
6. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan representasi matematis menurut beberapa
ahli?
7. Bagaimana definisi dan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis menurut
beberapa ahli?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan indikator kemampuan pemecahan masalah dari beberapa
ahli.
2. Untuk megetahui definisi dan indikator kemampuan koneksi matematis dari beberapa
ahli, contoh soal, kunci jawaban, kisi-kisi soal dan pedoman penskoran.
3. Untuk mengetahui definisi dan indikator kemampuan penalaran matematis dari beberapa
ahli.
4. Untuk mengetahui definisi dan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis dari
beberapa ahli.
5. Untuk mengetahui definisi dan indikator kemampuan komunikasi matematis dari
beberapa ahli.
6. Untuk mengetahui definisi dan indikator kemampuan representasi matematis dari
beberapa ahli.
7. Untuk mengetahui definisi dan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dari
beberapa ahli.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemampuan Pemecahan Masalah


Definisi
1. Menurut Susilawati (2014) (dalam Suria: 2016) kemampuan pemecahan masalah
matematika adalah kecakapan atau potensi yang dimiliki seseorang atau siswa dalam
menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain.
2. Menurut Haris, dkk (2012: 149) (dalam Suria: 2016) pemecahan masalah merupakan
kompetensi strategi yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan dan
strategi pemecahan, serta menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah.
3. Menurut Hudojo (Husna, 2013: 177) (dalam Hija, Alvia: 2016) menyatakan bahwa
pemecahan masalah merupakan suatu hal yang sangat esensial dalam pengajaran
matematika. Hal ini disebabkan karena (1) siswa menjadi terampil menyeleksi informasi
yang relevan, kemudian menganalisanya dan akhirnya meneliti isinya; (2) kepuasan
intelektual akan timbul dari dalam; 3) potensi intelektual siswa meningkat.
Indikator
1. Menurut Polya (Husna, 2013: 84) (dalam Hija, Alvia: 2016) indikator pemecahan
masalah yaitu :
a. Memahami masalah.
b. Menyusun rencana pemecahan masalah.
c. Melaksanakan rencana penyelesaian masalah.
d. Melakukan pengecekan kembali.
2. Menurut Jihad dan Haris (2008: 150) (dalam Hija, Alvia: 2016) indikator yang
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara lain :
a. Menunjukkan pemahaman masalah.
b. Mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan
masalah.
c. Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.
d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
f. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
g. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.
3. Menurut NCTM (2000) (dalam Gunawan: 2016) indikator dalam kemampuan pemecahan
masalah yaitu :
a. Membangun pengetahuan matematis baru melalui pemecahan soal.
b. Menyelesaikan soal yang muncul di dalam matematika dan dalam bidang lain.
c. Menerapkan dan menyesuaikan berbagai macam strategi yang cocok untuk
memecahkan soal.
d. Mengamati dan mengembangkan proses pemecahan soal matematis.

3
B. Kemampuan Koneksi Matematis
Definisi
1. Menurut NCTM 1989 (dalam Anandita, Gustine Primadya: 2015), koneksi matematis
adalah pengaitan matematika dengan pelajaran lain atau topik lain.
2. Koneksi Matematis merupakan dua kata yang berasal dari Mathematical Connection,
yang dipopulerkan oleh NCTM dan dijadikan sebagai standar kurikulum pembelajaran
matematika sekolah dasar dan menengah (Sumarmo, 2006 dalam Anandita, Gustine
Primadya: 2015).
3. Koneksi berasal dari kata connection dalam bahasa Inggris yang diartikan hubungan.
Koneksi secara umum adalah suatu hubungan atau keterkaitan. Koneksi dalam kaitannya
dengan matematika yang disebut dengan koneksi matematika dapat diartikan sebagai
keterkaitan secara internal dan eksternal. Keterkaitan secara internal adalah keterkaitan
antara konsep-konsep matematika yaitu berhubungan dengan matematika itu sendiri dan
keterkaitan secara eksternal, yaitu keterkaitan antara matematika dengan kehidupan
sehari-hari. ((Utari Sumarmo, 1994) dalam Listyotami, Mega Kusuma: 2011).
Indikator
1. Menurut NCTM (National Council Of Teacher Of Mathematics) ((2000: 64) dalam
Anandita, Gustine Primadya: 2015) indikator untuk kemampuan koneksi matematika
yaitu :
a. Mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara gagasan dalam matematika.
b. Memahami bagaimana gagasan-gagasan dalam matematika saling berhubungan dan
mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan koheren.
c. Mengenali dan menerapkan matematika dalam konteks-konteks di luar matematika.
2. Ulep ((Widarti, 2013: 2) dalam Anandita, Gustine Primadya: 2015) menguraikan
indikator koneksi matematis, sebagai berikut :
a. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan grafik, hitungan numerik, aljabar dan
representasi verbal.
b. Menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru.
c. Menyadari hubungan antar topik dalam matematika.
d. Memperluas ide-ide matematik.
3. Sumarmo ((Rohendi & Jojon, 2013) dalam Anandita, Gustine Primadya: 2015)
mendeskripsikan indikator koneksi matematis, antara lain :
a. Menemukan hubungan dari berbagai representasi tentang konsep dan prosedur
matematika.
b. Memahami hubungan antar topik dalam matematika.
c. Mampu menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Memahami representasi konsep yang ekuivalen.
e. Menemukan hubungan antara prosedur satu dengan yang lainnya yang ekuivalen.

4
f. Menggunakan koneksi antara matematika dengan matematika sendiri maupun dengan
ilmu yang lainnya.
C. Kemampuan Penalaran Matematis
Defnisi
1. Menurut Suriasumantri ((dalam Nurma: 2010) dalam Wirna: 2015) menyatakan bahwa
penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan dan mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
2. Menurut Yerizon, dkk. (2014:2) (dalam Wirna: 2015) menyatakan bahwa penalaran
adalah suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik
kesimpulan atau membuat pernyataan baru berdasarkan pada pernyataan yang
kebenarannya telah dibuktikan sebelumnya dan menarik kesimpulan dengan cara
mengaitkan fakta-fakta yang ada.
3. Menurut Wahdani ((dalam Hariyanti: 2010) dalam Wirna: 2015) menyatakan bahwa
kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan atau kesanggupan untuk
melakukan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir secara sistematik
untuk menarik kesimpulan atau membuat sutau pernyataan baru yang benar berdasarkan
pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan
sebelumnya.
Indikator
1. Menurut Jihad dan Haris (2012:149) (dalam Wirna: 2015) indikator dari kemampuan
penalaran matematis adalah sebagai berikut :
a. Menyajikan pernyataan matematika secara tertulis, gambar, diagram.
b. Mengajukan dugaan.
c. Melakukan manipulasi matematika.
d. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap
kebenaran solusi.
e. Menarik kesimpulan dari pernyataan.
f. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
2. Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen No.506/C/PP/2004 (Jazwinarti, 2014: 8)
(dalam Andrianus: 2016) indikator-indikator penalaran yang harus dicapai siswa adalah :
a. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan
diagram.
b. Kemampuan mengajukan dugaan.
c. Kemampuan melakukan manipulasi matematika.
d. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi.
e. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.
f. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

5
3. Menurut Ahmad Thontowi ((dalam Saadah: 2010) dalam Lestari, Nilawati: 2016) proses
penalaran matematis memiliki indikator pencapaian tujuan pembelajaran adalah :
a. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika melalui lisan, gambar, sketsa.
b. Kemampuan mengajukan dugaan.
c. Kemampuan melakukan manipulasi matematika.
d. Kemampuan menarik kesimpulan, menyusun bukti.
e. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.
f. Kemampuan memeriksa kesahihan argumen.
g. Kemampuan menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi.
D. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Definisi
1. Menurut Angga, dkk (2012) (dalam Melliasih: 2015) menyatakan kemampuan
pemahaman konsep matematis merupakan salah satu indikator pencapaian siswa
memahami konsep-konsep matematika yang telah dipelajari selama proses pembelajaran.
2. Menurut Skemp (dalam Nyoman, 2013) (dalam Astriana, Mega: 2015) mendefinisikan
pemahaman konsep matematis sebagai kemampuan mengaitkan notasi dan simbol
matematika yang relevan dengan ide-ide matematika yang dapat dikombinasikan ke
dalam rangkaian penalaran logis.
3. Menurut Jihad (2012: 149) (dalam Hafiz: 2015) pemahaman konsep merupakan
kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan
prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat.
Indikator
1. Menurut National Council Of Teacher Of Mathematics (NCTM) (2002) (dalam Astriana,
Mega: 2015) indikator pemahaman konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan
siswa dalam :
a. Mendefinisikan konsep secara lisan.
b. Mengidentifikasi contoh dan bukan contoh.
c. Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan satu
konsep.
d. Mengubah suatu bentuk representasi kebentuk lainnya.
e. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep.
f. Mengidentifikasikan sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan
suatu konsep.
g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
2. Adapun indikator siswa yang memahami suatu konsep menurut KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006 (Hardiyanti: 2012) (dalam Hafiz: 2015) adalah
sebagai berikut :
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.
c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi.

6
e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
f. Menggunakan, memanfaatkan, memilih prosedur tertentu.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
3. Aspek-aspek yang menunjukkan pemahaman konsep matematika menurut Anderson
(2012) (dalam Melliasih: 2015) meliputi hal-hal berikut :
a. Menafsirkan.
b. Mencontohkan.
c. Mengklasifikasikan.
d. Merangkum.
e. Menyimpulkan.
f. Membandingkan.
g. Menjelaskan.
E. Kemampuan Komunikasi Matematis
Definisi
1. Menurut Zuliana (2009) (dalam Robiatun: 2015) kemampuan komunikasi matematis
adalah kemampuan atau kesanggupan peserta didik dalam mengalihkan pesan yang
berupa materi matematika, menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara
lisan, evaluasi atau mendemonstrasikannya kepada guru dan peserta didik lainnya.
2. Menurut Pauweni (2012) (dalam Robiatun: 2015) bahwa komunikasi matematis adalah
suatu kegiatan atau aktivitas seseorang dalam berbagai informasi baik ide, situasi
maupun relasi baik secara tulisan, dalam bentuk simbol, data, grafik atau tabel.
3. Menurut Depdiknas (Mardhiyanti dkk, 2011:2) (dalam Suliswa: 2016) kemampuan
komunikasi matematis merupakan kesanggupan/kecakapan seorang siswa untuk dapat
menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau
mendemonstrasikan apa yang ada dalam soal matematika.
Indikator
1. Komunikasi matematika menurut Sumarmo (2002: 15) (dalam Robiatun: 2015)
memberikan indikator-indikator sebagai berikut :
a. Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide matematika.
b. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda
nyata, gambar, grafik dan aljabar.
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
d. Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika.
e. Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pernyataan yang relevan.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah dipelajari.
2. Menurut Suryawan (2014: 7) (dalam Suliswa: 2016) indikator kemampuan komunikasi
matematis antara lain :
a. Menggambar (drawing).
b. Ekspresi matematika (mathematical expression).
c. Menulis (written texts).

7
3. Menurut Husna, dkk (2013: 85) (dalam Suliswa: 2016) menyebutkan indikator
kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut :
a. Menjelaskan ide dan situasi secara tulisan.
b. Menyatakan gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika.
c. Menyatakan situasi ke dalam model matematika.
F. Kemampuan Representasi Matematis
Definisi
1. Menurut Marlina (2014: 30) (dalam Rumila: 2016) representasi adalah kemampuan siswa
untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan matematika yang dipelajari dengan cara
tertentu menurut dirinya sendiri.
2. Menurut Sabirin (2014: 35) (dalam Rumila: 2016) representasi adalah bentuk interpretasi
pemikiran siswa terhadap suatu masalah yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menemukan solusi dari masalah tersebut.
3. Menurut Mustangin (2015: 16) (dalam Rumila: 2016) representasi adalah ungkapan-
ungkapan dari ide-ide atau konsep-konsep matematika yang ditampilkan siswa sebagai
model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk
menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi
pikirannya.
Indikator
1. Menurut Pape & Tchoshanov (dalam Sabirin, 2014: 34) (dalam Wulandari, Sari: 2015)
ada empat gagasan yang digunakan dalam memahami konsep representasi, yaitu :
a. Representasi dapat dipandang sebagai abstraksi internal dari ide-ide matematika atau
skemata kognitif yang dibangun oleh siswa melalui pengalaman.
b. Sebagai reproduksi mental dari keadaan mental yang sebelumnya.
c. Sebagai sajian secara struktur melalui gambar, simbol ataupun lambang.
d. Sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain.
2. Menurut NCTM (2000: 67) (dalam Arum, Depi Puspita: 2016) standar kemampuan
representasi yang dimiliki siswa, program pembelajaran dari pra-TK sampai kelas 12
harus memungkinkan siswa untuk :
a. Menciptakan dan menggunakan representasi untuk mengorganisir, mencatat dan
mengkomunikasikan ide-ide matematika.
b. Memilih, menerapkan dan menerjemahkan representasi matematika untuk
memecahkan masalah.
c. Menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan fenomena
fisik, sosial dan fenomena matematika.

3. Menurut Mudzakkir (dalam Yudhanegara, 2014: 78) (dalam Wulandari, Sari: 2015)
beberapa bentuk operasional atau indikator representasi beragam matematis antara lain :

8
Representasi Bentuk-Bentuk Indikator
Representasi visual berupa a. Menyajikan kembali data atau informasi
diagram tabel atau grafik dan dari suatu representasi ke representasi
gambar. diagram, grafik atau tabel.
b. Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah.
c. Membuat gambar pola-pola geometri.
d. Membuat gambar bangun geometri untuk
memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaian.
Representasi simbol berupa a. Membuat persamaan atau model matematis
persamaan atau ekspresi dari representasi lain yang diberikan.
b. Membuat konjektur dari suatu pola
matematis.
bilangan.
c. Penyelesaian masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis.
Representasi verbal berupa kata- a. Membuat situasi masalah bedasarkan data
kata atau teks tertulis. atau representasi yang diberikan.
b. Menulis interpretasi dari suatu representasi.
c. Menulis langkah-langkah penyelesaian
masalah matematis dengan kata-kata.
d. Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis.

G. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis


Definisi
1. Menurut Martin dalam Prianggono (2012) (dalam Irawan, Deddy: 2015) mengatakan
bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara
baru dalam menghasilkan suatu produk.
2. Menurut Siswono (2008) (dalam Irawan, Deddy: 2015) berpikir kreatif merupakan suatu
kegiatan mental yang digunakan untuk membangun suatu ide atau gagasan baru.

9
3. Menurut Munandar (2012) (dalam Irawan, Deddy: 2015) berpikir kreatif adalah
kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim,
memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi atau
gagasan-gagasan baru yang menunjukkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
orisinalitas dalam berpikir (originality) dan berpikir secara terperinci (elaboration).
Indikator
1. Berdasarkan analisis faktor, Guilford (dalam Noer, Sri Hastuti: 2009) menemukan bahwa
ada 5 sifat ciri kemajuan kreatif, yaitu :
a. Kelancaran (fluency).
b. Keluwesan (flexibility).
c. Keaslian (originality).
d. Penguraian (elaboration).
e. Perumusan kembali (redefinition).
2. Torrance (dalam Tarrow dan Lundsteen, 1978: 165) (dalam Noer, Sri Hastuti: 2009)
mengidentifikasi empat kriteria kreativitas yaitu :
a. Kelancaran (fluency).
b. Keluwesan (flexibility).
c. Keaslian (originality).
d. Penguraian (elaboration).
3. Parners (dalam Amin: 1987) (dalam Noer, Sri Hastuti: 2009) mengemukakan bahwa
kemampuan kreatif dapat dilihat dari 5 macam perilaku kreatif yaitu :
a. Kelancaran.
b. Keluwesan.
c. Keaslian.
d. Elaborasi.
e. Kepekaan.

H. Kisi-kisi Soal, Soal, Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran dari Indikator
Kemampuan Koneksi Matematis
Dalam makalah ini akan membahas mengenai indikator kemampuan koneksi matematis
menurut Sumarmo ((Rohendi & Jojon, 2013) dalam Anandita, Gustine Primadya: 2015), tiga
indikator tersebut antara lain :
1. Menemukan hubungan dari berbagai representasi tentang konsep dan prosedur
matematika.
2. Memahami hubungan antar topik dalam matematika.
3. Mampu menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-
hari.

Kisi-Kisi Soal Kemampuan Koneksi Matematis


Mata Pelajaran : Matematika

10
Satuan Pendidikan : SMP
Materi Pokok : Lingkaran
Indikator
Standar Kompetensi Indikator Indikator No.
Kemampuan
Kompetensi Dasar Pencapaian Soal Soal
Koneksi Matematis
4.2 Menghitung Menemukan Mencari 1
Menentukan
Menghitung keliling dan hubungan dari keliling
unsur, bagian
keliling dan luas berbagai lingkaran
lingkaran
luas lingkaran. representasi dari luas
serta
lingkaran. tentang konsep dan lingkaran
ukurannya.
prosedur yang
matematika. diketahui.

Mampu Menghitung 3
menggunakan jarak yang
matematika dalam ditempuh
penyelesaian sepeda.
masalah dalam
kehidupan sehari-
hari.
4.3 Menentukan Memahami Mencari luas 2
Mengguna- panjang hubungan antar tembereng
kan hu- busur, luas topik dalam lingkaran.
bungan su- juring dan matematika.
dut pusat, luas
panjang tembereng.
busur, luas
juring da-
lam peme-
cahan
masalah.

Soal
1. Sebuah lingkaran memiliki luas 12.474 cm2.
Berapakah keliling dari lingkaran tersebut?

11
2. Perhatikan gambar dibawah ini!

O
R

Dari gambar di atas, diketahui jari-jari lingkaran 10 cm, sudut POQ = 100 dan

panjang tali busur PQ = 12 cm. Tentukan luas tembereng lingkarang tersebut !


3. Sebuah sepeda dengan roda berdiameter 80 cm, menempuh perjalanan dari suatu tempat
sejauh 2.000 kali putaran roda. Berapa jarak yang ditempuh sepeda?

Kunci Jawaban
No
Jawaban Skor
.
1. Dik : Luas lingkaran = 12.474 cm2 25
Dit : Berapa keliling lingkaran tersebut?
Dijawab :
2
Luas = r

22 2
xr
12.474 = 7

12.474 x 7 2
=r
22

r 2=3.969

r = 63 cm.

Keliling lingkaran = 2 r

22
` =2x 7 x 63

12
= 396 cm.
Jadi keliling lingkaran tersebut adalah 396 cm.
2. Dik : r = 10 cm 50
PQ = 12 cm
PR/RQ = 6 cm

Sudut POQ = 100

Dit: Berapa luas tembereng tersebut?


Dijawab :
(i) Mencari panjang garis apotema (OR) dengan Teorema Pythagoras.
Apotema (OR) = OQ RQ
2 2

= 10262

= 10036

= 64

= 8 cm.

(ii) Mencari luas POQ


1
xa xt
Luas POQ = 2

1
x 12 x 8
= 2
= 48 cm2.

(iii) Mencari luas lingkaran


2
Luas lingkaran = r
= 3,14 x 102
= 314 cm2.
(iv) Menghitung luas juring
Luas Juring POQ Sudut Pusat POQ
=
Luas Lingkaran Sudut satu putaran

Sudut Pusat POQ


Luas Juring POQ= x Luas Lingkaran
Sudut satu putaran

100
Luas Juring POQ= x 314
360

13
Luas Juring POQ=87,22

(v)Luas tembereng = Luas juring POQ Luas segitiga POQ


= 87,22 48
= 39,22
Jadi luas tembereng dari lingkaran tersebut adalah 39,22 cm2.
3. Dik : d = 80 cm
n = 2.000 kali
Dit : Berapa jarak yang ditempuh sepeda?
Dijawab : K= x d
K = 3,14 x 80 cm
K = 251,2 cm (1 x putaran roda) 25
Jarak yang ditempuh sepeda = K x n
= 251,2 x 2.000
= 502.400 cm
= 5,024 km
Jadi jarak yang ditempuh oleh sepeda tersebut adalah 5,024 km.
Total 100

14
Pedoman Penskoran
No.
Kriteria Penilaian Skor
Soal
Tidak menjawab, jikapun ada tidak menyangkut soal. 0
Siswa dapat menentukan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada
3
soal dengan benar.
Siswa dapat menggunakan rumus luas lingkaran. 5
1.
Siswa dapat menghitung jari-jari lingkaran dengan benar. 5
Siswa dapat menggunakan rumus keliling lingkaran. 5
Siswa dapat menghitung keliling lingkaran dengan benar. 5
Membuat kesimpulan. 2
Tidak menjawab, jikapun ada tidak menyangkut soal. 0
Siswa dapat menentukan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada
3
soal dengan benar.
Siswa dapat menggunakan teorema pythagoras. 5
Siswa dapat menghitung panjang garis apotema dengan benar. 5
Siswa dapat menggunakan rumus luas segitiga. 5
2. Siswa dapat menghitung luas segitiga dengan benar. 5
Siswa dapat menggunakan rumus luas lingkaran. 5
Siswa dapat menghitung luas lingkaran dengan benar. 5
Siswa dapat menggunakan rumus luas juring. 5
Siswa dapat menghitung luas juring dengan benar. 5
Siswa dapat menghitung luas tembereng dengan benar. 5
Membuat kesimpulan. 2
Tidak menjawab, jikapun ada tidak menyangkut soal. 0
Siswa dapat menentukan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada
3
soal dengan benar.
3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling lingkaran. 5
Siswa dapat menghitung keliling lingkaran. 5
Siswa dapat menghitung jarak yang ditempuh sepeda dengan benar. 10
Membuat kesimpulan. 2
Total Skor 100

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemecahan masalah merupakan kompetensi strategi yang ditunjukkan siswa dalam
memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, serta menyelesaikan model untuk
menyelesaikan masalah.
Koneksi matematis adalah pengaitan matematika dengan pelajaran lain atau topik lain.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan dan mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami
konsep dan dalam melakukan prosedur secara luwes, akurat, efisien dan tepat.
Kemampuan komunikasi matematis merupakan kesanggupan/kecakapan seorang siswa
untuk dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau
mendemonstrasikan apa yang ada dalam soal matematika.
Representasi adalah bentuk interpretasi pemikiran siswa terhadap suatu masalah yang
digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan solusi dari masalah tersebut.
Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru
dalam menghasilkan suatu produk.

16
DAFTAR PUSTAKA
Suria.2016.Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Program Linear Kelas
X SMK.Singkawang : STKIP Singkawang
Hija, Alvia.2016.Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Peluang Kelas X MIPA
SMA Negeri 1 Singkawang.Singkawang : STKIP Singkawang
Gunawan.2016.Efektivitas Pembelajaran Means Ends Analysis Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Trigonometri Kelas X.Singkawang :
STKIP Singkawang
Anandita, Gustine Primadya.2016.Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP
Kelas VIII Pada Materi Kubus dan Balok.Semarang : Universitas Negeri Semarang
Listyotami, Mega Kusuma.2011.Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika
Siswa Kelas VIII A SMPN 15 Yogyakarta Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle
5E (Implementasi Pada Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok).Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta
Wirna.2015.Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa Pada Materi SPLDV.Singkawang : STKIP Singkawang
Andrianus.2016.Efektivitas Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Materi Garis dan
Sudut.Singkawang : STKIP Singkawang
Lestari, Nilawati.2016.Efektivitas Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Pada Materi Fungsi Komposisi.Singkawang :
STKIP Singkawang
Melliasih.2015.Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.Singkawang : STKIP Singkawang
Astriana, Mega.2015.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Pada Materi Operasi Bilangan Pecahan.Singkawang : STKIP Singkawang
Hafiz.2015.Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Materi
Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 2 Selakau.Singkawang : STKIP
Singkawang

17
Robiatun.2015.Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Investigasi Kelompok Pada Materi Pecahan Kelas VII SMP.Singkawang :
STKIP Singkawang
Suliswa.2016.Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Fungsi Komposisi dan Fungsi
Invers.Singkawang : STKIP Singkawang
Rumila.2016.Efektivitas Model Pembelajaran Think Talk Write Untuk Meningkatkan
Kemampuan Representasi Matematis Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII SMPN 13
Singkawang.Singkawang : STKIP Singkawang
Wulandari, Sari.2015.Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Dalam Materi
Segitiga Kelas VII di SMP Negeri 6 Singkawang.Singkawang : STKIP Singkawang
Arum, Depi Puspita.2016.Efektivitas Penerapan Model Based Learning Ditinjau dari
Kemampuan Representasi Matematis dan Self Concept Siswa (Studi Pada Siswa Kelas
VIII Semester Ganjil SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2015/2016).Bandar Lampung : Universitas Lampung
Irawan, Deddy.2015.Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian
Melalui Pembelajaran Model 4K Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII.Semarang :
Universitas Negeri Semarang
Noer, Sri Hastuti.2009.Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis.Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta

18

S-ar putea să vă placă și