Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
METODOLOGI
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kawasan
Wisata Grama Tirta Jatiluhur, Keca-
matan Jatiluhur, Kabupaten Purwa-
karta, Propinsi Jawa Barat (Gambar
1). Penelitian berlangsung dari bulan
Maret hingga Juli 2010.
b. Geologi dan Tanah e. Vegetasi dan Satwa yang ada di sekitar Waduk Ir. H.
Djuanda, maka Unit Pariwisata
Berdasarkan Peta Geologi lembar Vegetasi yang terdapat di kawasan
Perum Jasa Tirta II mulai mengem-
Cianjur, Jawa Barat, yang diterbitkan tumbuh secara alami ataupun dibu-
bangkan aset wisatanya.
oleh Direktorat Geologi 1972, didayakan. Pengelompokkan jenis
struktur batuan daerah Jatiluhur vegetasi antara lain: (1) vegetasi hu- b. Kependudukan Kawasan Sekitar
yaitu: (1) batu berumur Miosin (batu tan, berupa hutan campuran, hutan (Kecamatan Jatiluhur)
pasir kuarsa dan anggota batuan produksi, dan hutan lindung; (2)
Kecamatan Jatiluhur memiliki luas
kapur batu terobosan), (2) batuan vegetasi semak belukar; (3) vegetasi
wilayah 32.287.135 ha yang terdiri
vulkanis tua (batu pasir, tuff, dan talun, kebun campuran, dan peka-
dari lahan pertanian 725 ha, per-
konglomerat), dan (3) batu terobosan rangan; (4) vegetasi perladangan,
airan darat/kolam 12 ha, permu-
yang lain. Kawasan ini tersusun atas dan (5) vegetasi daerah ekoton.
kiman dan kebun 2.755 ha, dan zona
beragam jenis tanah sesuai dengan Ekoton adalah daerah peralihan
industri 478 Ha. Kecamatan Jatiluhur
jenis batuan induknya yang kom- antara perairan dan daratan yang
terdiri dari 10 desa. Berdasarkan
pleks, yaitu: (1) asosiasi grumosol memiliki keanekaragaman biota dan
sensus penduduk tahun 2009, jumlah
kelabu kekuningan regosol kelabu sangat peka terhadap gangguan atau
penduduk di Kecamatan Jatiluhur
dan mediteran kuning meliputi se- perubahan dari luar. Satwa yang
yaitu sebesar 63.847 orang. Mata
belah selatan kawasan; (2) asosiasi terdapat di kawasan wisata seperti
pencaharian penduduk di Keca-
latosol merah kekuningan dan litosol serangga, ular, ternak (kambing dan
matan Jatiluhur mayoritas adalah
meliputi tengah kawasan; dan (3) ayam), kucing, dan burung.
karyawan/buruh sebesar 10.508
aluvial kelabu meliputi sebagian
orang, petani 4.515 orang, pedagang
kecil sebelah utara kawasan. Aspek Wisata
2.836 orang, PNS 952 orang, home
c. Iklim Berdasarkan hasil studi Rencana industry 376 orang, dan TNI POLRI
Induk Pengembangan Pariwisata 87 orang.
Suhu rata-rata bulanan (2005-2009)
Daerah (RIPPDA) Kabupaten Purwa-
Kawasan Wisata GTJ dari tahun c. Wisatawan
karta Tahun 2001, kawasan wisata di
2005-2009 diperoleh rata-rata bulan-
Jatiluhur, khususnya GTJ memiliki Sebagian besar wisatawan GTJ ada-
an tertinggi 26.7 oC dan rata-rata
potensi obyek dan daya tarik wisata lah keluarga dan businessman. Gam-
bulanan terendah 25.9 oC. Kelem-
di Kabupaten Purwakarta. Adapun bar 2 menunjukkan jumlah wisata-
baban udara diperoleh rata-rata
objek dan atraksi wisata utama yaitu: wan yang datang ke kawasan wisata
bulanan tertinggi 90.1 % dan rata-
(1) bendungan utama, (2) dermaga pada perode Tahun 2005-2009.
rata bulanan terendah 88.4%. Curah
apung dan kampung air, merupakan
hujan diperoleh rata-rata bulanan
tempat berlabuhnya kapal dan area
tertinggi 21.17 mm/hari dan rata-
rekreasi, (3) objek wisata darat, (4)
rata bulanan terendah 14.35 mm/
Jatiluhur Water World dan pang-
hari. Kecepatan angin rata-rata
gung terbuka yang merupakan wa-
bulanan tertinggi pada siang hari
hana rekreasi air, (5) kolam peman-
5.81 km/jam dan terendah 3.02
cingan, (6) servis/pelelangan ikan,
km/jam. Kecepatan angin rata-rata
(7) area budidaya ikan jaring ter-
bulanan tertinggi pada malam hari Gambar 2. Grafik Pengunjung Tahun
apung, area disewa dan dikelola oleh
2.06 km/jam dan terendah 0.72 2005-2009
masyarakat Desa Jatimekar, dan (8)
km/jam.
bangunan operasional, terdiri atas
d. Hidrologi bangunan Divisi PLTA, Divisi 4, dan Aspek Teknis
Subdivisi Bendungan dan Loka Riset Berdasakan Keppres No. 32 Tahun
Kawasan Wisata GTJ terletak pada
Pemacuan Stok Ikan. 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Wilayah Aliran Sungai Citarum dan
Cikao. Kebutuhan air untuk kawasan Lindung membagi kawasan lindung
Aspek Sosial menjadi: (1) kawasan yang mem-
wisata diperoleh dari Sungai Cita-
rum yang kemudian dipompa me- a. Sejarah dan Tujuan Pendirian berikan perlindungan kawasan ba-
nuju pompa Biki Baru untuk dijer- Kawasan Wisata wahnya, (2) kawasan perlindungan
nihkan, setelah itu dipompa ke Biki setempat, (3) kawasan suaka alam
Lokasi proyek pengembangan kawa- dan cagar budaya, dan (4) kawasan
Lama. Dari Biki Lama, air dipom-
san wisata Jatiluhur ini mengambil rawan bencana. Adapun kawasan
pakan ke Reservoir Cimumput dan
sebagian tanah milik penduduk, perlindungan setempat meliputi
Pos Gereja yang ditujukan kepada
tanah Perum Otorita Jatiluhur, tanah sempadan sungai, kawasan sekitar
konsumen dan kawasan wisata. Ka-
perkebunan, tanah Perhutani, dan danau atau waduk, dan kawasan
wasan wisata menggunakan Waduk
sebagian Waduk Ir. H. Djuanda. sekitar mata air.
Ir. H. Djuanda sebagai objek wisata
Pembangkit Listrik Tenaga Air
utamanya. Waduk ini memiliki vo- Adapun kriteria sempadan sungai
(PLTA) serta sarana pengairannya
lume rata-rata sebesar 1.825,40 m3 Keppres No. 32 Tahun 1990 adalah
selesai dibangun pada tahun 1967,
dan ketinggian air waduk rata-rata sekurang-kurangnya 100 meter di
menjadi obyek wisata utama yang
sebesar 98,66m. kiri-kanan sungai besar dan 50 meter
mendorong pengembangan pariwi-
sata. Setelah melihat potensi alam di kiri-kanan anak sungai yang
berada di luar permukiman. Untuk Tabel 1. Potensi dan Kendala Aspek Fisik-Biofisik
sungai di kawasan permukiman Data Potensi Kendala
Letak dan Letak kawasan cukup strategis, Luas kawasan (570.85 Ha)
berupa sempadan sungai yang Luas berada di perlintasan kota besar menyulitkan wisatawan yang tidak membawa
diperkirakan cukup untuk dibangun Jakarta-Bandung kendaraan untuk mengakses objek dan atraksi
wisata
jalan inspeksi antara 1015 meter. Geologi Sebagian besar kawasan Ruang non-wisata (didominasi oleh area terbangun)
dan Tanah merupakan tanah lempung dimana merupakan tanah liat berdebu dimana air tanah <50
Kriteria kawasan danau/waduk ketinggian air tanah >75 cm, cm, drainase buruk-sangat buruk, permeabilitas
adalah daratan sepanjang tepian drainase baik, permeabilitas sangat lambat berpeluang terjadinya erosi akibat run
sedang-cepat, tanpa bahaya banjir off>laju infiltrasi
danau/waduk yang lebarnya pro- sehingga dapat dikembangkan
porsional dengan bentuk dan kon- menjadi kawasan wisata
Topografi Topografi bervariasi dan berpotensi Lahan dengan kemiringan yang curam rentan
disi fisik danau/waduk antara 50 dikembangkannya beragam aktivitas bahaya erosi sehingga dapat membahayakan
wisata wisatawan
100 meter dari titik pasang tertinggi
Iklim Kelembaban udara cukup nyaman Berada dalam kisaran suhu yang tidak ideal bagi
ke arah darat. berada dalam kisaran 40-75 %, manusia untuk beraktivitas
faktor kecepatan angin yang dapat
menurunkan kelembaban udara
Hidrologi Sungai Citarum merupakan Sungai Citarum sebagai sumber air baku juga
ANALISIS SINTESIS penyuplai air bersih utama bagi menampung limbah domestik dari kegiatan wisata
kawasan sehingga berpeluang mengalami penurunan kualitas
Analisis Aspek Fisik-Biofisik air(kawasan wisata belum memiliki sistem
pengolahan limbah)
Vegetasi Sebagian besar tapak merupakan Vegetasi di sempadan waduk kurang optimal,
1. Analisis Penilaian Potensi dan Satwa kawasan perkebunan dan hutan ternak liar milik masyarakat berkeliaran sehingga
sehingga tanahnya relatif subur dan mengganggu aktivitas wisata
Analisis penilaian potensi dengan membentuk ekosistem yang baik
metode deskriptif kualitatif ini ber-
tujuan untuk menganalisis potensi Tabel 2. Penilaian Potensi Sumberdaya Lanskap
dan kendala dari aspek fisik-biofisik Variabel Kategori Skor
Tanah Lempung, air tanah >75 cm, drainase baik, permeabilitas sedang-cepat, 3
yang terdapat di kawasan wisata tanpa bahaya banjir
sehingga potensi yang ada dapat Pasir, air tanah >50 cm, drainase agak baik, permeabilitas agak lambat- 2
lambat, tanpa bahaya banjir dalam musim kemah
dimanfaatkan dan kendala akan Liat berdebu, air tanah <50 cm, drainase buruk-sangat buruk, permeabilitas 1
diatasi dengan baik. Hasil analisis sangat lambat, banjir dalam musim kemah
Kemiringan 0-8%,tidak berpotensi longsor 3
disajikan pada Tabel 1. Lahan 8-15%, sedikit berpotensi longsor 2
>15%, berpotensi longsor 1
2. Analisis Kesesuaian Lahan Vegetasi Tegakan pohon alami, kondisi dan kualitas visual vegetasi baik, beragam 3
Persawahan, kondisi vegetasi cukup baik, kualitas visual baik, cukup 2
Analisis kesesuaian lahan menggu- beragam 1
Tegakan pohon perkebunan dan ladang, kondisi vegetasi baik, kualitas visual
nakan metode deskriptif kuantitatif kurang baik, cukup beragam
dengan pengolahan GIS melalui Penutupan Seluruh area tertutup RTH 3
Lahan Sebagian area tertutup RTH dan bangunan 2
scoring variabel sumberdaya lanskap Hampir seluruh area tertutup bangunan 1
(tanah, kemiringan lahan, vegetasi, Tata Guna Lahan pertanian sawah irigasi dan hutan produktif (penggunaan maksimal) 3
Lahan Lahan perkebunan dan ladang (penggunaan cukup maksimal) 2
penutupan lahan, dan tata guna Permukiman penduduk (penggunaan tidak maksimal) 1
lahan). Setelah itu peta-peta tematik Sumber: Hardjowigeno, et al. (1968); USDA (1968); modifikasi.
tersebut digabungkan dengan teknik
overlay. Tabel 2 menunjukkan kriteria
Penghematan dari aliran per- wisata dengan scoring dan kemudian
penilaian potensi sumberdaya lan-
mukaan tahunan: $ 48,159 setara di-overlay dengan potensi sumber-
skap dan potensi penembangan la-
dengan Rp 433.431.000,- daya lanskap. Tabel 3 memperlihat-
han dalam mendapatkan peta
Total penghematan tahunan: $ kan hasil analisis aspek sumberdaya
komposit.
91,670 setara dengan wisata.
3. Analisis Nilai Ekologis Rp 825.030.000,-
Analisis Aspek Sosial
Analisis manfaat ekologis dan Kawasan Perencanaan
distribusi penutupan lahan kawasan Penghematan dari penyerapan 1. Analisis Karakteristik Wisatawan
eksisting dan kawasan perencanaan polusi udara tahunan: Berdasarkan data kunjungan lapang
GTJ pada tahun 2007 dilakukan de- $172,029 setara dengan Rp yang diperoleh dari pihak pengelola,
ngan didukung data dari Google 1.548.261.000,- diketahui jumlah kunjungan wisa-
Earth Plus tahun 2007. Dari data Penghematan dari aliran tawan selama lima tahun terakhir
spasial dan data atribut yang di- permukaan tahunan: $ 48,159 (tahun 2005-2009) dengan rataan
analisis dengan metode GIS meng- setara dengan Rp 433.431.000,- jumlah pengunjung 222.137 orang.
gunakan ArcView 3.2, ekstensi CITY- Total Penghematan tahunan: $ Wisatawan lokal yang berkunjung
green 5.4 didapat hasil sebagai 220,188 setara dengan Rp berasal dari daerah Jabodetabek dan
berikut: 1.981.692.000,- Bandung, sedangkan wisatawan
Kawasan Eksisting mancanegara sebagian besar berasal
Analisis Aspek Sumberdaya Wisata dari Jepang, Korea, Belanda, Ameri-
Penghematan dari penyerapan
polusi udara tahunan: Analisis Penilaian Potensi Objek dan ka, dan Australia.
$ 43,511 setara dengan Rp Atraksi Wisata 2. Analisis Persepsi Wisatawan
391.599.000,-
Analisis yang digunakan adalah Sebagian besar wisatawan adalah
analisis potensi objek dan atraksi pegawai, baik pegawai negeri sipil
maupun pegawai swasta (51 res- Tabel 3. Penilaian Potensi Objek dan Atraksi Wisata
ponden). Kelompok wisatawan ter- Peubah Bobot Kategori Nilai
Aksesibilitas 20 % Jalan primer dekat, mudah dicapai, kondisi baik 4
sebut berusia 20-30 tahun (46 res- Jalan sekunder, kondisi sedang 3
ponden). Kelompok wisatawan ter- Jalan tersier, kondisi sedang 2
Tidak ada akses 1
sebut mengunjungi kawasan wisata Objek dan Atraksi 30 % Semua atraksi bernilai tinggi 4
untuk refreshing. Objek wisata yang Wisata Atraksi sedang-tinggi 3
Atraksi sedang-rendah 2
paling sering dikunjungi adalah Tidak terdapat objek dan atraksi 1
Jatiluhur Water World yaitu seba- Letak dari Jalan 10 % Dekat (<1 km) 4
Utama Sedang (1-3 km) 3
nyak 32 responden dengan lama Cukup jauh (3-5 km) 2
berkunjung 1-6 jam. Jauh (>5 km) 1
Fasilitas Wisata 10 % Tersedia, lengkap, kualitas baik, terawat 4
yang Tersedia 3
3. Analisis Preferensi Wisatawan Ada beberapa, cukup terawat
2
Ada beberapa, kurang terawat
1
Adapun mengenai preferensi wisata- Tidak tersedia
Dampak Kerusakan 30 % Keberadaan objek dan atraksi sangat selaras 4
wan terhadap penataan lanskap terhadap Keberadaan objek dan atraksi cukup selaras 3
yang akan direncanakan, hampir Lingkungan Keberadaan objek dan atraksi kurang selaras 2
Keberadaan objek dan atraksi tidak selaras 1
sebagian besar responden meng- Sumber: Inskeep (1991); Rosmalia (2008); modifikasi.
inginkan aktivitas wisata di ruang
terbuka (98 responden) yang didu- Tabel 4. Pembagian Zona pada Sintesis
kung fasilitas penunjang wisata. Zona Ruang/Fungsi Deskripsi
Potensi Penerimaan Zona ini berada pada kawasan yang memiliki nilai sumberdaya
Selain itu, sebagian besar dari res- Rendah Pelayanan dan wisata rendah dan memiliki nilai kesesuaian yang kurang sesuai
ponden menyetujui dibangunnya penunjang wisata unrtuk dikembangkan menjadi zona wisata
Potensi Wisata pertanian, Zona ini yang berada pada kawasan dengan kombinasi karakter
sarana olahraga (83 responden) de- Sedang wisata teknologi/ alami dan buatan (man made), sehingga pengembangan menjadi
ngan fasilitas olahraga yang bera- agrowisata,wisata wisata semi alami.
air (wisata
gam. Mereka juga menyetujui diba- penunjang)
ngunnya trotoar untuk jalur pejalan Potensi Wisata alam Pada zona ini terdapat atraksi wisata yang memiliki nilai tinggi.
Tinggi (wisata inti) Ruang ini berada pada kawasan dengan vegetasi dominan
kaki (96 responden) dan jalur sepeda hutan/lanskap karakter alami sehingga dikembangkan menjadi
(57 responden). kawasan wisata alami.
DAFTAR PUSTAKA Perencanaan Tata Guna Lahan. Inskeep E. 1991. Tourism Planning: An
Yogyakarta: Gadjah Mada Uni- Integrated and Sustainable De-
Gold SM. 1980. Recreation Planning
versity Press. velopment Approach. VNR
and Design. New York: Mc
Tourism and Recreation Series.
Graw-Hill Book Company. Holden A. 2000. Environment and
New York: Van Nostrad Rein-
Tourism. London: Routledge.
Hadjowigeno S, Widiatmaka. 1968. hold.
Evaluasi Kesesuaian lahan dan