Sunteți pe pagina 1din 6

Anjuran Berlatih Memanah Dan Menembak

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: 'hendaknya kalian latihan


menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian'"

By Yulian Purnama 28 April 2013

25 12332 5

memanah

Sunnah Memanah Hadits Tentang Memanah Hadist Memanah Hadits


Memanah Belajar Memanah

Dicatat oleh Al Bazzar dalam Musnad-nya (1048), Al Athar dalam Juz-nya


(52), Ath Thabrani dalam Mujam Al Ausath (2093), dari jalan Hatim bin Laits,

: , : ,

: ,
:

dari Hatim bin Laits Al Jauhari, ia berkata: Yahya bin Hammad menuturkan kepada
kami, ia berkata: Abu Awwanah menuturkan kepada kami, dari Abdul Malik bin Umair,
dari Mushab bin Saad, dari ayahnya (Saad bin Abi Waqqash radhiallahuanhu) ia
berkata, Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda: hendaknya kalian latihan
menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian

Derajat Hadits

Hadits ini gharib, tidak ada jalan lain selain jalan ini.

Hatim bin Laits Al Baghdadi Al Jauhari. Al Khathib berkata: ia tsiqah tsabat mutqin
hafidz, sebuah pernyataan tadil yang tinggi derajatnya. Ad Dzahabi berkata: ia al
hafidz al muktsir ats tsiqah

Yahya bin Hammad. Abu Hatim Ar Razi berkata: ia tsiqah. Ibnu Hajar berkata: ia
tsiqah, ahli ibadah.

Abu Awwanah Al Wadhah bin Abdillah. Abu Hatim Ar Razi berkata: kitabnya shahih,
namun jika ia menyampaikan hadits dari hafalannya, sering salah. ia statusnya shaduq
dan tsiqah. ia lebih bagus hafalannya dari Hammad bin Salamah. Ibnu Hajar berkata:
ia tsiqah tsabat.

Abdul Malik bin Umair Al Farsi. Abu Hatim Ar Razi berkata: shalihul hadits namun
hafalannya berubah sebelum wafatnya. An Nasa-i berkata: laysa bihi basan. Ibnu
Hajar berkata: ia tsiqah, fasih, alim, namun hafalannya berubah dan terkadang
melakukan tadlis.

Mushab bin Saad bin Abi Waqqash. Ibnu Hajar berkata: ia tsiqah, sering
memursalkan hadits dari Ikrimah. Adz Dzahabi berkata: ia tsiqah.

Dari data di atas, nampaknya permasalahan ada pada Abdul Malik bin Umair Al Farsi. Al
Albani menyatakan: Abdul Malik bin Umair hafalannya berubah sebelum wafatnya
sehingga aku men-jazm-kan keshahihan sanad ini.

Adapun tentang ia disifati dengan tadlis, ini masih bisa ditoleransi karena hanya sedikit
saja tadlis yang ia lakukan. Sebagaimana diisyaratkan oleh Ibnu Hajar dengan
perkataan beliau terkadang melakukan tadlis.

Pernyataan beliau juga sejalan dengan yang diisyaratkan dalam komentar Al Mundziri
tentang hadits ini: diriwayatkan oleh Al Bazzar dan Ath Thabrani dalam Al Ausath, dan
sanadnya jayyid qawiy (At Targhib, 2/170). Sehingga tidak ada masalah yang tersisa
pada Abdul Malik bin Umair Al Farsi, dengan demikian ia tsiqah.

Kesimpulannya, derajat hadits ini shahih (diringkas dari Silsilah Ash Shahihah, 2/204-
205).

Faidah Hadits

Al Munawi rahimahullah menjelaskan:

hendaknya kalian latihan menembak, yaitu dengan panah

karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian, maksudnya ia adalah lahwun
yang paling baik bagi kalian. Asalnya, maknanya lahwun adalah relaksasi jiwa dengan
melakukan sesuatu yang tidak ada tujuan khususnya. dan (dalam bahasa arab) alhaaniy
asy syai-i dengan alif, artinya hal itu telah menyibukkanku (Faidhul Qadir, 4/340). Dari
penjelasan Al Munawi ini, lahwun artinya sesuatu yang bisa merelaksasi jiwa dan
menyibukkan.

Makna ar ramyu secara bahasa:

ramaa asy syai-a artinya melempar sesuatu

: :

jika dikatakan ramaa anil quusi (busur panah) waalaiha ramyan artinya ia
menembakkan anak panah.

(lihat Mujam Al Washith)

Sehingga yang dimaksud hadits ini adalah melempar atau menembakkan sesuatu
yang bisa menjadi senjata melawan musuh, termasuk disini memanah, melempar
tombak, termasuk juga menembak dengan pistol atau senapan dan semacamnya. Andai
dianggap menembak dengan pistol (atau alat penembak modern lain) tidak termasuk ar
ramyu maka tetap dapat di-qiyas-kan dengannya karena memiliki illah yang sama.
Wallahualam.

Keutamaan skill menembak atau melempar dan anjuran untuk memiliki skill tersebut
secara umum. Dalil-dalil lain tentang hal ini sangat banyak, diantaranya:

Dari sahabat Uqbah bin Amir:

.
. .

Aku mendengar Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam berkhutbah di atas mimbar.


Tentang ayat dan persiapkanlah bagi mereka al quwwah (kekuatan) yang kalian
mampu (QS. Al Anfal: 60) Rasulullah bersabda: ketahuilah bahwa al quwwah itu adalah
skill menembak (sampai 3 kali) (HR. Muslim 1917)

Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Barangsiapa yang belajar menembak lalu ia melupakannya, maka itu termasuk


nikmat yang ia durhakai (HR Ath Thabrani dalam Mujam Ash Shaghir no.4309,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib 1294)

Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Lahwun (yang bermanfaat) itu ada tiga: engkau menjinakkan kudamu, engkau
menembak panahmu, engkau bermain-main dengan keluargamu (HR. Ishaq bin
Ibrahim Al Qurrab [wafat 429H] dalam Fadhail Ar Ramyi no.13 dari sahabat Abud Darda,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami 5498 )

Keutamaan skill menembak atau melempar dalam jihad fii sabiilillah. Dalil-dalil
tentang hal ini sangat banyak juga, diantaranya sabda Nabi Shallallahualaihi Wasallam:

Jika mereka (musuh) mendekat (maksudnya jumlah mereka lebih banyak dari
kalian), maka panahlah mereka terus-menerus (HR. Bukhari 3985)

Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Kelak negeri-negeri akan ditaklukkan untuk kalian, dan Allah mencukupkan itu semua
atas kalian, maka janganlah salah seorang diantara kalian merasa malas untuk
memainkan panahnya (HR. Muslim 1918)

Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

:
:

Barangsiapa yang menembak satu panah yang mengenai musuh dalam jihad fii
sabilillah, baginya satu derajat di surga. (Abu Najih As Sulami -perawi hadits- berkata)
Dan panahku hari ini mengenai musuh sebanyak 16x. Aku juga mendengar Rasulullah
bersabda: Barangsiapa yang menembak satu panah dalam jihad fii sabiilillah setara
dengan memerdekakan budak (HR. An Nasa-i 3143, dishahihkan Al Albani dalam
Shahih An Nasa-i)

Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:


Barangsiapa yang menembak satu panah kepada musuh baik kena atau tidak kena,
pahalanya setara dengan memerdekakan budak (HR. Ibnu Majah 2286, dishahihkan Al
Albani dalam Shahih Ibni Majah)

Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

Barangsiapa yang menembak satu panah dalam jihad fii sabilillah ia mendapat satu
cahaya di hari kiamat kelak (HR. Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra no.17035,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib 1292)

Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits

ketahuilah bahwa al quwwah itu adalah skill menembak

beliau menjelaskan: Dalam hadits ini dan hadits-hadits lain yang semakna ada
keutamaan skill menembak serta keutamaan skill militer, juga anjuran untuk memberi
perhatian pada hal tersebut dengan niat untuk jihad fii sabiilillah. Termasuk juga latihan
keberanian dan latihan penggunaan segala jenis senjata. Juga perlombaan kuda, serta
hal-hal lain yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maksud dari semua ini adalah untuk
latihan perang, mengasah skill dan mengolah-ragakan badan (Syarh Shahih Muslim,
4/57).

Ali Al Qari ketika menjelaskan hadits

Kelak negeri-negeri akan ditaklukkan untuk kalian, dan Allah mencukupkan itu semua
atas kalian, maka janganlah salah seorang diantara kalian merasa malas untuk
memainkan panahnya

beliau menjelaskan:

Al Muzhahir berkata, maksudnya orang Romawi sebagian besar dalam perang


mereka menggunakan panah. Maka hendaknya kalian belajar memanah sehingga bisa
menandingi orang Romawi lalu Allah akan membuka negeri Romawi untuk kalian dan
mencegah keburukan orang Romawi atas kalian. Dan jika Romawi sudah ditaklukkan,
janganlah tinggalkan latihan memanah dengan berkata, kita sudah tidak butuh lagi skill
memanah untuk memerangi mereka. Jangan begitu, bahkan pelajarilah terus-menerus
skill memanah karena itu akan kalian butuhkan selamanya.

Al Asyraf berkata, Tidak selayaknya kalian malas belajar memanah sampai tiba
waktunya untuk menaklukan negeri Romawi, maka Allah pasti menolong kalian untuk
menaklukannya. Ini adalah dorongan dari Rasulullah Shalawatullah alaihi untuk berlatih
memanah. Artinya, bermain-main dengan panahan itu tidak terlarang.

Ath Thibi berkata, Nampaknya pandangan yang kedua lebih tepat karena huruf fa
dalam kalimat adalah fa sababiyyah. Seolah-olah beliau berkata, Allah Taala
sebentar lagi akan membukan negeri Romawi untuk kalian dan mereka itu ahli
memanah. Dan Allah akan mencegah makar mereka atas kalian dengan sebab skill
memanah kalian. Oleh karena itu janganlah kalian malas untuk menyibukkan diri dengan
panah kalian. Artinya, hendaknya kalian bersemangat dalam perkara panah-memanah,
berlatihlah dan pegang skill tersebut dengan gigi geraham. Sampai ketika tiba waktunya
untuk memerangi Romawi, kalian sudah hebat dalam hal itu. Sebab dianjurkan
menjadikan panahan sebagai lahwun karena adanya kecenderungan untuk menyukai
latihan memanah juga menyukai pertandingan dan perlombaan memanah. Karena jiwa
manusia itu punya kecenderungan besar kepada perkara-perkara lahwun (Mirqatul
Mafatih, 6/2499).

Islam sangat menganjutkan umatnya untuk memiliki skill yang dapat digunakan untuk
melawan musuh.

Bermain itu perkara mubah, namun hendaknya memilih permainan yang bermanfaat
dalam pandangan syari.

Wallahualam bis shawab

Penulis: Yulian Purnama

Artikel Muslim.Or.Id

Sumber: https://muslim.or.id/13849-anjuran-berlatih-memanah-dan-menembak.html

S-ar putea să vă placă și