Sunteți pe pagina 1din 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini
karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai
faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan
yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup
sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi
ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit
infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia.
Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang
hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90
mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa
terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala - gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat
mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal, aorta,pembulu darah
perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu
memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti
hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat
lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan
atau saat periksa ke dokter.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.

Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan
Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing - masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial
: suami, istri, anak, kakak dan adik
d. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
3. Ciri cirri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
4. Macam macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga
a. Tradisional :
1) The nuclear Family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan
diri
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
5) The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
6) The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya
11)The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
2) The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak
bersama
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

5) Gay and lesbian families


Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

5. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:

a. Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
Membina hubungan intim yang memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5
tahun :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,
sehingga keluarga sangat sibuk :
Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-
7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. Konsep Dasar Hipertensi


1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan
kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.
Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90%
penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi
sekunder.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita
hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak
ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam
arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang
pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap
denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan
banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih
kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol
seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer,
didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada
kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam
terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga
melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan
darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi
dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi
dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume
darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal.
3. Menifestasi Klins Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka
merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal,
pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan.
4. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/
EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat
konversi rennin angitensin.
6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal,
pecahnya pembuluh darah otak.
BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.J Pada
Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Remaja
A. Pengkajian
1. Data Umum
Nama Keluarga (KK) : Tn. Jasmiri
Umur : 42 th
Alamat : Jl.Pulau Buton Gg.Selada II No.44
No Telp : 081369414221
Komposisi Keluarga :
No Nama Sex Hub Umur Pend Job Status Kesehatan
1 Jasmiri L Suami 42 SMA Wiraswasta Sehat
2 Wiraswati P Istri 40 SMA IRT Sakit
3 Jesi Okta YS P Anak 17 SMP Pelajar Sehat
4 Riski L Anak 10 SD Pelajar Sehat
Kurniawan
5 Andri L Adik 24 SMA Wiraswasta Sehat
6 Ashari L Adik 18 SMA Pelajar Sehat

2. Genogram : Genogram 3 Generasi

: Laki-laki Meninggal : Perempuan Meninggal

: Laki-laki : Perempuan : Sakit

3. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.
4. Suku Bangsa
Lampung Indonesia, Tn J berasal dari Sungkai
5. Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam
6. Status Sosial Keluarga
Penghasilan keluarga Rp. 5.000.000,- /bln
7. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
8. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja
9. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ditemukan tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, anak pertama berusia
17 th dan yang kedua berusia 10 th masih bersekolah masing-masing SMA dan SD Tn J dan
Ny.S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak
tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.
10. Riwayat keluarga inti
Ny. S mengatakan memiliki riwayat darah tinggi dari orang tuangnya dan beberapa minggu
yang lalu Ny. S sempat mengalami penyakit hipertensi dengan gejala nyeri kepala bagian
tengkuk dan badan terasa berat setelah diperiksa oleh petugas kesehatan.
11. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. S adalah anak dari 9 bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup. Tn.J adalah Anak
kedua dari 5 saudara dan masih hidup.
12. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Luas rumah 10x19 m dan rudah menjadi rumah milik sendiri dalam bentuk permanen,
dinding tembol semen,lantai keramik dan memiliki sirkulasi udara yang cukup baik untuk
semua ruangan, jarak sumur dan septi teng 7m.
b. Karakter tetangga dan komunitas RW
Hubungan antar tetangga n. J cukub baik, saling tolong menolong bila ada kegiatan
gotong royong atau ketika ada yang sedang membangun rumah.
13. Mobilitas geografis keluarga
Semenjak tahun 2000 sampai sekarang keluarga Tn. J sudah menjadi penduduk asli
ditempatnya sekarang.
14. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. J tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan
kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan
baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif
dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.
15. Sistem pendukung keluarga
Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-
kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya. Tn.J juga membantu serta mencarikan
pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan
yang mendukung).
16. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan menggunakan bahasa lampung dan
mendapat informasi kesehatan dari petugas kesehatan maupun media elektronik
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.J menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga
c. Struktur peran
Tn. J sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga
Ny.S sebagai istri yang mengatur dan melakukan pekerjaan di dalam rumah
An. O sebagai anak pertama sekolah di SMA klas 3
An. R sebagai anak kedua sekolah SD kelas 5
d. Nilai dan Norma Keluarga
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapet mempengaruhi penyakit menurut
mereka ny.S sakit karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu
sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatan ke dokter.
17. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Ny.S dan Tn.J menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan
saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil
antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga
berbaikan lagi
b. Fungsi Sosial
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara
awam,saat Ny.Skelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga
keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih
belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.
18. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor Jangka Pendek dan panjang
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya
dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,
sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor
Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak
menjadi anak yang berguna.
c. Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali
bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap
anaknya.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan
19. Harapan Keluarga
Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik.
B. Analisa Data

Data Masalah Keperawatan


DS : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
Ny. S mengatakan nyeri kepala, kebutuhan tubuh
mual, lemas dan nafsu makan
menurun
DO :
Ny.S terlihat lemas
Ny.S makan 2x/hari habis porsi
dan terladang tidak habis
Mukosa bibir tampak kering
DS : Hipertensi
Klien mengatakannyeri kepala
bagian tengkuk dan terasa berat dan
lemas
Ny.S mengatakan menderita
penyakit hipertensi sejak beberapa
bulan yang lalu sempat berobat jalan
di klinik terdekat
Karena sudah sehat ny.S jarang lagi
memeriksa ke dokter meskipun
hanya sekedar periksa
Ny.S mengatakan jarang berolahraga
Ny.S suka mengkonsumsi makanan
berlemak
Tn.J mengatakan bahwa ny.s sudah
byasa seperti itu
DO :
Ny.S tampak lemas
TD : 140/100 mmHg, HR : 88x/m,
RR : 24x/m, T : 36,5C
DS : Cemas
Klien mengatakan khawatir tensinya
semakin tinggi
Keluarga kurang memahami cara
mengenal masalah ny.S yang
khawatir tensinya akan bertambah
tinggi
Keluarga mengatakan kurang
memahami cara merawat ny.S
DO :
Ny.S tampak gelisah dan bingung
Wajah ny.S terkadang tampak pusat

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pad any. S keluarga
Tn.J b.d kurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
anggota keluarga yang sakit
2. Hipertensi pad any.S keluarga Tn.J b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatan
3. Gangguan rasa aman (cemas)terhadap komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga
merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi

D. Prioritas Masalah
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pad any. S keluarga
Tn.J b.d kurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Nilai Skor Rasional


1 Sifat Masalah (1) 3/3 x 1 1 Masalah adalah
a. Gangguan kesehatan (3) keadaan yang sudah
b. Ancaman kesehatan (2) terjadi dan perlu di
c. Bukan Masalah (1) lakukan tindakan
segera.
2 Kemungkinan masalah 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang
dapat diubah ada dan tindakan
a. Mudah (2) untuk me-mecahkan
b. Sedang (1) masalah dapat
c. Sulit (0) dijangkau keluarga.
3 Potensi masalah dapat 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat
diatasi dicegah untuk tidak
a. Tinggi (3) memper-buruk
b. Cukup (2) keadaan dapat
c. Rendah (1) dilakukan Ny.S dan
keluarga dengan
memperbaiki perilaku
hidup sehat.
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari
a. Dirasakan oleh keluarga adanya masalah tetapi
dan perlu diatasi tidak didukung
(2) dengan pemahaman
b. Dirasakan oleh keluarga yang ade-kuat tentang
tetapi tidak perlu segera karakteristik penyakit
diatasi .
(1)
c. Tidak dirasakan oleh
keluarga
(0)
Total Skor 3
3/3

2. Hipertensi pad any.S keluarga Tn.J b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatan

No Kriteria Nilai Skor Rasional


1 Sifat Masalah (1) 3/3 x 1 1 Adanya ancaman
d. Gangguan kesehatan (3) keseha-tan tetapi
e. Ancaman kesehatan (2) tidak perlu ditangani
f. Bukan Masalah (1) segera.
2 Kemungkinan masalah 1/2x 2 1 membawa Ny.S ke
dapat diubah pelayanan kesehatan
d. Mudah (2) untuk mendapatkan
e. Sedang (1) pengobatan dan
f. Sulit (0) perawatan.
3 Potensi masalah dapat 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias
diatasi dilakukan dengan
d. Tinggi (3) menjaga pola hidup
e. Cukup (2) dan pola makan.
f. Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa
d. Dirasakan oleh keluarga menerima keadaan
dan perlu diatasi mereka saat ini
(2) meskipun belum
e. Dirasakan oleh keluarga stabil.
tetapi tidak perlu segera
diatasi
(1)
f. Tidak dirasakan oleh
keluarga
(0)
Total Skor 3
2/3

3. Gangguan rasa aman (cemas)terhadap komplikasi b.d ketidakmampuan keluarga


merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi

No Kriteria Nilai Skor Rasional


1 Sifat Masalah (1) 3/3 x 1 1 Rasa cemas
g. Gangguan kesehatan (3) menyebabkan
h. Ancaman kesehatan (2) peningkatan TD yang
i. Bukan Masalah (1) dapat memperburuk
masalah
2 Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Pemberian penjelasan
diubah tepat dapat membantu
g. Mudah (2) menurunkan rasa
h. Sedang (1) cemas
i. Sulit (0)
3 Potensi masalah dapat diatasi 2/3 x 1 2/3 Penjelasan dapat
g. Tinggi (3) membantu
h. Cukup (2) mengurangi rasa
i. Rendah (1) cemas
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari
g. Dirasakan oleh keluarga dengan mematuhi
dan perlu diatasi yang dianjurkan dapat
(2) mengurangi rasa
h. Dirasakan oleh keluarga cemas ny.S
tetapi tidak perlu segera
diatasi
(1)
i. Tidak dirasakan oleh
keluarga (0)
Total Skor 2/3

E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


7 Januari 2016
N Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana
Umum Khusus Kriteria Standar
o Keperawatan Tindakan
1 Gangguan Setelah Setelah Verbal Mengetahui 1. Memberitah
pemenuhan n di di Pasien da tentang u pasien
lakukan pentingnya
utrisi kurang lakukan n dan
tindakan keluarga nutrisi bagi
dari diharapk kunjunga tubuh. keluarga
bisa
kebutuhan an n memaha Megetahui betapa
kebutuha komposisi
tubuhpada sampai 1 mi materi pentingnya
n yang di nutrisi yang
Ny.S nutrisiny hari seimbang. untuk tetap
berikan.
keluarga Tn.J a pasien selama menjaga
terpenuh
b.dkekurange 30 menit kebutuhan
i secara
fektifan semiban diharapk nutrisi
keluarga g an walau saat
dalam pasien d sakit.
2. Memberitah
membantu an
u keluarga
memenuhi keluarga
dan pasien
kebutuhan mampu
tentang
nutrisi memaha
komposisi
keluarga mi
nutrisi yang
yang sakit tentang
seimbang.
pentingn
3. Memberitah
ya
u keluarga
nutrisi.
supaya
lebih aktif
dalam
membantu
Ny.S dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisinya
nya secara
parsial,
perlahan-
lahan
sambil
melatih
pasien agar
mampu
melaksanak
annya
secara
mandiri.
Setelah Prilaku Makan 3x 1. Menjelaska
di Pasien sehariporsi n
lakukan mampu habis tanpa bagaimana
makan
kunjunga bantuan pentingnya
dan
n minum Minum air nutrisi bagi
sampai 1 Secara putih 8 tubuh dan
-2 hari seimbang gelas sebagai
selama perhari penunjang
30 menit tanpa kesembuha
diharapk bantuan n penyakit.
2. Memotivas
an
i Ny.S
pasien
untuk
mampu
melakukan
makan 3
aktifitas
x/hari
tersebut.
porsi
3. Membantu
habis da
keluarga
n
supaya
minum 8
lebih aktif
gelas
dalam
air / hari.
membantu
Ny.S dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisinya
secara
parsial,
sampai
tujuan
terpenuhi.
2 Hipertensi Setelah 1. Setela Verbal P a. Pengertianh 1. Berrikan
pada Ny.S dilakuka h asien ipertensi pengetahua
b. Penyebab :
keluarga Tn.J n dilaku dapat n keluarga
Keturunan
berhubungan kunjung kan menyebut Kelelahan tentang
dengan an kunjun kan Kurang karakteristi
ketidakmamp keperaw gan 2- dengan olah raga k penyakit
Penyakit te
uan keluarga atan, 3 hari jelas dan hiprtensi
kanan darah
mengenal keadaan selama benar tinggi dan
karakteristik penyakit 30 Menjawab perawatann
penyakit dan Ny.S menit pertanyaan ya.
2. Mendiskusi
perawatannya berangsu Keluar dengan baik
kan
r ga dan benar.
bersama
membai dapat
tentang
k menge
karakteristi
nal ka-
k penyakit
rakteri
hipertensi
stik
dan
pen-
perawatann
yakithi
ya.
perten
3. Memberika
si
n
bimbingan
dengan
ilustrasi
menggunak
an brosur
dan
sebagainya.
4. Mendengar
kan dengan
seksama
sanggahan
yang
diajukan
keluarga.
5. Menanggap
i
pertanyaan
dengan
sabar.
6. Membimbi
ng keluarga
untuk
mengulangi
penjelasan
yang sudah
diberikan.
7. Berikan
pujian bila
keluarga
mampu
menjawab
dengan
baik dan
benar.
2. setelah Verbal Keputusan 1.Mendiskusika
dilaku Pasien yang dibuat n alternatif
memperh keluarga dan
kan untuk
Ny.S sendiri
kunjun atikan mengatasi
gan 2- dengan masalah
3 hari baik yaitu :
a. Penting
selama
30men nya
it berobat
Keluar teratur
ga ke
dapat sarana
memb kesehat
uat an.
b. Penting
kepu-
nya
tusan
kerjasa
yang
ma
tepat
dengan
tentan
petugas
g
kesehat
upaya
an.
pengo
c. Manfaat
batan
istirahat
Ny.S
dan olah
ke
raga
sarana
teratur
keseha 2. Berikan
tan dorongan
dan kepada
bersedi keluarga
a dan Ny.S
memb untuk
erikan membuat
perawa keputusan.
3. Beri pujian
tan
terhadap
yang
keputusan
baik
yang baik
dan
dan benar
benar.
sebaliknya
beri
koreksi
atas
keputusan
keliru
3. pada Perilaku melakukan 1.Menjelaska
akhir Pasien olah raga yang n manfaat
melaksan cukup
pertem evaluasi
akn apa - makan teratur
uan yang - meluangkan sewaktu-
Keluar sudah di waktu untuk waktu.
ajarkan istirahat dan
ga 2.Menjelaska
dengan refreshing.
sepaka baik n bahwa
t jika diskusi akan
diadak dilanjutkan
an jika hasil
evalua evaluasi tidak
si sesuai dengan
sewakt keputusan
u- yang telah
waktu. dibuat
keluarga.
3 1. Gangguan Setelah Setelah Demonstr Adanya usaha 1. Berikan
rasa aman dilakuka dilakuka asi untuk tidur penjelasan
(cemas)ter sesuai
n n pada keluarga
hadap kebutuhan
tindakan kunjunn - Periksa tentang diet
komplikasi
keperaw gan secara teratur yang sesuai
b.d
ke pelayanan
ketidakma atan rumah untuk
kesehatan
mpuan diharapk 3x -Ungkapan Ny penderita
keluarga S tidak takut
an rasa diharapa hipertensi
merawat -Wajah Ny S
takut kn yaitu diet
dan tamapak relaks
mengenal teratasi/h keluarga rendah
masalah ilang mampu garam,
anggota memberi rendah lemak
keluarga
dengan kan dan kolesterol
hipertensi perawata 2. Anjurkan
n pada pada keluarga
Ny. S untuk
mengkonsum
si makanan
sesuai dengan
diet
hipertensi
3.Anjurkan
pada keluarga
untuk jadwal
tidur Ny. S
4.Anjurkan
kepada
keluarga
memeriksaka
n Ny S secara
teratur

F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


N Diagnosa Tanggal /Jam Implementasi Evaluasi
o (SOAP)
1 Gangguan pemenuhan nutrisi Tgl 30-12-2016 Mengucapk S:
kurang dari kebutuhan tubuh Jam 08.30- an salam Keluarga
09.00 Memvalidas menjawab
pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
Sampai i keadaan salam
kekurangefektifan keluarga Tgl. 30-12- keluarga Tn.A
dalam membantu memenuhi 2016 jam Mengingatk mengatakan
kebutuhan nutrisi keluarga an kontrak Ny.S masih
08.30-09.00
Menjelaska mual, pahit di
yang sakit.
n tujuan mulut, dan
belum bisa
TUK sepenuhnya
1. Memberitah menghabiskan
u kepada pasien porsi
dan keluarga makannya.
betapa Keluarga
pentingnya menyetujui
menjaga pertemuan saat
keseimbangan ini selama 30
nutrisi menit tentang
walaupun saat pentingnya
sakit. pemenuhan
2. Memberitah nutrisi dan
u pasien dan komposisi
keluarga tentang seimbangnya.
komposisi Keluarga
nutrisi yang mengatakan
seimbang. sudah faham
3. Memberikan tentang proses
kesempatan membantu
pada keluarga pemenuhan
untuk bertanya nutrisi Ny.S.
dan mengulangi O:
penjelasan apa Keluarga
yang sudah kita kooperatif dan
ajarkan. aktif saat
4. Memberitah dijelaskan.
u keluarga untuk
Keluarga
lebih aktif dalam
mendengarkan
membantu
penjelasan yang
pemenuhan
diberikan.
kebutuhan
Keluarga
nutrisi secara
membantu
parsial.
proses
5. Memberikan
pemenuhan
motivasi pasien
kebutuhan
dan membantu
nutrisi Ny.S
anggota
sampai
keluarga untuk
akhirnya bisa
membantu Ny.S
makan dan
perlahan-lahan
minum.
memenuhi
kebutuhan Ny.S
nutrisi sampai belum
tujuan tercapai. menghabiskan
seluruh porsi,
tapi 2/3 porsi
dan minum
kurang lebih 5
gelas/hari.
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi.

2 Hipertensi pada Ny.S Tgl 31-12-2016 Mengucapk S:


keluarga Tn.A berhubungan Jam 08.30- an salam Keluarga
09.00 Memvalidas menjawab
dengan ketidakmampuan
i keadaan salam
keluarga mengenal keluarga Tn.A
karakteristik penyakit dan Mengingatk mengatakan
perawatannya an kontrak Ny.S masih
Menjelaska sedikit pusing
n tujuan dan belum bisa
TUK sepenuhnya
1. Memberikan melakukan
pendidikan aktifitas.
kesehatan Keluarga
tentang menyetujui
Hipertensi yang pertemuan saat
meliputi: ini selama 30
- Pengertian menit tentang
hipertensi pentingnya
- Tanda dan aktifitas sehari-
gejala hari.
- Penyebab Keluarga
dan pencegahan dan pasien
2. Memeberika mengatakan
n masukan belum
/saran kepada sepenuhnya
keluarga untuk memahami apa
membawa Ny.S itu yang
untuk berobat ke berkaitan
pelayan dengan
kesehatan hipertensi.
sebagai Keluarga
keputusan yang sudah
baik. membawa Ny.S
3. Mengajukan ke dokter yang
kontrak waktu biasa di
pada akhir kunjungi.
pertemuan untuk O:
di lakukan Keluarga
evaluasi kooperatif dan
keadaan Ny.S aktif saat
dan keluarga. dijelaskan.
Keluarga
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan.
Ny.S masih
terlihat sedikit
lemas , tapi
sudah agak
lebih baik.
TD:
130/90mmHg
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi
sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung
(etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer
tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut.
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat
seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC


Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

S-ar putea să vă placă și