Sunteți pe pagina 1din 9

PERMAINAN TRADISIONAL 3 JADI TERHADAP PROGRESIFITAS DEMENSIA

PADA LANSIA DI KABUPATEN MOJOKERTO


Nova Farkhatus Sholikhah, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
e-mail : nova.sholikhah@gmail.com
Joni Haryanto, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
e-mail : joni.h.unair@gmail.com
Andri Setiya Wahyudi, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
e-mail : andry_remas@yahoo.co.id

ABSTRACT

Elderly at risk of dementia is caused by a decline in cognitive function. Dementia is also


followed by depression syndrome. Intervention traditional game 3 jadi used to train cognitive
function and reduces depression of elderly. The traditional game 3 jadi is one form of transmissive
reminiscence therapy that use the culture has been known by the people of Dusun Kedungsumur.
The study aim to analyze effect of the traditional game 3 jadi against the progression of dementia
in the elderly.
Design of research was quasy experimental study. The target population were 15.341
respondents in Kabupaten Mojokerto. The independent variable was the traditional game 3 jadi.
The dependent variable was cognitive and depression level. Data was collected using ECAQ
(Elderly Cognitive Assessment Questionnaire) and GDS (Geriatric Depression Scale). The
statistical analysis used were Independent T-Test and Paired T-Test with a significance level of
0.05.
Statistical test results Paired T-Test for cognitive was p = 0.010 and depression was p =
0.000. Statistical test results Independent T-Test for cognitive was p = 0.003 and depression was p
= 0.000 so that the results showed that there were significant traditional game 3 jadi against the
progression of dementia.
It can be concluded that the effect of the traditional game 3 jadi against the progression of
dementia is very strong. Elderly will be get increased cognitive level and decline depression level
to satisfy their need for self care after finished their game.

Keywords : Traditional game, 3 Jadi, dementia, reminiscence

PENDAHULUAN Mojokerto. Manfaat dari permainan tradisional 3


Proses penuaan merupakan proses yang jadi yaitu membantu dalam mengasah
alami yakni bertambahnya umur seseorang kemahiran berfikir secara logika, membina
(World Heath Organization, 2010). Proses strategi, meningkatkan daya konsentrasi, dan
penuaan terjadi beberapa perubahan aspek melatih kemampuan motorik halus (Spitz, 1977;
fisik, psikologi, sosial, dan spiritual. Perubahan Prasetyono, 2015).
beberapa fungsi tubuh dapat menimbulkan Jumlah lansia demensia di dunia tahun
berbagai penyakit, salah satunya adalah 2010 terdapat 36 juta lansia yang mengalami
demensia (Satku, 2007). Demensia merupakan demensia. Jumlah tersebut akan bertambah
sindrom yang dapat bersifat kronik maupun dua kali lipat setiap 20 tahun yakni tahun 2030
progresif yang mana terdapat kemunduran menjadi 66 juta lansia demensia (Prince, 2015).
dalam hal fungsi kognitif (kemampuan dalam Jumlah lansia tahun 2015 di Asia terdapat
proses berpikir). Demensia dapat diatasi 485,83 juta lansia berusia lebih dari 60 tahun
dengan terapi non-farmakologi yaitu terapi sedangkan lansia yang mengalami demensia
kenangan (reminiscence). sebanyak 22,85 juta jiwa. Tahun 2030
Terapi reminiscence transmisif, diperkirakan akan meningkat menjadi 38,53 juta
mengedepankan terapi kenangan dengan jiwa (Prince, 2015). Penduduk lansia di
menggunakan budaya yang telah ada di Indonesia yang berusia 60 tahun keatas pada
masyarakat (Wong & Watt, 1991). Peneliti tahun 2013 mencapai 8,9% dan diperkirakan
menggunakan permainan tradisional 3 jadi akan meningkat pada tahun 2050 menjadi
dikarenakan jenis permainan tersebut telah 21,4% (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
dikenal baik oleh masyarakat Kabupaten Proporsi lansia dengan demensia di Indonesia

60
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 61

yaitu 15% dari jumlah lansia (Hartati & penelitian ini adalah lansia demensia di
Widayanti, 2010). Kabupaten Mojokerto sebanyak 15.341 lansia
Data awal survey di Puskesmas Kupang dari 18 kecamatan. Kecamatan Jetis
yang terdiri dari 9 desa, Desa Canggu merupakan kecamatan dengan lansia tertinggi
merupakan desa dengan jumlah lansia yakni 1039 lansia (16 desa). Desa Canggu
terbanyak yaitu 798 orang (usia 60 tahun). merupakan desa tertinggi dengan jumlah lansia
Peneliti melakukan wawancara dengan bidan yakni 120 lansia dari 8 dusun. Dusun
Desa Canggu, Dusun Kedungsumur Kedungsumur terpilih menjadi lokasi penelitian
merupakan dusun dengan lansia terbanyak dikarenakan memiliki jumlah lansia terbanyak.
yaitu 100 lansia. Hasil wawancara dengan 100 Populasi terjangkau (telah memenuhi
lansia yang dilakukan dengan metode door to kriteria inklusi dan eksklusi) di Dusun
door dan mendatangi perkumpulan PKK Kedungsumur sebanyak 36 orang. Kriteria
sehingga mendapatkan 36 lansia yang inklusi dalam penelitian adalah : lansia dengan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 36 usia 60 - 74 tahun, berada dalam keluarga,
lansia, 6 lansia memliki nilai kognitif 1 yang memiliki nilai kognitif 3, yang diukur
memiliki arti bahwa lansia mengalami menggunakan Clock Drawing Test (CDT),
gangguan kognitif berat, 18 lansia memiliki nilai dapat bermain permainan 3 jadi, bersedia
kognitif 2 dengan intepretasi gangguan kognitif mengikuti kegiatan intervensi secara penuh,
sedang, serta 12 lansia memliki nilai kognitif 3 bersedia untuk diteliti. Kriteria eksklusi : Lansia
(gangguan kognitif ringan) yang dikukur memiliki gangguan fungsi luhur sistem saraf
menggunakan clock drawing test. pusat (stroke, Alzheimer, Parkinson, dan
Huang (2015) menjelaskan bahwa lansia trauma kepala) dan memiliki riwayat gangguan
demensia memiliki masalah dengan aspek jiwa.
kognitif dan tingkah laku serta diikuti dengan Responden tiap kelompok dipilih melalui
penurunan aktivitas fisik, mental, gangguan probability sampling dengan teknik simple
fungsi sosial, dan penurunan kualitas hidup. random sampling. Besar sampel dalam
Gangguan tingkah laku dan fungsional pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 20 lansia
demensia merupakan penyebab dengan pembagian 10 lansia per kelompok.
ketergantungan lansia pada orang disekitarnya Variabel independen yang digunakan
serta memberikan dampak terhadap kualitas dalam penelitian ini adalah permainan
hidup bagi lansia maupun keluarga (Cotelli, tradisional 3 jadi. Variabel dependen yang
2012). digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat
Terapi kenangan merupakan salah satu kognitif dan tingkat depresi.
terapi non-farmakologi. Terapi kenangan Instrumen untuk mengukur variabel
merupakan sistem perawatan yang melibatkan dependen yaitu tingkat kognitif menggunakan
penerimaan dan sikap empati pada lansia lembar pemeriksaan Elderly Cognitive
tentang ingatan dan pengalaman masa lalu, Assessment Questionnaire (ECAQ) dengan
memiliki efek bahagia, serta mengurangi jumlah 10 butir pertanyaan dan tingkat depresi
depresi serta meningkatkan fungsi kognitif pada menggunakan Geriatric Depression Scale
lansia (Nakamae, 2014). dengan jumlah pertanyaan sebanyak 30 butir.
Terapi tersebut mengingatkan lansia pada Instrumen penelitian untuk variabel independen
kenangan masa lalu yang membahagiakan, (permainan tradisional 3 jadi) menggunakan
salah satunya dengan bermain. Permainan SAK (Satuan Acara Kegiatan).
tradisional 3 jadi dimainkan saat masa anak- Lokasi penelitian dilakukan di Dusun
anak (sekolah dasar) sehingga lansia akan Kedungsumur, Desa Canggu Kecamatan Jetis,
mengingat masa-masa bahagia dan dapat Kab. Mojokerto. Penelitian dilaksanakan
mengurangi depresi dari para lansia dengan selama 3 minggu mulai tanggal 07-24 Juni
demensia. Permainan tersebut dapat 2016. Pre test dilakukan menggunakan
mengasah strategi, meningkatkan daya kuesioner ECAQ dan GDS pada kelompok
konsentrasi, dan berfikir secara logika. Oleh control dan perlakuan yakni satu hari sebelum
karena itu, peneliti ingin meneliti tentang diberikan perlakuan permainan tradisonal 3
pengaruh permainan tradisional 3 jadi terhadap jadi. Permainan tradisonal 3 jadi dilakukan pada
progresifitas demensia (perubahan tingkat kelompok responden dengan jumlah babak
kognitif dan tingkat depresi lansia). yakni 5 kali putaran, kegiatan dilaksanakan
METODE sebanyak 9 kali selama 3 minggu dengan
Desain penelitian yang digunakan adalah frekuensi 3 kali per minggu. Responden
Quasy-Eksperiment. Populasi target pada bermain secara berpasangan yakni terdapat 5
62 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika

pasangan. Selama proses pelaksanaan Data yang terkumpul diolah dengan


intervensi, peneliti mengobservasi lansia membuat penilaian pada kuesioner ECAQ dan
menggunakan log book. Post test dilakukan GDS, kemudian dilakukan coding, tabulasi
satu hari setelah intervensi terakhir dengan data, dan dianalisis data dengan menggunakan
menggunakan kuesioner ECAQ dan GDS pada uji statistik Paired T-Test dan Independent T-
kedua kelompok kemudian menganalisa hasil. Test.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Karakteristik responden di Dusun Kedungsumur Kabupaten Mojokerto
Kontrol Perlakuan Jumlah
No Karakteristik
f(x) (%) f(x) (%) f(x) (%)
1. Usia
a. 60-65 th 7 70 3 30 10 50
b. 66-70 th 1 10 4 40 5 25
c. 71-74 th 2 20 3 30 5 25
Independent T-Test p = 0.196
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 3 30 4 40 7 35
b. Perempuan 7 70 6 60 13 65
Independent T-test p = 0.660
3. Pekerjaan terdahulu
a. Buruh 3 30 2 20 5 25
b. Wiraswasta 2 20 1 10 3 15
c. PNS 0 0 3 30 3 15
d. Tidak bekerja 5 50 4 40 9 45
Independent T-test p = 1.000
4. Tingkat Pendidikan
a. Tidak lulus SD 2 20 1 10 3 15
b. SD 5 50 5 50 10 50
c. SMP 1 10 1 10 2 10
d. SMA 2 20 0 0 2 10
e. Perguruan Tinggi 0 0 3 30 3 15
Independent T-Test p = 0.320

Tabel 2. Perbedaan Kognitif dan Depresi Sebelum Diberikan Permainan Tradisional 3 Jadi
Kognitif Depresi
Kelompok
Jumlah Mean SD p Value Jumlah Mean SD p Value
Kontrol 10 5.60 1.647 10 14.60 4.719
0.688 0.444
Perlakuan 10 5.30 1.636 10 13.30 2.312

Tabel 3. Perbedaan Kognitif dan Depresi Setelah Diberikan Permainan Tradisional 3 Jadi
Kognitif Depresi
Kelompok
Jumlah Mean SD p Value Jumlah Mean SD p Value
Kontrol 10 4.30 1.059 10 15.90 4.012
0.003 0.000
Perlakuan 10 6.00 1.155 10 8.00 2.039

Tabel 4. Perbedaan Kognitif dan Depresi Pre-test dan Post-test pada Responden Kelompok
Perlakuan
Kognitif Depresi
Tes
Jumlah Mean SD p Value Jumlah Mean SD p Value
Pre-test 10 5.30 1.636 10 13.30 2.312
0.010 0.000
Post-test 10 6.00 1.155 10 8.00 2.039
Tabel 1 membahas tentang karakteristik kedua kelompok didominasi oleh perempuan.
responden kedua kelompok. Kelompok kontrol Kelompok kontrol sebanyak 70% dan kelompok
didominasi oleh lansia berumur 60-65 th perlakuan sebanyak 60%. Pada kelompok
sebanyak 70% sedangkan pada kelompok pekerjaan terdahulu, responden terbanyak
perlakuan usia lansia didominasi umur 65-70 th adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 50% untuk
yaitu sebanyak 40%. Penggolongan kelompok kontrol dan 40% untuk kelompok
berdasarkan jenis kelamin pada tabel diatas, perlakuan. Mayoritas tingkat pendidikan pada
didapatkan bahwa responden lansia pada
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 63

responden kelompok kontrol maupun perlakuan tradisional 3 jadi dalam hal kognitif. Hasil post-
adalah SD sebanyak 50%. test tingkat depresi memiliki perbedaan yang
Uji kesetaraan dilakukan untuk melihat signifikan yakni p = 0.000 sehingga dapat
kesetaraan data demografi responden dari disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
kedua kelompok berbeda atau tidak yang depresi antara kelompok perlakuan dan
menggunakan uji statistik Independent T-Test. kelompok kontrol setelah diberikan permainan
Pada kelompok usia responden didapatkan tradisional 3 jadi.
hasil p = 0.196. Pada kelompok jenis kelamin Tabel 4 menjelaskan tentang rerata dan
responden, hasil uji statistik adalah p = 0.660. simpangan baku tingkat kognitif dan depresi
Kelompok pekerjaan terdahulu memiliki hasil uji pada responden kelompok perlakuan. Hasil uji
statistik p = 1.000. Tingkat pendidikan statistik Paired T-Test (membandingkan pre-
responden memiliki hasil uji statistik p = 0.320. test dan post-test kelompok perlakuan)
Hasil uji kesetaraan karakteristik responden didapatkan hasil p = 0.010 sehingga p<0.05.
yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
pendidikan, dan pekerjaan terdahulu pada tabel perbedaan antara nilai kognitif sebelum dan
5.1 menunjukkan bahwa p 0.05. Hal ini dapat sesudah dilakukan permianan tradisional 3 jadi.
disimpulkan bahwa data demografi antara Hasil yang didapatkan sesudah menggunakan
kelompok kontrol dan perlakuan adalah setara. uji statistik Paired T-Test (membandingkan hasi
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui pre-test dan post-test kelompok perlakuan)
bahwa hasil rerata tingkat kognitif pre-test adalah p = 0.000 sehingga p<0.05. Kesimpulan
kelompok perlakuan adalah 5.30 dengan dari hasil tersebut adalah terdapat perbedaan
simpangan baku 1.636 sedangkan kelompok antara nilai depresi sebelum dan sesudah
kontrol memiliki rerata 5.60 dengan simpangan diberikan permainan tradisional 3 jadi.
baku 1.647. Hasil rerata timgkat depresi pre-
test kelompok perlakuan adalah 13.30 dengan PEMBAHASAN
simpangan baku 2.312 sedangkan hasi rerata Uji yang dilakukan pada hasil pre-test
kelompok kontrol adalah 14.60 dengan dan pos-test kelompok perlakuan telah
simpangan baku 4.719. menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil
Hasil analisis menggunakan uji statistik yang didapatkan dari uji Paired T-Test pada
Independent T-Test (membandingkan hasil pre- kognitif dengan p = 0.010 serta hasil uji statistik
test antara kedua kelompok) didapatkan hasil p untuk tingkat depresi dengan p = 0.000.
= 0.688 sehingga p0.05. Hasil tersebut Berdasarkan data tersebut, rerata reponden
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sebelum permainan tradisional 3 jadi memiliki
antara tingkat kognitif kelompok kontrol dan gangguan kognitif sedang-berat dan depresi
kelompok perlakuan. Hasil analisis ringan. Hal tersebut disebabkan lansia masih
menggunakan uji statistik Independent T-Test belum menjalani kegiatan yang berhubungan
untuk membandingkan kedua kelompok dari dengan melatih kognitif lansia. Pada hasil tes
hasil pre-test didapatkan hasil bahwa p = 0.444 kognitif dan depresi yang dilakukan setelah
sehingga p0.05. Hasil tersebut menunjukkan permainan tradisional 3 jadi menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara tingkat bahwa tingkat kognitif menjadi rimgan serta
depresi kelompok kontrol dan kelompok tidak mengalami depresi.
perlakuan. Lansia yang mengalami gangguan
Berdasarkan tabel 3, hasil rerata tingkat memori ringan akan diikuti dengan depresi. Hal
kognitif post-test kelompok perlakuan adalah tersebut sejalan dengan penelitian yang
6.00 dengan simpangan baku 1.155 sedangkan dilakukan oleh Salary & Moghadam (2013)
nilai rerata kelompok kontrol adalah 4.30 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
dengan simpangan baku 1.059. Hasil rerata yang signifikan antara kognitif dan depresi yang
tingkat depresi post-test kelompok perlakuan disebabkan karena perubahan pada lobus
adalah 8.00 dengan simpangan baku 2.309 frontal sehingga memengaruhi emosi lansia.
sedangkan hasil rerata pada kelompok kontrol Penelitian lain yang dapat memperkuat adalah
adalah 15.90 dengan simpangan baku 4.012. penelitian yang dilakukan oleh Ganguli (2009)
Pada hasil Independent T-Test yang yang menjelaskan bahwa depresi memiliki
didapatkan dari hasil post-test kedua kelompok kontribusi yang erat terhadap perkembangan
didapatkan hasil bahwa p = 0.003 berarti penurunan fungsi kognitif yang progresif.
p<0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Penelitian yang dilakukan oleh Nakamae
terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan (2014) yang membuktikan bahwa Productive
dan kontrol setelah diberikan permainan Activities with reminiscence in Occupational
64 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika

Therapy (PAROT) dapat meningkatkan kognitif bekerja dapat mempercepat proses penuaan
lansia serta mengalami perubahan tingkat termasuk fungsi kognitif yang cepat menurun.
depresi. Penilaian dilakukan menggunakan Tingkat pendidikan yang telah ditempuh
CSSD (Cornell Scale for Depression in oleh lansia pun berpengaruh pada kognitif
Dementia) dan MOSES (Mukltidimensional lansia. Hal tersebut didukung penelitian yang
Observation Scale for Elderly Subjects). dilakukan oleh Khasanah & Ardiansyah (2012)
Penelitian lain yang dapat mendukung adalah menjelaskan bahwa semakin rendah tingkat
penelitan yang dilakukan oleh Woods (2012) pendidikan seseorang maka semakin tinggi
menunjukkan reminiscence group memiliki efek angka prevalensi demensia Alzheimer.
pada fungsi kognitif dan gejala depresi pada Semakin tinggi intelegensia dan pendidikan
lansia. Lansia dapat berbagi pengalaman hidup lansia, semakin baik kemampuan lansia untuk
dengan sesama lansia. Lansia dapat bercerita mengkompensasi defisit intelektual. Otak
dengan lansia lain. apabila semakin sering dilatih maka
Secara keseluruhan dapat disimpulkan kemunduran kognitif dapat diperlambat
bahwa pemberian permainan tradisional 3 jadi (Ngandu, et al, 2007).
berpengaruh terhadap tingkat kognitif dan Hasil uji statistik pre-test tingkat depresi
depresi pada lansia yang disebabkan karena menunjukkan signifikasi p = 0.444 sehingga
pada saat lansia bermain permainan tradisional dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
3 jadi mengenang masa-masa bahagia serta perbedaan pada tingkat depresi antara
dapat mengasah berpikir secara logika. Lansia kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
tampak menikmati permainan tradisional 3 jadi. Pada pengolahan data hasil post-test
Ekspresi yang terlihat yaitu lansia senang serta menggunakan Independent T-Test
sesekali menunjukkan ekspresi bingung saat menunjukkan signifikansi p = 0.000. Hasil
lawannya memnangkan permainan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
tersebut dapat menunjukkan bahwa depresi perbedaan tingkat depresi antara kelompok
lansia berkurang dari sebelumnya. Pada saat kontrol dan perlakuan. Karakteristik responden
bermain permainan tradisional 3 jadi lansia juga yang berhubungan erat dengan tingkat depresi
melatih strategi mereka dengan menghalangi adalah jenis kelamin dan umur. Mayoritas jenis
lawannya untuk menang. Lansia pun melatih kelamin pada kedua kelompok adalah
kemampuan dalam hal berkonsentrasi perempuan. Responden kelompok kontrol
sehingga lansia harus tetap waspada dengan sebagian besar berusia 60-65 tahun sedangkan
langkah yang diambil oleh lawannya. pada kelompok perlakuan mayoritas berusia
Hasil uji statistik tingkat kognitif yang 66-70 tahun.
dilakukan antara kelompok kontrol dan Perempuan lebih sering mengalami
perlakuan sebelum diberikan permainan depresi, hal ini disebabkan perempuan sering
tradisional 3 jadi adalah p=0.688 sehingga terpajan dengan stressor lingkungan dan
dapat dikatakan bahwa tingkat kognitif antara memiliki tingkatan ambang stressor lebih
kelompok kontrol dan perlakuan tidak memiliki rendah dibanding dengan laki-laki. Depresi
perbedaan. Perbedaan terlihat saat setelah pada perempuan juga berhubungan erat
dilakukan permainan tradisional 3 jadi bahwa dengan ketidakseimbangan hormon dalam
tingkat kognitif antara kelompok perlakuan dan siklus menstruasinya yang berhubungan
kontrol dengan signifikansi p=0.003. Beberapa dengan kehamilan, kelahiran, dan menopouse
karakteristik responden yang memengaruhi (Ibrahim, 2011).
terjadi gangguan kognitif adalah riwayat Pertambahan usia pada lansia
pekerjaan dan tingkat pendidikan. Mayoritas menyebabkan jumlah sel dalam otak pun juga
responden dari kedua kelompok memiliki ikut menurun sehingga mekanisme perbaikan
riwayat pekerjaan yaitu tidak bekerja. Seluruh sel otak menjadi terganggu (Maryam, 2008;
responden baik kelompok kontrol maupun Jett, 2014). Pada lansia, jumlah neuron
kelompok perlakuan mayoritas tamat sekolah menurun dan kurangnya korelasi antar dendrit
dasar. sehingga menyebabkan proses berpikir pada
Riwayat pekerjaan sangat berhubungan lansia pun berkurang (Jett, 2014). Hal tersebut
erat dengan gangguan kognitif yang dialami menyebabkan lansia mengalami gangguan
lansia. Hal tersebut sejalan dengan penelitian kognitif yang menyebabkan terjadi penuruanan
yang dilakukan oleh Sidiarto & Kusumoputro kemampuan perawatan diri serta semakin
(2005) yang menjelaskan bahwa pekerjaan bergantung pada orang lain sehingga lansia
over worker seperti buruh, petani, serta tidak sangat mudah mengalami depresi.
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 65

Secara keseluruhan terdapat perubahan mereka dalam memelihara kehidupan,


pada kelompok perlakuan (mendapatkan kesehatan, dan kesejahtearaan (Muhlisin,
permainan tradisional 3 jadi) mengalami 2010). Perawat harus dapat mengidentifikasi
perubahan tingkat kognitif yang meningkat self care therapeutic demand dan
serta tingkat depresi yang menurun perkembangan serta tingkat self care agency
dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini dari seorang individu karena self care agency
disebabkan karena lansia yang mendapatkan dan self care therapeutic demand berubah
permainan tradisional 3 jadi mengedapankan secara dinamis (Alligood, 2006; Taylor, 2011).
memori masa lalu yang digunakan dalam Pada lansia dengan demesia mengalami
bentuk komunikasi antar sesama lansia penurunan kemampuan untuk memenuhi
demensia, membantu menciptakan emosi yang perawatan diri sendiri dan aktivitas fisik
positif sehingga dapat mencari berbagai aspek (Atchley, 2009). Perawat harus memberikan
positif, serta dapat mempengaruhi fungsi pelayanan keperawatan berupa dukungan
kognitif lansia. Penelitian yang mendukung secara fisik dan psikologis agar dapat terpenuhi
adalah penelitian yang dilakukan oleh Syafitri kebutuhan self care seseorang. Dukungan fisik
(2013) menunjukkan tingkat depresi lansia dan psikologis diwujudkan dalam pemberian
menurun secara efektif melalui reminiscence terapi kenangan berupa permainan tradisional 3
group theraphy. Terapi kenangan menggali jadi kepada lansia agar fungsi kognitif dapat
pikiran-pikiran positif dan mengulangi ingatan terasah dan mengurangi gejala depresi pada
tentang masa-masa bahagia. lansia.
Penelitian lain yang juga dapat Mayoritas tingkat perawatan diri pada
mendukung adalah penelitian Karimi, et al responden dari kedua kelompok adalah
(2010) yang menjelaskan bahwa reminiscence mandiri. Responden dapat berjalan ke tempat
group theraphy memiliki potensial untuk perkumpulan untuk bermain permainan
mengurangi depresi dan meningkatkan fungsi tradisional 3 jadi. Orem mendefinisikan tentang
kognitif. Terapi kenangan memiliki beberapa kesehatan sebagai status fisik, mental dan
tujuan termasuk kepercayaan diri lansia, kehidupan sosial, tidak hanya mengenai
meningkatkan kemampuan berkomunikasi kelemahan fisik atau penyakit. Permainan
antar lansia, dan meningkatkan hubungan tradisional 3 jadi merupakan isalah satu media
interpersonal. Penelitian Huang (2015) untuk memperbaiki kualitas kesehatan lansia.
menyebutkan terapi reminiscence dapat Responden setelah bermain permainan
dijadikan terapi yang efektif untuk tradisional 3 jadi mengalami peningkatan
meningkatkan fungsi kognitif dan gejala depresi kognitif yang ditandai dengan dapat mengulang
pada lansia pada lansia dengan demensia. angka kembali setelah menjawab 8 pertanyaan.
Lansia melakukan kegiatan yang berhubungan Penurunan tingkat depresi ditandai dengan
dengan mengenang masa lalu sesuai dengan ekspresi lansia senang saat bermain permainan
pengetahuan, kemampuan dan strategi dari tradisional 3 jadi. Hal tersebut menjadikan
lansia. Lansia dapat mengevaluasi memori lansia sehat secara sosial, mental, dan fisik.
mereka sehingga dapat menigkatkan fungsi
kognitif secara keseluruhan. SIMPULAN
Responden kelompok kontrol mengalami 1. Demensia dipengaruhi oleh faktor umur,
penurunan baik tingkat kognitif maupun jenis kelamin, jenis pekerjaan terdahulu, dan
depresi. Hal tersebut disebabkan lansia pada tingkat pendidikan. Umur yang semakin
kelompok kontrol tidak mengasah kemahiran bertambah akan mengakibatkan sel pada
berpikir sehingga kemampuan kognitif otak akan menurun. Jenis kelamin
menurun. Kemampuan kognitif menurun juga responden sebagian besar adalah
berbanding lurus dengan tingkat depresi yang perempuan, dipengaruhi oleh hormon
memburuk. Hal tersebut disebabkan lansia esterogen. Mayoritas jenis pekerjaan
yang kesulitan dalam berkomunikasi terdahulu dari responden adalah tidak
dikarenakan lupa menyebutkan nama bekerja, sehingga responden kurang dalam
benda/tempat yang dimaksud. Kognitif dan melatih kemampuan berpikir. Tingkat
depresi dipengaruhi oleh beberapa karakteristik pendidikan pada sebagian besar reponden
responden seperti umur, jenis kelamin, timgkat adalah SD, hal tersebut juga mempengaruhi
pendidikan, dan riwayat pekerjaan. faktor demensia dikarenakan semakin tinggi
Berdasarkan teori Orem yaitu teori self tingkat intelegensia seseorang akan semakin
care, Orem menitiberatkan kegiatan individu memperlambat kejadian demensia.
untuk berinisiatif dan membentuk perilaku
66 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika

2. Terdapat pengaruh permainan tradisional 3 Karimi, H., & al, e. (2010). Effectiveness of
jadi terhadap progresifitas demensia Integrative and Instrumental
(perubahan tingkat kognitif dan depresi) Reminiscence Therapies on Depression
pada lansia. Symptoms Reduction in Institutionalized
Older Adults: An Empirical Study. Aging
SARAN Mental Health; 14(7), 881-887.
Permainan tradisional 3 jadi dapat
digunakan untuk meningkatkan kognitif dan Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pusat Data
menurunkan depresi lansia demensia di Dusun dan Informasi . Jakarta Selatan:
Kedungsumur. Kerjasama dan partisipasi dari Kementrian Kesehatan RI.
pihak Puskesmas Kupang sangat diperlukan
untuk memperbaiki kognitif dan depresi lansia Khasanah, N., & Ardiansyah, M. (2012).
demensia agar didapatkan kesehatan yang Hubungan antara Tingkat pendidikan
optimal. dengan Kejadian Penurunan daya Ingat
pada Lansia. Mutiara medika, 150-154.
KEPUSTAKAAN
Alligood, M. R. (2006). Nursing Theorists and Maryam, R. S. (2008). Mengenal Usia Lanjut
Their Work Sixth Edition. Missouri: Mosby dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Elsevier Medika.

Atchley, R. C. (2009). Social Forces and Aging; Muhlisin, A. a. (2010). Teori Self Care dari
An Introduction to Social Gerontology. Orem dan pendekatan dalam Praktek
USA: Thomson Learning, Inc. Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan,
97-100.
Cotelli, M. (2012). Reminiscence Therapy in
Dementia: A Review. Maturitas, 203-205. Nakamae, T. (2014). Effects of Productive
Activities with Reminicence in
Ganguli, M. (2009). Depression, Cognitive Occupational Therapy for People with
Impairment, and Dementia : Why Should Dementia: A Pilot Randomized Controlled
Clinicians Care About The Web Of Study. Hong Kong Journal of
Causation? Indian Journal Psychiatry Occupational Theraphy, 1-7.
(51), 29-34.
Ngandu, T., Von, S. E., & al, e. (2007).
Ganguli, M., Vander, B. J., Saxton, J., & al, e. Education and Dementia: What Lies
(2005). Alcohol Consumption and Behind The Association? Neurology,
Cognitive Function in Late Life: A 1442-14450.
Longitudinal Community Study.
Neurology, 1210-1217. Prasetyono, D. S. (2015). Buku Tutorial Game-
Game Kecerdasan. Yogyakarta: DIVA
Hartati, S., & Widayanti, C. G. (2010). Clock Press.
Drawing: Asesmen untuk Demensia.
Jurnal Psikologi, 1-10. Prince, M. (2015). World Alzhimer's Report
2015 The Global Impact of Dementia An
Huang, H.-C. (2015). Reminiscence Therapy Analysis of Prevalence, Incidence, Cost,
Improves Cognitive Functions and and Trends. London: Alzheimer's Disease
Reduces Depressive Symptoms in Elderly International.
People With Dementia: A Meta-Analysis
of Randomized Controlled Trials. Jamda, Salary, S., & Moghadam, M. A. (2013).
1-8. Relationship Between Depression and
Cognitive Disorders in Men Affected with
Ibrahim, A. (2011). Gangguan Alam Perasaan. Dementia Disorder. Procedia-Social and
Tangerang: Jelajah Nusa. Behavioral Sciences, 1290-1295.

Jett, T. A. (2014). Gerontological Nursing and Satku, K. (2007). Clinical Practice Guidlines
Healthy Aging Fourth Edition. US Dementia. Singapore: Ministry of Health
America: Mosby Elsevier. Singapore.
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 67

Sidiarto, L., & Kusumoputro, S. (2005). Memori


ANda Setelah Usia 50. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia

Spitz, H. H. (1977). Tic-Tac-Toe Performance


as A Function of Maturational Level of
Retarded Adolescents and Nonretarded
Children. Intelligence, 108-117.

Syafitri, E. N. (2013). Skripsi Effectiveness of


Reminiscence Group Therapy As
Regimen For Elderly Depressed In
Selected Social Institution Yogyakarta
Indonesia: a Customized Therapeutic
Reminiscence Therapy Module .
Yogyakarta: Universitas Respati.

Taylor, S. a. (2011). Self Care Science, Nursing


Theory and Evidence Based Practice.
New York: Springer Publishing
Company.

Wong, P. T., & Watt, L. M. (1991). What Types


of Reminiscence Are Associated with
Successful Aging. Journal Psychology
and Aging, 272-279.

Woods RT, B. E. (2012; 16:1). REMCARE:


Reminiscnce Groups for People with
Dementia and Their Family Caregivers-
Effectiveness and Costeffectiveness
Pragmatic Multicentre Randomised
Trial. Health Techno Assess, 1-116.

World Health Organization. (2016). About Us :


World Health Organization. Retrieved
March 08, 2016, from WHO Web Site:
http://www.who.int/topics/dementia/en

S-ar putea să vă placă și