Sunteți pe pagina 1din 4

ARIESA ERTAMY - 08151004

POTENSI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU


LOMBOK TIMUR

Salah satu pusat keragaman hayati bawah laut dunia berada di Perairan Indonesia.
Kawasan yang masuk ke dalam Segitiga Terumbu Karang Dunia atau Coral Triangle Center
ini merupakan rumah bagi sekitar 76% spesies terumbu karang dunia. Salah satunya
berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau Lombok. Provinsi NTB sebagai pintu
gerbang ke kawasan Wallacea yang memiliki keragaman spesies dengan tingkat
endemisitas yang tinggi dan dilewati oleh arus lintas Indonesia yang membawa; massa air,
plankton, dan larva dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia (Wihardandi, 2014).
Kekayaan ekosistem terumbu karang di Pulau Lombok, terdiri dari 66 genera karang
keras yang berasal dari 17 famili karang keras. Secara umum kondisi ekosistem terumbu
karang di perairan pulau Lombok mengalami kerusakan, hasil observasi menemukan bahwa
tutupan substrat terumbu karang di Pulau Lombok didominasi oleh karang mati beralga
sebesar 42,62%, sedangkan tutupan karang keras hanya sebesar 29,52%. Lokasi dengan
tutupan karang keras tertinggi ditemukan di Kabupaten Lombok Barat sebesar 35.52%,
sedangkan yang terendah ditemukan di Kabupaten Lombok Utara sebesar 22,78%. Data ini
berdasarkan hasil kajian Wildlife Conservation Society (WCS) pada tahun 2012.
Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu kabupaten diantara sembilan
Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat, berada di sebelah timur Pulau Lombok,
dengan letak geografis antara 116 - 117 Bujur Timur dan 8 - 9 Lintang Selatan. Luas
wilayahnya tercatat 2.679,88 km2, terdiri atas daratan seluas 1.605,55 km 2 atau (59,91%)
dan lautan seluas 1.074,33 km2 (40,09 %). Bentangan pantai mencapai 220 km dari selatan
ke utara (Irwanto, 2016).
Potensi pengembangan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil itu memcakup 6
kecamatan serta 22 desda/ kelurahan pantai. Potensi ekosistem pesisir yang yang
teridentifikasi di Kabupaten Lombok Timur yaitu; Hutan Bakau (Mangrove), Terumbu Karang
(Coral Reef), dan Padang Lamun. Ekositem Hutan Bakau (Mangrove) merupakan hutan
rawa yang terdapat pada kawasan pesisir atau muara yang dipengaruhi pasang surut air
laut. Luas hutan bakau (mangrove) mencapai 1.589,81 ha yang tersebar pada wilayah
Kecamatan Jerowaru, Keruak, Pringgabaya dan Sambelia. Hampir seluruh pulau tertutup
oleh vegetasi mangrove. Di Lombok Timur, wisata hutan mangrove sudah lama dipasarkan.
Jenis-jenis mangrove yang terdapat di wilayah Lombok Timur tepatnya di Gili Sulat dan Gili
Lawang meliputi Rhizophora apiculata,. R. stylosa, R.mucronata, Bruguiera gemnorrhyza,
Sonneratia alba, Ceriops tagal, Luminitzera recemosa, dan Avicenia marina (Assidiq, 2014).

Pengantar Lingkungan Pesisir


ARIESA ERTAMY - 08151004

Keberadaan padang lamun pun telah lama dikenal sebagai daerah penangkapan ikan.
Sejumlah spesies ikan ekonomis penting menghabiskan sebagian siklus hidup dan
sepanjang hidupnya pada ekosistem padang lamun. Ditemukan juga spesies non-komersial
sebagai sumber makanan penting untuk spesies komersial sehingga membentuk hubungan
trofik yang cukup kompleks (Gillanders, 2006). Vegetasi lamun yang terdapat di Lombok
Timur cukup padat, persentase tutupannya berkisar antara 70 s/d 100 % dengan luasan
sekitar 100 hektar. Ditemukan 7 spesies lamun sesuai dengan urutan dominansinya yaitu
Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium,
Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia dan Halophila ovalis (Assidiq, 2014).
Terumbu Karang (Coral Reefs) merupakan salah satu ekosistem yang subur
(produktifitas primer tinggi) yang berfungsi sebagai tempat berkembangbiak dan
berlindungnya sumberdaya ikan. Potensi terumbu karang penyebarannya hampir merata
pada perairan laut Lombok Timur yang berada pada kedalaman 8,0 34,0 m dengan
perkiraan luas mencapai 321,04 km. Khusus untuk kawasan Gili Sulat dan Gili Lawang
pengelolaan mangrove dan terumbu karang serta sumberdaya ikan telah dilakukan proteksi
dari kegiatan yang dapat merusak sumberdaya yaitu dengan menetapkan kawasan tersebut
sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) sesuai Perda Nomor 10 Tahun 2006
(Assidiq, 2014).
Spesies terumbu karang yang terdapat di Kabupaten Lombok Timur ini meliputi;
Acropora Cervicurnis, Acropora Elegantula, Acropoda Micropthalma, Acropora Millepora,
Acropora Hyacinthus, Acropora Grandis, dan sebagainya.

Pengantar Lingkungan Pesisir


ARIESA ERTAMY - 08151004

Gambar 1 Terumbu karang yang terdapat di Gili Sulat dan Gili Lawang Kec. Sambelia Kab. Lombok Timur NTB
Sumber; Yudha, 2012

Manfaat dari terumbu karang secara langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia
adalah sebagai habitat ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, batu
karang, pariwisata, wisata bahari untuk melihat keindahan bentuk dan warnanya.
Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan
abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut/sebagai pemecah gelombang,
serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki program melakukan kegiatan rehabilitasi
terumbu karang pada tahun 2014 guna mendukung keelestarian ekosistem serta
pengembangan pariwisata. Kegiatan transplantasi terumbu karang merupakan suatu cara
untuk memperbaiki dan menumbuhkan karang baru sehingga habitat ikan tetap terjaga.
Karang merupakan suatu hewan uniseluler yang hidup berkoloni membentuk polip,
sehingga transplantasi merupakan suatu cara efektif untuk menumbuhkan terumbu karang,
meski butuh waktu yang lama tetapi cara ini merupakan salah satu upaya konservasi yang
perlu dilakukan dan disosialisasikan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
Transplantasi Terumbu Karang atau Rehabilitasi Terumbu Karang antara lain :
1. Pemulihan ekosistem terumbu karang yang telah rusak di desa Pada Guar Kecamatan
Sambelia Kabupaten Lombok Timur.
2. Untuk perluasan ekosistem terumbu karang.
3. Transplantasi karang untuk tujuan pariwisata.
4. Transplantasi karang untuk meningkatkan kepedulian akan status terumbu karang,
meningkatkan rasa memiliki dan kesiapan untuk melindungi sumber daya terumbu
karang.
5. Transplantasi karang untuk tujuan pengelolaan perikanan

Pengantar Lingkungan Pesisir


ARIESA ERTAMY - 08151004

Pulau Lombok memiliki potensi perikanan karang yang tinggi, disisi lain terdapat
ancaman terhadap degradasi ekosistem terumbu karang. Hal ini terlihat dari kerusakan
habitat terumbu karang yang cukup besar, meninggalkan hamparan padang pecahan
karang yang luas di hampir 40% luasan terumbu karangnya. Kondisi ini merata hampir di
semua kabupaten di Pulau Lombok. Praktek penangkapan ikan dengan bom dan racun,
diduga merupakan salah satu faktor utama penyebab kerusakan ini. Selain itu, terwujudnya
ekosistem terumbu karang yang baik adalah salah satu upaya konservasi, serta dapat
dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia
dalam bidang pangan, batu karang, pariwisata, wisata bahari dan sebagai penahan abrasi
pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber
keanekaragaman hayati.

Referensi;
Assidiq, Dito A. P. dkk. 2014. Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Lombok Timur.
Sekolah Tinggi Perikanan; Jakarta
Gillanders, B.M. 2006. Seagrasses, Fish, and Fisheries. In Seagrasses: biology, ecology,
and conservation , ed. A.W.D. Larkum, R.J. Orth, and C.M. Duarte, 503 536.
Amsterdam: Springer
http://dislutkan.ntbprov.go.id/content/transplantasi-karang-di-lombok-timur (diakses 17 Maret
2017 20.22)
https://irwanto.info/gambaran-umum-kabupaten-lombok-timur/ (diakses 16 Maret 2017
19.58)
http://www.mongabay.co.id/2014/01/27/ekosistem-terumbu-karang-pulau-lombok-menanti-
status-legalitas-kawasan/ (diakses 17 Maret 2017 20.14)

Pengantar Lingkungan Pesisir

S-ar putea să vă placă și