Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. HUKUM BENDA
1
1. Sifatnya, ialah :
Tanah, termasuk segala sesuatu yang secara langsung atau tidak
langsung, karena perbuatan alam atau perbuatan manusia,
digabungkan secara erat menjadi satu dengan tanah itu.
Misal : sebidang pekarangan, beserta segala apa yang terdapat di
dalam tanah itu dan segala apa yang dibangun di situ ssecara tetap
(rumah) dan yang ditanam di situ (pohon), terhitung buah-buahan
di pohon yang belum diambil.
2. Tujuan Pemakaiannya, ialah :
Segala sesuatu yang meskipun tidak secara sungguh-sungguh
digabungkan dengan tanah atau bangunan, dimaksudkan untuk
mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak lama,
misalnya, mesin-mesin dalam suatu pabrik.
3. Ditentukan oleh undang-undang, ialah :
Segala hak atau penagihan yang mengenai suatu benda yang tak
bergerak.
Yang juga merupakan kebendaan tak bergerak, ialah hak-hak :
1. hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan tak bergerak ;
2. hak pengabdian tanah ;
3. hak numpang karang ;
4. hak usaha ;
5. bunga tanah, baik berupa uang, maupun berupa barang ;
6. bunga sepersepuluh ;
7. pajak pasar, yang diakui oleh pemerintah dan hak-hak istimewa
yang melekat padanya ;
8. gugatan guna menuntut pengembalian atau penyerahan kebendaan
tak bergerak.
2
Suatu benda dihitung termasuk benda bergerak, karena :
1. Sifatnya, ialah :
Benda yang tidak tergabung dengan tanah atau dimaksudkan untuk
mengikuti tanah atau bangunan, misal : barang perabot rumah.
2. Karena penetapan undang-undang, misalnya :
Penghasilan dari suatu benda yang bergerak, penagihan mengenai
sejumlah uang atas suatu benda yang bergerak, surat-surat sero dari
suatu perseroan perdagangan, surat-surat oblogasi Negara, dll.
Dalam Auteurswet dan Octrooiwet, ditetapkan bahwa, hak atas
suatu karangan tulisan (auteursrecht) dan hak atau suatu
pendapatan dalam ilmu pengetahuan (octrooirecht) adalah benda
yang bergerak.
3
B. HAK-HAK KEBENDAAN
1. Bezit, ialah :
Suatu keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu benda
seolah-olah kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum dilindungi,
dengan tidak mempersoalkan hak milik atas benda itu sebenarnya
ada pada siapa.
Jadi ada 2 unsur, yaitu :
- kekuasaan atas suatu benda ; &
- kemauan untuk memiliki benda tersebut.
Detentie :
di mana seorang menguasai suatu benda berdasarkan suatu
hubungan hukum dengan orang lain yaitu pemilik (bezitter) dari
benda itu.
4
Pada seorang detentor (misal : penyewa) dianggap bahwa
kemauan untuk memiliki benda yang dikuasainya itu tidak ada.
Bezit dapat berada di tangan pemilik benda itu sendiri (bezitter-
eigenaar), tetapi sering juga berada di tangan orang lain, misalnya
karena warisan orang tuanya atau membelinya secara sah di suatu
lelang umum (te goeder trouw atau jujur).
Perlindungan yang diberikan oleh undang-undang adalah sama
apakah bezitter itu jujur atau tidak jujur (te kwader trouw).
Dalam hukum berlaku suatu azas bahwa, kejujuran itu dianggap
ada pada tiap orang, sedangkan ketidakjujuran harus dibuktikan.
5
- Jika benda yang harus dioperkan bezitnya dipegang oleh
seorang pihak ketiga dan orang ini dengan persetujuan bezitter
lama menyatakan bahwa untuk seterusnya ia akan memegang
benda itu sebagai bezitter baru, atau kepada orang tersebut
diberitahukan oleh bezitter lama tentang adanya pengoperan
bezit ini.
Psl.539 B.W. menyatakan, bahwa orang yang sakit ingatan tidak
dapat memperoleh bezit, tetapi anak yang di bawah umur dan
perempuan yang telah menikah dapat memperolehnya, disebabkan
karena orang yang sakit ingatan dianggap tidak mungkin adanya
unsure kemauan untuk memiliki, sebagaimana unsur adanya bezit.
Oleh karena bezit itu pada pokoknya didasarkan pada kekuasaan
lahir, maka bezit itu dianggap hilang jika barangnya semata-mata
ditinggalkan, atau kekuasaan atas barang tersebut berpindah pada
orang lain, baik secara diserahkan maupun karena diambil saja oleh
orang lain.
6
4. Jika ia diganggu oleh orang lain, seorang bezitter dapat
minta pada hakim supaya dipertahankan dalam kedudukannya
atau agar dipulihkan keadaan semula, sedangkan ia berhak pula
menuntut pembayaran kerugian.
Mengenai benda-benda bergerak ditetapkan dalam Pasal 1977 ayat
(1) B.W. :
Terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga, maupun
piutang yang tidak harus dibayar kepada si pembawa, maka barang
siapa yang menguasainya dianggap sebagai pemiliknya.
2. Eigendom
Adalah, hak milik yang paling sempurna atas suatu benda.
Dahulu hak eigendom dipandang sebagai sungguh-sungguh
mutlak, dalam arti tak terbatas.
Tetapi dengan adanya perkembangan zaman, di mana-mana timbul
pengertian tentang asas kemasyarakatan (social functie) dari hak
tersebut, dan UU. Pokok Agraria (UU.No.5 thn 1960) menonjolkan
asas kemasyarakatan hak milik itu dengan menyatakan bahwa
semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.
Kita sudah tidak dapat berbuat sewenang-wenang lagi dengan hak
milik kita sendiri.
Pasal 574 B.W. :
Tiap-tiap pemilik suatu kebendaan, berhak menuntut kepada siapa
pun juga yang menguasainya, akan pengembalian kebendaan itu
dalam keadaan beradanya.
Permintaan kembali yang didasarkan pada hak eigendom,
dinamakan revindicatie
7
2. Natrekking, yaitu jika suatu benda bertambah besar atau
berlipat karena perbuatan alam, (misal : kuda ber anak, pohon
berbuah).
3. Lewat waktu (verjaring)
4. Pewarisan
5. Penyerahan (overdract atau levering), berdasarkan suatu title
pemindahan hak yang berasal dari orang yang berhak
memindahkan eigendom.
Penyerahan mempunyai dua arti :
- perbuatan yang berupa kekuasaan belaka (feitelijke
levering)
- perbuatan hukum yang bertujuan memindahkan hak milik
kepada orang lain (juridische levering).
Ke duanya haruslah dibuat suatu surat penyerahan (akte van
transport) yang harus dikutip dalam daftar eigendom.
Menurut Sistem B.W., suatu pemindahan hak terdiri dari dua
bagian :
a. Obligatoire overeenkomst, ialah :
Tiap perjanjian yang bertujuan memindahkan hak itu.
Misal : perjanjian jual-beli atau pertukaran.
b. Zakelijke overeenkomst, ialah :
pemindahan hak itu sendiri.
Dalam B.W. berlaku apa yang dinamakan causaal stelsel,
dimana memang sah atau tidaknya suatu pemindahan hak milik
itu tergantung pada sah atau tidaknya perjanjian obligatoir.
Dalam sistem ini diberatkan pemberian perlindungan pada si
pemilik dengan mengorbankan kepentingan orang-orang pihak
ketiga.
8
Abstractstelsel, jika persoalan mengenai sah atau tidaknya
levering itu dipandang terlepas dari sah atau tidaknya perjanjian
obligatoir, di mana lebih dipentingkan perlindungan orang-
orang pihak ke tiga.
Menurut B.W., obligatoir overeenkomst itu tidak perlu berupa
suatu perjanjian tertulis, karena perjanjian jual-beli dengan
lisan, meskipun mengenai suatu benda yang tak bergerak, juga
diperbolehkan. Hanyalah peneyerahan mengenai benda yang tak
bergerak, harus dilakukan dengan pembuatan suatu tulisan yang
dianamakan akte van transport (surat penyerahan), yang harus
dibuat secara resmi (authentiek) di depan notaris, yang berupa
suatu keterangan timbal balik yang ditandatangani bersama oleh
si penjual & si pembeli, yang secara pokok berisi : di satu pihak
penjual menyerahkan hak miliknya, di pihak lain pembeli
menyatakan menerima hak milik atau benda yang bersangkutan.
9
a. Levering benda bergerak ;
b. Levering benda tak bergerak ;
c. Levering piutang atas nama.
10
c. Hak erfpacht, adalah :
Suatu hak kebendaan untuk menarik penghasilan seluas-luasnya
untuk waktu yang lama dari sebidang tanah milik orang lain
dengan kewajiban membayar sejumlah uang atau penghasilan
tiap-tiap tahun, yang dinamakan pacht atau canon (psl.720
B.W.).
Hak ini banyak dipergunakan untuk perusahaan besar atau
pembukaan tanah yang masih belukar, dan berhubung dengan
itu ia diberikan untuk waktu yang lama, biasanya 75 thn.
Hak ini dapat juga dijual atau dipakai sebagai jaminan hutang
(hypotheek), dan berpindah pada para ahli waris apabila orang
yang mempunyai hak meninggal.
d. Vruchtgebruik, adalah :
Suatu hak kebendaan untuk menarik penghasilan dari suatu
benda orang lain, seolah-olah benda itu kepunyaannya sendiri,
dengan kewajiban menjaga supaya benda tersebut tetap dalam
keadaannya semula (psl.756 B.W.), dan juga untuk memakai
benda itu.
Hak ini berakhir dengan sendirinya apabila orang tersebut
meninggal.
11
bezit atas benda tersebut, dengan tujuan untuk mengambil
pelunasan suatu hutang dari pendapatan penjualan benda itu, lebih
dulu dari penagih-penagih lainnya (psl.1150 B.W.)
Sifatnya sebagai hak kebendaan (dapat dipertahankan terhadap tiap
orang), terlihat dari kekuasaan orang yang memegang barang
tanggungan (pandemer).
Orang yang memberikan tanggungan (pandgever).
Pandrecht atau Hak Gadai adalah yang dinamakan suatu hak
accessoir, artinya :
Adanya hak itu tergantung dari adanya suatu perjanjian pokok,
yaitu perjanjian hutang-piutang yang dijamin dengan hak tersebut.
Obyek pandrecht, adalah :
Segala benda yang bergerak yang bukan kepunyaannya orang yang
menghutangkan sendiri.
Pandrecht baru lahir dengan penyerahankekuasaan (bezit) atas
barang yang dijadikan tanggungan itu pada pandnemer.
Hak-hak seorang pandemer adalah :
1. Hak untuk menahan barang yang dipertanggungkan sampai
pada waktu hutang dilunasi, baik yang mengenai jumlah pokok
maupun bunga.
2. Hak untuk mengambil pelunasan dari pendapatan penjualan
barang tersebut, apabila orang yang berhutang tidak menepati
kewajibannya.
3. Hak untuk minta ganti biaya-biaya yang telah ia keluarkan
untuk menyelamatkan barang tanggungan itu.
4. Hak utnuk menggadaikan lagi barang tanggungan itu, apabila
hak itu sudah menjadi kebiasaan, seperti dengan menggadaikan
surat-surat sero atau obligasi (herprolongatie).
12
Kewajiban seorang Pemegang Gadai :
1. Bertanggungjawab tentang hilangnya atau kemunduran harga
barang tanggungan, jika itu disebabkan karena kelalaiannya.
2. Harus memberitahukan pada orang yang berhtuang apabila ia
hendak menjual barang tanggungannya.
3. Harus memberikan perhitungan tentang pendapatan
penjualannya itu, lalu mengambil pelunasan hutangnya dan
harus menyerahkan kelebihannya pada si berhutang.
4. Harus mengembalikan barang tanggungan, apabila hutang
pokok, bunga dan biaya untuk menyelamatkan barang
tanggungan telah dibayar lunas.
Hypotheek.
Psl.1162 B.W., hypotheek adalah :
Suatu hak kebendaan atas suatu benda yang tak bergerak, bertujuan
untuk megambil pelunasan suatu hutang dari (pendapatan
penjualan) benda itu.
Perbedaannya dengan pandrecht disebabkan karena pandrecht
dapat diberikan atas benda-benda yang bergerak, sedangkan
hypotheek hanya atas benda-benda yang tak bergerak.
13
pernah terjadi, tetapi beberapa hypotheek yang bersama-sama
dibebankan di atas satu rumah adalah suatu keadaan yang biasa.
14
3. Si pemilik persil tetap berhak menjual persilnya kepada siapa
saja dan hypotheek yang terletak di atas persil itu akan tetap
terletak di atasnya.
4. Seorang pemegang hypotheek berhak untuk minta diperjanjikan
jika terjadi kebakaran, sedang rumah yang menjadi tanggungan
itu telah diasuransikan, ia akan menerima uang asuransi yang
dibayarkan kepada pemilik rumah, dinamakan assurantie-
beding, yang selain diatur di dalam B.W. juga diatur di dalam
Kitab Undang-undang Hkm.Dagang (W.v.K).
15
Menurut psl.1132 B.W. :
pendapatan penjualan benda-banda itu harus dibagi di antara para
penagih menurut pertimbangan jumlah piutang masing-masing,
kecuali jikalau di antara mereka itu ada sementara yang oleh undang-
undang telah diberikan hak untuk mengambil pelunasan lebih dahulu
dari pada penagih-penagih yang lainnya.
Pasal 1133 B.W. :
Mereka ini ialah penagih-penagih yang mempunyai hak-hak yang
timbul dari privilege, pand atau hypotheek.
Pasal 1134 B.W. :
Privilege ialah suatu kedudukan istimewa dari seorang penagih yang
diberikan oleh undang-undang berdasarkan sifat piutang.
Piutang piutang semcam ini dinamakan bevoorrechte schulden.
Pand & Hypotheek mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada
privilege, kecuali oleh undang-undang ditentukan lain.
16
Piutang-piutang yang diberikan privilege terhadap barang-barang
tertentu ialah :
1. Biaya-biaya perkara yang telah dikeluarkan untuk penyitaan &
penjualan suatu benda atau yang dianamakan biaya-biaya eksekusi.
2. Undang-undang sewa dari benda-benda yang tak bergerak (rumah
atau persil) beserta ongkos-ongkos perbaikan yang telah
dikeluarkan si pemilik rumah atau persil.
3. Harga barang-barang bergerak yang belum dibayar oleh si pembeli
jikalau ini disita, si penjual barang mendapat privilege atas hasil
penjualan barang tersebut.
4. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu
benda, dapat diambil terlebih dahulu dari hasil penjualan benda
tersebut, apabila benda itu disita & dijual.
5. Biaya-biaya pembuatan suatu benda yang belum dibayar, si
pembuat barang ini mendapat privilege atas pendapatan penjualan
barang itu, apabila barang itu disita & dijual.
17
D. HAK REKLAME
Adalah :
Hak penjual untuk meminta kembali barangnya, selama barang itu
masih berada di tangan si pembeli, yang dilakukan dalam waktu 30
hari setelah penyerahan barang kepada si pembeli.
Barang harus masih dalam keadaan semula.
Diatur di dalam Psl.1145 B.W. (penjualan secara kecil-kecilan), &
Psl.230 W.v.K. (Wetboek van Koophandel = Kitab Undang-undang
Hkm.Dagang)Penjualan besar yang dilakukan secara kredit.
18
2. Tercapailah keseragaman mengenai hukum tanah, sehingga tidak
ada lagi hak atas tanah menurut hukum Barat di samping hak atas
tanah menurut hukum adat.
3. Dicabutnya Buku II B.W. sepanjang mengenai bumi, air serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan-
ketentuan mengenai hypotheek yang masih berlaku.
4. Diciptakan hak-hak atas tanah :
a. Hak milik :
hak turun temurun terkuat dan terpenuh yang dapat dimiliki
oleh orang atas tanah, dengna mengingat bahwa semua hak
tanah itu mempunyai fungsi social.
b. Hak guna usaha :
Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh Negara,
dalam jangka waktu paling lama 25 tahun (untuk perusahaan
yang memerlukan waktu lebih lama dapat diberikan untuk
waktu 35 tahun), yang dapat diperpanjang.
c. Hak Pakai :
Hak menggunakan atau memungut hasil tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang
memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam
keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang
memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik
tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian
pengolahan tanah.
d. Hak sewa :
Hak mempergunakan tanah milik orang lain oleh seseorang atau
suatu badan hukum untuk keperluan bangunan, dengan
membayar kepada pmiliknya sejumlah uang sebagai sewa.
e. Hak guna bangunan :
19
20