Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1. Glomerulopati membranosa
2. Glomerulosklerosis lokal
3. Glomerulonefritis progresif cepat
4. Glomerulonefrtitis pascastreptokokal
5. Sistemik lupus eritematosus
6. Sindrom Goodpasture
7. Sindrom uremik hemolitik
2.4 Patofisiologi
2.5 Pathway
2.6 Pemeriksaan penunjang
2.7 Penatalaksanaan
1. Apabila kelainan disebabkan oleh glumerulonefritis pascastreptokokus
akut, maka diperlukan terapi antibiotic
2. Kerusakan glumerulus akibat proses autoimun dapat diobati dengan
kortikosteroid untuk imunosupresi
3. Pada glumerulonefritis progresif cepat dapat digunakan antikoagulan
untuk mengurangi pengendapan fibrin dan pembentukan jaringan parut
4. Control glukosa yang ketat pada penderita diabetes terbukti memperlambat
atau mengurangi progresif glumerulonefritis. Penelitian menunjukkan
inhibitor enzim pengubah-angiotensin (ACE) dapat mengurangi kerusakan
glemurulus pada penderita diabetes bahkan jika tidak terbukti adanya
hipertensi nyata
5. Inhibitor ACE dapat mengurangi kerusakan glumerulus pada individu
dengan hipertensi kronis (Corwin, Patofisiologi, 2009)
2.8 Komplikasi
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
1. Nama : -
2. Umur : Semua umur tetapi biasanya
pada usia produktif
3. Jenis Kelamin : Bisa menyerang pada
laki-laki dan perempuan
4. Pendidikan : Tidak begitu
berpengaruh
5. Alamat : Lingkungan yang penuh
polusi dan kotor
6. Pekerjaan :
7. Agama : -
8. Suku Bangsa : Asia Fasifik lebih
banyak dari pada Eropa
9. Tgl & Jam Masuk RS : -
10. Nomor Register : -
11. Asuransi Kesehatan : -
9
at. au. DS: klien mengatakan suhu tubuhnya meningkat. ba. Pengaruh bg. Hipertermia
av. DO:
3 alcohol, virus
aw. S : Meningkat (Normal: 36,5-37,5oC)
ax. TD: Menurun (Normal: 110/80-140/100 mmHg) hepatitis, toksin
ay. N : Meningkat (Normal: 60-100 x/ Menit)
bb.
az. RR: Normal (Normal: 16-20x/ Menit)
bc. Inflamasi pd
hepar
bd.
be. hipertermia
bf.
bh.bi. DS:klien mengatakan letih. bo. Glikogenolisis bt. Keletihan
bj. DO:
4 menurun
bk. A: BB menurun
bl. B: Glukosa dalam darah menurun. bp.
bm. C: konjungtiva anemis.
bq. Glukosa dlm
bn. D: Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis,
drah berkurang
disebabkan mual muntah.
br.
bs. Cepat lelah
bu.bv. DS: klien mengatakan kulitnya gatal-gatal. by. Bilirubin direk cd. Kerusakan
bw. DO:
5 meningkat integritas klit
bx. Garam empedu dalam darah meningkat,
bz.
hipertermia.
ca. Garam empedu
10
dlm drah naik
cb.
cc. pruritus
ce.cf. DS: klien mengatakan cemas karena urin gelap. ci. Garam empedu cn. Ansietas
cg. DO:
6 dlm drah naik
ch. Anoreksia, penurunan TD dan denyut nadi,
cj.
insomnia.
ck. Eksresi kdlm
urin
cl.
cm.Warna kemih
gelap
co.
3.2.2 Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d hepatomegali.
2. Nutrisi krang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia.
3. Hipertermia b.d Inflamasi pada hepar.
4. Keletihan b.d Penurunan glukosa dalam darah.
5. Kerusakan integritas klit b.d Pruritus.
6. Ansietas b.d Warna kemih gelap.
cp.
3.3 Nursing Care Plan
cq. cr. Diagnosa cs. Rencana keperawatan ct. Rasional
cw. Tujian & kriteria cx. intervensi
No. kep.
11
hasil
cz. da. Gangguan db. NOC dc. NIC dd.
di. Setelah dilakukam 1. lakukan pengkajian nyeri secara 1. Mengidetifikasi
1. rasa
tindakan keperawatan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik nyeri dan
nyaman
selama....klien tidak karakteristik, durasi, frekuensi, memudahkan proses atau
nyeri b.d
mengalami nyeri, kualitas dan faktor sasaran penyembuhan.
hepatome
de.
dengan kriteria hasil: presipitasinya.
gali. 2. Memberikan kenyamanan
2. Observasi reaksi nonverbal dari
1. Mengenali awitan atau
meskipun pasien tidak
ketidak nyamanan.
penyebab nyeri.
dj. memintanya.
2. Melaporkan nyeri dapat
3. Ajarkan teknik 3. Mengurangi nyeri dengan
dikendalikan.
nonfarmakologis (misalnya, cara alami dan dapat
3. Menyatakan rasa nyaman
relaksasi,imajinasi,distraksi,terp dilakukan tanpa ada batasan
sstelah nyeri berkurang.
4. melaporkan pola tidur ai musik dan lain). kecuali kegiatan yang dapat
dk.
yang baik. memperburuk kesehatan
dl.
dm. pasien.
4. Berikankan informasi tentang df.
4. Memudahkan pasien dan
nyeri, seperti penyebab nyeri,
keluarga untuk menghindari
berapa lama akan berlangsung
hal-hal yang mengakibatkan
dan antisipasi ketidak
nyeri itu timbul.
nyamanan akibat prosedur.
5. Mempercepat
12
5. Menggunakan agens-agens penyembuhan.
farmakologi untuk
menggurangi atau
mengendalikan nyeri.
dn. do. Nutrisi dp. NOC dq. NIC dr.
du. Setelah dilakakukan 1. Berikan informasi tentang 1. Memotifasi klien agar
2. krang dari
tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi. mempunyai keinginan
kebutuhan
selama ............ dv. untuk makan.
tubuh b.d
2. Mengetahui perkembangan
kebutuhan nutrisi klien 2. Monitor adanya penurunan
anoreksia.
klien.
teratasi dengan criteria berat badan.
3. Dengan cara menjadwal
3. Jadwalkan pengobatan dan
hasil:
pengobatan dan waktu
tindakan tidak selama jam
1. Adanya peningkatan berat
makan akan membuat klien
makan.
badan sesuai dengan
dw. tidak bingung dan
tujuan. dx.
terganggu saat makan.
2. Berat badan ideal sesuai 4. Monitor kalori dan intake
4. Mengukur kebutuhan klien
dengan tinggi badan. nutrisi.
yang harus dipenuhi.
3. Mampu mengidentifikasi 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
5. Mempermudah agar
kebutuhan nutrisi. untuk menentukan jumlah
pemberian makanan sesuai
4. Tidak ada tanda-tanda
kalori dan nutrisi yang
dengan kebutuhan klien dan
malnutrisi.
dibutuhkan klien.
5. Tidak terjadi penurunan tidak terlalu berlebihan
13
berat badan yang derastis. ataupun kurang.
dy. dz. Hiperterm eb. NOC ec. NIC ed.
eg. Setelah dilakakukan 1. Monitor suhu sesering mungkin. 1. Memantau perkembangan
3. ia b.d
tindakan keperawatan eh. klien.
Inflamasi
2. Bila terjadi hipertermia
selama ............. 2. Monitor intake dan output.
pada
akan berisiko dehidrasi
hipertermia pada klien ei.
hepar.
akibat output cairan yang
teratasi dengan criteria ej.
ea.
berlebihan.
hasil: ek.
3. Membantu menurunkan
1. Tidak ad perubahan warna 3. Berikan anti piretik.
demam.
el.
kulit dan tidak ada pusing. 4. Membantu penurunan
4. Kelola antibiotik.
2. TTV dalam rentang normal.
em. demam apabila demam
en.
tersebut timbul dari
eo.
5. Selimuti pasien. penyakit infeksi.
5. Pemberian selimut pada
ep.
kliren akan memberikan
eq.
reaksi tubuh untuk
er.
memproduksi dingin.
6. Kompres pasien pada lipat paha
6. Pada lipat pahan dan aksila
dan aksila.
terdapat banyak pembulu
darah sehingga bila
14
dikompres pada daerah itu
akan mempercepat
penurunan demam.
es. et. Keletihan ev. NOC ew. NIC ex.
fc. Setelah dilakakukan 1. Monitor respon kardiorespirasi 1. Mengetahui batasan
4. b.d
tindakan keperawatan terhadap aktivitas (takikardi, aktivitas yang harus
penurnan
selama .............. disritmia, dispnea, diaphoresis, dihindari klien.
glukosa
kelelahan klien teratasi pucat, tekanan hemodinamik ey.
dalam
dengan criteria hasil: dan jumlah respirasi). ez.
darah.
2. Ajaran teknik dan menejemen 2. Agar klien dapat
1. Kemampuan aktivitas
eu.
aktivitas untuk mencegah beraktivitas namun tidak
adekuat
2. Mempertahankan nutrisi kelelahan. mengganggu system
fd.
adekuat kardiovaskuler dan respirasi
fe.
3. Keseimbangan aktifitas dan
3. Catat aktivitas yang dapat klien.
istirahat. 3. Memberikan informasi agar
meningkatkan kelelahan.
4. Menggunakan tehnik
ff. klien menjauhi aktivitas
energy konservasi. fg.
yang meningkatkan
5. Mempertahankan interaksi 4. Tingkatkan pembatasan bedres
kelelahan.
social. dan aktivitas.
4. Memnuhuni kebutuhan
6. Mengidentifikasi factor- fh.
fi. istirahat tidur dan juga
faktor fisik dan psikologis
fj.
memenejemen energy klien
15
yang menyebaban fk. agar tidak terbuang untuk
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
kelelahan. hal-hal yang tidak
7. Mempertahankan tentang cara meningkatakan
bermanfaat.
kemampuan untuk intake makanan tinggi energy. 5. Dengan memberikan
konsentrasi. makanan tinggi energy akan
menambah stamina tubuh
sehingga resiko kelelahan
menurun.
fl. fm. Kerusakan fo. NOC fp. NIC fq.
1. Mengurangi
5. integritas fu. Setelah dilakukan 1. Memandikan klien dengan
perkembangbiakan bakteri
klit b.d tindakan keperawatan sabun dan air hangat.
fw. dan memberikan
Pruritus. selama. Kerusakan
fx. kenyamannan pada klien.
fn. intregritas kulit klien 2. Observasi luka dimensi, lokasi, 2. Mengidentifikasi derajat
teratasi dengan criteria karakteristik, kedalaman luka, keparahan luka.
hasil: warna cairan. fr.
3. Lakukan tehnik perawatan luka
1. Intregritas kulit yang baik 3. Mencgah terjadinya
dengan steril.
dapat komplikasi dari luka.
4. Kolaborasi ahli gizi pemberian
dipertahankan(sensasi, 4. Dalam pemberian makanan
diet TKTP, vitamin.
elastisitas, temperature, yang TKTP akan
mempercepat penyembuhan
16
hidrasi, pigmentasi). luka.
2. Tidak ada luka/lesi pada
kulit.
3. Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang.
fv.
4. Mampu melindungiu kulit
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami.monitor
kulit akan adanya
kemerahan.
fy. fz. Ansietas gb. NOC gc. NIC gd.
gg. setelah dilakukan 1. gunakan pendekatan yang 1. Pendekatan pada klien akan
6. b.d Warna
tindakan keperawatan menenangkan. memberikan ketenangan.
kemih
2. Berikan informasi faktual 2. Pemberian informasi
selama....ansietas pada pasien
gelap.
mengenai diagnosi, tindakan tentang penyakit akan
teratasi dengan kriteria hasil:
ga.
prognosis. memberikan pengetahuan
1. klien mampu
gi.
sehingga klien tidak panik
mengidentifikasi dan gj.
17
mengungkapkan gejala gk. dengan tandagejala ataupun
gl.
cemas. tindakan yang akan
3. Dengarkan dengan penuh
2. Mengungkapkan dan
dilakukan.
perhatian.
menunjukkan tehnik 3. Dengan rasa empati pada
gm.
mengontrol cemas. gn. klien akan menumbuhkan
3. TTV dalam btas normal. go.
rasa diperhatikan atau
4. Postur tubuh, ekspresi 4. Kelola pemberian obat anti
dipedulikan.
wajah, bahasa tubuh dan cemas.
4. Membantu memberikan
aktivitas menunjukkan
ketenangan pada klien dari
berkurangnya kecemasan.
segi farmakologi.
gh.
gp. BAB 4
gq. PENUTUP
gr.
gs.
4.1 Kesimpulan
gt. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab sebelumnya, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
4.1.1 hepatitis adalah suatu inflamasi atau peradanagan hati yang dapat disebabkan oleh virus dan non virus, hepatitis bersifat
menular baik melalui oral atau parenteral.
4.1.2 Menurut Stephen (2010) penyebab hepatitis yaitu virus dan non-virus.
4.1.3 Manifestasi klinis yang sering muncul, yaitu Malaise, anoreksia, mual dan muntah, Nyeri tekan pada hati (Nurarif, 2015).
18
4.1.4 Patofisiologi dari hepatitis dimulai dari penyebab hepatitis masuk kedalam tubuh kemudian timbul respon peradangan
menyebabkan pembengkakan dan memblokir system drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Hal tersebut juga
menyebabkan kembalinya aliran darah dari splen ke hati sehingga menyebabkan splenomegali (Ganong, 2011).
4.1.5 Menurut Wilson (2003), penatalaksanaan pada penyakit hepatitis, yaitu bedrest terutama pada fase akut, diet disesuaikan
dengan keadaan pasien dan terapi obat, disesuaikan degan jenis hepatitisnya.
4.1.6 Menurut Ganong (2011), komplikasi yang mungkin muncul pada hepatitis persisten kronis yang berkepanjangan masa
pemulihan sampai 8 bulan dan bisa lebih parah bisa sampai terjadi karsinoma hepatoseluler primer.
4.1.7 Diagnose yang sering muncul,yaitu Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hepatomegali.
gu.
gv.
gw.
4.2 Saran
gx. Saran yang dapat kami berikan kepada para pembaca adalah agar dalam penyusunan asuhan keperawatan pada klien
dengan hepatitis didasarkan dari beberapa sumber asuhan keperawan yang terupdate, sehingga mampu mengetahui dan memahami
asuhan keperawatan yang terkini. Dengan demikian, mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan mencapai
sasaran untuk mewujudkan peran kita sebagai tenaga kesehatan yang professional.
gy.
19
gz. DAFTAR PUSTAKA
ha.
hb.Corwin, E. J. (2009). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
hf. Stephen, J. M. (2010). Patofisiolongi Penyakit : Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta: EGC.
hh.Wilson, S. A. (2003). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC Emergency Arcan Buku
Kedokteran .
hi.
hj.
hk.
hl.
20