Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KELAS : II B (S1-KEPERAWATAN)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otak merupakan organ penting bagi kehidupan manusia yang terletak di dalam
rongga kranium. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
besar), serebelum (otak kecil), brainstein (batang otak) dan diensefalon. Otak
manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh 2 pasang arteri yaitu
arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Dalam rongga kranium, keempat arteri ini
yang dapat diakibatkan karena berbagai penyebab diantaranya tumor. Klien yang
menderita tumor otak akan mengalami gejala dan defisit neurologi yang tergantung
histologi, tipe, lokasi dan cara pertumbuhan tumor. Diagnosa awal dari tumor sangat
momok bagi manusia. Orang yang menderita tumor otak sering tidak menyadari
bahwa dia terkena tumor otak. Tiba-tiba saja penderita merasakan dan mengalami
nyeri kepala, kelainan pada syarafnya, pandangan kabur dan lain sebagainya
tergantung bagian otak mana yang terkena. Oleh karena itu penting bagi perawat
A. DEFENISI
Kanker otak atau tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial
dan menepati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor ini selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar masuk
kedalam jaringan.
Tumor otak ini dapat terjadi pada semua kelompok rasial dan prevalensi yang sama.
Insiden tertinggi pada tumor otak terjadi pada decade kelima, enam dan ketujuh
dengan tinggi insidens terjadi pada pria. Terpajan zat kimia tertentu yang meliputi
akrionitril, tinta, pelarut dan minyak pelumas mungkin meningkatkan resiko, tetapi
ini belum dapat dipastikan. Kemungkinan ini juga ada pengaruh genetic, yaitu
Tumor yang berkembang di dalam atau di atas saraf kranial seperti neuroma
akustik .
Pertimbangan klinis yang relevan terdiri dari lokasi dan karakter histologik tumor.
Tumor mungkin jinak atau maligna. Namun bila tumor jinak di dalam daerah vital,
tumor ini mempunyai efek yang sama seriusnya dengan tumor maligna.
tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor ganguan fokal disebabkan
Ganguan terjadi apabila terdapat penekanan pada aringan otak dan infiltrasi atau
infasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Peningkatan
dalam tengkorak otak, terbentuknya edema disekitar tumor dan perubahan sirkulasi
Penyeban tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :
1. Genetik
Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari beberapa
kordoma.
4. Kimia dan Virus
5. Radiasi
C. MENIFESTASI KLINIS
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat
dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil,
pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas,
mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat
1. Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala
awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70%
kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan
berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur
pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial.
Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.
2. Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering
dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak
3. Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25%
kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab
bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang
adalah tumor otak bila: Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
Mengalami post iktal paralisis Mengalami status epilepsi Resisten terhadap obat-obat
epilepsy Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain Bangkitan kejang ditemui pada
70% tumor otak dikorteks, 50% pasen dengan astrositoma, 40% pada pasen
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada
pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada
pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena
setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI
akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala
craniopharingioma.
5. Gejala terlokalisasi
Tanda dan gejala lain dari tumor otak cenderung mempunyai nilai lokasi
dimana tumor tersebut yang dapat mengganggu fungsi dari bagian-bagian tersebut.
Tumor korteks motorik; menyebabkan gerakan seperti kejang pada satu sisi
pandangan pada setengah lapangan pandang pada sisi yang berlawanan dengan tumor
sempoyongan dengan cenderung jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi
emosional serta tingkah laku dan disintegrasi perilaku mental. Pasien sering menjadi
ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri serta menggunakan bahasa cabul.
Tumor sudut serebelopontin; biasanya diawali pada saraf akustik dan memberi
rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak yaitu
mengarah terjadinya tuli (ggn fungsi saraf cranial VIII) Berikutnya kesemutan dan
rasa gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dgn saraf cranial V) Selanjutnya terjadi
bicara dan gangguan gaya berjalan terutama pada pasien lansia. Tipe tumor yang
paling sering adalah meningioma, glioblastoma, dan metastase serebral dari bagian
lain
berada pada daerah tersembunyi dari otak (daerah ang fungsinya tidak dapat
ditentukan dgn pasti). Perkembangan dan gejala menentukan apakah tumor tsb
D. PATOFISIOLOGI
pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal
disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial. Gangguan fokal terjadi
apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung
pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat
otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan
fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler
primer. Serangan kejang sebagai gejala penurunan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang
kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak
berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara
kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang
tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus
medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa
E. KLASFIKASI
1. Tumor kongenitas
Tumor kongenital SSP sering terjadi, bersama dengan tumor ovarium dan
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
pada otak.
Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan
serebral.
5. Elektroensefalogram (EEG)
waktu kejang.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
penanggung biaya.
3. Pengkajian psiko-sosio-spirituab
fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-
1. Pernafasan B1 (breath)
a) Bentuk dada : normal
b) Pola napas : tidak teratur
c) Suara napas : normal
d) Sesak napas : ya
e) Batuk : tidak
f) Retraksi otot bantu napas ; ya
g) Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)
2. Kardiovaskular B2 (blood)
a) Irama jantung : irregular
b) Nyeri dada : tidak
c) Bunyi jantung ; normal
d) Akral : hangat
e) Nadi : Bradikardi
f) Tekanana darah Meningkat
3. Persyarafan B3 (brain)
a) Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya
lobus frontal
d) Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau
anasthesia)
dari keduanya.
yang diberikan.
(4) : Spontan
(3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas,
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas
tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang
nyeri).
4. Perkemihan B4 (bladder)
a) Kebersihan : bersih
b) Bentuk alat kelamin : normal
c) Uretra : normal
d) Produksi urin: normal
5. Pencernaan B5 (bowel)
a) Nafsu makan : menurun
b) Porsi makan : setengah
c) Mulut : bersih
d) Mukosa : lembap
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
a) Kemampuan pergerakan sendi : bebas
b) Kondisi tubuh: kelelahan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan
medula oblongata.
3. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
serebri.
4. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap
hipotensi ortostatik.
5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia
C. INTERVENSI KEPERAWTAN
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
Intervensi Rasional
1. Pengenalan segera meningkatkan
1. Kaji keluhan nyeri: intensitas,
intervensi dini dan dapat mengurangi
karakteristik, lokasi, lamanya, faktor
beratnya serangan.
yang memperburuk dan meredakan.
metode distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgesic. 3. Akan melancarkan peredaran darah,
5. Observasi adanya tanda-tanda nyeri
dan dapat mengalihkan perhatian
non verbal seperti ekspresi wajah,
nyerinya ke hal-hal yang
gelisah, menangis/meringis,
menyenangkan
perubahan tanda vital.
D. IMPLEMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Rakyat, 1996.
6. Chusid, IG, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta :