Sunteți pe pagina 1din 4

KONSEP DASAR MEDIS

1. PENGERTIAN

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakronial
atau penyebab tertentu (Mansjoer Arief, 2000)

Kejang demam adalah kejang yang terjadi padausia antara 3 bulan hingga 5 tahun yang berkaitan
dengan demam, namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi intracranial atau penyebab yang jelas.
(Roy, Meadow, 2005)

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasanlistrik yang tidak terkontrol dari sel saraf
korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan,
aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000)

2. ETIOLOGI

Hingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang disebabkan infeksi saluran nafas atas,
otitis fedia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu tmbul pada suhu tinggi
dapat menyebabkan kejang. (Mansjoer Arief, 2000)

Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal demam. Penyabab ini
yang paling sering adalah infeksi saluran nafas atas. (Roy, Meadow, 2005 : 113)

Kejang demam biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa, infeksi virus pada telinga, faring atau
saluran cerna. (Merenstein Gerald, 2001: 638)

3. PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi yang didapat dari
metabolisme, bahan baku penting untuk metabolisme otak adalah glukosa, sifat proses ini adalah
oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Dalam keadaan normal membran sel neoron dapat dilalui dengan mudah oleh ion natrium (K+)
dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl+).
Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron sangat tinggi dan natrium rendah, sedangkan diluar
sel terjadi sebaliknya.

Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na
K ATP Ase yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :

1. Perubahan konsentrasi membran ion diruang ekstra seluler


2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari
sekitarnya

3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan. Pada
keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10
15 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20 %.

Peningkatan O2 dan energy kontraksi otot skelet oleh karena metabolism anhipotensi arterial
dengan disertai denyut yang meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan metabolism otak.
Rangkaian ini merupakan suatu factor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama
terjadi kejang lama, factor terpenting adalah gangguan peredaran darah otak sehingga
menyebabkan hipoksia, meningkatkan permeabilitas kapiler otak. Oedem otak mengakibatkan
kerusakan neuron otak. Dengan demikian kejang demam yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga menyebabkan epilepsi. (Ngastiyah, 2005)

Patways:

4. MANIFESTASI KLINIS

Umumnya kejang demam berlangsungnya tingkat berupa serangan kejang klinik atau tonik-
klonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik keatas dengan
disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau
hanya sentakan atau kekakuan fokal.

Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 18% berlangsung lebih
dari 15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi
reaksi adapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar
kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti hemiparisis sementara tanpa (Heiparesis
Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa kali kejang unilateral yang lama, dapat
diikuti oleh hemiparesis yang mantap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering
terjadi pada kejang demam yang pertama. (Mansjoer Arief, 2000)

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan cairan serebrospinal

2. Elektroesenfalografi (CEG) tetapi kurang mempunyai nilai prognostik, tidak dianjurkan


untuk pasien kejang demam sederhana

3. Pemeriksaan lab rutin, untuk mengetahui sumber infeksi. (Mansjoer Arief, 2000)

6. KOMPLIKASI

1. Terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurologis.

2. Akan didapat IQ yang lebih rendah disbanding dengan saudaranya.

3. Lebid besar mengalami epilepsi. (M.Rudholph. A.,2006 : 161)

7. PENATALAKSANAAN

Ada 3 hal yang perlu dikerjakan :

1. Pengobatan fase akut : pada waktu kejang pasien dimiringkan, dan dipasang tong
spatel.

Untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan.

Jalan nafas harus bebas, agar oksigenasi terjamin.

Diazepam diberikan melalui intravena.

2. Mencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan


meningitis.
3. Pengobatan Profilaksis

Profilaksis intermitem diberikan

Diazepam oral dengan dosis 0,3 0,5 mg/kg BB

Hari dibagi 3 dosis saat pasien demam (Mansjoer, Arief, 2000)

S-ar putea să vă placă și