Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan
visual klien.
Meningkatkan kemampuan
respons terhadap stimulus
lingkungan.
Intervensi Rasional
Kaji derajat kecemasan, faktor Umumnya faktor yang
yang menyebabkan kecemasan, menyebabkan kecemasan adalah
tingkat pengetahuan, dan kurangnya pengetahuan dan
ketakutan klien akan penyakit. ancaman aktual terhadap diri.
Pada klien glaukoma, rasa nyeri
dan penurunan lapang pandang
menimbulkan ketakutan utama.
Orientasikan tentang penyakit
yang dialami klien, prognosis, Meningkatkan pemahaman klien
dan tahapan perawatan yang akan penyakit. Jangan
akan dijalani klien. memberikan keamanan palsu
seperti mengatakan penglihatan
akan pulih atau nyeri akan segera
hilang. Gambarkan secara
objektif tahap pengobatan
harapan proses pengobatan, dan
Berikan kesempatan pada klien orientasi pengobatan masa
untuk bertanya dengan berikutnya.
penyakitnya.
Berikan dukungan psikologis. Menimbulkan rasa aman dan
perhatian bagi klien.
Dukungan psikologis dapat
berupa penguatan tentang kondisi
klien, peran serta aktif klien
dalam perawatan maupun
mengorientasikan bagaimana
kondisi penyakit yang sama
Terangkan setiap prosedur menimpa klien yang lain.
yang dilakukan dan jelaskan
tahap perawatan yang akan Mengurangi rasa ketidaktahuan
dijalani, seperti riwayat dan kecemasan yang terjadi.
kesehatan, pemeriksaan fisik,
foto toraks, EKG, diet, sedasi
operasi dll.
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering Nyeri glaukoma umumnya sangat
mungkin, jika diperlukan. terutama pada glaukoma sudut tertutup
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang.
- Klien berpartisipasi dalam kegiatan persiapan operasi
Intervensi Rasional
Jelaskan gambaran kejadian pre- dan Meningkatkan pemahaman tentang
pasca operasi. Manfaat operasi, dan gambaran operasi untuk menurunkan
sikap yang harus dilakukan klien ansietas.
selama masa operasi.
Obyektif :
- Perilaku tidak terkontrol
- Kecenderungan memegang darah operasi
Tujuan :
Tidak terjadi cedera mata pascaoperasi
Kriteria Hasil :
- Klien menyebutkan faktor yang menyebabkan cedera
- Klien tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan resiko cedera
Intervensi Rasional
Diskusikan tentang rasa sakit, pembatasan aktifitas Meningkatkan kerjasama dan
dan pembalutan mata. yang diperlukan.
Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih Istirahat mutlak diberikan
rendah dan anjurkan untuk membatasi pergerakan pasca operasi.
mendadak/ tiba-tiba serta menggerakkan kepala
berlebih.
Ajarkan klien untuk menghindari tindakan yang Tindakan yang dapat mening
dapat menyebabkan cedera. dan menimbulkan kerusakan s
pasca operasi antara lain :
Mengejan ( valsalva maneuv
Menggerakan kepala menda
Membungkuk terlalu lama
Batuk
Tujuan :
Nyeri berkurang, hilang, dan terkontrol.
Kriteria hasil :
- Klien mendemonstrasikan teknik penurunan nyeri
- Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari. Normalnya, nyeri terjadi da
kurang dari 5 hari setelah o
berangsur menghilang. Ny
meningkat sebab peningkatan T
pasca operasi. Nyeri
menunjukan peningkatan TIO m
Tujuan:
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.
Kriteria hasil ;
- Klien mendapatkan bantuan parsial dalam pememnuhan kebutuhan diri.
- Klien memeragakan perilaku perawatan diri secara bertahap
Intervensi Rasional
Terangkan pentingnya Klien dianjurkan untuk istiraht
perawatan diri dan pembatasan ditempat tidur pada 2-3 jam
aktivitas selama fase peratama pascaoperasi atau 12
pascaoperasi jam jika ada komplikasi. Selama
fase ini, bantuan total diperlukn
Bantu klien untuk memenuhi bagi klien.
Memenuhi kebutuhan perawatan
kebutuhan perawatan diri
Secara bertahap, libatkan klien diri
dalam memenuhi kebutuhan
Pelibatan klien dalam aktivitas
diri
perawatan dirinya dilakukan
bertahap dengan berpedoman
pada prinsip bahwa aktivitas
tersebut tidak memprovokasi
peningkatan TIO dan
menyebabkan cedera mata,
kontrol klinis dilakukan dengan
menggunakan indikator nyeri
mata pada saat melakukan
aktivitas
( Anas Tamsuri, 2010 : 77-86 )
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
Tn. S, 68 th, mengeluh bola mata terasa nyeri, blured vision, lapang pandang
lateral OD menurun, TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg, visus OD
1/60, OS : 20/60, Tekanan darah 160/90 mmHg, N : 92x/menit, rr : 24x/menit,
S : 37 C, Rencana pemeriksaan penunjang uji midriatikum dan uji kamar
gelap. Terapi : Golongan beta blocker, lasik, diet rendah garam.
B. Terminologi
a) Blured vision : Pandangan kabur
b) TIO : Tekanan Intraokular
c) OD : Oculus Dexter ( Mata kanan)
d) OS : Oculus Sinister (Mata kiri)
(Poppy Kumala, et al, 1998 )
e) Uji medriatikum
Tekanan mata dengan pupil normal dibandingkan dengan pupil saat dilatasi
(midriasis). Pada mata yang mempunyai predisposisi untuk glaukoma, tekanan
nadi akan meningkat diatas batas normal, dapat digunakan suatu midriatikum
yang lemah sehingga efek kenaikan tekanan dapat dikembalikan (diturunkan)
dengan mudah. Apabila uji ini dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien baru
boleh pulang setelah miosis dicapai,
(Darling Vera, 1996 : 98)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata Klien
a. Data Demografi
Nama : Tn. S
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Dx. Medis : Glaukoma
Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
- Klien mengeluh bola mata terasa nyeri
- Klien mengeluh pandangan kabur (blured vision)
2. Data Objektif
- TD 160/90 mmHg
- N : 92x/menit
- rr : 24x/menit
- S : 37 C
- lapang pandang lateral OD menurun
- TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg
- visus OD 1/60, OS : 20/60
Analisa Data
1. DS :
- Klien mengeluh bola mata terasa nyeri
DO :
- TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg
- TD 160/90 mmHg
E : Peningkatan tekanan intraokular
P : Nyeri
Dx.Kep : Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular
2. DS :
- Klien mengeluh pandangan kabur (blured vision)
DO :
- Lapang pandang lateral OD menurun
- visus OD 1/60, OS : 20/60
E : Penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan
P : Penurunan persepsi sensori : Penglihatan
Dx.Kep : Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular
2. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan
C. PERENCANAAN
1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
- Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
penglihatan.
- Klien mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan visual klien.
Dekati klien dari sisi yang sehat. Memberikan rangsang sensori, mengurangi rasa
isolasi/terasing.
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan
visual klien.
D. MEDICAL MANAGEMENT
a. LASIK (laser assisted in-situ keratomileusis)
(http://blogyusron.blogspot.com/2010/01/memperbaiki-kerusakan-mata.html)
b. Diet
(http://ktiskripsi.blogspot.com/2011/03/materi-kesehatan-diet-rendah-
garam.html)
c. Obat-obatan Beta Blocker
A. Kesimpulan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
B. Saran
Klien yang mengalami glaukoma harus mendapatkan gambaran tentang penyakit serta
penatalaksanaannya, efek pengobatan, dan tujuan akhir pengobatan itu. Pendidikan kesehatan
yang diberikan harus menekankan bahwa pengobatan bukan untuk mengembalikan fungsi
penglihatan , tetapi hanya mempertahankan fungsi penglihatan yang masih ada.