Sunteți pe pagina 1din 19

G.

Asuhan Keperawatan Fokus


1. Pengkajian
1. Riwayat
a. Riwayat Okular
- Tanda peningkatan TIO : nyeri tumpul, mual, muntah, pandangan kabur
- Pernah mengalami infeksi : uveitis, trauma, pembedahan
b. Riwayat Kesehatan
- Menderita diabetes mellitus, hipertensi, penyakit kardiovaskular,
cerebrovaskular, gangguan tiroid
- Keluarga menderita glaukoma
- Penggunaan obat kortikosteroid jangka lama : topikal atau sistemik
- Penggunaan antidepressant trisiklik, antihistamin, venotiazin
c. Psikososial
- Kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh, berkendaraan
d. Pengkajian umum
- Usia
- Gejala penyakit sitemik : Diabetes mellitus, hipertensi, gangguan
kardiovaskular , hipertiroid
- Gejala gastrointestinal : mual muntah
e. Pengkajian Khusus
- Mata
- Pengukuran TIO dengan tonometer (TIO > 23 mmHg)
- Nyeri tumpul orbital
- Perimetri : menunjukkan penurunan luas lapang pandang
- Kemerahan (hiperemia mata)
- Gonioskopi menunjukkan sudut mata tertutup atau terbuka

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Subyektif :
Menyatakan penglihatan kabur, tidak jelas, penurunan area penglihatan.
Objektif :
- Pemeriksaan lapang pandang menurun.
- Penurunan kemampuan identifikasi lingkungan (benda, orang, tempat)
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan
dan mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
- Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
penglihatan.
- Klien mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan

Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan
visual klien.

Dekati klien dari sisi yang sehat.


Memberikan rangsang
sensori, mengurangi rasa
isolasi/terasing.
Identifikasi alternatif untuk
optimalisasi sumber rangsangan.
Memberi keakuratan
penglihatan dan
Sesuaikan lingkungan untuk
perawatannya.
optimalisasi penglihatan :
Orientasikan klien terhadap
Meningkatkan kemampuan
ruang rawat.
Letakkan alat yang sering persepsi sensori.
digunakan di dekat klien atau pada
sisi mata yang lebih sehat.
Berikan pencahayaan cukup.
Letakkan alat ditempat yang
tetap.
Hindari cahaya menyilaukan.
Anjurkan penggunaan alternatif
rangsang lingkungan yang dapat
diterima : auditorik, taktil.

Meningkatkan kemampuan
respons terhadap stimulus
lingkungan.

2. Ansietas yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit


dan prognosis.
Subyektif :
Klien mengatakan takut tidak akan dapa melihat lagi setelah dilakukan
tindakan operasi.
Obyektif :
- Klien terlihat kebingungan dan selalu bertanya perihal tindakan operasi.
- Tingkat konsentrasi klien berkurang.
- Terdapat perubahan pada tanda vital, tekanan darah meningkat.
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan.
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan kecemasan berkurang atau hilang.
- Klien berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan.

Intervensi Rasional
Kaji derajat kecemasan, faktor Umumnya faktor yang
yang menyebabkan kecemasan, menyebabkan kecemasan adalah
tingkat pengetahuan, dan kurangnya pengetahuan dan
ketakutan klien akan penyakit. ancaman aktual terhadap diri.
Pada klien glaukoma, rasa nyeri
dan penurunan lapang pandang
menimbulkan ketakutan utama.
Orientasikan tentang penyakit
yang dialami klien, prognosis, Meningkatkan pemahaman klien
dan tahapan perawatan yang akan penyakit. Jangan
akan dijalani klien. memberikan keamanan palsu
seperti mengatakan penglihatan
akan pulih atau nyeri akan segera
hilang. Gambarkan secara
objektif tahap pengobatan
harapan proses pengobatan, dan
Berikan kesempatan pada klien orientasi pengobatan masa
untuk bertanya dengan berikutnya.
penyakitnya.
Berikan dukungan psikologis. Menimbulkan rasa aman dan
perhatian bagi klien.
Dukungan psikologis dapat
berupa penguatan tentang kondisi
klien, peran serta aktif klien
dalam perawatan maupun
mengorientasikan bagaimana
kondisi penyakit yang sama
Terangkan setiap prosedur menimpa klien yang lain.
yang dilakukan dan jelaskan
tahap perawatan yang akan Mengurangi rasa ketidaktahuan
dijalani, seperti riwayat dan kecemasan yang terjadi.
kesehatan, pemeriksaan fisik,
foto toraks, EKG, diet, sedasi
operasi dll.

Bantu klien mengekspresikan Memberi kesempatan klien untuk


kecemasan dan ketakutan berbagi perasaan dan pendapat
dengan mendengar aktif. dan menurunkan ketegangan
pikiran.

Beri informasi tentang Mengorientasikan pada penyakit


penyakit yang dialami oleh dan kemungkinan realistik
klien yang berhubungan sebagai konsekuensi penyakit dan
dengan kebutaan. menunjukan realitas.

3. Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular.


Subyektif :
Mengatakan mata tegang. Nyeri hebat, lebih sakit untuk melihat.
Objektif :
- Meringis, menangis menahan nyeri.
- Sering memegangi mata.
Tujuan :
Nyeri berkurang, hilang atau terkontrol.
Kriteria Hasil :
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab nyeri.
- Klien menyebutkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
- Klien mampu melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.

Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari atau sesering Nyeri glaukoma umumnya sangat
mungkin, jika diperlukan. terutama pada glaukoma sudut tertutup

Terangkan penyebab nyeri dan faktor/ Penyebab munculnya nyeri a


tindakan yang dapat memicu nyeri. peningkatan tekanan intraokular, yang
meningkat akibat dipicu oleh :
Mengejan (valsalva maneuver)
Batuk
Mengangkat benda berat
Penggunaan kafein (rokok, kopi, teh
Gerakan kepala tiba-tiba
Menunduk/ kepala lebih rendah
pinggang
Tidur pada sisi yang sakit
Hubungan seks
Penggunaan obat kortikosteroid.

Untuk mencegah peningkatan TIO


lanjut.

Anjurkan klien untuk menghindari perilaku


Analgetik berfungsi untuk meningk
yang dapat memprovokasi nyeri.
ambang nyeri. Biasanya analgetik
diberikan adalah kelompok nar
sedatif.
Secara kolaboratif, berikan obat analgetik.

Untuk menurunkan sensasi nyeri


memblokir sensasi nyeri menuju
Teknik ini umumnya efektif saat nyeri
sangat mengganggu klien.
Ajarkan tindakan distraksi dan relaksasi
pada klien.

4. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang operasi.


Subyektif :
- Mengatakan takut dioperasi
- Sering menanyakan tentang operasi
Objektif :
- Perubahan tanda vital peningkatan nadi, tekanan darah, frekuensi
pernapasan
- Tampak gelisah, wajah murung, sering melamun

Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan
Kriteria Hasil :
- Klien mengungkapkan kecemasan minimal atau hilang.
- Klien berpartisipasi dalam kegiatan persiapan operasi

Intervensi Rasional
Jelaskan gambaran kejadian pre- dan Meningkatkan pemahaman tentang
pasca operasi. Manfaat operasi, dan gambaran operasi untuk menurunkan
sikap yang harus dilakukan klien ansietas.
selama masa operasi.

Jawab pertanyaan khusus


tentang Meningkatkan kepercayaan dan
pembedahan. Berikan waktu untuk kerjasama. Berbagi perasaan membantu
mengekspresikan perasaan. menurunkan ketegangan. Informasi
Informasikan bahwa perbaikan tentang perbaikan penglihatan bertahap
penglihatan tidak terjadi secara diperlukan untuk antisipasi depresi atau
langsung, tetapi bertahap sesuai kekecewaan setelah fase operasi dan
penurunan bengkak pada mata dan memberikan harapan akan hasil
perbaikan kornea. Perbaikan operasi.
penglihatan memerlukan waktu 6 bulan
atau lebih.

Diagnosis Keperawatan Pascaoperasi


5. Resiko cedera yang berhubungan dengan peningkatan TIO, perdarahan,
kehilangan vitreus.
Subyektif :
- Keinginan untuk memegang mata
- Menyatakan nyeri sangat

Obyektif :
- Perilaku tidak terkontrol
- Kecenderungan memegang darah operasi
Tujuan :
Tidak terjadi cedera mata pascaoperasi
Kriteria Hasil :
- Klien menyebutkan faktor yang menyebabkan cedera
- Klien tidak melakukan aktivitas yang meningkatkan resiko cedera

Intervensi Rasional
Diskusikan tentang rasa sakit, pembatasan aktifitas Meningkatkan kerjasama dan
dan pembalutan mata. yang diperlukan.

Tempatkan klien pada tempat tidur yang lebih Istirahat mutlak diberikan
rendah dan anjurkan untuk membatasi pergerakan pasca operasi.
mendadak/ tiba-tiba serta menggerakkan kepala
berlebih.

Bantu aktifitas selama fase istirahat. Ambulasi Mencegah/ menurunkan risiko


dilakukan dengan hati-hati. cedera.

Ajarkan klien untuk menghindari tindakan yang Tindakan yang dapat mening
dapat menyebabkan cedera. dan menimbulkan kerusakan s
pasca operasi antara lain :
Mengejan ( valsalva maneuv
Menggerakan kepala menda
Membungkuk terlalu lama
Batuk

Berbagai kondisi seperti luk


Amati kondisi mata : luka menonjol, bilik mata bilik mata depan meno
depan menonjol, nyeri mendadak, nyeri yang tidak mendadak, hiperemia, sert
berkurang dengan pengobatan, mual dan muntah. mungkan menunjukan cedera
Dilakukan setiap 6 jam asca operasi atau operasi.
seperlunya.
6. Nyeri yang berhubungan dengan luka pascaoperasi
Subyektif :
Mengatakan nyeri/tegang.
Objektif :
Gelisah, kecenderungan memegang daerah mata.

Tujuan :
Nyeri berkurang, hilang, dan terkontrol.
Kriteria hasil :
- Klien mendemonstrasikan teknik penurunan nyeri
- Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang.

Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap hari. Normalnya, nyeri terjadi da
kurang dari 5 hari setelah o
berangsur menghilang. Ny
meningkat sebab peningkatan T
pasca operasi. Nyeri
menunjukan peningkatan TIO m

Anjurkan untuk melaporkan perkembangan nyeri Meningkatkan kolaborasi , m


setiap hari atau segera saat terjadi peningkatan rasa aman untuk peningkatan
nyeri mendadak. psikologis.

Anjurkan pada klien untuk tidak melakukan Beberapa kegiatan klie


gerakan tiba-tiba yang dapat memicu nyeri. meningkatkan nyeri seperti ge
tiba, membungkuk, mengucek m
dan mengejan.
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Mengurangi ketegangan, m
Lakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian nyeri.
analgesik topikal/ sistemik. Mengurangi nyeri dengan m
ambang nyeri.
7. Gangguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan penglihatan,
pembatasan aktivitas pascaoperasi.
Subyektif :
Mengatakan takut melaukan aktivitas tertentu.
Objektif :
- Tubuh tidak terawat, kotor.
- Pergerakan terbatas, hanya ditempat tidur.

Tujuan:
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.
Kriteria hasil ;
- Klien mendapatkan bantuan parsial dalam pememnuhan kebutuhan diri.
- Klien memeragakan perilaku perawatan diri secara bertahap

Intervensi Rasional
Terangkan pentingnya Klien dianjurkan untuk istiraht
perawatan diri dan pembatasan ditempat tidur pada 2-3 jam
aktivitas selama fase peratama pascaoperasi atau 12
pascaoperasi jam jika ada komplikasi. Selama
fase ini, bantuan total diperlukn
Bantu klien untuk memenuhi bagi klien.
Memenuhi kebutuhan perawatan
kebutuhan perawatan diri
Secara bertahap, libatkan klien diri
dalam memenuhi kebutuhan
Pelibatan klien dalam aktivitas
diri
perawatan dirinya dilakukan
bertahap dengan berpedoman
pada prinsip bahwa aktivitas
tersebut tidak memprovokasi
peningkatan TIO dan
menyebabkan cedera mata,
kontrol klinis dilakukan dengan
menggunakan indikator nyeri
mata pada saat melakukan
aktivitas
( Anas Tamsuri, 2010 : 77-86 )
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

A. Kasus
Tn. S, 68 th, mengeluh bola mata terasa nyeri, blured vision, lapang pandang
lateral OD menurun, TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg, visus OD
1/60, OS : 20/60, Tekanan darah 160/90 mmHg, N : 92x/menit, rr : 24x/menit,
S : 37 C, Rencana pemeriksaan penunjang uji midriatikum dan uji kamar
gelap. Terapi : Golongan beta blocker, lasik, diet rendah garam.

B. Terminologi
a) Blured vision : Pandangan kabur
b) TIO : Tekanan Intraokular
c) OD : Oculus Dexter ( Mata kanan)
d) OS : Oculus Sinister (Mata kiri)
(Poppy Kumala, et al, 1998 )
e) Uji medriatikum
Tekanan mata dengan pupil normal dibandingkan dengan pupil saat dilatasi
(midriasis). Pada mata yang mempunyai predisposisi untuk glaukoma, tekanan
nadi akan meningkat diatas batas normal, dapat digunakan suatu midriatikum
yang lemah sehingga efek kenaikan tekanan dapat dikembalikan (diturunkan)
dengan mudah. Apabila uji ini dilakukan pada pasien rawat jalan, pasien baru
boleh pulang setelah miosis dicapai,
(Darling Vera, 1996 : 98)

f) Uji Kamar Gelap


Dilatasi (pelebaran) pupil secara normal pada keadaan gelap akan
menyebabkan hambatan sudut drainase. Keadaan ini terutama benar pada
glaukoma sudut tertutup. Tekanan intraokular direkam sebelum dan satu jam
setelah berada didalam kamar gelap. Pasien jangan diganggu, tetapi tidak
diperkenankan tidur, karena saat tidur akan terjadi relaksasi yang akan
memberikan hasil pembacaan palsu. Hal ini harus diterangkan kepada pasien
agar diperoleh kerjasama yang baik. Radio transistor akan membantu pasien
melewatkan waktu tadi selama berada didalam kamar gelap. Suatu kenaikan
tekanan sebesar 5 mmHg atau lebih dianggap bermakna (positip).
(Darling Vera, 1996 : 97)
g) LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)
suatu prosedur/tindakan dengan tujuan memperbaiki kelainan refraksi pada
mata sehingga setelah dilakukan tindakan ini, penderita kelainan refraksi
diharapkan dapat terbebas dari kacamata/lensa kontak.
(http://blogyusron.blogspot.com/2010/01/memperbaiki-kerusakan-mata.html)
h) Golongan Beta Blocker
Memblok impuls adrenergik ( Sympathetik ) yang secara normal
menyebabkan mydriasis, mekanisme yang bisa menurunkan IOP
( Barbara C. Long, 2000 : 267)

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata Klien
a. Data Demografi
Nama : Tn. S
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Dx. Medis : Glaukoma
Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
- Klien mengeluh bola mata terasa nyeri
- Klien mengeluh pandangan kabur (blured vision)

2. Data Objektif
- TD 160/90 mmHg
- N : 92x/menit
- rr : 24x/menit
- S : 37 C
- lapang pandang lateral OD menurun
- TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg
- visus OD 1/60, OS : 20/60
Analisa Data
1. DS :
- Klien mengeluh bola mata terasa nyeri
DO :
- TIO OD : 28 mmHg, TIO OS : 24 mmHg
- TD 160/90 mmHg
E : Peningkatan tekanan intraokular
P : Nyeri
Dx.Kep : Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular
2. DS :
- Klien mengeluh pandangan kabur (blured vision)
DO :
- Lapang pandang lateral OD menurun
- visus OD 1/60, OS : 20/60
E : Penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan
P : Penurunan persepsi sensori : Penglihatan
Dx.Kep : Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular
2. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan

C. PERENCANAAN
1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
- Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
penglihatan.
- Klien mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan

Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan visual klien.

Dekati klien dari sisi yang sehat. Memberikan rangsang sensori, mengurangi rasa
isolasi/terasing.

Identifikasi alternatif untuk Memberi keakuratan penglihatan dan perawatannya.


optimalisasi sumber rangsangan.
Meningkatkan kemampuan persepsi sensori.
Sesuaikan lingkungan untuk
optimalisasi penglihatan :
Orientasikan klien terhadap ruang
rawat.
Letakkan alat yang sering digunakan
di dekat klien atau pada sisi mata yang
lebih sehat.
Berikan pencahayaan cukup.
Letakkan alat ditempat yang tetap.
Hindari cahaya menyilaukan.
Meningkatkan kemampuan respons terhadap stimulus
Anjurkan penggunaan alternatif
lingkungan.
rangsang lingkungan yang dapat
diterima : auditorik, taktil.
2. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Tujuan :
Klien melaporkan kemampuan yang lebih untuk proses rangsang penglihatan dan
mengomunikasikan perubahan visual.
Kriteria Hasil :
- Klien mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi penglihatan.
- Klien mengindentifikasi dan menunjukkan pola-pola alternatif untuk
meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan

Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan klien. Mengidentifikasi kemampuan
visual klien.

Dekati klien dari sisi yang sehat.


Memberikan rangsang sensori,
mengurangi rasa isolasi/terasing.

Identifikasi alternatif untuk


optimalisasi sumber rangsangan. Memberi keakuratan penglihatan
dan perawatannya.

Sesuaikan lingkungan untuk


optimalisasi penglihatan : Meningkatkan kemampuan

Orientasikan klien terhadap persepsi sensori.


ruang rawat.
Letakkan alat yang sering
digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat.
Berikan pencahayaan cukup.
Letakkan alat ditempat yang
tetap.
Hindari cahaya menyilaukan.
Anjurkan penggunaan alternatif
rangsang lingkungan yang dapat
diterima : auditorik, taktil. Meningkatkan kemampuan respons
terhadap stimulus lingkungan.

D. MEDICAL MANAGEMENT
a. LASIK (laser assisted in-situ keratomileusis)

Terapi Penjelasan Umum Indikasi & Tujuan


LASIK (laser assisted suatu prosedur/tindakan Tujuan :
in-situ keratomileusis) dengan tujuan Memperbaiki kelainan
memperbaiki kelainan refraksi pada mata
refraksi pada mata sehingga penderita
sehingga setelah dapat terbebas dari
dilakukan tindakan ini, kacamata maupun
penderita kelainan lensa kontak.
refraksi diharapkan Indikasi :
dapat terbebas dari
Apabila sudah
kacamata/lensa kontak.
berumur 18 tahun.
Tidak sedang hamil
atau menyusui.
Tidak mempunyai
riwayat auto imun.
Mempunyai ukuran
kacamata yang stabil.
Gangguan
penglihatan anda dapt
dikoreksi dengan
kacamata atau lensa
kontak.
Kelainan refraksi
anda berkisar +_ 4.00
s/d 14 Dioptri.
Apabila klien
menggunakan lensa
kontak, minimal klien
telah melepas lensa
kontak 14 hari
berturut-turut untuk
soft contact lensa dan
selama 30 hari untuk
hard contact lens.

(http://blogyusron.blogspot.com/2010/01/memperbaiki-kerusakan-mata.html)

b. Diet

Jenis diet Penjelasan Umum Indikasi & tujuan Makanan


spesifik
Diet Diet rendah garam Membantu Beras, kentan,
rendah adalah makanan menghilangkan macaroni, mie
garam dengan cara retensi garam atau tawar, roti
membatasi atau air dalam jaringan Lauk hewani
menghindari garam tubuh segar
natrium. Menurunkan Lauk nabati,
tekanan darah dimasak tanpa
pada pasien garam
hipertensi Sayura segar
Buah buahan
segar
Minyak
margarine,
mentega (tanpa
garam)
Bumbu segar
atau kering yang
tidak
mengandung
garam
Kecap khusus
diet
Susu segar
rendah lemak
Selai khusus
diet

(http://ktiskripsi.blogspot.com/2011/03/materi-kesehatan-diet-rendah-
garam.html)
c. Obat-obatan Beta Blocker

Obat Efek terhadap Glaukom


Edrenergic Beta Bloker :
Timolol meleate (Timoptic) Memblok impuls ad
Betaxolol hydrochloride (Betaoptic) menyebabkan mydria
tidak jelas
Levobunolol hydrochloride (Betagan

(Barbara C. Long, 2000 : 267 )


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata
tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.

B. Saran
Klien yang mengalami glaukoma harus mendapatkan gambaran tentang penyakit serta
penatalaksanaannya, efek pengobatan, dan tujuan akhir pengobatan itu. Pendidikan kesehatan
yang diberikan harus menekankan bahwa pengobatan bukan untuk mengembalikan fungsi
penglihatan , tetapi hanya mempertahankan fungsi penglihatan yang masih ada.

S-ar putea să vă placă și