Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. Pendahuluan
Embriogenesis merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup dari mulai zigot sampai menjadi
fetus dan dilahirkan. Sebelum memasuki embriogenesis, ada
beberapa istilah yang perlu diketahui untuk memudahkan
pembelajaran neuroembriologi, antara lain :
Tabel 2.1 Istilah Embriogenesis Secara Umum1
No. Istilah Penjelasan
1. Involusi Pergerakan membelok dari suatu jaringan
yang sedang tumbuh
2. Invaginasi Pelekukan jaringan menuju arah dalam
3. Evaginasi Pelekukan jaringan menuju arah luar
4. Ekstensi Perluasan atau pemanjangan rongga
embrio saat pertumbuhan dan
perkembangan
5. Delaminasi Berpindah atau berpisahnya suatu
jaringan dari jaringan asal
6. Konvergensi Sel-sel embrio bermigrasi ke satu titik
7. Divergensi Sel-sel embrio bermigrasi dari satu titik ke
segala arah
8. Ventral Bagian depan tubuh
9. Dorsal Bagian belakang tubuh
10. Rostral (Kranial) Bagian tubuh yang menuju kepala
11. Caudal Bagian tubuh yang menuju ekor
Derivat-derivat ektoderm
antara lain :
1. Ektoderm Permukaan
Epidermis
Rambut dan kuku
Kelenjar kulit dan susu
Gambar 2.6 Primitive Yolk Sac 2
Kelenjar hipofisis
anterior
C. Embriogenesis Sistem Saraf Pusat Email gigi
Dalam embriogenesis sistem saraf ini akan ditekankan pada Telinga dalam dan
derivat ektoderm karena sistem saraf merupakan hasil lensa
perkembangan dari lapisan ektoderm. Berikut urutan 2. Neuroektoderm
perkembangannya : Neural tube
1. Proliferasi Ektoderm SSP
- Ektoderm ini akan berproliferasi sangat cepat dan Retina dan badan
bermigrasi pineal
- Arah migrasinya adalah menuju kaudal Epifisis dan hipofisis
- Selanjutnya adalah ektoderm melakukan involusi untuk posterior
membentuk sel-sel mesoderm Neural crest
- Hasilnya adalah terbentuknya primitive streak yang Ganglion
menyusun 3 lapisan embrionik Saraf kranial
Saraf sensorik
4. Neurulasi
- Notokord menginduksi ektoderm di bagian dorsal untuk
Neural crest selanjutnya
membentuk neural plate
akan berdiferensiasi untuk
- Selanjutnya terjadi pembentukan alur longitudinal yang membentuk :
disebut neural groove 1. Ganglia radix posterior
- Kemudian, terjadi pelekukan dari bagian media menuju 2. Sel ganglion sensorik
rostral dan dilanjutkan dari media menuju caudal, di mana kranial
pelekukan ini disebut neural fold 3. Sel medula superenalis
- Neural fold akan menyatu dan membentuk neural tube 4. Sel Schwann
namun, ada bagian ektoderm yang berpisah dari ektoderm 5. Melanosit
maupun neural tube, struktrur ini disebut dengan neural
crest
- Dalam pelekukan ini akan terlihat somit yang jika semakin
banyak somit maka semakin tua usia embrio
- Setelah itu terjadi pertemuan neural fold sehingga terjadi
penutupan neurofor anterior pada hari ke-25 dan
penutupan neurofor posterior pada hari ke-27
- Struktur ini disebut dengan neural tube
- Struktur neural tube akan lebih besar di anterior karena
akan membentuk struktur otak, sementara di posterior lebih
kecil yang akan membentuk medula spinalis Gambar 2.10 Pembentukan Neural
- Neural tube ini akan terangkat pada bagian depannya dari Tube (Hari ke-22)3
blastoderm sehingga terbentuk head fold dan kantong di
ventral yang disebut kantung subsefalik
- Kemudian, bagian anterior dari head fold akan berisi
ektoderm dan entoderm yang megelilingi proamnion,
namun akan terdegenerasi seiring perkembangan
Gambar 2.9
Neurulasi3
Setelah berdilatasi, tiga segmen otak tersebut akan Gambar 2.11 Dilatasi Neural Tube3
berdiferensiasi membentuk beberapa bagian lagi, yang
dirangkum dalam gambar berikut :
6. Pelekukan Embrio
Embrio akan melekuk di bagian anterior maupun posterior di
mana akan terbentuk tiga lekukan, antara lain :
a) Cephalic flexure
Terdapat di daerah otak tengah di mana kepala primitif
melekuk ke arah anterior.
b) Cervical flexure
Terdapat di perbatasan myelencephalon dan medulla
spinalis
c) Pontin flexure
Lekukan ini akan terjadi pada perkembangan yang lebih
lanjut. Terdapat di anterior metencephalon dan berlawanan
arah dengan cephalic flexure maupun cervical flexure.
D. Derivat-Derivat Otak
Otak yang telah mengalami embriogenesis sedemikian rupa,
akan membentuk derivat-derivatnya yang tentunya berpengaruh
dalam pengaturan homeostasis tubuh. Berikut derivat-derivat otak:
1. Hipofisis
- Terjadi evaginasi dinding ventral diensefalon
- Hasilnya adalah infundibulum
- Infundibulum ini akan membentuk hipofisis posterior yang
berfungsi sebagai neurohipofisis
- Kemudian permukaan ektoderm lainnya melakukan
invaginasi membentuk kantong Rathke yang akan
membentuk hipofisis anterior (adenohipofisis)
- Kedua struktur tersebut berfusi dan membentuk hipofisis
secara utuh
Gambar 2.16 Optic Cup dan Optic Stalk Dalam embriogenesis sistem
saraf tepi (pembentukan medulla
E. Embriogenesis Sistem Saraf Tepi spinalis) ada faktor yang terlibat
Pendahuluannya, sistem saraf tepi disusun oleh kumpulan sel dalam perkembangan ini, antara
saraf yang disebut ganglion. Serabut saraf yang ada di SST ini lain :
disusun dua macam yaitu aferen (saraf sensoris hasil pertumbuhan 1. BMPs
neuroblast di neural crest dan akan membentuk serabut dorsal) dan Bone Morphogenetic Proteins
eferen (saraf motorik hasil pertumbuhan neuroblast di lantai merupakan protein yang
ventrolateral neural tube dan akan membentuk serabut ventral). berperan dalam pelekukan
Derivat neural crest dapat dilihat pada gambar 2.9. neural crest sehingga terjadi
ekspresi Pax 3 dan Pax 7 di
bagian dorsal medulla
spinalis.
2. SHH
Sonic Hedgehog merupakan
protein yang menginduksi
pembentukan floor plate.
SHH ini diekspresikan oleh
notokord, floor plate pada
neural tube, otak, dan lain-
Gambar 2.17 Pembentukan Ganglion dari Neural
lain. Intinya setelah SHH
Crest
menghasilkan floor plate,
SHH menginduksi
pembentukan motor neuron.
Sistem saraf tepi ini dapat dibedakan menjadi dua macam atau
golongan yaitu saraf kranial dan saraf spinal :
2. Kraniosakral (terminal)
Membentuk saraf parasimpatik
2. Mata
- Terjadi pembentukan plakoda lensa
- Pembentukan ini terjadi pada sisi lateral diensefalon yang
berhadapan dengan optic cup
- Selanjutnya plakoda lensa berkembang menjadi lens vesicle
- Kemudian berkembang lagi menjadi primordia lensa
3. Telinga
- Terjadi pembentukan plakoda auditorius
- Pembentukan itu terjadi pada sisi lateral mielensealon
- Selanjutnya terbentuk celah auditorius
- Celah tersebut menutup dan disebut otosist
- Dari otosist ini akan dibentuk saluran tubular ke arah dorsal
mendekati ektoderm kepala
- Hasilnya adalah duktus endolimfa
- Otosist memanjang searah dengan sumbu dorso-ventral
- Kemudian berkembang menjadi telinga bagian dalam yang
terdiri atas utrikulus, sakulus, dan koklea
- Telinga bagian tengah terbentuk hasil dari perkembangan
kanton faring I yang membentuk tuba eustachius dan
membran timpain
- Telinga bagian luar dihasilkan dari celah brankhial I yang
membentuk meatus akustikus eksternus
2. Microcephalus
Gambar 2.21 Acrania
Merupakan kondisi dari kranium yang megecil bagian
anteriornya. Hal ini diakibatkan oleh kecacatan pada
perkembangan otak.
3. Macrocephalus (Hidrocephalus)
Merupakan kondisi pembesaran kepala akibat menumpuknya
cairan cerebrospinal. Hal ini terjadi karena adanya sumbatan
pada aquaductus Sylvii yang berakibat pada tidak terjadinya
rearbsorpsi cairan cerebrospinal.
4. Anencephalus
Merupakan kondisi tidak terbentuknya kranium bagian anterior
sehingga otak dari bayi tersebut terlihat. Kondisi ini terjadi akibat
gagalnya perkembangan pada ujung rostral neural tube
(rongga neural tube tetap terbuka). Faktor penyebabnya adalah Gambar 2.22 Microsefalus
kurangnya nutrisi asam folat.
5. Spina Bifida
Merupakan kondisi di mana ada satu atau lebih spina
serta arcus vertebrae berdekatan namun tidak mengalami
perkembangan. Biasanya terjadi pada daerah bawah pada
thoraks, lumbal, maupun sakral.
6. Cyclopia
Kondisi di mana kedua bola mata yang harusnya terpisah
menjadi berfusi. Dalam gabar dapat dilihat bahwa posisi hidung
seperti belalai dan letaknya terdapat di atas mata.
7. Anophtalmia
Kondisi di mana jaringan mata yang tidak menyatu sehingga
kelopak mata sudah terbentuk namun tidak disertai dengan Gambar 2.27 Coloboma of the Iris
adanya bola mata.
9. Cleft Nose
Terdapat lekukan di antara kedua lubah hidung.
2. Spongioblast
Akan berkembang membentuk neuroglia astrosit, sementara
yang dinamik akan membentuk oligodendrosit.
3. Sel-Sel Ependima
Sel-sel ini kemudian membentuk lapisan tipis yang ada di
permukaan ventrikel otak serta plexus choroideus. Sel-sel ini
akan bersilia sehingga membantu sirkulasi cairan serebrospinal.
Sel-sel ependima yang ada di plexus choroideus akan
menghasilkan cairan serebrospinal.
Dinding neural akan disusun oleh tiga zona, antara lain adalah
lapisan ependima, lapisan mantel, dan lapisan marginal. Berikut
penjelasannya masing-masing :
1. Lapisan Ependima
Disusun oleh sel-sel epenima yang terletak di MLI (permukaan
canalis centralis atau ventrikel otak) dan sel-sel yang bermitosis.
2. Lapisan Mantel
Disusun oleh sel-sel bernukleus hasil proliferasi lapisan
ependima, terutama badan sel neuron dan sel-sel neuroglia.
Lapisan mantel menjadi substansi grisea dari sistem saraf pusat.
3. Lapisan Marginal
Merupakan lapisan non-seluler. Tempat ini akan menjadi
tempat berkembangnya prosesus saraf serta membentuk sinaps
interneuron. Lapisan ini disusun oleh prosesus saraf yang
tumbuh dan meluas ke organ target di mana akan menjadi
subtansia alba dari otak dan medulla spinalis.
5. Ependimal
- Ependimosit Ventrikel, canalis Mengalirkan dan
sentralis absorbsi cairan
serebrospinal
- Tanisit Ventriculus tertius Mengangkut zat-zat dari
cairan serebrospinal ke
sistem portal hipofisis
- Epitel Permukaan Plexus Memproduksi dan
Koroidea choroideus menyekresikan cairan
serebrospinal
6. Sel Schwann Mielin SST Membentuk selubung
mielin di sel saraf tepi
J. Neurogenesis Lanjutan
Struktur neuron sendiri dapat dilihat pada lecture notes
mengenai histologi sistem saraf. Berikut penjelasan mengenai
neurogenesis lanjutan :
Neuron hasil pembentukan awal tidak berhubungan dengan sel
target
Selanjutnya terjadi morfogenesis neuroblast yang akan
menghasilkan neuron spesifik
Terjadi pembentukan akson dan dendrit menuju struktur
tertentu
Selanjutnya terjadi pembentukan jaringan pada sistem di lokasi
tertentu
Pada sistem saraf pusat, sel-sel glia dan sel ependima akan
mengarahkan migrasi atau pertumbuhan neuron. Pertumbuhan
growth cones menjadi akson maupun dendrit dibantu dengan
sokongan polimerisasi tubulin yang akan menjadi mikrotubulus.
Hasilnya akson akan menjadi kokoh dan kuat.
1. Protein Organizer
Macamnya antara lain noggin, chordin, dan follistatin. Protein
ini akan berdifusi ke ektoderm bagian dorsal utnuk merangsang
pembentukan neural plate. Protein ini menghambat BMP-4
yang ada di ektoderm di dorsal notokord.
Daftar Pustaka
1. Yurnadi. Embriogenesis sistem saraf. Presentation presented at;
2016; Depok.
2. Sadler TLangman J. Langman's medical embryology 13th ed.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2013.
3. Snell R. Clinical neuroanatomy 7th ed. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
4. Marieb E. Essentials of human anatomy & physiology. San
Francisco: Pearson/Benjamin Cummings; 2012.