Sunteți pe pagina 1din 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan
keluarga yaitu individu, family atau keluarga dn community atau masyarakat. Prinsip
utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit
atau kesatuan dari pelayanan kesehatan.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisisk yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan
semakin buruk gerakan lambat, dn figur tubuh yang tidak proporsional.
Usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu bagian dari proses
kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap
ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya
kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Soejono,
2000).
Jumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu penurunan kemampuan fisik
dan mental lansia berpengaruh terhadap aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk
lansia di seluruh dunia pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh
jumlah penduduk dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali
lipat pada tahun 2009 (Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun 2009, populasi lansia
diperkirakan ada 500 juta atau 11 % dengan usia rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009).
Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia usia lanjut
(lansia). Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11 % dari total jumlah
penduduk di Indonesia, dimana sekitar 74 % dari jumlah lansia tersebut menderita
penyakit metabolik yang harus terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut
antara lain adalah diabetes melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %), osteoporosis
(17 %), dan penyakit lainnya (6 %) (Oktavia, 2009).
Angka tertinggi dilaporkan dari Sukabumi di Jawa Barat sebesar 28,6%. Insiden
hipertensi sekitar 5% pada dewasa muda, 20% pada usia 50-60 tahun, dan 50% pada usia
80 tahun. Insiden ini lebih tinggi pada propinsi lain, dan meningkat pada mereka yang
menderita diabetes melitus atau insufisiensi ginjal (Jaleha, 2009).
Mengkaji masalah kesehatan lansia merupakan hal yang penting dilakukan oleh
perawat karena lansia merupakan usia yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis yang
membahas tentang keperawatan gerontik.

B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada klien Tn.T ?

C. Tujuan Masalah
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran
nyata mengenai asuhan keperawatan gerontik pada klien Tn.T. Penulis mengharapkan
pembaca :
a. Mengetahui konsep dasar keperawatan keluarga
b. Mengetahui konsep perkembangan keluarga lansia
c. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian

2
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung
kepada orientasi teoritis pendefinisi yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis
dari untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (1963) membuat definisi yang berorientasi
pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas:
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga,
atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial
keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara dan
saudari.
d. Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberpa ciri unik tersendiri.

2. Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi).

3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi
ekonomi, fungsi perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401)
a. Fungsi Afektif, berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu
sebagai perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Pemenuhan
fungsi afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dna kelanjutan dari unit
keluarga (stair, 1972)
b. Fungsi Sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dn
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

4. Dimensi Struktur Dasar Keluarga

3
Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga
di masyarakat sekitarnya. Parad dan caplan (1965) yang diadopsi oleh friedman mengatakan
ada empat struktur keluarga yaitu:
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-
ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain
(pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.

B. Konsep Perkembangan Keluarga Lansia


1. Pengertian
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
maupun psikologis.
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia pada Bab I
Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.

2. Tipe-tipe Lansia
a. Tipe arif bijaksana : lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri : lansia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru,
selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas: lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses
penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani,
kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
tersinggung menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah : lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep
habis (habis gelap datang terang), mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan
apa saja yang dilakukan.
e. Tipe bingung : lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa
minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.

3. Tugas Perkembangan Lansia


a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

4
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam
mendukung kesejahteraan lansia mis. Perpindahan tempat tinggal lansia.
b. Penyesuaian terhadap pendapatan menurun
Ketika lansia memasuki pensiun, pendapatan menurun secara tajam dan semakin tidak
memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara tabungan/pendapatan
berkurang.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
Hal ini menjadi penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan
mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari
pasangan. Contoh: mitos tentang aseksualitas
d. Penyesuaian terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara umum : tugas yang paling traumatis. Lansia menyadari
bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian
tidak ada. Hal ini akan berdampak pada reorganisasi fungsi keluarga secara total.
e. Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
Ada kecenderungan lansia untuk menjauhkan diri dari hub.sosial, namun keluarga
menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.

4. Mitos lansia dan kenyataannya


a. Mitos konservatif
Ada pandangan bahwa lansia pada umumnya:
1) Konservaatif
2) Tidak kreatif
3) Menolak inovasi
4) Berorientasi ke masa silam
5) Merindukan masa lalu
6) Kembali ke masa kanak-kanak
7) Susah menerima ide baru
8) Susah berubah
9) Keras kepala
10) Cerewet
Faktanya : tidak semua lansia bersikap, berfikiran, dan berperilaku demikian.
b. Mitos berpenyakit dan kemunduran
Lansia sering kali dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai
dengan berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses menua
(lansia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran)
Faktanya : memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, saat ini telah banyak
penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.
c. Mitos senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh adanya kerusakan sel otak.
Faktanya : banyak lansia yang masih tetap sehat dan segar bugar, daya pikirnya masih
jernih dan cenderung cemerlang, bnyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan daya ingat.
d. Mitos ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi
beban keluarganya.

5
Faktanya : tidak demikian, banyak individu yang mencapai kebenaran, kematangan,
kemantapan, serta produktifitas mental dan material di massa lanjut usia.
e. Mitos asektualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks
menurun.
Faktanya : kehidupan seks pada lansia berlangsung normal, dan frekuensi hubungan
seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi.
f. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia sudah tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada lawan jenis.
Faktanya : perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa, perasaan
cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lansia.
g. Mitos kedamaian dan ketenangan
Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan
dewasanya. Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan telah berhasil
dilewatinya.
Faktanya : lansia sering ditemukan stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta
penderitaan karena penyakit, kecemasan, kekhawatiran, depresi, paranoid, dan psikotik.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep asuhan keperawatan pada lanjut usia
Asuhan keperawatan lansia atau gerontik diberikan berupa bantuan kepada klien lanjut
usia karena adanya :
a. Kelemahan fisik, mental dan sosial
b. Keterbatasan pengetahuan
c. Kurangnya kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.
Tujuan asuhan keperawatan pada lanjut usia :
a. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemeliharaan
kesehatan, sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hayatnya.
b. Mempertahankan kesehatan dan kemampuan mereka yang usianya telah lanjut dengan
perawatan dan pencegahan.
c. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien
lanjut usia.
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau
mengalami gangguan tertentu.
e. Merangsang petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang
tepat dan dini bila mereka menemukan kelainan tertentu.
f. Mencari upaya semaksimal mungkin agar klien lanjut usia yang menderita
suatu penyakit/gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
Fokus asuhan keperawatan pada lanjut usia :
a. Peningkatan kesehatan
b. Pencegahan penyakit (preventif)
c. Mengoptimalkan fungsi mental
d. Mengatasi gangguan kesehatan secara umum.

6
2. Pengkajian
Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat mendasar pada
proses menua yang meliputi seluuh organ tubuh, dalam melakukan pengkajian perawat
memerlukan pertimbangan khusus. Pengkajian harus dilakukan terhadap fungsi semua
system, status gizinya, dan aspek psikososialnya.
Hal-hal yang dapat ditemukan pada pengkajian lanjut usia :
a. Mulut dan gigi
Gigi menjadi ompong yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
periodontal sehingga gusi menjaadi atrofi secara progresif. Mulut kering sehingga air
ludah mudah mengental. Selain itu dapat menimbulkan risiko mukosa mudah mulut
mudah pecah sehingga timbul stomatitis dan perasaan tidak nyaman.
b. Kulit
Akan sering ditemukan data subjektif dari lanjut usia gatal-gatal dan Nampak kulit
kering serta mudah terluka.
c. Ekstermitas atas dan bawah
Terjadi penebalan pada kulit yang tertekan terutama pada telapak kaki, mata kaki
termasuk telapak tangan. Beberapa kulit di daerah ekstermitas bahkan menipis, kulit
terkelupas, pecah-pecah dan mudah tergores. Terjadi pula kelainan pada kuku seperti
lapisan tanduk yang semakin mengeras, hipertrofi kuku atau kuku yang merusak
jaringan lunak di bawahnya.
d. Mobilitas
Terdapat keterbatasan pergerakan yang terjadi akibat beratnya penyakit atau
kompleksitas dari gangguan fungsi tubuhnya, sehingga dapat menimbulkan masalah
mobilitas. Untuk itu perlu dikaji kemampuan lama dan jenis aktivitas yang dapat
dilakukan serta waktu yang digunakan untuk beristirahat setelah menjalani aktivitas
tertentu.
e. Eliminasi
Konstipasi, inkontinensia urin dan atau fekal, diare merupakan keluhan utama klien
lanjut usia yang paling menonjol. Perlu dilakukan pengkajian frekuensi dan pola
defekasi, pola diet, masukan dan keluaran cairan, aktivitas klien, integritas kulit sekitar
anus dan kemaluan serta mengidentifikasi factor penyebab munculnya masalah
eliminasi.

f. Penglihatan
Klien lanjut usia akan sering mengalami gangguan penglihatan diantaranya akan
ditemukan glaucoma dan katarak. Perlu dikaji jenis alat bantu penglihatan yang
digunakan serta pemeriksaan fisik pada mata sesuai dengan masalah yang muncul.
g. Pendengaran
Ketahuilah tentang penggunaan alat bantu pendengaran yang digunakan klien,
keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari atau terjadi gangguan hubungan social
akibat gangguan pendengaran.
h. Jantung dan pembuluh darah
Terjadi peningkatan tekanan darah, hipotensi orthostasis, penyakit jantung koroner atau
bahkan gagal jantung merupakan penyakit yang lazim terjadi pada lanjut usia.
Perubahan hemodinamik, pola diet, nyeri dada, kembung, bingung, sesak nafas,
palpitasi, vertigo bahkan sinkop akan sering dijumpai pada pemeriksaan fisik.

7
i. Pernafasan
Pneumonia dan obstruksi paru menahun juga merupakan masalah kesehatan pada
system respirasi yang menonjol pada lanjut usia. Akan ditemukan adanya data batuk,
kesulitan mengeluarkan dahak, mudah lelah, lemah, berat badan menurun, tidak nafsu
makan dan lain-lain.
j. Endokrin
Diabetes mellitus dan penyakit-penyakit tiroid kerap merupakan masalah kesehatan
yang banyak ditemui pada lanjut usia. Maka perawat perlu mengidentifikasi adanya
tanda-tanda dan gejala terhadap kehilangan atau meningkatnya berat badan, hilangnya
atau meningkatnya nafsu makan, sesak nafas, palpitasi, tremor, kelemahan atau adanya
intoleransi terhadap perubahan cuaca dingin atau panas.
k. Nyeri
Nyeri pada lanjut usia dirasakan dua kali lebih berat dibandingkan pada usia muda.
Data-data yang dapat ditemukan antara lain adanya temuan skala nyeri, menangis,
mengerang kesakitan, agitasi, lemah dan tampak tertekan disamping adanya perubahan
tanda-tanda vital.
l. Depresi
Perasaan tidak berdaya muncul akibat hilangnya berbagai fungsi organ tubuh oleh
karena bertambahnya usia. Sulit berkonsentrasi, merasa sedih dan pesimis, kesulitan
atau terlalu banyak tidur, kelebihan atau kehilangan berat badan, hilangnya minat
melakukan motivasi serta energy merupakan tanda-tanda bagi klien yang mengalami
depresi.
m. Demensia
Kehilangan daya ingat terutama ingatan jangka pendek, gangguan dalam memberikan
alasan yang abstrak, sangat tergantung dengan bantuan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari serta tidak mampu berkomunikasi dengan jelas secara lengkap
dan ekspresif.

D. Format Pengkajian Keperawatan Keluarga Pada Usia Lanjut


Identitas kepala keluarga
Nama : Tn.T
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Kom.Yos Sudarso, Gg Bunga No 15

1. Komposisi Keluarga

8
2. Tipe Keluarga :
1) Jenis tipe keluarga : Nuclear Family
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : tidak pernah ada masalah dalam keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1. Tn.T L 70 Thn Ayah Wirausaha Sarjana

2. Ny.S P 60 Thn Ibu IRT SMA


tersebut.
3. Suku Bangsa :
1) Asal suku bangsa : Melayu
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada budaya yang berhubungan
dengan kesehatan dalam keluarga tersebut.
4. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
1) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Ayah
2) Penghasilan : minimal 6 juta / bulan
3) Upaya lain : tidak ada
4) Harta benda yang dimiliki : Tn.T memiliki 1 buah rumah pribadi, 1 buah rumah kosan,
3 buah rumah kontrakan, 1 buah sepeda motor
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : 3 juta.
6. Aktifitas Rekreasi Keluarga : Tn.T mengatakan jarang mengadakan aktifitas rekreasi
keluarga.

1. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) : keluarga
dengan lanjut usia
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn.T menderita penyakit Diabetes Melitus
2. Riwayat penyakit keturunan : -
3. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga
Imunisasi
N Keadaan Masalah Tindakan yang
Nama BB (BCG/Polio/DPT/
o Kesehatan Kesehatan telah dilakukan
HB/Campak)
1. Ayah 80 Kg Klien mudah Terpenuhi DM Pergi ke dokter
capek, sering praktek setiap
berkemih di bulan
malam hari

2. Ibu 65 Kg Baik dan Terpenuhi


Sehat

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Rumah sakit dan Dokter praktik

9
5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn.T mengatakan di keluarganya tidak ada
yang menderita penyakit seperti yang dideritanya.

2. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah :
1) Luas rumah : 15 x 12 m persegi
2) Type rumah : permanen
3) Kepemilikan : Milik Sendiri
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Kamar : 4, Ruang Depan, Tengah, dan Dapur
5) Ventilasi / Jendela : 14/ 8
6) Pemanfaatan ruangan : dimanfaatkan dengan baik
7) Septic tank : ada
8) Sumber air minum : Air Galon
9) Kamar mandi / WC : 1 / 1(WC jongkok)
10) Sampah : Buang ketempat pembuangan sampah
11) Kebersihan lingkungan : Bersih

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1) Kebiasaan : klien mengatakan orang-orang di sekitar tempatnya
mempunyai kebiasaan menyabung ayam dan jarang diadakan kegiatan gotong
royong.
2) Aturan / kesepakatan : jika ada pendatang baru wajib lapor RT.
3) Budaya : tedapat banyak kebudayaan di daerah setempat.
c. Mobilitas Geografis Keluarga : keluarga baru berpindah tempat tinggal sebanyak 1 kali
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Keluarga hanya berkumpul
setahun sekali pada saat idul fitri dengan anak-anaknya. Klien jarang berinteraksi
dengan masyarakat, hanya sesekali ngobrol-ngobrol dengan tetangga didepan rumah.
e. System pendukung keluarga : Tn.T dan Ny.S selalu merawat satu sama lain apabila ada
yang sakit.

3. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/Cara Komunikasi Keluarga : keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa
melayu
b. Struktur Kekuatan Keluarga : pada ayah
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) : Ayah : KK, Ibu : IRT
d. Nilai dan Norma Keluarga : keluarga Tn.T beragam islam dan Tn.T menanamkan
kepada keluarganya tidak boleh meninggalkan shalat.

4. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif : Ayah berperan dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan
keluarga sekaligus mengatur keuangan, sesekali ibu ikut berperan dalam mengatur
keuangan.
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup dengan kurang harmonis karena
Tn.T lebih sering tinggal di rumah kontrakannya yang sekarang ditempati oleh
adiknya dengan alasan tidak nyaman dengan lingkungan tempat tinggalnya dan Tn.T

10
mengatakan ia ingin meninggal dikamar yang dulunya di tempati orang tuanya di
rumah kontrakan tersebut.
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : setiap anggota berinteraksi dengan baik
tetapi lebih sering berkomunikasi melalui telepon.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ayah (Tn.T)
4) Kegiatan keluarga waktu senggang : Kumpul dengan keluarga tetapi Tn.T dan Ny.S
lebih sering berkumpul dengan anak-anaknya hanya diwaktu lebaran meskipun
sesekali anak-anaknya mengunjungi mereka.
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : di lingkungan keluarga Tn.T jarang diadakan
kegiatan sosial
c. Fungsi perawatan kesehatan : ibu berperan penting dalam perawatan kesehatan keluarga
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : klien tidak merencanakan untuk mempunyai anak lagi
2) Akseptor : tidak
e. Fungsi ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : terpenuhi

5. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Tn.T mengatakan cemas dengan penyakit yang dideritanya
b. Stressor janngka panjang : Tn.T mengatakan sangat tidak menyukai kebiasaan
tetangagnya yaitu menyabung ayam.
c. Respon keluarga terhadap stressor : Tn.T mengatasi cemasnya dengan membiasakan
untuk rutin cek gula darah
d. Strategi koping : beribadah dan sering membaca dzikir.
e. Strategi adaptasi disfungsional : Tn.T lebih sering tinggal dirumah yang ditempati
adiknya.
6. KEADAAN GIZI KELUARGA
a. Pemenuhan gizi : Makan 2x sehari, dengan pagi sarapan kue, siang makan nasi sedikit
dengan menu bervariasi dan malam lebih sering makan buah-buahan.
b. Upaya lain : tidak ada.

7. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya : kadar gula darahnya dapat dikontrol sehingga tidak
memperburuk kondisi klien.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Puskesmas lebih ditingkatkan lagi pelayanan
kesehatannya jadi klien bisa berobat ke puskesmas dan tidak perlu ke dokter praktik
lagi.

8. PEMERIKSAAN FISIK
N NAMA ANGGOTA KELUARGA
VARIABEL
O Tn.T Ny.S
1 Riwayat penyakit saat ini Diabetes Melitus -
2 Keluhan yg dirasakan Mudah capek, pusing, Tidak ada keluhan yang
sering kesemutan dan ngilu dirasakan

11
pada kaki, tremor, sering
berkemih di malam hari.
Tanda dan gejala Klien tampak gelisah, Tidak ada tanda dan gejala
lemah, nafas terengah- yang timbul
3
engah, kulit tampak kering
da turgor tidak elastis.
Riwayat penyakit Klien mengatakan
sebelumnya sebelumnya mengira
4 terkena asam urat tetapi -
setelah diperiksa ternyata
klien menderita DM
Tanda tanda Vital TD : 130/100 mmHg, RR : TD : 120/70 mmHg, RR :
5
26x/m, N : 75x/m, S : 370 C 24x/m, N : 60x/m, S : 370C
6 System CardioVaskuler

7 System respirasi

8 System GI Tract

9 System persarafan

10 System muskuloskeletal Kekuatan otot : 5 Kekuatan otot : 5

TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


N
DAFTAR MASALAH KESEHATAN
O
1 ANCAMAN
- Tidak dapat mempertahankan keakraban suami istri.
- Tn.T menganggap lingkungan tempat tinggalnya merupakan ancaman karena
kebiasaan tetangga yang bertentangan dengan nilai dan norma yang dianutnya.
2 KURANG/TIDAK SEHAT
- Tn.T merasa tidak sehat akibat penyakit DM yang dideritanya.
3 DIFISIT
-

PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA


N
KRITERIA PENGKAJIAN
O
Mengenal masalah Keluarga mengatakan sudah mengetahui bahwa Tn.T
1
menderita penyakit Diabetes Melitus.
Mengambil keputusan Tn.T mengatakan keputusan yang diambil adalah rutin
2
yang tepat periksa gula darah dan pergi ke dokter.
3 Merawat anggota keluarga Keluarga saling merawat apabila ada anggota keluarga
yang sakit atau punya yang sakit.

12
masalah
Memodifikasi lingkungan Keluarga mengatakan belum mampu memodifikasi
4 lingkungan sekitar tempat tinggalnya termasuk kebiasaan
buruk yang dilakukan oleh tetangga Tn.T
Memanfaatkan sarana Keluarga memanfaatkan sarana kesehatan berupa rumah
5
kesehatan sakit dan dokter praktik untuk mengobati penyakit DM.

ANALISA DATA
N
DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1 Ds: Modifikasi dalam status Proses keluarga,
- Tn.T mengatakan jarang sosial keluarga perubahan
berkomunikasi dengan anggota
keluarganya kecuali melalui telepon.
- Tn.T mengatakan lebih sering
berada di rumah kontrakan yang
ditempati adiknya.
Do:
- Kurang keakraban antara Tn.T
dan istrinya.
- Tn.T sering tinggal di rumah
kontrakan yang ditempati adiknya.
2 DS : Ketidakefektifan Penatalaksanaan
-Tn.T mengatakan merasa komunikasi diantara program terapeutik :
tidak nyaman dengan lingkungan subkelompok atau Komunitas,
tempat tinggalnya. komunitas ketidakefektifan
Do :
-Klien tampak jarang berkumpul
dengan masyarakat sekitar.
3 Ds: Diuresis osmotik Kekurangan volume
-Klien mengatakan mengetahui cairan
menderita DM sejak 1 tahun lalu,
-Klien mengatakan mudah capek dan
sering pusing
-Klien mengatakan sering kesemutan
dan ngilu pada kaki, tremor
-Klien mengatakan sering berkemih
di malam hari.
Do:
-Klien tampak gelisah, lemah
dan nafas terengah-engah.
-Kulit tampak kering dan turgor
tidak elastic

13
SKORING
Dx 1 : Perubahan proses keluarga b.d Modifikasi dalam status sosial keluarga
SKO
KRITERIA BOBOT NILAI PEMBENARAN
R
SIFAT MASALAH Sifat masalah ini
o Tidak sehat 3 adalah ancama
o Ancaman kesehatan 2 1 2/3X1= 2/3 kesehatan karena
o Krisis atau keadaan 1 Tn.T mengatakan
sejahtera sudah jarang
berkumpul dengan
keluarganya.
KEMUNGKINAN Kemungkinan
MASALAH DAPAT masalah dapat diubah
DIUBAH hanya sebagian
o Dengan Mudah 2 2 1/2x2= 1 karena Tn.T
o Hanya Sebagian 1 mengatakan masih
o Tidak dapat 0 kesulitan
POTENSIAL MASALAH Potensial masalah
DAPAT DICEGAH dapat dicegah adalah
o Tinggi 3 1 2/3x1= 2/3 cukup karena Tn.T
o Cukup 2 sesekali pulang ke
o Rendah 1 rumahnya.
MENONJOLNYA Menonjolnya masalah
MASALAH adalah masalah berat,
o Masalah berat, harus 2 harus segera
segera ditangani ditangani karena
o Ada masalah, tapi tidak 1 1 2/2x1= 1 apabila dibiarkan
perlu segera ditangani maka akan
o Masalah tidak dirasakan 0 berpengaruh pada
keharmonisan rumah
tangga Tn.T.
2/3+1+2/3+1 =3 1/3

Dx 2 : Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d


Ketidakefektifan komunikasi di antara subkelompok atau komunitas
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH Sifat masalah adalah
o Tidak sehat 3 1 2/3X1= 2/3 ancaman kesehatan
o Ancaman kesehatan 2 karena dengan
o Krisis atau keadaan 1 ketidakefektifan
sejahtera komunikasi antara
Tn. T dan masyarakat
sehingga
menyebabkan Tn. T

14
tidak merasa nyaman
dengan masyarakat
sekitar dan menjadi
pikiran buat Tn. T
baik tentang dirinya,
dengan masyarakat
sekitar maupun
keluarganya. Tn. T
meninggalkan
istrinya karena tidak
merasa nyaman
dengan lingkungan
sekitar.
KEMUNGKINAN Kemungkinan
MASALAH DAPAT masalah dapat diubah
DIUBAH hanya sebagian
o Dengan Mudah 2 karena untuk
2 1/2x2= 1
o Hanya Sebagian 1 mengubah masalah
o Tidak dapat 0 tersebut diperlukan
kerjasama dari semua
anggota masyarakat
POTENSIAL Potensial masalah
MASALAH DAPAT dapat dicegah adalah
DICEGAH cukup karena masalah
o Tinggi 3 1 2/3x1= 2/3 tersebut masih bisa
o Cukup 2 diatasi apabila Tn.T
o Rendah 1 dan masyarakat
mampu
mengungkapkan
permasalahan
tersebut
MENONJOLNYA Menonjolnya masalah
MASALAH adalah masalah berat,
o Masalah berat, 2 1 2/2x1= 1 harus segera
harus segera ditangani karena
ditangani apabila masalah
o Ada masalah, tapi 1 tersebut dibiarkan
tidak perlu segera maka masyarakat
ditangani khususnya Tn.T akan
o Masalah tidak 0 merasa semakin tidak
dirasakan nyaman dengan
lingkungannya
2/3+1+2/3+1=2 1/3

15
Dx 3 : Hiperglikemi b.d peningkatan kadar gula darah
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH Sifat masalah adalah
o Tidak sehat 3 1 3/3X1= 1 tidak sehat karena Tn.T
o Ancaman kesehatan 2 mengatakan merasa
o Krisis atau keadaan 1 tidak sehat akibat
sejahtera penyakit DM yang
dideritanya
KEMUNGKINAN Kemungkinan masalah
MASALAH DAPAT tidak dapat diubah
DIUBAH karena penyakit DM
o Dengan Mudah 2 2 0 merupakan penyakit
o Hanya Sebagian 1 yang sulit disembuhkan
o Tidak dapat 0
POTENSIAL Potensial masalah dapat
MASALAH DAPAT dicegah adalah rendah
DICEGAH karena Tn.T mengatakan
o Tinggi 3 1 1/3x1= 1/3 hanya bisa mengatasi
o Cukup 2 penyakitnya dengan
o Rendah 1 mengontrol makanannya
dan sekali-sekali minum
obat
MENONJOLNYA Menonjolnya masalah
MASALAH adalah masalah berat,
o Masalah berat, 2 1 2/2x1= 1 harus seger ditangani
harus segera karena Tn.T mengatakan
ditangani harus selalu mengontrol
o Ada masalah, 1 makanannya dan harus
tapi tidak perlu segera minum obat
segera ditangani apabila merasa tidak
o Masalah tidak 0 sehat
dirasakan

Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses keluarga b.d Modifikasi dalam status sosial keluarga
2. Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas, ketidakefektifan b.d
Ketidakefektifan komunikasi di antara subkelompok atau komunitas
3. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik

C. Rencana Tindakan
Intervensi Keperawatan
No Dx keperawatan Tujuan dan kriteria Tindakan
Rasional
hasil keperawatan
1 Perubahan proses Keluarga dapat - Pantau hubungan - Untuk mengetahui

16
keluarga b.d modifikasi menyesuaikan diri keluarga saat ini keharmonisan di
dalam status sosial dengan perubahan keluarga tersebut
keluarga yang ditandai proses keluarga - Kaji interaksi - Untuk mengetahui
dengan : dengan KH : antara Tn.T dan apakah Tn. T dalam
Ds: - Keluarga dapat keluarga berinteraksi dengan
- Tn.T mengatakan memahami keluarga lainnya
jarang berkomunikasi perubahan peran lancar dan baik atau
dengan anggota dalam keluarga ada masalah dalam
keluarganya kecuali - Keluarga dapat interaksi dengan
melalui telepon meningkatkan keluarga lainnya.
- Tn.T mengatakan komunikasiantara - Kaji keterbatasan - Untuk memberikan
lebih sering berada anggota keluarga anak kebebasan yang
di rumah kontrakan - Keluarga dapat positif terhadap anak.
yang ditempati meningkatkan - Dukung keluarga - Agar interaksi antara
adiknya keharmonisan untuk menyatakan klien dan keluarga
Do: keluarga perasaan dan menjadi harmonis dan
kurang keakraban masalahnya secara komunikasi lancar
antara Tn.T dan istrinya verbal antar keluarga.
2. Penatalaksanaan Penatalaksanaan - Kaji pola interaksi - Mengetahui
program terapeutik : program terapeutik: kebiasaan klien dalam
Komunitas, komunitas efektif berinteraksi antar
ketidakefektifan b.d dengan KH : masyarakat sekitar
Ketidakefektifan - Keluarga dan mencari apakah
komunikasi di antara khususnya Tn.T ada masalah dalam
subkelompok atau dapat berkomunikasi berinteraksi antar
komunitas yang dengan baik dengan masyarakat sekitar
ditandai dengan : masyarakat atau tidak.
DS : sekitarnya. - Lakukan - Untuk mencegah
- Tn.T mengatakan penapisan faktor agar faktor resiko
merasa tidak nyaman risiko yang tidak sampai terjadi
dengan lingkungan berpengaruh pada baik pada klien
tempat tinggalnya. kesehatan dari maupun pada
Do : lingkungan kesehatan
klien tampak jarang lingkungannya.
berkumpul dengan - Berkolaborasi - Untuk mengupayakan
masyarakat sekitar. dalam program agar klien tidak
tindakan hanya berinteraksi
pengembangan dengan keluarga tetapi
masyarakat juga berinteraksi
dengan masyarakat
sekitar.

- Bekerja sama - Agar klien maupun


dalam masyarakat dapat

17
memodifikasi berinteraksi dengan
lingkungan, yaitu baik, tidak ada
dengan perselisihan tentang
meningkatkan kepercayaan lagi
kesadaran anggota antara klien dan
masyarakat masyarakt sekitar,
dan tujuan nya agar
klien mau
berinteraksi
dengan masyarakat
sekitar.
3. Kekurangan volume Kebutuhan cairan - Pantau TTV - Perubahan tekanan
cairan b.d diuresis atau hidrasi darah akan dapat
osmotik yang ditandai terpenuhi dengan mempengaruhi
dengan : KH : kesehatan klien dan
Ds: -Klien menunjukkan menjadi faktor resiko.
- klien mengatakan dehidrasi yang - Pantau masukan - Untuk memantau
telah menderita adekuat dibuktikan dan pengeluaran nutrisi klien apakah
DM sejak 1 tahun oleh tanda vital cairan sudah cukup dari
yang lalu, stabil, nadi perifer kebutuhan tubuh atau
- klien mengatakan dapat diraba, turgor kurang.
mudah capek dan kulit dan pengisian - Observasi adanya - Memantau adanya
sering pusing kapiler baik, kelelahan yang tanda dan gejala
- klien mengatakan haluaran urin dan meningkat, edema edema saat kelelahan
sering kesemutan elektrolit tepat dalam peningkatan BB meningkat dan
dan ngilu pada kaki, batas normal. peningkatan BB akan
tremor mempengaruhi
- klien mengatakan kesehatan klien.
sering berkemih di - Kaji nadi perifer, - Untuk memantau
malam hari. pengisian kapiler, turgor kulit tetap
Do: turgor kulit dan elastis dan membran
- klien tampak gelisah, membran mukosa mukosa tidak kering.
lemah dan nafas
terengah-engah.
- Kulit tampak kering
dan turgor tidak elastis.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan kumpulan dua orang/lebih hidup bersama dg keterikatan aturan
dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 1998).
Dimana keluarga juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat yang beranggotakan dua
orang ataupun lebih dan masingmasing mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan
darah, mempunyai kepala dalam rumah tangga, mempunyai peran masingmasing serta
menganut suatu budaya yang keluarga itu yakini. Keluarga mempunyai beberapa tipe dan
memiliki fungsi. Keluarga juga mempunyai struktur yang dapat digambarkan bagaimana
keluarga menjalankan peran dan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat sekitar.
Dalam hal ini, perawat mempunyai peran juga untuk membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah satu dari
proses keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi lansia.
Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap masalah-masalah yang terjadi,
maka dapat diminimalisir masalah itu terjadi.

B. Saran
Melalui makalah ini kami mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran
kepada kami arena kami tahu dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
kesalahan dalam penulisan maupun penyusunannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Soejono.2000.Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatric untuk Dokter dan Perawat.


Jakarta : FK UI, 60-76
Friedman, Marylin.1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi.1999. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
Stanley, Mickey.2002. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. Jakarta : EGC

20

S-ar putea să vă placă și