Sunteți pe pagina 1din 13

Edema is the medical term for swelling. It is a general response of the body to injury or inflammation.

Edema
can be isolated to a small area or affect the entire body. Medications, infections, pregnancy, and many medical
problems can cause edema.

Edema results whenever small blood vessels become "leaky" and release fluid into nearby tissues. The extra
fluid accumulates, causing the tissue to swell.

Causes of Edema

Edema is a normal response of the body to inflammation or injury. For example, a twisted ankle, a bee sting, or
a skin infection will all result in edema in the involved area. In some cases, such as in an infection, this may be
beneficial. Increased fluid from the blood vessels allows more infection-fighting white blood cells to enter the
affected area.

Edema can also result from medical conditions or problems in the balance of substances normally present in
blood. Some of the causes of edema include:

Low albumin (hypoalbuminemia): Albumin and other proteins in the blood act like sponges to keep fluid in
the blood vessels. Low albumin may contribute to edema, but isn't usually the sole cause.

Allergic reactions: Edema is a usual component of most allergic reactions. In response to the allergic exposure,
the body allows nearby blood vessels to leak fluid into the affected area.

Obstruction of flow: If the drainage of fluid from a body part is blocked, fluid can back up. A blood clot in the
deep veins of the leg can result in leg edema. A tumor blocking lymph or blood flow will cause edema in the
affected area.

Critical illness: Burns, life-threatening infections, or other critical illnesses can cause a whole-body reaction
that allows fluid to leak into tissues almost everywhere. Widespread edema throughout the body can result.

Edema and heart disease (congestive heart failure): When the heart weakens and pumps blood less
effectively, fluid can slowly build up, creating leg edema. If fluid buildup occurs rapidly, fluid in the lungs
(pulmonary edema) can develop. If there is heart failure of the right side of the heart, oftentimes edema can
develop in the abdomen, as well.

Causes of Edema continued...

Edema and liver disease: Severe liver disease (cirrhosis) results in an increase in fluid retention. Cirrhosis also
leads to low levels of albumin and other proteins in the blood. Fluid leaks into the abdomen (called ascites), and
can also produce leg edema.

Edema and kidney disease: A kidney condition called nephrotic syndrome can result in severe leg edema, and
sometimes whole-body edema (anasarca).

Edema and pregnancy: Due to an increase in blood volume during pregnancy and pressure from the growing
womb, mild leg edema is common during pregnancy. However, serious complications of pregnancy such as
deep vein thrombosis and preeclampsia can also cause edema.

Cerebral edema (brain edema): Swelling in the brain can be caused by head trauma, low blood sodium
(hyponatremia), high altitude, brain tumors, or an obstruction to fluid drainage (hydrocephalus). Headaches,
confusion, and unconsciousness or coma can be symptoms of cerebral edema.

Medications and edema: Numerous medications can cause edema, including:

NSAIDs (ibuprofen, naproxen)


Calcium channel blockers

Corticosteroids (prednisone, methylprednisolone)

Pioglitazone and rosiglitazone

Pramiprexole

Most commonly, these medications produce no edema, or mild leg edema.

Symptoms of Edema

Edema symptoms depend on the amount of edema and the body part affected.

Edema in a small area from an infection or inflammation (such as a mosquito bite) may cause no symptoms at
all. On the other hand, a large local allergic reaction (such as from a bee sting) may cause edema affecting the
entire arm. Here, tense skin, pain, and limited movement can be symptoms of edema.

Food allergies may cause tongue or throat edema, which can be life-threatening if it interferes with breathing.

Leg edema of any cause can cause the legs to feel heavy and interfere with walking. In edema and heart disease,
for example, the legs may easily weigh an extra 5 or 10 pounds each. Severe leg edema can interfere with blood
flow, leading to ulcers on the skin.

Pulmonary edema causes shortness of breath, which can be accompanied by low oxygen levels in the blood.
Some people with pulmonary edema may experience a cough with frothy sputum.

Treatment of Edema

Treatment of edema often means treating the underlying cause of edema. For example, allergic reactions
causing edema may be treated with antihistamines and corticosteroids.

Edema resulting from a blockage in fluid drainage can sometimes be treated by eliminating the obstruction:

A blood clot in the leg is treated with blood thinners, and the clot slowly breaks down; leg edema then
resolves as fluid drainage improves.

A tumor obstructing a blood vessel or lymph flow can sometimes be reduced in size or removed with
surgery, chemotherapy, or radiation.

Leg edema related to congestive heart failure or liver disease can be treated with a diuretic (''water pill'') like
furosemide (Lasix). When urine output increases, more fluid drains from the legs back into the blood.
Maintaining a sodium-restricted diet will also help limit fluid retention associated with heart failure or liver
disease.
Edema adalah istilah medis untuk pembengkakan. Ini adalah respon umum tubuh untuk cedera atau
peradangan. Edema dapat diisolasi untuk area kecil atau mempengaruhi seluruh tubuh. Obat, infeksi,
kehamilan, dan banyak masalah kesehatan dapat menyebabkan edema.
Edema hasil setiap kali pembuluh darah kecil menjadi "bocor" dan melepaskan cairan ke jaringan di dekatnya.
Cairan ekstra terakumulasi, menyebabkan jaringan membengkak.

Penyebab Edema
Edema merupakan respon normal tubuh terhadap peradangan atau cedera. Misalnya, pergelangan kaki terkilir,
sengatan lebah, atau infeksi kulit semua akan mengakibatkan edema di daerah yang terlibat. Dalam beberapa
kasus, seperti di infeksi, ini mungkin bermanfaat. Peningkatan cairan dari pembuluh darah memungkinkan lebih
banyak melawan infeksi sel darah putih untuk memasuki daerah yang terkena.
Edema juga dapat hasil dari kondisi medis atau masalah dalam keseimbangan zat biasanya hadir dalam darah.
Beberapa penyebab edema meliputi:
albumin rendah (hipoalbuminemia): Albumin dan protein lain dalam tindakan darah seperti spons untuk
menjaga cairan dalam pembuluh darah. albumin rendah dapat menyebabkan edema, tetapi biasanya tidak satu-
satunya penyebab.
Reaksi alergi: Edema adalah komponen yang biasa reaksi yang paling alergi. Dalam menanggapi paparan
alergi, tubuh memungkinkan pembuluh darah di dekatnya bocor cairan ke daerah yang terkena.
Obstruksi aliran: Jika drainase cairan dari bagian tubuh diblokir, cairan dapat membuat cadangan. Bekuan darah
di vena dalam dari kaki dapat menyebabkan edema kaki. Sebuah tumor memblokir getah bening atau aliran
darah akan menyebabkan edema di daerah yang terkena.
penyakit kritis: Burns, infeksi yang mengancam jiwa, atau penyakit kritis lainnya dapat menyebabkan reaksi
seluruh tubuh yang memungkinkan cairan bocor ke jaringan hampir di mana-mana. edema luas di seluruh tubuh
dapat hasil.
Edema dan penyakit jantung (gagal jantung kongestif): Ketika jantung melemah dan memompa darah kurang
efektif, cairan perlahan-lahan dapat membangun, menciptakan edema kaki. Jika penumpukan cairan terjadi
dengan cepat, cairan di paru-paru (pulmonary edema) dapat berkembang. Jika ada gagal jantung sisi kanan
jantung, seringkali edema dapat berkembang di perut, juga.
Penyebab Edema terus ...
Edema dan penyakit hati: Penyakit hati yang berat (sirosis) menghasilkan peningkatan retensi cairan. Sirosis
juga menyebabkan rendahnya tingkat albumin dan protein lain dalam darah. kebocoran cairan ke dalam perut
(disebut ascites), dan juga dapat menghasilkan edema kaki.
Edema dan penyakit ginjal: Sebuah kondisi ginjal yang disebut sindrom nefrotik dapat menyebabkan edema
parah di kaki, dan kadang-kadang seluruh tubuh edema (anasarca).
Edema dan kehamilan: Karena peningkatan volume darah selama kehamilan dan tekanan dari rahim tumbuh,
kaki ringan edema umum selama kehamilan. Namun, komplikasi serius dari kehamilan seperti trombosis vena
dalam dan preeclampsia juga dapat menyebabkan edema.
edema serebral (edema otak): Pembengkakan di otak dapat disebabkan oleh trauma kepala, natrium darah
rendah (hiponatremia), ketinggian tinggi, tumor otak, atau obstruksi drainase cairan (hydrocephalus). Sakit
kepala, kebingungan, dan ketidaksadaran atau koma dapat gejala edema serebral.
Obat-obatan dan edema: Banyak obat dapat menyebabkan edema, termasuk:
NSAID (ibuprofen, naproxen)
Calcium channel blockers
Kortikosteroid (prednison, metilprednisolon)
Pioglitazone dan rosiglitazone
Pramiprexole
Paling umum, obat-obat ini tidak menghasilkan edema, atau kaki edema ringan.

Gejala Edema
gejala edema tergantung pada jumlah edema dan bagian tubuh yang terkena.
Edema di daerah kecil dari infeksi atau peradangan (seperti gigitan nyamuk) bisa terjadi tanpa gejala sama
sekali. Di sisi lain, reaksi alergi lokal besar (seperti dari sengatan lebah) dapat menyebabkan edema
mempengaruhi seluruh lengan. Di sini, kulit tegang, nyeri, dan gerakan terbatas dapat gejala edema.
Alergi makanan dapat menyebabkan lidah atau tenggorokan edema, yang dapat mengancam jiwa jika
mengganggu pernapasan.
Leg edema dari sebab apapun dapat menyebabkan kaki terasa berat dan mengganggu berjalan. Edema dan
penyakit jantung, misalnya, kaki dapat dengan mudah menimbang 5 atau 10 ekstra setiap pound. Parah kaki
edema dapat mengganggu aliran darah, yang menyebabkan borok pada kulit.
edema paru menyebabkan sesak napas, yang dapat disertai dengan kadar oksigen yang rendah dalam darah.
Beberapa orang dengan edema paru mungkin mengalami batuk dengan dahak berbusa.

Pengobatan Edema
Pengobatan edema sering berarti mengobati penyebab edema. Misalnya, reaksi alergi menyebabkan edema
dapat diobati dengan antihistamin dan kortikosteroid.
Edema yang dihasilkan dari penyumbatan drainase cairan kadang-kadang dapat diobati dengan menghilangkan
obstruksi:
Bekuan darah di kaki diperlakukan dengan pengencer darah, dan gumpalan perlahan rusak; edema kaki
kemudian memutuskan sebagai meningkatkan drainase cairan.
Sebuah tumor menghalangi pembuluh darah atau aliran getah bening kadang-kadang dapat dikurangi dalam
ukuran atau dihapus dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
Leg edema berkaitan dengan gagal jantung kongestif atau penyakit hati dapat diobati dengan diuretik ( '' pil air
'') seperti furosemide (Lasix). Ketika output urin meningkat, saluran air lebih banyak cairan dari kaki kembali
ke dalam darah. Mempertahankan diet sodium dibatasi juga akan membantu membatasi retensi cairan yang
berhubungan dengan gagal jantung atau penyakit hati.
1. Definisi edema
EDEMA
Pada umumnya edema berarti pengumpulan cairan berlebihan pada sela-sela jaringan atau rongga tubuh. Secara
garis besar cairan edema ini dapat dikelompokkan menjadi edema peradangan atau eksudat dan edema non
radang atau transudat. Sesuai dengan namanya eksudat timbul selama proses peradangan dan mempunyai berat
jenis besar (> 1,20). Cairan ini mengandung protein kadar tinggi sedangkan transudat mempunyai berat jenis
rendah (<1,15) dan mengandung sedikit protein. Edema dapat bersifat setempat atau umum. Edema yang
bersifat umum dinamakan anasarka, yang menimbulkan pembengkakaan berat jaringan

TINJAUAN TEORITIK
bawah kulit. Edema yang terjadi pada rongga serosa tubuh diberi nama sesuai dengan tempat yang
bersangkutan. Secara umum edema nonradang akan terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Peningkatan tekanan hidrostatik
2. Penurunan tekanan onkotik plasma
3. Obstruksi saluran limfe.
4. Peningkatan permeabilitas kapiler.

Edema radang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler. Edema juga dapat terjadi akibat
gangguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit. Edema dapat timbul akibat tekanan koloid osmotik
plasma yang menurun atau tekanan hidrostatik kapiler yang meningkat. Tekanan osmotik plasma adalah
tekanan yang mempertahankan cairan didalam pembuluh darah dengan cara menarik cairan dari ruang
intersrtitial. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang mendorong cairan dari plasma keruang interstitial.
Tekanan koloid osmotik plasma dapat berkurang akibat terjadinya kerusakan hepar seperti pada sirosis hati.
Pada sirosis hepatik hati tidak dapat mensintesis protein, sedangkan protein terutama albumin sangat
berperan dalam mempertahankan tekanan koloid osmotik plasma, sehingga pada sirosis hepatik dapat terjadi
edema. Tekanan koloid osmotik plasma juga dapat berkurang pada sindroma nefrotik. Pada sindroma nefrotik,
ginjal mengalami kebocoran sehingga albumin yang dalam keadaan normal tidak dapat diekskresi oleh ginjal,
pada sindroma nefrotik akan terbuang bersama urin. Akibatnya kandungan albumin didalam plasma akan
berkurang sehingga terjadi penurunan tekanan koloid osmotik plasma. Hal ini menyebabkan timbulnya edema.
Tekanan hidrostatik kapiler dapat meningkat pada hambatan aliran darah vena seperti yang terjadi pada gagal
jantung kongestif. Pada gagal jantung kongestif, tekanan darah vena meningkat yang akan diikuti dengan
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Cairan akan didorong dari plasma keruang interstitial sehingga cairan
akan tertimbun dijaringan interstitial maka terjadilah edema.

CAIRAN TUBUH TOTAL


Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Pada orang dewasa jumlahnya sebesar 50-60% dari berat
badan. Kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah daripada kandungan air di dalam otot, sehingga cairan
total tubuh pada orang gemuk lebih rendah dari mereka yang tidak gemuk. Cairan dalam tubuh dibagi dalam
dua kompartemen utama yaitu cairan ekstrasel dan cairan intrasel. Volume cairan intrasel sebesar 60% dari
cairan tubuh total atau sebesar 36% dari berat badan pada orang dewasa. Volume cairan ekstrasel sebesar 40%
dari cairan tubuh total atau sebesar 24% dari berat badan pada orang dewasa. Cairan ekstrasel dibagi dalam dua
subkompartemen yaitu cairan interstisium sebesar 30% dari cairan tubuh total atau 18% dari berat badan pada
orang dewasa dan cairan intravaskuler (plasma) sebesar 10% dari cairan tubuh total atau 6% dari berat badan
pada orang dewasa. Hemodinamik dalam kapiler dipengaruhi oleh a). Permeabilitas kapiler. b). Selisih tekanan
hidrolik dalam intersisium. c). Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onkotik dalam
interstisium. Retensi natrium dipengaruhi oleh: a). Aktivitas sistem renin-angiotensinaldosteron yang erat
kaitannya dengan baroreseptor di arteri aferan glomerulus ginjal. b). Aktivitas ANP (atrial natriuretik peptide)
yang erat kaitannya dengan baroreseptor di atrium dan ventrikel jantung. c). Aktivitas saraf simpatis, ADH yang
erat kaitannya dengan baroreseptor di sinus karotikus. d). Osmoreseptor di hipotalamus.
PENYAKIT FILARIASIS
Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk pada kelenjar getah bening, Penyakit ini bersifat menahan (kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin
baik perempuan maupun laki-laki.

KRITERIA FILARIASIS
Filariasis mudah menular, kriteria penularan penyakit ini adalah jika ditemukan mikro filarial rate 1% pada
sample darah penduduk di sekitar kasus elephantiasis, atau adanya 2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu
wilayah pada jarak terbang nyamuk yang mempunyai riwayat menetap bersama/berdekatan pada suatu wilayah
selama lebih dari satu tahun.
Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate 1% pada satu wilayah maka daerah tersebut
dinyatakan endemis dan harus segera diberikan pengeobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut.

PENYEBAB FILARIASIS
Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori.
cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah.
Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 - 6 tahun dan dalam tubuh manusia
cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama
malam hari.

EDEMA
Edema merupakan gejala dari berbagai keadaan medis serius, seperti penyakit jantung kongesif, gagal jantung,
gagal hati, malnutrisi dan sindrom nefrotik. Edema perifer bisa juga terjadi akibat obstruksi vena atau obstruksi
limfatik atau karena pemberian garam dan air berlebihan. Obat-obatan seperti obat anti inflanmasi nonsteroid
(OAINS) dan bloker (penyekat) kanal kalsium (calsium channel blocker) juga bisa menyebabkan edema perifer.
Edema bisa merupakan indikator utama adanya penyakit serius.

Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering adalah bengkak tungkai. Pada kasus yang parah, edema meluas menyebabkan
bengkak perut (asites), edema sakral, efusi pleura, edema paru dan bahkan bengkak muka. Edema sering,
walaupun tidak selalu berhubungan dengan postur tubuh, dan pada orang yang terbaring di tempat tidur
biasanya terkumpul di sakrum.

Diagnosis
Anamnesis yang akurat sangat penting. Gejala dan tanda penyakit jantung, hati dan ginjal harus ditanyakan.
Dua pertanyaan kunci untuk diagnosis : Apakah edema terjadi unilateral atau bilateral? Adakah peningkatan
tekanan vena jugularis? Yang juga penting adalah menentukan ada tidaknya edema di tempat lain. Edema yang
terjadi difus di seluruh tubuh menunjukkan kadar albumin serum yang rendah, atau kebocoran kapiler dan
bukan gagal jantung.

EDEMA TUNGKAI BILATERAL


Pada edema tungkai bilateral, diagnosis ditegakkan dengan menentukan ada tidaknya peningkatan tekanan vena
dan ada tidaknya tanda penyakit hati, imobilitas berat atau malnutrisi.
Gagal Jantung : edema tungkai terjadi dari gagal jantung kanan dan selalu disertai peningkatan tekanan vena
jugularis (JVP). Sering ditemukan hepatomegali sebagai tanda kelainan jantung yang
mendasarinya. Jika edema nampak sedikit di tungkai, dan berat di abdomen, harus
dipertimbangkan adanya konstriksi perikardial.

Gagal Hati : edema tungkai disebabkan oleh rendahnya kadar albumin serum (biasanya < 20 g/dL ). Bisa
ditemukan tanda penyakit hati kronis, seperti spider nevi, leukonika (liver nail), ginekomastia,
dilatasi vena abdomen yang menunjukkan adanya hipertensi portal, dan memar (kerusakan
fungsi sintesis hati). JVP tidak meningkat. Pada penyakit hati kronis berat (misalnya sirosis),
pemeriksaan enzim hati mungkin hanya sedikit terganggu, walaupun rasio normalisasi
internasional (INR) sering memanjang (> 20 dtk). Pada gagal hati akut, pasien biasanya sakit
berat, terdapat gejala gangguan otak yang menonjol dan tes fungsi hati biasanya abnormal.

Gagal Ginjal : edema disebabkan oleh rendahnya kadar albumin serum (sindrom nefrotik, di mana urin
berbusa dan mengandung 3-4 + protein pada tes dipstick) atau ketidakmampuan
mengeksresikan cairan (sindrom nefritik, berhubungan dengan hipertensi dan rendahnya
output urin). Tes yang perlu dilakukan untuk konfirmasi adalah pengukuran kadar albumin
serum (biasanya < 30g/dL), protein urin (biasanya > 4 g/24 jam), dan kreatinin serta ureum
serum.
Imobilitas Umum : pasien biasanya berusia tua dan jelas imobil karena lemah atau penyakit serebrovaskular.
JVP menurun, dan tidak ada tanda penyakit hati ataupun ginjal.

Malnutrisi : penyakit kronis bisa berhubungan dengan keadaan katabolik dan derajat malnutrisi yang bisa
cukup berat untuk menurunkan kadar albumin serum dan menyebabkan edema tungkai.

Walaupun jarang, edema tungkai bilateral juga bisa disebabkan oleh penekanan vena kava inferior(IVC).
Diagnosis ini bisa ditegakkan dengan ultrasonografi abdomen, menggunakan Doppler berwarna untuk
menentukan aliran darah dan CT. Biasanya itu terjadi :
pada obesitas berat
pada asites berat (tegang) apapun penyebabnya
dengan trombosis vena luas di IVC, seperti pada keganasan, atau komplikasi sindrom nefrotik.

EDEMA TUNGKAI BILATERAL


Bengkak tungkai satu sisi seringkali memiliki penyebab lokal, seperti :
Trombosis vena dalam (deep venous thrombosis [DVT]) pada tungkai menyebabkan nyeri tungkai
unilateral dengan onset lambat (berjam-jam), bengkak dengan kulit yang hangat, dan mungkin nyeri
lokal di betis dan sepanjang vena, khususnya vena safena magna. Karena gejala/tanda tidak bisa
dijadikan patokan dalam menegakkan diagnosis, semuapasien dengan dugaan DVT harus menjalani
pemeriksaan penunjang(ultrasonografi vena atau venografi) dan diperiksa untuk menyingkirkan
kemungkinan komplikasi emboli paru (pulmonary embolism [PE])

Rupturnya kista Baker : kista Baker adalah bursa sendi lutut yang menonjol ke fosa popliteadan
biasanya terjadi pada artritis reumatoid. Kista ini bisa ruptur dan menyebabkan nyeri tungkai dan
pembengkakan betis dengan onset mendadak. Ultrasonografi bisa membantu menegakkan diagnosis.

Selulitis : terdiri dari eritema yang menyebar, kadang-kadang berbatas tegas, biasanya mengikutin garis
limfatik. Seringkali terasa sangat nyeri dan berhubungan dengan suh, dan kenaikan laju endap darah
(LED), protein reaktif-C (C-creative protein [CRP]) dan hitung jenis leukosit. Organisme penyebab
biasanya salah satu jenis stafilokokus atau streptokokus, dan biasanya tumbuh pada kultur darah,
walaupun jarang didapatkan dari apusan kulit.
Obstruksi limfatik menyebabkan bentuk edema unilateral kaki kayu, kadang-kadang disebut edema
non pitting. Sangat jarang dijumpai di Barat, dan bila ada biasanya disebabkan oleh invasi karsinoma
dan hilangnya nodus limfatik sebagai saluran pembuangan, misalnya pada metastasis melanoma. Di
Afrika obstruksi limfatik sering dijumpai, sering terjadi bilateral, dan disebabkan oleh infestasi filaria.

Tumor pelvis bisa menekan vena unilateral, menyebabkan edema unilateral.

Imobilitas lokal bisa menyebabkan edema tungkai unilateral, misalnya pada hemiparesis yang
berlangsung lama.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan tergantung tergantung dari gambaran yang didapat pada
anamnesis dan pemeriksaan fisis. Namun yang biasanya dilakukan adalah, pengukuran kadar albumin serum,
kebocoran protein urin, tes fungsi hati, kreatinin, EKG, foto toraks, dan ekokardiografi.

Terapi ditujukan untuk mengobati etiologi. Pada edema bilateral biasanya digunakan diuretik untuk
meningkatkan ekskresi garam dan air, walaupun penggunaannya harus diseimbangkan untuk mencegah
hipovolemia, memburuknya fungsi ginjal, hipotensi postural, dan kolaps. Digunakan beberapa golongan obat
diuretik. Penggunaan diuretik loop dikombinasikan dengan tiazid bisa menyebabkan efek diuretik yang nyata
yang berguna bagi edema yang resisten. Spironolakton, suatu antagonis aldosteron kompetitif, menyebabkan
natriuresis ringan dan retensi kalium, sehingga bisa digunakan dalam keadaan heperaldosteronisme sekunder
seperti sirosis hati dengan asites. Spironolakton dan amilorid adalah diuretik hemat kalium (potassium
sparing) yang bekerja berlawanan dengan diuretik loopdan tiazid yang meningkatkan deplesi kalium.

Tabel 1. Penyebab Edema


Edema Bilateral
Gagal jantung kongesif
Gagal hati
Gagal ginjal
Sindrom nefrotik
Malnutrisi
Imobilitas
Obat-obatan (OAINS, bloker kanal kalsium)
Edema Unilateral
Obstruksi limfatik
Obstruksi vena
Selulitis
Rupturnya kista Baker
Imobilitas lokal, misalnya hemiparesis
1. Explain the definition of edema
2. Describe the kinds of edema
3. Explaining the mechanisms of fluid balance and electrolytes in the body.
4. Explain the factors that influence the occurrence of edema.
a. Decrease in oncotic pressure
b. Increased Hydrostatic Pressure
c. Obstruction of lymphatics
d. Increased capillary permeability
5. Explain Patomekanisme edema in various circumstances and kaitannnya with organs that may be involved.

QUESTION:
1. What is the definition of edema?
2. How many kinds of edema and how to distinguish?
3. What is the mechanism of fluid balance and electrolytes in the body?
4. How Patomekanisme edema?
5. How is the involvement of the organs of edema?

EDEMA
In general, significant edema excessive fluid collection on the sidelines of the network or a body cavity.
Broadly speaking, the edema fluid can be grouped into edema inflammatory or non inflammatory exudate and
edema or transudate. True to its name exudate arise during inflammatory processes and has a large specific
gravity (> 1.20). Fluid It contains high levels of protein while having a low density transudate (<1.15) and
contain little protein. Edema can be either local or general. Edema general called anasarca, causing severe
tissue pembengkakan under the skin. Edema that occurs in the serous cavities of the body are named according
to the place concerned. In general edema nonradang will occur in circumstances as follows :

1. Increased hydrostatic pressure


2. Decreased plasma oncotic pressure
3. Obstruction of lymph channels.
4. Increased permeability of capillaries.

Inflammatory edema caused by increased capillary permeability. Edema can also be exchanges occur
due to interference of sodium / electrolyte balance.
Edema may arise as a result of pressure plasma colloid osmotic pressure decreased or increased
capillary hydrostatic. Plasma osmotic pressure is the pressure that retain fluid in the blood vessels by
withdrawing fluid from the chamber intersrtitial. The hydrostatic pressure is the pressure that forces fluid from
the plasma chamber interstitial. Plasma colloid osmotic pressure can be reduced due to the occurrence of liver
damage such as in liver cirrhosis. In hepatic cirrhosis of the liver can not synthesize proteins, while especially
albumin protein is important in maintaining colloid osmotic pressure plasma, resulting in hepatic cirrhosis
edema can occur. Plasma colloid osmotic pressure can also be reduced in nephrotic syndrome. In nephrotic
syndrome, renal experience "Leakage" that albumin which under normal circumstances can not be excreted by
the kidneys, the nephrotic syndrome will be wasted with urine. As a result, the content of albumin in plasma
will be reduced resulting in decreased colloid osmotic pressure of plasma. This matter causing edema. Capillary
hydrostatic pressure can increase the barriers venous blood flow as occurs in congestive heart failure. In heart
failure Congestive, venous blood pressure to rise which will be followed by increased pressure capillary
hydrostatic. The liquid will be pushed out of the plasma chamber so that the liquid will interstitial then there
was a buried dijaringan interstitial edema.
TOTAL BODY FLUIDS
Most of the human body consists of fluids. In adults the numbers amounting to 50-60% of the body weight. The
water content in the fat cells is lower than water content in the muscle, so that the total body fluid in the fat
lower than those who are not overweight. Fluid in the body is divided into two main compartments extracellular
fluid and intracellular fluid. Intracellular fluid volume equal to 60% of total body water or as much as 36% of
body weight in adults. Extracellular fluid volume by 40% of the total body fluid or 24% of body weight in
adults. extracellular fluid divided into two subkompartemen namely interstitial fluid of 30% of body fluids or
18% of total body weight in adults and intravascular fluid (plasma) of 10% of the total body fluids or 6% of
body weight in adults. hemodynamics in capillaries is influenced by a). Capillary permeability.
b). The difference in the hydraulic pressure intersisium. c). Oncotic pressure difference in plasma by oncotic
pressure in interstitial. Sodium retention is influenced by: a). The activity of the renin-angiotensinaldosteron
which is closely related to aferan arterial baroreceptors in the renal glomerulus. b). Activities ANP (atrial
natriuretic peptide), which is closely related to the baroreceptors in the atrium and ventricles of the heart. c).
Sympathetic nerve activity, which is closely related to the ADH baroreceptors in the carotid sinus. d).
Osmoreceptors in the hypothalamus.

DISEASE FILARIASIS
Filariasis is a chronic infectious disease caused by the filarial worm infections which is transmitted by
mosquitoes of the lymph nodes, this disease is hold (chronic) and if not treated can cause permanent disability
such as enlargement of the legs, arms and genitals of both women and men.

CRITERIA FILARIASIS
Filariasis contagious, disease transmission criteria are if found micro filarial rate 1% in the blood sample
population of around cases of elephantiasis, or their 2 or more cases of elephantiasis in a region on mosquito
flight range that has history settled along / adjacent to an area for more than a year. Under the provisions of the
WHO, if found micro filarial rate 1% in one area then the area declared endemic and should be given en
masse pengeobatan for 5 consecutive years.

CAUSE FILARIASIS
The disease is caused by three species of filarial worms: Wuchereria bancrofti, Brugia Malayi, Brugia timori.
The thread-like worms and live in the human body especially in the lymph nodes and blood. These worms can
live in the lymph nodes human lymph during 4-6 years in the human body and female adult worms
generate millions of worms (microfilaria) that circulate in the blood, especially at night day.

EDEMA
Edema is a symptom of various serious medical condition, such as heart disease kongesif, heart failure, liver
failure, malnutrition and nephrotic syndrome. Peripheral edema can also results from obstruction of venous or
lymphatic obstruction or for the provision of salt and water excessive. Drugs such as anti inflanmasi
nonsteroidal drugs (NSAIDs) and blockers (Blockers) calcium channels (calcium channel blocker) can also
cause peripheral edema. Edema can be a leading indicator of serious illness.

Main complaint
The main complaint is often swollen legs. In severe cases, edema widespread cause abdominal swelling
(ascites), sacral edema, pleural effusion, pulmonary edema and even swollen face. Edema is often, though not
always related to posture body, and in people who are bedridden are usually collected in the sacrum.
Diagnosis
Accurate anamnesis is very important. Symptoms and signs of heart disease, liver and kidney should be asked.
Two key questions for diagnosis: Do edema occurs unilateral or bilateral? Is there an increase in the jugular
venous pressure? What is also important is to determine whether there is edema elsewhere. Edema that occurs
diffusely throughout body showed low serum albumin levels, or 'leak' capillaries and not heart failure.

BILATERAL LEG EDEMA


On bilateral leg edema, the diagnosis is made by determining the presence or absence venous pressure and the
presence or absence of signs of liver disease, severe immobility or malnutrition.
Heart Failure: leg edema occurs from right heart failure and is always accompanied jugular venous
pressure (JVP). Often found hepatomegaly as a sign underlying cardiac abnormalities. If the edema
appears slightly on the limbs, and severe in abdomen, should be considered pericardial constriction.

Heart Failure: leg edema caused by low levels of serum albumin (typically < 20 g / dL). There may be
signs of chronic liver disease, such as spider nevi, leukonika (liver nail), gynecomastia, abdominal
venous dilatation indicating portal hypertension, and bruising (damage to liver synthetic function). JVP
is not increased. In liver disease severe chronic (eg, cirrhosis), liver enzyme tests may be just a little
distracted, although the international normalized ratio (INR) often elongated (> 20 sec). on failure Acute
liver, patients are usually very ill, there is a prominent symptom of brain disorders and tests abnormal
liver function normally.

Kidney: edema caused by low levels of serum albumin (nephrotic syndrome, where the urine is foamy
and contains 3-4 + protein on a dipstick test) or inability to excrete fluid (nephritic syndrome, associated
with hypertension and low urine output). Tests are needed to confirm are measurement of serum
albumin levels (typically <30g / dL), urinary protein (typically> 4 g / 24 h), and serum creatinine and
urea.

General Immobility: patients are usually older and obviously immobile due to weak or cerebrovascular
disease. JVP declined, and no signs of kidney or liver disease.

Malnutrition: Chronic disease may be associated with a catabolic state and degree malnutrition can be
severe enough to reduce levels of serum albumin and cause leg edema.

Although rare, bilateral leg edema can also be caused by compression of the vena cava inferior (IVC). This
diagnosis can be confirmed by abdominal ultrasonography, using color Doppler to determine blood flow and
CT. usually it happen :
in severe obesity
the severe ascites (strained) whatever the cause
with extensive venous thrombosis in the IVC, such as malignancy, or complications nephrotic
syndrome.

BILATERAL LEG EDEMA


Swollen leg one side often has local causes, such as:
Deep vein thrombosis (deep venous thrombosis [DVT]) on the leg causes pain unilateral leg with slow
onset (hours), swelling with warm skin, and perhaps localized pain in the calf and along the vein,
especially the saphenous vein. Because the symptoms / signs can not be used as a benchmark in
establishing the diagnosis, all patients with suspected DVT should be investigated (venous
ultrasonography or venography) and examined to rule out the possibility of complications of pulmonary
embolism (Pulmonary embolism [PE])
Rupture of cyst Baker: Baker's cyst is a bursa knee joint protruding into fossa popliteadan usually
occurs in rheumatoid arthritis. These cysts can rupture and causing leg pain and swelling of the calf
with sudden onset. Ultrasound can help with the diagnosis.

Cellulitis: consists of diffuse erythema, sometimes demarcated, usually follow lymphatic line. Often it
is very painful and associated with the enemy, and the increase in erythrocyte sedimentation rate (ESR),
C-reactive protein (C-creative protein [CRP]) and leukocyte count. The causative organism is usually
one of staphylococci or streptococci, and usually grow in blood cultures, although rarely obtained from
skin smears.

Lymphatic obstruction causing a form of unilateral edema 'wooden leg', sometimes called edema 'non
pitting'. Very rare in the West, and when there are usually caused by carcinoma invasion and loss of
lymphatic nodes as the channel disposal, for example in metastatic melanoma. In Africa lymphatic
obstruction often common, often bilateral, and is caused by the filarial infestation.

pelvic tumors can press the unilateral vein, causing unilateral edema.

Local Immobility can cause unilateral leg edema, such as hemiparesis lasting.

Investigations conducted suspended from the picture obtained on the history and examination. But what is
usually done is, measurement of serum albumin level, leakage of urine protein, liver function tests, creatinine,
ECG, X-ray and echocardiography.

Therapies aimed at treating etiology. On bilateral edema usually used diuretics to increase excretion of salt
and water, although its use should balanced to prevent hypovolemia, worsening of renal function, postural
hypotension, and collapse. Used some classes of diuretics. The use of loop diuretics in combination with a
thiazide diuretic effect that could cause actual useful for edema resistant. Spironolactone, an aldosterone
antagonist competitive, causing mild natriuresis and potassium retention, so that it can be used in a state
Secondary heperaldosteronisme such as liver cirrhosis with ascites. Spironolactone and amiloride is a diuretic
'potassium-sparing' (potassium - sparing) which works opposite to loopdan thiazide diuretics that increase
potassium depletion.
Table 1. Causes Edema
EDEMA BILATERAL
Heart failure kongesif
liver failure
Kidney failure
nephrotic syndrome
malnutrition
Immobility
Drugs (NSAIDs, calcium channel blockers)
UNILATERAL EDEMA
lymphatic obstruction
venous obstruction
cellulitis
Baker's cyst rupture
Local immobility, such as hemiparesis
WebMD Medical Reference

View Article Sources


Reviewed by Suzanne R. Steinbaum, MD on January 27, 2015
2015 WebMD, LLC. All rights reserved.

S-ar putea să vă placă și