Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Abstrak
Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat untuk mendukung upaya pencapaian masyarakat sejahtera.
berhasil tidaknya posyandu dipengaruhi oleh minat dan motivasi kader dalam menjalankan peran dan fungsinya
sebagai kader. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingkat kinerja kader posyandu berdasarkan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Blang Bintang dengan wilayah kerja
Puskesmas Darussalam. Penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel sebanyak
187 responden terdiri dari 93 responden di wilayah kerja Puskesmas Blang Bintang dan 94 responden di wilayah kerja
Puskesmas Darussalam, dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa data
menggunakan uji Mann Whitney U test pada = 0,05. Hasil penelitian, kinerja kader kedua wilayah berada pada
katagori baik (n=104, 55.6%). Ketika memisahkan berdasarkan wilayah kerja, kinerja kader di wilayah Blang Bintang
memiliki proporsi lebih tinggi daripada kinerja kader di wilayah Darussalam (59.1% vs 52.1%). Hasil perbandingan,
kinerja kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Blang Bintang memiliki Mean rank lebih tinggi dari kader di
wilayah kerja Darussalam (95.28 vs 92.33) namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada tingkat kinerja (Z= .1.35,
p.31).
Abstract
Posyandu is an important tool in the community to support efforts to achieve a prosperous society. the success of the
Posyandu influenced by the interest and motivation of cadres in carrying out its role and function as a cadre. This study
aimed to analyze the performance level of Posyanduscadres based on factors affected the performance of Posyandu
cadres in the Blang Bintang and Darussalam regions. This descriptive-comparative study was using cross sectional
study design. The research sample 187 responden consisted of 93 respondents from Blang Bintang region and 94
respondents from Darussalam. Samples were collected by using purposive sampling technique. The data were analyzed
using the Mann Whitney U test to identify mean rank difference of posyandu cadres working performance levels in
both regions. The results of the study showed that the cadress working performance of both areas were in good
category (n= 104, 55.6%). If chategorized by working area, the working performance of Blang Bintang posyandu
cadreswere better than the working performance of Darussalam cadres (59.1% vs 52.1%). The comparison results
revealed that the Blang Bintang posyandu cadress working performance had higher mean rank (95.28) than those of
Darussalam prosyandu cadres(92.33), but there was no signifikan difference working (Z= .1.35, p.31).
Korespondensi:
2
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
wilayah kerja Puskesmas Blang Bintang dan Perempuan
3
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
Tingkat kinerja kader posyandu di wilayah Kader Kader
Darussalam Blang
kerja puskesmas Blang Bintang dan wilayah (n=94) Bintang
Kinerja (n=93)
kerja puskesmas Darussalam ditunjukkan
Mean Mean
Z P
pada Tabel 3 berikut ini: Rank Rank
berdasarkan wilayah kerja Blang Bintang dengan kader Pelatihan 88.90 99.16 -1.41 .15
Tabel 6. Studi komparatif kinerja kader posyandu Sedangkan di wilayah kerja Darussalam
diwilayah kerja Puskesmas Blang Bintang dengan semua dimensi faktor-faktor yang
wilayah kerja Puskesmas Darussalam (N=187). mempengaruhi kinerja kader berada pada
4
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
katagori tinggi kecuali dimensi pengetahuan Pelatihan menurut Strauss & Syaless di dalam
berada pada katagori rendah median (70%). Notoatmodjo (1998), berarti mengubah pola
Soeroso (2003), penilaian kinerja merupakan perilaku, karena dengan pelatihan maka
suatu proses mengevaluasi hasil kerja atau akhirnya akan menimbulkan perubahan
prestasi kerja, ada beberapa alasan dan perilaku. Pelatihan adalah bagian dari
pertimbangan untuk melakukan penilaian pendidikan yang menyangkut proses belajar,
kerja yaitu; penilaian kinerja memberikan berguna untuk memperoleh dan
informasi bagi pertimbangan pemberian meningkatkan keterampilan di luar sistem
promosi dan penetapan gaji, penilaian kinerja pendidikan yang formal.
memberikan umpan balik bagi para petugas
Kedua, faktor imabalan/insentif menjadi
kesehatan untuk melakukan introspeksi dan
salah satu bagian dari baiknya tingkat kinerja
meninjau kembali kinerja baik yang positif
kader dikedua wilayah dimana Darussalam
maupun negatif untuk dirumuskan kembali
dengan Blang Bintang median (75% versus
sebagai perilaku yang mendukung tumbuh
75%) dengan pemberian insentif berupa
kembangnya budaya organisasi secara
penghargaan dan materi merupakan salah
keseluruhan, dan penilaian kinerja diperlukan
satu yang dapat memotifasi bagi para kader
untuk pertimbangan pelatihan dan pelatihan
dalam menjalankan tugasnya. Menurut
kembali serta pengembangan.
Sharma (2011) insentif merupakan salah satu
Dari hasil analisa data ada beberapa faktor alat motivasi bagi female community health
yang mempengaruhi hasil kinerja kader wolker. Menurut Abdullah (2010 ) insentif
posyandu dikedua wilayah kerja sebagai merupakan daya tarik orang datang dan
berikut; Pertama, faktor pelatihan, dimana tinggal dalam suatu organisasi yang artinya
kedua wilayah Blang Bintang dan Darussalam sistem penggajian dan pelaksanaan perlu
media (100% versus 75%) mendapatkan dikembangkan sedemikian rupa agar sistem
pelatihan yang baik tentang gizi, kesehatan perangsang lebih banyak bukan sekedar upah
ibu anak dan keluarga berencana (KB). atas pekerjaan yang dilakukan.
Pelatihan mengenai peran dan fungsi kader
Faktor ketiga adalah tingkat pendidikan
posyandu sering diberikan oleh Puskesmas,
terakhir kader. Dimana di wilayah Blang
dinas kesehatan dan LSM.
Bintang dan Darussalam lebih dari setengah
5
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
kader dengan tingkat pendidikan SMA (48, secara maksimal. Kader yang bekerja sebagai
6% vs 51, 4%). petani dan tidak bekerja tidak terikat dengan
jam kerja seperti dikantor, TNI, swasta atau
Menurut Achterbergh & Vriens (2002),
buruh, sehingga mereka memiliki waktu yang
pengetahuan adalah informasi yang
banyak dan lebih fokus terhadap program
mengubah sesuatu atau seseorang dimana
Posyandu.
informasi tersebut akan menjadi alasan
untuk bertindak atau membuat seseorang Hasil analisa data untuk perbandingan kinerja
menjadi mampu melakukan tindakan yang kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas
berbeda atau bertindak lebih efektif. Blang Bintang dengan kader posyandu di
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat wilayah kerja Darussalam bahwa terdapat
penting untuk terbentuknya tindakan perbedaan mean rank (95,28 versus 92,72).
seseorang (over behavior). Namun tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (Z=-.1.35, p= 31) kecuali faktor
Tanpa pengetahuan yang cukup, maka
motivasi dimana mean rank Darussalam lebih
kemungkinan untuk melakukan tindakan
tinggi dari Blang Bintang (101,72 versus
yang benar tidak mungkin akan tercapai
86,19) dengan perbedaan singnifikan (Z = -
(Notoatmodjo,2005).
1,95, p = .04).
6
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
lebih dari 5 tahun lebih sedikit 42 orang Jadi dapat di asumsikan bahwa lama masa
(47,2%). bekerja sebagai kader posyandu
mempengaruhi kompetensi kader posyandu,
Lama masa kerja sangat mempengaruhi
kader posyandu Blang Bintang memiliki lebih
kinerja yang ditunjukkan oleh kader, hal ini
dari setengah kader yang bekerja lebih dari 5
sejalan dengan teori bahwa masa kerja
tahun, masa kerja merupakan rentang waktu
adalah jangka waktu bekerja pada suatu
kader dalam menjalankan tugasnya sebagai
usaha/kantor dimana masa kerja merupakan
bagian dari kegiatan posyandu yang
indikator dalam menentukan produktivitas,
merupakan upaya program kesehatan ibu
karena semakin berpengalaman dan terampil
dan anak. Semakin lama menjadi kader
menyelesaikan tugas yang dipercayakan
kesehatan diharapkan akan semakin banyak
kepadanya (Zulkifli,2012).
pengalaman serta pengetahuan sehingga
diharapkan kader kesehatan dapat melayani
Lamanya masa bekerja dapat menjadi faktor
masyarakat dengan baik dan lebih
mutlak untuk mendpatkan keterampilan
professional. Kader yang memiliki masa kerja
dalam membantu masyarakat khususnya
lebih lama akan memiliki kedekatan yang
dibidang posyandu, kader yang memiliki lama
lebih mendalam dengan masyarakat, karena
masa bekerja sebagai kader dapat
sudah lebih banyak dikenal dan memiliki
memperoleh lebih banyak pengalaman dan
interaksi dalam waktu yang lebih lama/
penguasaan pengetahuan dan keterampilan
sering dimasyarakat dibandingkan masa kerja
yang berkaitan dengan kegiatan posyandu
baru.
(Williams, 2008). Hal ini dapat diasumsikan
bahwa kader yang masa kerjanya lebih lama
Kedua adalah faktor pelatihan, Pelatihan
lebih memahami pekerjaanya.
bertujuan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan sekaligus dedikasi kader agar
Demikian pula, Maulidar (2010), menemukan
timbul kepercayaan diri untuk melaksanakan
bahwa kompetensi relawan bencana juga
tugas sebagai kader posyandu dalam
dipengaruhi oleh durasi bekerja, semakin
melayani masyarakat. Sebuah studi
lama durasi masa bekerja semakin baik
sebelumnya dilakukan Hida, dkk (2012),
pengetahun dan keterampilan dalam
tehadap keterampilan kader posyandu
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
menunjukkan bahwa ada pengaruh pelatihan
7
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
antropometri dalam meningkatkan 2002). Menurut D-Helsey, (2003), sasaran
pengetahuan dan keterampilan kader dalam supervisi adalah para pelaksana yang
kegiatan posyandu. mengerjakan tugas atau pekerjaannya.
Menurut Simanjuntak, 1998 dalam Sutrisno, Sasaran yang bersifat membimbing,
(2010), Pelatihan merupakan salah satu mengarahkan agar program kerja atau yang
faktor yang mempengaruhi produktivitas dilaksanakan berhasil.
kerja, latihan kerja untuk melengkapi kinerja
dengan keterampilan dan cara-cara yang Berdasarkan hal diatas dapat dijelaskan
tepat untuk menggunakan peralatan kerja, bahwa supervisi dapat mempengaruhi
untuk itu latihan kerja diperlukan bukan saja motivasi kerja kader posyandu, hal ini
sebagai pelengkap tetapi sekaligus untuk dikarenakan secara umum supervisor (pihak
memberikan dasar-dasar pengetahuan. Puskesmas) telah memiliki pengetahuan yang
Karena dengan latihan berarti para kader memadai tentang pelaksanaan kegiatan
belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan posyandu, pemantauan yang dilakukan
benar-benar dan tepat, serta dapat secara berkala terhadap kegiatan kader, dan
memperkecil atau meninggalkan kesalahan- bila ditemukan kesalahan dan kesulitan pada
kesalahan yang pernah dilakukan. kader, supervisor akan memberikan nasehat,
petunjuk dan penyelesaian masalah terhadap
Faktor ketiga, yang memberikan kontribusi
masalah yang dihadapi oleh kader posyandu.
untuk tingginya kinerja kader Blang Bintang
Dengan dilakukannya bimbingan dan arahan
daripada kader Darussalam adalah supervisi
yang benar tentunya akan meningkatkan
yaitu, (mean= 97,72 versus 90,32). Hal ini
motivasi kader posyandu dalam
dapat diartikan terdapat perbedaan pada
meningkatkan mutu kinerja pelayanan
kunjungan supervisi yang dilakukan pihak
kesehatan masyarakat terutama dalam
Puskesmas pada wilayah kerja masing-
pelaksanaan kegiatan posyandu.
masing Puskesmas.
Faktor keempat, yang mempengaruhi tinggi
Supervisi merupakan suatu proses yang akan
nya mean rank kinerja kader Blang Bintang
memberikan motivasi anggota unit kerja
dari kader Darussalam adalah faktor imbalan
dalam peran sertanya secara positif dalam
(mean= 94,42 versus 93,90). Sehingga dapat
pencapaian tujuan dari organisasi (Yasli,
diartikan pemberian imbalan/insentif dari
8
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
Puskesmas cukup mempengaruhi semangat pelayanan dan aktif datang di setiap kegiatan
kader dalam bekerja. posyandu (KemKes RI, 2012).
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan Ratih, (2013)
Ratih (2012), tentang insentif uang tunai dan menunjukkan adanya hubungan antara
peningkatan kinerja kader didapatkan hasil pemberian bantuan operasioanal dan uang
bahwa pemberian insentif ini berpengaruh transportasi dengan kinerja kader posyandu.
positif terhadap kinerja kader yang menjadi Arindiah (2010) mengemukakan bahwa
bersemangat dalam melaksanakan kegiatan. terdapat pengaruh secara tidak langsung
Tugas kader tidak hanya pada saat yang signifikan pemberian insentif terhadap
penimbangan posyandu, tetapi juga sebelum kinerja melalui kepuasan kerja. Nafrizal, dkk
dan sesudahnya. Kader juga melakukan (2012) dalam penelitian yang dilakukan
pendataan di masyarakat dan menjadi agen mendukung penelitian sebelumnya yang
penyebar informasi beberapa program menyatakan bahwa sistem insentif memiliki
pemerintah, seperti pertanian dan keluarga peran tidak langsung terhadap kinerja
berencana (KB). melalui kepuasan kerja. Menurut Mutiara
(dalam Sriyatty, 2015). Tingginya motivasi
Aktif tidaknya kader posyandu dipengaruhi
kerja kader Darussalam dari pada Blang
oleh fasilitas seperti mengirim kader ke
Bintang dengan perbedaaan yang signifikan,
pelatihan kesehatan, pemberian buku
dipengaruhi oleh kader Darussalam
panduan, mengikutkan seminar-seminar
mempunyai skor tertinggi pada katagori
kesehatan, penghargaan dan kepercayaan
supervisi, sedangkan Blang Bintang skor
yang diterima kader dalam memberikan
tertinggi pada demensi pengetahuan (100%).
pelayanan mempengaruhi aktif/tidaknya
Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden
seorang kader posyandu. Penghargaan bagi
terhadap pertanyaan yang menyatakan
kader dengan mengikutkan seminar dan
bahwa petugas kesehatan selalu
pelatihan serta pemberian modul-modul
mengunjungi posyandu dalam rangka
panduan kegiatan pelayan kesehatan dengan
pemantauan dan pembinaan kegiatan
beberapa kegiatan tersebut diharapkan
posyandu dengan (98,9%) jawaban Ya yang
kader merasa mampu dalam memberikan
berarti supervisi yang dilakukan petugas
kesehatan menjadi salah satu bentuk
9
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
motivasi bagi kader posyandu, hal inilah yang bandung regency. Journal Health
membuat motivasi kader Darussalam lebih Promotion, volume 3, 5-7.
baik dari Blang Bintang.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan
bila dipisah berdasarkan wilayah kerja, The relationship of the cadres with
Blang Bintang lebih baik dari kader di wilayah services in kalikebo village subdistrict
kerja Darussalam, namun tidak terdapat trucuk klaten. Journal Ilmu Kesehatan,
wilayah Puskesmas kecuali dari faktor Hida, F., & Mardiana. (2011). Pelatihan
motivasi. terhadap keterampilan kader
posyandu. Jurnal Kesehatan
Referensi
Masyarakat.
Dinkes, NAD. (2011): Profil data kesehatan
Kementrian kesehatan RI. (2011). Pedoman
Indonesia.. Banda Aceh.
umum pengelolaan posyandu. Jakarta
Dodo, D. (2008). Faktor-faktor yang
Kementrian kesehatan RI (2012). Kurikulum
berhubungan dengan keaktifan kader
dan modul; pelatihan fasilitator
dalam pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan kader posyandu.
posyandu. Jurnal Pangan, Gizi dan
Jakarta
Kesehatan, volume 1, 1.
10
Jurnal Keperawatan (2016) 4:2
Yanti, Hasballah, Mulyadi
ISSN: 2338 - 6371
tsunami affected and non-affected Sriyatty, W., (2015). Performance analysis of
area in Indonesia. Prince of Songkla cadres posyandu in puskesmas paniki
University, Hatyai. manado. Jurnal JIKMU, Volume 5, 2.
11