Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar)
dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Konstipasi juga dapat diartikan sebagai
keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yang
mengandung pembuluh darah balik (vena), sehingga saluran cerna seseorang yang
mengalami pengerasan feses dan kesulitan untuk melakukan buang air besar.
Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat
gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan
kemungkinan sebab lain yakni penggunaan obat-obatan seperti aspirin,
antihistamin, diuretik, obat penenang dan lain-lain. Kebanyakan terjadi jika
makan makananan yang kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga.
Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Penyakit diare masih menjadi pengebab kematian balita terbesar didunia.
1
Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kali kejadian diare,
sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak
segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Hal inilah yang
menyebabkan sejumlah 350.000- 500.000 anak dibawah umur 5 tahun meninggal
setiap tahunnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan eliminasi BAB
(konstipasi)?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan eliminasi BAB
(diare)?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan eliminasi BAB (Konstipasi).
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan eliminasi BAB (Diare).
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
k. Nyeri
4. Patofisiologi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini
juga disebut bowel movement. Frekuensi defekasi pada setiap orang
sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali
perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi. Setiap orang ketika
gelombang peristaltik mendorong feses ke dalam kolon sigmoid dan
rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang & individu menjadi
sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Defekasi biasanya dimulai oleh 2 refleks defekasi yaitu refleks
defekasi intrinsik yaitu ketika feses masuk ke dalam rektum,
pengembangan dinding rektum memberi suatu sinyal yang menyebar
melalui pleksusmesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik pada
kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini
menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati
anus, spingter analinterna tidak menutup dan bila spingter eksternal
tenang maka feses keluar. Refleks defekasi kedua yaitu parasimpatis.
Ketika serat saraf dalam rektum dorangsang, signal diteruskan ke
spinal cord(sakral 2-4) dan kemudian kembali ke kolon desenden,
kolon sigmoid, dan anus. Sinyal-sinyal ini meningkatkan gelombang
peristaltik, mencemaskan spingter anus internal dan meningkatkan
refleks defekasi intrinsik. Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi
otot-otot perut dan diafragma yang akan meningkatkan tekanan
abdomial dan oleh kontraksi muskulus teratorani pada dasar panggul
yang menggerakkan feses melalui saluran anus.
4
c. Tinja padat, keras, kering
d. Volume darah akan berkurang, sehingga nadi lebih cepat dan kecil
e. Tekanan darah menurun & kesadaran juga menurun
6. Pathways
Diar
5
Hilang cairan & Gangguan Mual-muntah
elektrolit integritas
berlebihan kulit perianal
Nafsu makan
menurun
Gangguan keseimbangan Asidosis
cairan & elektrolit metabolik
Gangguan
tumbang
Resiko hipovolemi syok Sesak
Gangguan
oksigenasi
7. Penatalaksanaan
Jika eliminasi BAB cair maka pasien dianjurkan untuk makan
makanan yang rendah serat dan berikan obat anti diare.
6
BAB III
PEMBAHASAN
1. Biodata Pasien
Nama : Tn.W
Umur : 67 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sombro RT001/001 sooko,sooko, ponorogo
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Pengkajian : 16/6/2016
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.T
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Istri
Alamat : Sombro RT001/001 sooko,sooko, ponorogo
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu
7
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kedua kakinya lemah selama 2minggu yang lalu,
riwayat jatuh 3 minggu yang lalu. Terpeleset saat jalan dan posisi
jatuhnya duduk, pernah periksa ke dr. Syaraf ponorogo untuk operasi
dan di diagnosa HNP.
5. Riwayat Penyakit Terdahuulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi dan
Gastritis.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam Keuarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
Hipertensi dan Gastritis.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran:
b. TTV: TD =130/80 mmHg
N =84x/menit
RR =20x/menit
S =36c
8. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala : tidak ada benjolan
b. Rambut : rambut beruban
c. Mata : tidak ada pembengkakan disekitar mata konjungtiva
anemis
d. Hidung : tidak ada sekret, penciuman normal
e. Bibir : mukosa sedikit kering
f. Telinga : bentuk simetris, tidak ada benjolan
g. Leher : tidak ada pembengkakan
h. Abdomen: Inspeksi= pembesaran abdomen
Palpasi= perut tampak keras
Perkusi= redup
Auskultasi= bising usus tidak terdengar
i. Ekstremitas: Kanan atas= terpasang infus asering zofpm
Kiri atas= dapat digerakkan secara normal
Kanan bawah= dapat digerakkan tapi lemah
Kiri bawah= dapat digerakkan tapi lemah
j. Genetalia: terpasang DC
9. Pemeriksaan Lab
8
WBC 9,6 H110/mm 4,1-10,5
RBC 3,38 L 10/mm 4,3-5,8
HGB 10,9 L g/dl 13,1-16,7
HCT 32,5 L % 39,9-51,0
MCV 96 m 83-98
MCH 32,4 H pq 27,0-32,2
RDW 13,3% 11,9-14,8
PLT 183 10/mm 150-399
MPV 7,9 m 6,8-10,1
PCT 0,145 L% 0,150-0,500
B. Data Fokus
1. Data Subyektif
Pasien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi, mengeluh belum
bisa BAB selama 3 hari, perut terasa begah.
2. Data Obyektif
a. Nadi : 84x/menit
b. Suhu : 36 derajat
c. Pernapasan : 20x/menit
d. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
e. Pasien tampak menahan rasa sakit
f. Perut terasa keras
g. Pasien tampak memegangi perut
h. Tingkat kemampuan aktivitas= 3
i. Karakteristik Nyeri
P: saat bergerak
Q: senut-senut
R: tulang belakang
S: 3
T: kadang-kadang
9
C. Analisa Data
Do : Pasien tampak
merasakan rasa sakit.
2. Ds : Pasien mengeluh tidak Gangguan Tidak
bisa BAB selama 3 hari. eliminasi BAB adekuatnya
aktifitas fisik
Do : Perut pasien terasa
keras.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. gangguan eliminasi BAB b.d tidak adekuatnya aktifitas fisik
E. Perencanaan
No Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Memantau
2. Pantau rasa
tindakan keperawatan keadaan pasien
nyeri pasien 2. Memantau pada
3x24jam diharapkan
3. Berikan
agen cidera fisik
masalah nyeri akut
penyuluhan 3. Meningkatkan
pada daerah bekas
kesehatan pengetahuan
operasi teratasi
kepada keluarga pasien dan
dengan kriteria hasil :
dan pasien keluarganya
a. Mampu
10
mengontrol rasa 4. Kolaborasi 4. Meminimalkan
nyeri dengan dokter rasa nyeri
b. Melaporkan nyeri
pemberian obat
berkurang
analgetik dengan
c. Mengatakan rasa
cara injeksi
nyaman setelah
melalui IV
nyeri berkurang
d. TTV dalam batas
normal
TD: 100-140/60-
90 mmhg
RR: 12-20x/mnt
N: 60-100x/mnt
S: 36,5-37,5C
2 Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien 1. Memperlancar
tindakan keperawatan untuk makan BAB
3x24jam masalah makanan yang
gangguan eliminasi berserat tinggi
2. Anjurkan pasien
BAB teratasi dengan 2. Meningkatkan
mobilisasi
kriteria hasil: dan
a. Pasien mampu miring kiri dan
menormalkan
BAB kanan di tempat
peristaltik usus
b. Rasa begah hilang
tidur setiap 2
c. Bising usus
jam
normal 19-
3. Anjurkan pasien
32x/mnt 3. Memperlancar
untuk minum
BAB
1,2 liter/hari
4. Kolaborasi
dengan dokter 4. Memperlancar
pemberian obat BAB
pencakar
F. Implementasi
11
waktu i
1.2 16 Juni Memonitor Ds= Pasien mengatakan
2016 TTV nyeri
11.20 Do=TTV=TD:180/70mmh
g
N :80kali/menit
S :36C
RR:22kali/menit
1 11.40 Mengajari Ds=Pasien mengatakan iya
teknik bersedia dan mampu
relaksasi bekerja sama.
Do=Pasien terlihat
melakukan teknik
relaksasi.
2 12.30 Menganjurkan Ds=Pasien mengatakan
pasien untuk iya.
banyak Do=Pasien terlihat
minum, meminta minum ke
minimal 1.2 keluarganya.
L/hari
2 17 juni Menganjurkan Ds=Pasien mengatakan
2016 pasien untuk iya, masih mengeluh tidak
14.30 makan bisa BAB.
makanan yang Do=Pasien tampak
tinggi serat memegangi perutnya.
1.2 17.10 Memantau Ds=Pasien mengatakan
perkembangan masih nyeri sedikit dan
pasien belum bisa BAB.
Do =Pasien tampak
memegangi perutnya.
1 20.45 Mengatur Ds =Pasien mengatakan
posisi nyaman iya dan mampu bekerja
pasien sama.
12
Do =Pasien tampak
nyaman dengan posisinya
sekarang.
1.2 18 Juni Memantau Ds =Pasien mengatakan
2016 perkembangan nyerinya berkurang dan
14.45 pasien belum bisa BAB.
Do =Pasien tampak
memegangi perutnya.
2 15.30 Memberikan Ds =Pasien mengatakan
obat pencahar iya bersedia.
(dulcolac) Do =Obat telah
dimasukkan.
1.2 20.00 Mengobservasi Ds =Pasien mengatakan
perkembangan sudah bisa BAB,sudah
pasien tidak merasa begah,masih
sedikit nyeri.
Do =Pasien sudah tidak
memegangi perutnya lagi.
1.2 20.10 Memberikan Ds =Pasien mengatakan
penyuluhan iya.
kesehatan Do =Penyuluhan
tentang
kesehatan.
mengurangi rasa
nyeri dan
pentingnya
BAB yang
teratur.
G. Evaluasi
13
120/80mmhg
N: 80x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36C
A: Nyeri sedikit terkontrol
P: Intervensi diteruskan
sebagian
2. 20.30 S: pasien mengatakan
sudah bisa BAB
O: pasien sudah tidak
memegangi perutnya,
suara bising usus 25x/mnt
A: gangguan eliminasi
BAB teratasi
P: Intervensi dihentikan
F. Analisis
14
Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke UGD
dengan keluhan diare selama 2 hari. Klien berumur 50 th dan mengatakan
sudah diare selama 2 hari. BAB encer berlendir dengan frekuensi 4-5 kali
setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien panas, warna
dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya
makan makanan pedas.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-
tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,5 C
Keadaan umum : Lemah
Mukosa bibir kering
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Umur : 50 th
Agama : islam
15
Keluhan Utama:
kesadaran:
Tanda Vital TD : 110/70 mmHg Nadi: 78x/ menit Suhu Badan:
37,5 C RR: 20 x/mnt
Pernafasan
Irama
StokesjantungLainlain:O regular O Ireguler
uler
16
Penglihatan (mata)
Pupil: O isokor O anisokor O lain-lain:
Sclera/konjungtiva: O anemis O icterus O lain-lain:
Lain-lain
Pendengaran/telinga
Gangguan telinga: O ya O tidak Jelaskan:
Lain-lain
Penciuman (hidung)
Bentuk: O normal O tidak Jelaskan:
Gangguan penciuman: O ya O tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah: tidak ada masalah
Muskulosk Pencernaan Perkemiha
Hipoglikemia O ya O tidak
Mandi : 1 x/hari
Psiko-sosio Pers.Higie
Keramas : 1 x/hari
Ganti pakaian : 1x/hari
Orang yang paling dekat : keluarga
spiritual
17
Terapi :
Infus RA : D5 30 TMP
Injeksi Cefotaxime 3 x 1
Surakarta
Ners
2. Diangnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan sekunder.
b. Gangguan pada eliminasi (diare)
3. Interverensi
18
output elektrolit pasien
terpenuhi
Dorong pasien
untuk Untuk
menambah menyeimbangka
intake oral n cairan yang
keluar
Kolaborasi
dokter dalam Untuk
pemberian obat mempercepat
kesembuhan
pasien dan
keakuratan
dalam
pemberian obat
\-
4. Implementasi
19
2. Memantau intake 2. S: paisen
1.2 08.15 dan output dengan mengatakan
memperhatikan bersedia
O: pasien
BAB, BAK klien
tampak lemah
3. Membina
3. S: pasien
hubungan saling
1.2 09.00 mengatakan
percaya dengan
bersedia
klien
O: pasien
4. Memberikan cairan sedikit tertarik
4. S: pasien
parentera dengan
1.2 09.20
mengatakn
memasang infus
bersedia
pada klien.
O: pasien
5. Memberi klien terlihat
minum menahan sakit
1.2 10.00
5. S: pasien
mengatakan
bersedia
O:pasin terlihat
6. Pemberian obat sedikit segar
S: pasien
mengatakan
1.2 13.00
bersedia
O: pasien
terlihat lebih
membaik
5. Evaluasi
20
DX m
1 23/06/10 S: Klien mengatakan diare dan panas
14.00 O:Keluhan utama hilang, diare berkurang 3-4x/hari, panas,
T = 120/70 mmHg
S = 37 C
B. Analisis
21
Kaji pernafasan
Kaji abdomen
Kaji personal higiene
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
22
mengaplikasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan untuk
menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
pasien, dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam hokum.
DAFTAR PUSTAKA
23