Sunteți pe pagina 1din 23

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar)
dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Konstipasi juga dapat diartikan sebagai
keadaan dimana membengkaknya jaringan dinding dubur (anus) yang
mengandung pembuluh darah balik (vena), sehingga saluran cerna seseorang yang
mengalami pengerasan feses dan kesulitan untuk melakukan buang air besar.
Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia) akibat
gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red) lebih lambat dan
kemungkinan sebab lain yakni penggunaan obat-obatan seperti aspirin,
antihistamin, diuretik, obat penenang dan lain-lain. Kebanyakan terjadi jika
makan makananan yang kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga.
Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.
Penyakit diare masih menjadi pengebab kematian balita terbesar didunia.

Menurut data WHO (2004), diperkirakan kematian karena diare mencapai 4-


6 juta jiwa, kebanyakan terjadi pada anak-anak. Catatan United Nations Children
Federation (UNICEF) menunjukkan bahwa setiap 30 detik terjadi satu balita
meninggal karena diare (Utomo, 2006).
Menurut data Riskesdas tahun 2007, diare merupakan pengebab nomor satu
kematian balita (25%), dan nomor tiga kematian semua umur (3,5%). Sampai saat
ini penyakit diare atau sering disebut gastroenteritis, masih merupakan masalah
kesehatan utama masyarakat di Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan
Puskesmas/ Balai pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3
penyebab utama ke Puskesmas. Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400
kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di
Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, sebagian besar (70- 80%) dari penderita ini adalah anak dibawah umur
5 tahun (+40 juta kejadian).

1
Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kali kejadian diare,
sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak
segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Hal inilah yang
menyebabkan sejumlah 350.000- 500.000 anak dibawah umur 5 tahun meninggal
setiap tahunnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan eliminasi BAB
(konstipasi)?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan eliminasi BAB
(diare)?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan eliminasi BAB (Konstipasi).
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan eliminasi BAB (Diare).

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep DasarEliminasi BAB


1. Pengertian
Eliminasi BAB/fekal adalah proses pembuangan atau pengeluaran
sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran
pencernaan anus.
Eliminasi bowel adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami disfungsi usus yang dapat
menyebabkan konstipasi diare inkontinensia (Carpenito, 1997).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Defekasi


a. Usia
Pada usia bayi, kontrol defekasi belum berkembang sedangkan
pada usia manula control defekasi menurun.
b. Diet
Bergantung pada kualitas, frekuensi dan jumlah makanan yang
dikonsumsi
c. Intake cairan
Intake cairan yang berkurang akan menyebabkan feses menjadi
lebih keras, disebabkan karena absorbsi cairan meningkat
d. Aktivitas
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu
proses defekasi gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses
bergerak sepanjang kolon.
e. Fisiologis
Keadaan cemas, takut, marah akan meningkatkan peristaltik
sehingga menyebabkan diare.
f. Pengobatan
g. Gaya hidup
Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara
teratur
h. Prosedur diagnostik
i. Penyakit
j. Anastesi dan pembedahan
Anastesi umum dapat menghalangi impuls parasimpatis sehingga
kadang-kadang menyebabkan ileus usus. Kondisi ini berlangsung
24-48 jam disebut dengan ileus paralitik

3
k. Nyeri

3. Masalah Umum Pada Eliminasi BAB


a. Konstipasi
b. Diare
c. Inkontinensia usus
d. Hemoroid

4. Patofisiologi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini
juga disebut bowel movement. Frekuensi defekasi pada setiap orang
sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali
perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi. Setiap orang ketika
gelombang peristaltik mendorong feses ke dalam kolon sigmoid dan
rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang & individu menjadi
sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Defekasi biasanya dimulai oleh 2 refleks defekasi yaitu refleks
defekasi intrinsik yaitu ketika feses masuk ke dalam rektum,
pengembangan dinding rektum memberi suatu sinyal yang menyebar
melalui pleksusmesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik pada
kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini
menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati
anus, spingter analinterna tidak menutup dan bila spingter eksternal
tenang maka feses keluar. Refleks defekasi kedua yaitu parasimpatis.
Ketika serat saraf dalam rektum dorangsang, signal diteruskan ke
spinal cord(sakral 2-4) dan kemudian kembali ke kolon desenden,
kolon sigmoid, dan anus. Sinyal-sinyal ini meningkatkan gelombang
peristaltik, mencemaskan spingter anus internal dan meningkatkan
refleks defekasi intrinsik. Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi
otot-otot perut dan diafragma yang akan meningkatkan tekanan
abdomial dan oleh kontraksi muskulus teratorani pada dasar panggul
yang menggerakkan feses melalui saluran anus.

5. Tanda dan Gejala


a. Gelisah
b. Nafsu makan menurun

4
c. Tinja padat, keras, kering
d. Volume darah akan berkurang, sehingga nadi lebih cepat dan kecil
e. Tekanan darah menurun & kesadaran juga menurun

6. Pathways

Infeksi Makanan Psikologi Malabsorbs


i
Berkemban Toksik tak Cemas Tekanan osmotik
g di usus dapat diserap meningkat

Hipersekresi Pergeseran air &


Hiperperistaltik
air & elektrolit elektrolit ke usus

Isi usus Penyerapan makanan


di usus menurun

Diar

Frekuensi BAB Distensi


meningkat abdomen

5
Hilang cairan & Gangguan Mual-muntah
elektrolit integritas
berlebihan kulit perianal

Nafsu makan
menurun
Gangguan keseimbangan Asidosis
cairan & elektrolit metabolik
Gangguan
tumbang
Resiko hipovolemi syok Sesak

Gangguan
oksigenasi
7. Penatalaksanaan
Jika eliminasi BAB cair maka pasien dianjurkan untuk makan
makanan yang rendah serat dan berikan obat anti diare.

6
BAB III
PEMBAHASAN

1. Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi BAB (Konstipasi)


A. Pengkajian
Tanggal masuk RS : 13/06/2016
Jam : 19.00 WIB
Ruang : AA
Nomor RM : 09757
Diagnosa Medis : canal Stenosis VL 3,4,5

1. Biodata Pasien
Nama : Tn.W
Umur : 67 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sombro RT001/001 sooko,sooko, ponorogo
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Pengkajian : 16/6/2016
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.T
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Istri
Alamat : Sombro RT001/001 sooko,sooko, ponorogo

3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tidak bisa BAB sejak 3 hari yang lalu

7
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kedua kakinya lemah selama 2minggu yang lalu,
riwayat jatuh 3 minggu yang lalu. Terpeleset saat jalan dan posisi
jatuhnya duduk, pernah periksa ke dr. Syaraf ponorogo untuk operasi
dan di diagnosa HNP.
5. Riwayat Penyakit Terdahuulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi dan
Gastritis.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam Keuarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
Hipertensi dan Gastritis.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran:
b. TTV: TD =130/80 mmHg
N =84x/menit
RR =20x/menit
S =36c
8. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala : tidak ada benjolan
b. Rambut : rambut beruban
c. Mata : tidak ada pembengkakan disekitar mata konjungtiva
anemis
d. Hidung : tidak ada sekret, penciuman normal
e. Bibir : mukosa sedikit kering
f. Telinga : bentuk simetris, tidak ada benjolan
g. Leher : tidak ada pembengkakan
h. Abdomen: Inspeksi= pembesaran abdomen
Palpasi= perut tampak keras
Perkusi= redup
Auskultasi= bising usus tidak terdengar
i. Ekstremitas: Kanan atas= terpasang infus asering zofpm
Kiri atas= dapat digerakkan secara normal
Kanan bawah= dapat digerakkan tapi lemah
Kiri bawah= dapat digerakkan tapi lemah
j. Genetalia: terpasang DC

9. Pemeriksaan Lab

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

8
WBC 9,6 H110/mm 4,1-10,5
RBC 3,38 L 10/mm 4,3-5,8
HGB 10,9 L g/dl 13,1-16,7
HCT 32,5 L % 39,9-51,0
MCV 96 m 83-98
MCH 32,4 H pq 27,0-32,2
RDW 13,3% 11,9-14,8
PLT 183 10/mm 150-399
MPV 7,9 m 6,8-10,1
PCT 0,145 L% 0,150-0,500

10. Terapi Obat


a. Infus:
b. Infeksi: ceftriaxone 2gr pre op
1gr/12jam
Goforan /12 jam
Teranol /12jam
Rocer /12 jam
c. Oral: Maxpro 2x1
Hibone 2x1
Ketesse 2x1
Inferco 2x1

B. Data Fokus
1. Data Subyektif
Pasien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi, mengeluh belum
bisa BAB selama 3 hari, perut terasa begah.
2. Data Obyektif
a. Nadi : 84x/menit
b. Suhu : 36 derajat
c. Pernapasan : 20x/menit
d. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
e. Pasien tampak menahan rasa sakit
f. Perut terasa keras
g. Pasien tampak memegangi perut
h. Tingkat kemampuan aktivitas= 3
i. Karakteristik Nyeri
P: saat bergerak
Q: senut-senut
R: tulang belakang
S: 3
T: kadang-kadang

9
C. Analisa Data

No Data Problem Etiologi


1. Ds : Pasien mengatakan Nyeri akut Agen cidera
nyeri pada daerah bekas fisik
operasi.

Do : Pasien tampak
merasakan rasa sakit.
2. Ds : Pasien mengeluh tidak Gangguan Tidak
bisa BAB selama 3 hari. eliminasi BAB adekuatnya
aktifitas fisik
Do : Perut pasien terasa
keras.

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. gangguan eliminasi BAB b.d tidak adekuatnya aktifitas fisik

E. Perencanaan

No Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Memantau
2. Pantau rasa
tindakan keperawatan keadaan pasien
nyeri pasien 2. Memantau pada
3x24jam diharapkan
3. Berikan
agen cidera fisik
masalah nyeri akut
penyuluhan 3. Meningkatkan
pada daerah bekas
kesehatan pengetahuan
operasi teratasi
kepada keluarga pasien dan
dengan kriteria hasil :
dan pasien keluarganya
a. Mampu

10
mengontrol rasa 4. Kolaborasi 4. Meminimalkan
nyeri dengan dokter rasa nyeri
b. Melaporkan nyeri
pemberian obat
berkurang
analgetik dengan
c. Mengatakan rasa
cara injeksi
nyaman setelah
melalui IV
nyeri berkurang
d. TTV dalam batas
normal
TD: 100-140/60-
90 mmhg
RR: 12-20x/mnt
N: 60-100x/mnt
S: 36,5-37,5C
2 Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien 1. Memperlancar
tindakan keperawatan untuk makan BAB
3x24jam masalah makanan yang
gangguan eliminasi berserat tinggi
2. Anjurkan pasien
BAB teratasi dengan 2. Meningkatkan
mobilisasi
kriteria hasil: dan
a. Pasien mampu miring kiri dan
menormalkan
BAB kanan di tempat
peristaltik usus
b. Rasa begah hilang
tidur setiap 2
c. Bising usus
jam
normal 19-
3. Anjurkan pasien
32x/mnt 3. Memperlancar
untuk minum
BAB
1,2 liter/hari
4. Kolaborasi
dengan dokter 4. Memperlancar
pemberian obat BAB
pencakar

F. Implementasi

Dx Tanggal/ Implementas Respon ttd

11
waktu i
1.2 16 Juni Memonitor Ds= Pasien mengatakan
2016 TTV nyeri
11.20 Do=TTV=TD:180/70mmh
g
N :80kali/menit
S :36C
RR:22kali/menit
1 11.40 Mengajari Ds=Pasien mengatakan iya
teknik bersedia dan mampu
relaksasi bekerja sama.
Do=Pasien terlihat
melakukan teknik
relaksasi.
2 12.30 Menganjurkan Ds=Pasien mengatakan
pasien untuk iya.
banyak Do=Pasien terlihat
minum, meminta minum ke
minimal 1.2 keluarganya.
L/hari
2 17 juni Menganjurkan Ds=Pasien mengatakan
2016 pasien untuk iya, masih mengeluh tidak
14.30 makan bisa BAB.
makanan yang Do=Pasien tampak
tinggi serat memegangi perutnya.
1.2 17.10 Memantau Ds=Pasien mengatakan
perkembangan masih nyeri sedikit dan
pasien belum bisa BAB.
Do =Pasien tampak
memegangi perutnya.
1 20.45 Mengatur Ds =Pasien mengatakan
posisi nyaman iya dan mampu bekerja
pasien sama.

12
Do =Pasien tampak
nyaman dengan posisinya
sekarang.
1.2 18 Juni Memantau Ds =Pasien mengatakan
2016 perkembangan nyerinya berkurang dan
14.45 pasien belum bisa BAB.
Do =Pasien tampak
memegangi perutnya.
2 15.30 Memberikan Ds =Pasien mengatakan
obat pencahar iya bersedia.
(dulcolac) Do =Obat telah
dimasukkan.
1.2 20.00 Mengobservasi Ds =Pasien mengatakan
perkembangan sudah bisa BAB,sudah
pasien tidak merasa begah,masih
sedikit nyeri.
Do =Pasien sudah tidak
memegangi perutnya lagi.
1.2 20.10 Memberikan Ds =Pasien mengatakan
penyuluhan iya.
kesehatan Do =Penyuluhan
tentang
kesehatan.
mengurangi rasa
nyeri dan
pentingnya
BAB yang
teratur.

G. Evaluasi

Dx Tanggal/waktu Evaluasi TTD


1. 18 Juni 2016 S: Pasien mengatakan
20.30
nyeri sudah berkurang.
Skala nyeri=2
O: TTV= TD:

13
120/80mmhg
N: 80x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36C
A: Nyeri sedikit terkontrol
P: Intervensi diteruskan
sebagian
2. 20.30 S: pasien mengatakan
sudah bisa BAB
O: pasien sudah tidak
memegangi perutnya,
suara bising usus 25x/mnt
A: gangguan eliminasi
BAB teratasi
P: Intervensi dihentikan
F. Analisis

Pengkajian Mengacu pada


Metode PQRST D1 nyeri
P: saat bergerak
Q: senut-senut
R: tulang belakang
S: 3
T: kadang-kadang
Pasien mengeluh tidak bisa D2 konstipasi
BAB sejak 3 hari yang lalu
Abdomen
Inspeksi: pembesaran
abdomen
Palpasi: perut tampak keras
Auskultasi: bising usus
halus terdengar
Gerakan peristaltik usus
dari 6x/menit
informasi gaya hidup
informasi pekerjaan
asupan nutrisi dan cairan
stress

2. Asuhan Keprawatan Eliminasi BAB (Diare)

14
Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke UGD
dengan keluhan diare selama 2 hari. Klien berumur 50 th dan mengatakan
sudah diare selama 2 hari. BAB encer berlendir dengan frekuensi 4-5 kali
setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien panas, warna
dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya
makan makanan pedas.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-
tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,5 C
Keadaan umum : Lemah
Mukosa bibir kering

A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian tgl : 23 juni 2010 Jam : 11.30WIB


Tanggal MRS : 22 juni 2010 NO. RM :
Ruang / Kelas : Cempaka/1
Dx. Masuk : Gastroenteritis
Nama : Ny. S
Identitas

Umur : 50 th
Agama : islam

15
Keluhan Utama:

Riwayat Sakit Dan Kesehatan


Klien menyatakan diare 2 hari.

Riwayat Penyakit saat ini:


Klien menyatakan sudah diare 2 hari yang lalu sejak tanggal 20 juni
2010. Klien BAB encer,dengan frekuensi 4-5x setiap harinya (
500cc),warna dan bau khas feses. Klien menyatakan sebelumnya
mengkonsumsi makanan pedas. Klien juga mengatakan badannya
panas.
Observasi & pemeriksaan fisik (ROS : Review of System)
Keadaan umum O baik O sedang O lemah
ROS

kesadaran:
Tanda Vital TD : 110/70 mmHg Nadi: 78x/ menit Suhu Badan:
37,5 C RR: 20 x/mnt
Pernafasan

Pola Napas irama: O Teratur O Tidak


Teratur
Jenis O Dispnoe O Kusmaul O Ceyne
Persyaratan B3 (Brain) Kardiovask

Irama
StokesjantungLainlain:O regular O Ireguler
uler

S1/S2 tunggal O Ya O Tidak


Nyeri dada O ya (kwadran III) O tidak
GCS 15 Eye: Verbal: Motorik: Total:
Penginderaan

Refleks fisiologis: O patella O triceps O biceps lain-


lain: normal
Refleks patologis: O babinsky O budzinsky O kernig lain-lain:
normal
Lain-lain:
Istirahat/tidur: 12 jam/hari Gangguan tidur: tidak ada
Masalah: tidak ada masalah

16
Penglihatan (mata)
Pupil: O isokor O anisokor O lain-lain:
Sclera/konjungtiva: O anemis O icterus O lain-lain:
Lain-lain
Pendengaran/telinga
Gangguan telinga: O ya O tidak Jelaskan:
Lain-lain
Penciuman (hidung)
Bentuk: O normal O tidak Jelaskan:
Gangguan penciuman: O ya O tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah: tidak ada masalah
Muskulosk Pencernaan Perkemiha

Kebersihan: O bersih O kotor


n B4

Urin: Jumlah: 1400 cc/hari Warna: Kuning Jernih Bau:


khas
Nafsu makan: O baik O menurun frekuensi: 3 x/hari
Endokrin (Bowel) (Bladder)
B5

Porsi makan: O habis O tidak Ket:


Minum: 1500 cc/hari Jenis: air putih
Kemampuan pergerakan sendi : O bebas O terbatas
Kekuatan otot :
Kulit
Tyroid Membesar: O ya O tidak
Hyperglikemia O ya O tidak
eletal/integ
ne umen B6

Hipoglikemia O ya O tidak
Mandi : 1 x/hari
Psiko-sosio Pers.Higie

Keramas : 1 x/hari
Ganti pakaian : 1x/hari
Orang yang paling dekat : keluarga
spiritual

Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar : sering ikut dalam


kegiatan dimasyarakat
Data penunjang (Lab,Foto,USG ,dll )
Pemeriksaan laboratorium didapatkan yaitu :
HB : 11,56

17
Terapi :
Infus RA : D5 30 TMP
Injeksi Cefotaxime 3 x 1

Surakarta
Ners

2. Diangnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan sekunder.
b. Gangguan pada eliminasi (diare)
3. Interverensi

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Monitor status Untuk mengetahui
cairan dan tindakan keperawatan hidrasi kebutuhan dan
elektrolit dalam waktu 1X24 jam (kelembaban keadaan umum
berhubungan diharapkan : membrane pasien
dengan kehilangan Mempertahankan mukosa, nadi
cairan sekunder. urin output sesuai adekuat,
dengan usia dan BB tekanan darah
Tekanan darah, nadi ortostatik)
dan suhu tubuh Pertahankan
Untuk
dalam batas normal catatan intake
mengontrol
Tidak ada tanda- dan output yang
keseimbangan
tanda dehidrasi akurat
Elastisitas turgor cairan dan

kulit baik, elektrolit dalam

membrane mukosa tubuh pasien


Berikan
lembab. penggantian
Agar kebutuhan
infus sesuai
cairan dan

18
output elektrolit pasien
terpenuhi
Dorong pasien
untuk Untuk
menambah menyeimbangka
intake oral n cairan yang
keluar
Kolaborasi
dokter dalam Untuk
pemberian obat mempercepat
kesembuhan
pasien dan
keakuratan
dalam
pemberian obat

\-

4. Implementasi

No Tgl/jam Implementasi Respon ttd


dx
1.2 23/06/10 S:
1. Memantau TTV
08.00 1. S:pasien
mengatakan
diare dan panas
O: pasien
tampak lemah

19
2. Memantau intake 2. S: paisen
1.2 08.15 dan output dengan mengatakan
memperhatikan bersedia
O: pasien
BAB, BAK klien
tampak lemah
3. Membina
3. S: pasien
hubungan saling
1.2 09.00 mengatakan
percaya dengan
bersedia
klien
O: pasien
4. Memberikan cairan sedikit tertarik
4. S: pasien
parentera dengan
1.2 09.20
mengatakn
memasang infus
bersedia
pada klien.
O: pasien
5. Memberi klien terlihat
minum menahan sakit
1.2 10.00
5. S: pasien
mengatakan
bersedia
O:pasin terlihat
6. Pemberian obat sedikit segar
S: pasien
mengatakan
1.2 13.00
bersedia
O: pasien
terlihat lebih
membaik

5. Evaluasi

NO. Hari/Tanggal/Ja Evaluasi ttd

20
DX m
1 23/06/10 S: Klien mengatakan diare dan panas
14.00 O:Keluhan utama hilang, diare berkurang 3-4x/hari, panas,
T = 120/70 mmHg
S = 37 C

A :A:Masalah teratasi sebagian


P : P:lanjutkan intervensi 1-5

2. 14.00 S : S: Klien mengatakan diare sudah jarang dan klien sudah


tidak panas
O : O:keluhan utama hilang, diare cair tapi berampas,
frekuensi 1-2 x/hari, panas hilang, T=120/80 mmHg,
S=36,5 C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

B. Analisis

Pengkajian Mengacu pada


Pengkajian riwayat diare Diagnosa Diare
Pengkajian status hidrasi: ubun-ubun,
furgor kulit, mata, membran mukosa
mulut.
Kajitinja: jumlah.,warna, bau,
konsistensidanwaktubuang air besar.
Kaji intake dan output
Kaji berat badan
Kajitingkataktivitas
Kajitanda-tanda vital

21
Kaji pernafasan
Kaji abdomen
Kaji personal higiene

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam melakukan proses asuhan keperawatan, perawat harus melakukan


pendokumentasian dengan baik dan benar. Pertama-tama perawat harus
melakukan pengkajian data pasien setelah mengakaji perawat akan
mendapatkan data focus subjektif dan objektif dari pasien. Data focus
yang didapat lalu dianalisa sehingga perawat dapat membuat diagnose
keperawatan untuk melakukan intervensi terhadap pasien.Tahap terakhir
adalah melakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan
terhadap pasien.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini,semoga dapat digunakan sebagai pedoman


bagi pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan secara professional.selain itu digharapkan dapat

22
mengaplikasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan untuk
menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
pasien, dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam hokum.

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, J. 1995. Anatomi Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC

Kusuma, Hardhi. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: Medika Hardy

Potter dan Perrt. 2013. Fundamental Of Nursing. Australia: Mosby

Tarwoto dan Wastofah. 2004. Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan.


Jakarta: Salemba medika

23

S-ar putea să vă placă și