Sunteți pe pagina 1din 6

3.

2 Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

DS : Klien mengatakan Kista Ovarium Gangguan rasa nyaman :


bahwa dia merasa nyeri pada nyeri abdomen
luka di perutnya.

Operasi
P : Klien merasa nyeri karena
adanya luka post operasi.
Q : Klien mengatakan
nyerinya seperti berdenyut- Luka Insisi
denyut.
R : Klien merasakan nyeri di
perutnya.
S : Skala nyeri yang dialami Diskontinuitas Jaringan
klien adalah 2 (sedang).
0 : Tidak nyeri
1: Nyeri ringan
2 : Nyeri sedang Nyeri
3: Nyeri berat
4: Nyeri tak tertahankan
T : nyerinya sejak 2 hari
yang lalu setelah dilakukan
operasi dan nyerinya kadang-
kadang muncul

DO :

-Klien masih terlihat


meringis kesakitan ketika
bergerak.
- Skala nyeri 2 (sedang).

- TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 85 kali/menit
T : 36,5 oC
R : 20 kali/menit

DS : - Kista Ovarium Resiko infeksi


DO : Luka post Op

Pembedahan

Invasi kuman sekunder

Resiko infeksi

DO : klien menyatakan Kista Ovarium Ansietas


kecemasannya

DS : klien terlihat tidak
tenang Operasi

Kurang pengetahuan

Ansietas

DS : Klien mengatakan Kista Ovarium Gangguan nutrisi kurang dari


mual, muntah. kebutuhan tubuh

DO :
Pembesaran ovarium
- Klien hanya memakan
dari porsi yang disediakan

- Klien tampak tidak nafsu Menekan organ perut


makan

- BB menurun (1kg dalam
seminggu) 64kg menjadi 63 Rasa sebah di perut
kg

Anoreksi, mual, muntah


Intake tidak adekuat

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

DS : Kista Ovarium Resiko konstipasi

- Klien mengatakan sudah 2


hari tidak BAB
Operasi
-Klien mengatakan
ada rasa untuk BAB namun
tidak keluar
Imobilitas
-Klien mengatakan
sebelumnya tidak pernah
seperti ini
Peristaltik usus


DO :
Resiko konstipasi
-Klien tampak kurang
beraktivitas

-Klien kelihatan takut


untuk beraktivitas

-Klien terlihat
terbaring lemah di tempat
tidur.

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen
(Long,1996)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan
(Carpenito, 1995)

3. Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal (Doenges, 2000)

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksi, mual,
muntah.

5. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000)

3.4 Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada


abdomen (Long,1996)

Tujuan :

Rasa nyaman terpenuhi

Kriteria hasil :

Skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri, tanda-tanda vital normal.

Intervensi :

1. Jelaskan penyebab nyeri pada pasien.

2. Kaji skala nyeri pasien.

3. Ajarkan tehnik distraksi selama nyeri.

4. Berikan individu kesempatan untuk istirahat yang cukup.

5. Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik sesuai program
dokter.

6. 30 menit setclah pemberian obat pengurang rasa sakit, evaluasi kembali efektifitasnya

2. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan


(Carpenito, 1995)

Tujuan :

Tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit).

Intervensi :

1. Kaji tanda-tanda infeksi dan monitor TTV

2. Gunakan tehnik antiseptik dalam merawat pasien

3. Isolasikan dan instruksikan individu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum
mendekati pasien

4. Tingkatkan asupan makanan yang bergizi

5. Berikan terapi antibiotik sesuai program dokter

3. Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal (Doenges, 2000)

Tujuan :

Tidak terjadi konstipasi

Kriteria hasil :

Peristaltik usus normal (5-35 kali per menit), pasien akan menunjukkan pola climinasi
biasanya.

Intervensi :

1. Monitor peristaltik usus, karakteristik feses dan frekuensinya

2. Dorong pemasukan cairan adekuat, termasuk sari buah bila pemasukan peroral
dimulai.

3. Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksi, mual,


muntah.

Tujuan :

Dalam waktu 2x24jam nutrisi pada klien terpenuhi dengan KH:

1. Klien tidak merasa mual dan muntah.

2. Nutrisi klien terpenuhi.

Intervensi :

1. Tentukan BB ideal menurut usia dan tinggi badan.


2. Kajikemampuan klien untuk mendapatkan dan menggunakan nutrisi yang penting

3. Monitor intake nutrisi, spesifikkan porsi makanan yang dimakan.

4. Kaji adanya alergi makanan.

5. Temani pasien saat makan untuk mendorong intake nutrisi.

6. Timbang pasien setiap minggu dalam kondisi yang sama.

7. Berikan anti muntah sesuai instruksi sebelum makan.

8. Jika pasien muntah, anjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan kesukaan.

9. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

5. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000)

Tujuan :

Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.

Kriteria hasil :

Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.

Intervensi :

1. Tinjau ulang efek prosedur pembedahan dan harapan pada masa dating.

2. Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisipasi selama masa penyembuhan.

3. Diskusikan melakukan kembali aktifitas

4. Identifikasi keterbatasan individu

5. Kaji anjuran untuk memulai koitus seksual

6. Identifikasi kebutuhan diet

7. Dorong minum obat yang diberikan secara rutinIdentifikasi tanda atau gejala yang
memerlukan evaluasi medis.

S-ar putea să vă placă și