Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Periodontitis adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan periodontal
dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila inflamasi dan infeksi
yang terjadi pada gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat atau perawatan yang tertunda.
Infeksi dan inflamasi dari gingiva menyebar ke ligamen dan tulang alveolar yang
menyangga gigi. Hilangnya dukungan menyebabkan gigi dapat terlepas dari soketnya.
Periodontitis merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada orang dewasa. Penyakit
ini jarang sekali terjadi pada anak anak tetapi meningkat seiring bertambahnya usia
(Fotek, 2012).
Penyebab utama dari periodontitis adalah akumulasi plak pada permukaan gigi.
Peradangan pada mulanya hanya mengenai jaringan gingiva dan bila berkelanjutan akan
mengenai ligamen dan tulang alveolar penyangga gigi. Karena plak mengandung
bakteri, infeksi yang terjadi dapat menyerupai abses dan meningkatkan kerusakan
1
gingiva dan supurasi, kegoyahan gigi dan terbentuknya celah antar gigi, rasa sakit lokal
Dalam rongga mulut terdapat lebih dari 500 spesies bakteri yang berbeda.
Dalam suasana normal dan seimbang tidak terjadi efek patologis dari bakteri bakteri
tersebut. Hal tersebut berarti terjadi keharmonisan hubungan antara bakteri rongga
mulut dengan host, tetapi dalam kondisi tertentu seperti bertambahnya jumlah bakteri,
penekanan sistem immun dari host maka dapat timbul suatu penyakit. Aggregatibacter
adalah pembersihan jaringan granulasi yang mengalami inflamasi kronis yang terbentuk
pada dinding lateral poket periodontal. Jaringan granulasi pada poket periodontal
mengandung jaringan dengan inflamasi kronis, partikel partikel kalkulus dan koloni
koloni bakteri. Kalkulus dan koloni bakteri akan memperparah penyakit periodontal dan
tambahan setelah tindakan scaling dan root planing untuk perawatan penyakit
periodontal (Yellanky dkk., 2010). Menurut Jonhson and Perez (2000) agen
kemoterapis sebagai terapi tambahan pada kasus penyakit periodontal telah meningkat
pesat dalam 20 tahun terakhir. Studi klinis membuktikan bahwa tambahan terapi
2
tunggal dengan kuretase. Antimikroba yang sering dipakai dalam perawatan penyakit
Metronidazol adalah zat aktif yang telah banyak digunakan dalam pengobatan
terhadap infeksi protozoa dan bakteri anaerob (Yellanky dkk., 2010). Metronidazol
sangat efektif untuk bakteri anareob subgingiva yang sangat berperan penting terhadap
tindakan scaling dan root planing akan menghasilkan perawatan yang lebih baik
secara klinis maupun mikrobiologis (Winkel dkk., 2007). Hasil penelitian yang lain
dapat memberikan hasil yang baik setara dengan pembersihan secara mekanis (Ainamo
dkk., 2002). Menurut Sato dkk., (2008) metronidazol gel sangat efektif sebagai terapi
sebagai antimikroba lokal masih poten sampai hari ke 7 dan setelah itu mengalami
penurunan daya kerjanya terhadap bakteri. Menurut Newman dkk., (2012) cara kerja
metronidazol adalah dengan merusak sintesis DNA bakteri sehingga bakteri akan mati.
Asam hialuronat adalah komponen alami yang terdapat dalam beberapa jaringan
tubuh manusia seperti mata, persendian dan gingiva. Asam hialuronat berperan penting
sebagai anti inflamasi dan mempercepat penyembuhan luka. Pada penyakit periodontal,
asam hialuronat bekerja dengan memperlemah ikatan sel sel jaringan yang mengalami
inflamasi kronis sehingga mudah terlepas dan digantikan oleh regenerasi sel jaringan
3
sehat yang baru (Gupta, 2012). Menurut Mesa dkk., (2002), molekul molekul asam
hialuronat mengurangi proliferasi sel epithel seperti fibroblast dan limfosit yang
berperan aktif pada keadaan inflmasi kronis sehingga mempercepat regenerasi sel baru.
Asam hialuronat juga mempunyai efek antimikroba, terutama sangat efektif untuk
gingivalis dan Staphilococus aureus (Pirnazar dkk., 2001). Asam hialuronat diberikan
sebagai antibiotik setelah scaling dan root planing. Sifat viskoelastik pada asam
hialuronat dapat menghambat penetrasi bakteri dan virus pada luka paska operasi. Asam
kasus gingivitis dan periodontitis. Aplikasi asam hialuronat gel pada luka bekas operasi
terbukti secara klinis menghambat kontaminasi bakteri dan mencegah infeksi serta
mempercepat penyembuhan luka (Jyoti dkk., 2010). Menurut Kapoor dan Sachdeva
(2011) fungsi utama dari dari asam hialuronat adalah mempercepat penyembuhan luka,
melalui proliferasi sel basal keratin. Dalam perawatan gingivitis dan periodontitis,
aplikasi topikal asam hialuronat juga sebagai antibakteri setelah tindakan scaling dan
root planing.
4
B. Rumusan Permasalahan
bakteri anaerob sebagai terapi tambahan setelah kuretase pada periodontitis kronis?
C. Tujuan Penelitian
penggunaan asam hialuronat dalam bidang kedokteran gigi. Tujuan khusus dari
dan metronidazol gel 25 % terhadap bakteri anaerob sebagai terapi tambahan setelah
D. Manfaat Penelitian
5
E. Keaslian Penelitian
Stesel dan Flores (1996) pernah melakukan penelitian tentang Topical metronidazole
terhadap bakteri anaerob sebagai terapi tambahan setelah kuretase pada periodontitis